1.21k likes | 5.42k Views
Ontologi, Epistimologi, Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam. Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Dr. Andi Thahir , S.Pt,S.Psi,M.A. Kompetensi Pembelajaran. Mahasiswa mendeskripsikan hakikat ontologi Mendeskripsikan bidang kajian Ontologi
E N D
Ontologi, Epistimologi, Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan Lampung Dr. AndiThahir, S.Pt,S.Psi,M.A
Kompetensi Pembelajaran • Mahasiswa mendeskripsikan hakikat ontologi • Mendeskripsikan bidang kajian Ontologi • Implikasi Ontologi dalam dunia pendidikan • Mahasiswa mendeskripsikan hakikat pengetahuan • Mendeskripsikan teori-teori ilmu pengetahuan • Mengidentifikasi pendekatan dan metode memperoleh ilmu pengetahuan • Mahasiswa mendeskripsikan hakikat makna nilai • Mengidentifikasi macam-macam nilai dalam kehidupan manusia
Sistematika Filsafat • Al-Jarnuzi Ontologi Epistemologi A k s i o l o g i Adapun Bidang-bidang kajian/sistimatika filsafat antara lain adalah : Bidang filsafat yang meneliti hakikat wujud/ada (on = being/ada; logos = pemikiran/ ilmu/teori). Filsafat yang menyelidiki tentang sumber, syarat serta proses terjadinya pengetahuan (episteme = pengetahuan/knowledge; logos = ilmu/teori/pemikiran) Bidang filsafat yang menelaah tentang hakikat nilai-nilai (axios = value; logos = teori/ilmu/pemikiran)
Tiga pernyataan yang dikemukakan oleh Immanuel Kant: • Apa yang dapat saya ketahui ? • Apa yang dapat saya harapkan ? • Apa yang dapat saya lakukan ? • ketiga pertanyaan tersebut menghasilkan tiga wilayah besar filsafat yaitu wilayah pengetahuan, wilayah ada, dan wilayah nilai. Ketiga wilayah besar tersebut kemudian dibagi lagi kedlm wilayah-wilayah bagian yang lebih spesifik. • Wilayah nilai mencakup nilai etika (kebaikan) dan nilai estetika (keindahan), • wilayah Ada dikelompokan ke dalam Ontologi dan Metafisika, dan • wilayah pengetahuan dibagi ke dalam empat wilayah yaitu filsafat Ilmu, Epistemologi, Metodologi, dan Logika.
ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Bidang filsafat yang meneliti hakikat wujud/ada: on = being/ada; logos = pemikiran/ ilmu/teori
ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Kalau kita membicarakan ilmu hakikat ini sangat luas, apakah hakikat dibalik alam nyata ini, menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang terbatas oleh panca indera kita. Hakikat ialah realitas, realitas ialah ke-real-an, real yakni kenyataan yang sebenarnya, kenyataan yang sesungguhnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukanlah keadaan yang sementara atau keadaan yang menipu, bukan pula keadaan yang berubah dan bukan sesuatu yang fatamorgana. Jadi, ontologi pendidikan adalah menyelami hakikat dari pendidikan Islam, kenyataan dalam pendidikan Islam dengan segala pola organisasi yang melingkupinya:
ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM • Hakikat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam • Hakikat Tujuan Pendidikan Islam • Hakikat Manusia Sebagai Subjek Pendidikan (Pendidik dan Peserta Didik) • Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Pengertian dan Ruang Lingkup Epitemologi • Apa sebenarnya epistemologi itu? Dari beberapa literatur dapat disebutkan bahwa Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari obyek yang ingin dipikirkan. • Epistemologi yang lebih jelas, diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM • Hal inilah yang kemudian menjadi tekanan dalam pembahasan filasafat Barat modern dan berusaha untuk disosialisasikan ke seluruh dunia, sehingga terjadilah apa yang disebut dengan “imperialisme epistemologi”. Sementara itu, epistemologi Barat memiliki ciri-ciri pendekatan skeptis, rasional-empirik, dikotomik, dan pendekatan yang menentang dimensi spiritual. Oleh karena itu, epistemolog Barat setidaknya masih sulit dipertemukan dengan pesan-pesan Islam, bahkan dalam banyak hal bertentangan dengan ajaran Islam. Hal inilah yang dipandang dapat membahayakan umat Islam
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Melihat kenyataan tersebut, dipelopori oleh Ziauddin Sardar, Ismail Raji al-Faruqi, Syed Mohammad Naquib al-Attas dan lainnya, epistemologi Islam mulai dibangun. Epistemologi yang berdasarkan Alquran dan hadis ini dirancang dengan mempertimbangkan konsep ilmu pengetahuan, islamisasi ilmu pengetahuan dan karakter ilmu dalam perspektif Islam yang bersandar pada kekuatan spiritual. Dari sinilah kemudian muncul epistemologi pendidikan Islam. Perlu disadari bahwa selama ini ilmu pendidikan Islam belumlah didasari dengan epistemologi pendidikan Islam yang kokoh. Jika pendidikan menjadi penentu kemajuan dan kejayaan peradaban, maka pendidikan Islam harus diperkokoh dengan pondasi yang kuat. Dan pondasi yang kuat itu dapat eksis bila didasari oleh epistemologi yang mapan.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Harus ditegaskan terlebih dahulu, sebelum mengulas epistemologi di perguruan tinggi Islam, bahwa yang dimasudkan dengan perguruan tinggi Islam tidak hanya sebatas lembaga pendidikan tinggi yang sudah masyhur dalam sejarah pendidikan Islam seperti madrasah (misalnya Nizamiyah), dan al- Jami’ah (seperti al-Azhar). Dua lembaga terakhir ini merupakan pengembangan selanjutnya dari pendidikan tinggi Islam. Namun, perguruan tinggi Islam adalah pelaksanaan proses belajar-mengajar yang dapat dikategorikan dalam jenjang pendidikan tinggi, yang dipraktikkan dalam mayarakat Islam, meskipun masih dalam bentuk yang non-formal atau informal sebelum kehadiran madrasah.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Hal ini berarti, sebagaimana yang dikatakan Bayard Dodge, proses belajar-mengajar yang masuk kategori jenjang pendidikan tinggi dalam lembaga masjid, majlis maupun halaqah ataupun di lembaga-lembaga lain dapat dikategorikan sebagai perguruan tinggi Islam. Penegasan ini dirasakan perlu karena memang yang menjadi fokus telaah bukanlah persoalan manajemen, organisasi dan profesionalisme kelembagaan, melainkan adalah bagaimana sumber pengetahuan di perguruan tinggi tersebut &Cara memperoleh pengetahuan tersebut serta pengembangannya.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM • Contoh, seorang guru dapat mengajarkan kepada siswanya bahwa empat kali lima sama dengan dua puluh • (2 X 5 = 10) • dan siswa mengetahui, bahkan hafal. Namun, bagi siswa yang cerdas tidak pernah puas dengan pengetahuan da hafalannya itu. Dia akan mengejar bagaimana prosesnya, empat kali lima sama dengan dua puluh. Maka guru yang profesional akan menerangkan proses tersebut secara rinci dan mendetail, sehingga siswa benar-benar mampu memahaminya dan mampu mengembangkan perkalian angka2 lain. • (2 X 5 = 1440) Pahami Wujudnya Pahami Prosesnya
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Landasan Epistemologi Landasan epistemologi memiliki arti yang sangat penting bagi bangunan pengetahuan, sebab ia merupakan tempat berpijak. Bangunan pengetahuan menjadi mapan, jika memiliki landasan yang kokoh. Landasan epistemologi ilmu adalah metode ilmiah, yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam meyusun pengetahuan yang benar.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Dari pengertian, ruang lingkup, objek, & landasan epistemologi ini, dapat kita disimpulkan bahwa epistemologi merupakan salah satu komponen filsafat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, khususnya berkenaan dengan cara, proses, dan prsedur bagaimana ilmu itu diperoleh. Metode ilmiah mrpkan prosedur dlm mendapatkan pengetahuan. Jadi, imu pengetahuan mrpkan pengetahuan yg diperoleh lewat metode ilmiah. Dg demikian, metode ilmiah mrpkan penentu layak-tidaknya pengetahuan mjdi lmu, sehingga memiliki fungsi yg sangat penting dalam bangunan ilmu pengetahuan.
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM • Pengertian AksiologiAksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; • axios yang berarti sesuai atau wajar. • logos yang berarti ilmu. • Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. • Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis. Ia bertanya seperti apa itu baik (what is good?). Tatkala yang baikteridentifikasi, maka memungkinkan seseorang untuk berbicara tentang moralitas, yakni memakai kata-kata atau konsep-konsep semacam “seharusnya” atau “sepatutnya” (ought/should). Demikianlah aksiologi terdiri dari analisis tentang kepercayaan, keputusan, dan konsep-konsep moral dalam rangka menciptakan atau menemukan suatu teori nilai
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teroi nilai, yaitu : Nilai objektif atau subjektifNilai itu objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai; sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik. Nilai absolute atau berubahSuatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku serta abash sepanjang masa, serta akan berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas social. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relative sesuai dengan keinginan atau harapan manusia.*
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan tingkatan/hierarki nilai : Kaum IdealisMereka berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana nilai spiritual lebih tinggi daripada nilai non spiritual (niai material). Kaum RealisMereka menempatkan niai rasional dan empiris pada tingkatan atas, sebab membantu manusia menemukan realitas objektif, hokum-hukum alam dan aturan berfikir logis. Kaum PragmatisMenurut mereka, suatu aktifitas dikatakan baik seperti yang lainnya, apabila memuaskan kebutuhan yang penting, dan memiliki nilai instrumental. Mereka sangat sensitive terhadap nilai-nilai yang meghargai masyarakat.* * Drs. Uyoh Sadulloh, M. Pd. Pengantar Filsafat Pendidikan. 2007. Bandung. Penerbit Alfabeta CV
TIADA KEKAYAAN LEBIH UTAMA DARIPADA AKAL. • TIADA KEPAPAAN LEBIH MENYEDIHKAN DARIPADA KEBODOHAN. • TIADA WARISAN LEBIH BAIK DARIPADA PENDIDIKAN • (SAYIDINA ALI BIN ABI THALIB) السلام عليكم