860 likes | 2.11k Views
INFARK MIOKARDIUM (IMA). DEFINISI. Infark Miokatdium Akut (IMA) nekrosis miokardium yg disebabkan o/ tdk adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri koroner.(Perki,2004).
E N D
DEFINISI • Infark Miokatdium Akut (IMA) nekrosis miokardium yg disebabkan o/ tdk adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri koroner.(Perki,2004)
Sumbatan sbg besar di sebabkan o/ ruptur plak ateroma pd arteri koroner trombosis, vasokontriksi,reaksi inflamasi & mikroembolisasi distal spasme arteri koroner, emboli/ vaskulitis • Proses rusaknya jaringan jtg akibat suplai darah yg tdk adekuat shg aliran darah koroner berkurang ( Brunner & Sudarth, 2002 )
Penyebab • Faktor Penyebab • Berkurangnya suplai O2 ke miokard * Faktor Pembuluh darah Aterosklerosis, spasme, arteritis * Faktor sirkulasi Hipotensi, stenosis aorta, insufisiensi * Faktor Darah Anemia, hipoksemia
Curah Jantung ↑ * aktifitas yang berlebih , emosi,hipertiroid • Kebutuhan O 2 miokard ↑ pada kerusakan miokard, hipertropi miokard, hipertensi
2. Faktor Predisposisi • yg tidak dapat diubah : umur > 40 th, ♂ ↑ & ♀ ↑sth menopause, ras kulit hitam ↑ • Yg dpt diubah : * mayor hipertensi, obesitas, diabetes, merokok * Minor stress psikologis, inaktifas fisik
PENGKAJIAN A. Kel Utama : nyeri dada, perasaan sulit bernapas & pingsan B. Riwayat Peny Saat Ini : • Provoking Incident : nyeri stl beraktifitas, tdk hilang dg istirahat/ peb nitrogliserin. • Quality of Pain : sifat nyeri spt tertekan, diperas atau diremas.
3. Regional Radiation : lokasi pd daerah substernal/diatas perikardium menyebar hingga area dada & ketidakmampuan menggerakan bahu dan tangan. 4. Severity(skala) : antara 3 – 4 ( 0-4)/ 7 – 9 (skala 0 -10 ) 5. Time :onset > 15 ‘
C.Riwayat Penyakit Dahulu • Di tanyakan apakah ada hipertensi, DM, hiperlipidemia. D. Riwayat Keluarga : apakah ada yg mengalami hal yg sama sprt ini. E. Rwy Pekerjaan & Pola Hidup : lingkungan kerja. Merokok, mnm alkohol dll
Pengkajian Psikososial • Perub Integritas ego : klien menyangkal, kuatir, takut mati • Perub Integritas sosial : stres berbagai aspek pekerjaan, lingkungan,ekonomi, kesulitan koping.
PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan Umum - composmentis dan akan berubah sesuai tingkat gg yg melibatkan perfusi sistem saraf pusat
1. B 1 (breathing) Sesak spt tercekik, frekuensi melebihi normal, akibat pengerahan tenaga , ↑ tekanan akhir diastolik ventrikel kiri ↑ tekanan vena pulmonalis Kegagalan ↑ curah drh ventrikel kiri pd waktu melakukan kegiatan fisik.
2. B2 ( Blood ) • Inspeksi : adanya jaringan parut pd dada klien, nyeri daerah substernal/diatas perikardium menyebar meluas kedada, ketidak mampuan mengerakan bahu dan tangan. • Palpasi : nadi perifer melemah, thrill pd IMA tanpa komplikasi tdk diketemukan • Auskultasi : tekanan drh ↓ akibat ↓ vol sekucup , bunyi jantung tambahan tdk terdengar • Perkusi : batas jantung tdk mengalami pergeseran
3. B3 ( Brain ) • Tdk ditemukan sianosis perifer, objektif klien wajah meringis, perub postur tbh, menangis, merintih, meregang dan mengeliat merupakan respon nyeri dada.
4. B4 ( Bladder ) • Pengukuran vol keluaran urine bd asupan cairan oliguria yg mrpk tanda awal syok kardiogenik
5. B 5 (Bowel ) • mengalami mual dan muntah, palpasi abdomen didptkan nyeri tekan keempat kwadran, ↓ peristaltik usus mrpk tanda utama.
6. B6 ( Bone ) : • lemah, kelelahan, tdk dpt tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tak teratur,kaji hegienis personal • Tanda : takikardi, dispnea pd saat istirahat/aktivitas
PENATALAKSANAAN MEDIS • Fase serangan akut • Penangan nyeri : morfin, nitrat, beta blocker • Membatasi ukuran Infark Miokardium ↑ suplai darah & O2 ke jaringan miokardium u/ memelihara, mempertahankan & memulihkan sirkulasi antikoagulanmencegah pembekuan drh. trobolitik penghancur bekuan drh. antipemik ↓ konsentrasi lipit dlm drh vasodilator perifer ↑ dilatasi pemblh drh yg menyempit krn vasospasme
4. Pemberian oksigen ↑ saturasi darah dpt diukur dg pulsa oksimetri 5. Pembatasan aktifitas fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN • Nyeri b.d ketidakseimbangan suplai drh & o2 dg kebutuhan miokardium akibat sekunder dari penurunan suplai drh ke miokardium, ↑ produksi asam laktat. • Aktual/ resiko tinggi ↓ curah jtg yg b.d perubahan, irama, konduksi elektrikal • Aktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola napas yg b. d pengembangan paru tdk optimal, kelebihan cairan akibat sekunder dari udema paru.
Aktual/ resti gg perfusi perifer yg b.d ↓ curah jantung • Intoleransi aktifitasyg b. d. ↓ perfusi perifer akibat sekunder dr ketidakmampuan antara suplai dan kebutuhan 02 • Cemas b.d. rasa takut akan kematian / perubahan kesehatan • Ketidakefektifan koping individu b.d takut akan kematian
Intervensi Nyeri b.d ketidakseimbangan suplai drh & o2 dg kebutuhan miokardium akibat sekunder dari penurunan suplai drh ke miokardium, ↑ produksi asam laktat • Tujuan : Dlm waktu 1 X 24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada. • Kriteria hasil : • Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada. • Secara objektif didapatkan tanda vital dlm batas normal, wajah rileks, tdk terjadi penurunan perfusi perifer, produksi urine > 600 ml.
2. Aktual/ resiko tinggi ↓ curah jtg yg b.d perubahan, irama, konduksi elektrikalAktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola • Tujuan : dlm waktu 2 X 24 jam tdk tjd ↓ curah jantung • Kriteria hasil : stabilitas hemodinamik T : dbn, Curah jantung ↑,int & out sesuai, urine > 600 ml, tanda disritmia
3. Aktual/ resiko tinggi ketidakefektifan pola napas yg b. d pengembangan paru tdk optimal, kelebihan cairan akibat sekunder dari udema paru • Tujuan : dlm 3 X 24 jam tdk terjadi perubahan pola napas • Kriteria hasil : - tdk sesak napas RR dbn 16 – 20 x /mnt, respon batu berkurang
4. Aktual/ resti gg perfusi perifer yg b.d ↓ curah jantung • Tujuan : 2 x24 jam perfusi perifer ↑ • Kriteria hasil : klien tdk mengeluh pusing, TTV dbn, CRT < 3” , urine > 600 ml/hr
5.Intoleransi aktifitasyg b. d. ↓ perfusi perifer akibat sekunder dr ketidakmampuan antara suplai dan kebutuhan 02 • Tujuan : 3 x 24 J aktifitas klien mengalami peningkatan • Kriteria hasil : * tdk mengeluh pusing, ttv dbn, CRT < 3 “
Evaluasi • Hasil yg diharapkan pd proses perawatan klien tanpa komplikasi