340 likes | 1.17k Views
DETEKSI DINI PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA dr. Muhaeni Soewito. ********************************************************************** P0KOK BAHASAN PENDAHULUAN PENGERTIAN NAPZA FAKTOR YANG MENPENGARUHI TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NAPZA TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA TANDA DAN GEJALA PEMAKAIAN NAPZA
E N D
DETEKSI DINI PADA PENYALAHGUNAAN NAPZA • dr. Muhaeni Soewito. • ********************************************************************** • P0KOK BAHASAN • PENDAHULUAN • PENGERTIAN NAPZA • FAKTOR YANG MENPENGARUHI TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NAPZA • TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA • TANDA DAN GEJALA PEMAKAIAN NAPZA • CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS ( DETEKSI DINI ) • PENANGANAN
PENDAHULUAN • PEMAKAIAN NAPZA ( OPIUM ) SEJAK LAMA DIKENAL JAWA MA LI MA • JENIS YANG DIPAKAI BERAGAM • ZAMAN BELANDA ------ CANDU • ( STBL 1927 - 279 Jo. 536 ) 1828 • Th 1970 morpin, ganja amfetamin • Th 1980 benzodiazepin, alkohol ganja • Th. 1990 ecstasy, shabu- shabu,heroin , ganja • Jumlah pemakai makin meningkat 5 tahun terakhir
PENGERTIAN ( DIFINISI ) • N NARKOTIK • A ALKOHOL • P PSIKOTROPIK • ZA ZAT ADIKTIF LAIN ISTILAH LAIN : NARKOBA ,OBAT TERLARANG, NARKOTIKA NAZA. NAPZA : Bahan Zat yang bila masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan fisik psikis dan sosial
Pembagian : • Berdasarkan UU • Efek terhadap susunan saraf pusat • Penggunaan dibidang medik U U. 22 Th 1997 tentang Narkotika • Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman • Baik sintetis maupun semisintesis • Menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
GOLONGAN I : • Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan • Tidak diajukan untuk pengobatan • Potenesi sangat tinggi nenimbulkan ketergantungan • Contoh : heroin ( putauw ) kokain, ganja. GOLONGAN II : • berkasiat untuk pengobatan sebagai pilihan terakhir • digunakan dalam pengoban atau pengembangan ilmu pengetahuan • potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan • Contoh ; morfin , pethidin
GOLONGAN III : • berkasiat untuk pengobatan • digunakan secara luas dalam pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan • potensi keteragantungan ringan • Contoh : kodein U U No.5 Th 1997 tentang Psikotropika • Zat atau obat, alamiah maupun sintetis bukan narkotika • berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
GOLONGAN I : • Digunakan untuk ilmu pengetahuan • Tidak digunakan dalam pengobatan • Potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan • Contoh : LSD, shabu , ecstasy GOLONGAN II : • Digunakan untuk ilmu pengetahuan • Berkasiat dalam pengobatan • Potensi ketergantungan cukup kuat • Contoh : afetamin , metilfenidat ( Ritalin )
GOLONGAN III : • Banyak digunakan dalam pengobatan • Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan • Potensi ketergantungan sedang • Contoh : fenobarbital, flunitrazepam GOLONGAN IV : • Berkasiat dalam pengobatan dan pemakaian sangat luas. • Digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. • Potensi ketergantungan ringan • Contoh : diazepam, lexotan , nitrazepam, rohipnol dll.
ALKOHOL : • Bahan fermentasi madu,gula sari buah , umbi-umbian. ( etanol ) • Keppres No.3 Th 1997 —— mengatur minuman beralkohol. Gol. A :Kadar 1 - 5 % ( Bir ) Gol. B :Kadar 5 - 20 % ( jenis minuman anggur ) Gol. C :Kadar 20 - 45 % ( Wiski ,Vodka, Johny Walker) • Metanol ------- spiritus : zat pelarut , pembersih. ZAT ADIKTIF LAIN : • Tembakau ( nikotine ) • Zat pelarut dan inhalan ( gas yang dihirup ) - Lem. tiner, bensin ,cat kuku dll. • Kafein.
NAPZA YANG SERING DISALAH GUNAKAN : • Gol. Narkotika : • Opiat : morfin , heroin ( putauw ) ,candu • Halusinigen : ganja (kanabis) , mariyuana, hashis • Kokain • Gol. Psikotropika • Pesikotimulan : amfetamin, ekstasi, shabu. • Sedatif dan hipnotika : mogadon, Dumolid (DUM) Lexotan, Rohypnol , pil koplo. Dll. • Halusinogen : LSD ,Mushroom.
Zat adiktif lain : • Alkohol - tuak, spritus ( silet ) • Inhalan : bensin tiner, bahan pada tinta penghapus. • PEMAKAIAN ROKOK DAN ALKOHOL TERUTAMA PADA REMAJA MERUPAKAN PINTU MASUK PENYALAHGUNAAN NAPZA
III. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENYALAH GUNAAN NAPZA FAKTOR NAPZA ( ZAT ) FAKTOR FAKTO R INDIVINDU LINGKUNGAN
A. FAKTOR ZAT. • Kerja Napza pada susunan saraf pusat ( penghayatan kenikmatan diotak ) • Potensi (kekuatan ) setiap Napza untuk menimbulkan Ketergantungan berbeda - beda. = ” hard drugs “ heroin, met-amfetamin = “ soft drugs ” alkohol, nikotin , inhalan • Ketersedian Zat itu sendiri • Teori 3 K ( K + K → K ) B. FAKTOR INDIVINDU • Sering terjadi pada remaja • Perubahan biologis • Perubahan Psikologis • Perubahan sosial
Ciri yang mudah tergantung pada pemakaian Napza + Mudah Kecewa + Risk taking behavior (Tidak sabar untuk menunggu) + Cepat bosan dan depresi + Tidak puas thd mutu kehidupan + Hambatan dalam perkembangan psikososial
FAKTOR RESIKO UNTUK PENYALAHGUNAAN NAPZA RENDAH TINGGI - Religius - Suka berpetualang - Ikatan sosial /adaptasi baik - Emosi yang meledak-ledak - Kehangatan dalam ikatan keluarga - Kegiatan negatif dg teman. - Harga diri yang cukup - Tidak punya pendirian - Kematangan kepribadian - Labil, mudah tersinggung - Kontrol diri yang baik. - Impulsif.agresif,tidak tenang - Tidak mudah frustasi - Perilaku anti sosial - Dapat menunda keinginan - Sangat pemalu - Kemampuan akademik cukup - Gangguan akademik - kemapuan untuk memecahkan - Sifat pembrontak persoalan yang cukup - Rasa permusuhan. - Disiplin - Gangguan fisik - Problema kejiwaan.
C. FAKTOR LINGKUNGAN : • Lingkungna keluarga • Sekolah / Pekerjaan • Masyarakat IV. TINGKATAN PEMAKAIAN NAPZA • EXPERIMENTAL USE • REKREATIONAL USE • SITUATIONAL USE • DEPENDEN USE
KETERGANTUNGAN PENYALAHGUNAAN PEMAKAIAN KADANG – KADANG PEMAKAIAN COBA – COBA GOLONGAN RESIKO BESAR GOLONGAN RESIKO KECIL
V. TANDA DAN GEJALA PENYALAHGUNAAN NAPZA • GEJALA DIPENGARUHI - Derajat kemurnian zat. - Bahan pelarut - Bahan pencampur - Riwayat pemakaian sebelumnya - Harapan pemakai terhadap zat atau obat. - Suasana pada waktu memakai • UNTUK PENGGUNA AWAL - Timbul rasa tidak enak spt rasa mual, muntah. - Kesadaran berkabut - Gelisah dan ketakutan
Bagi penyalah guna ( Pecandu ) - Rasa senang, babagia dan santai - Mengantuk Tambah bergairah • Kontrol diri menurun • Bagi yang sudah ketergantungan ( bila ada penghentian obat ( SAKAUW ) - Gelisah - Sukar tidur - Sakit seluruh badan - Gemetar , kejang, kejang ------------kematian. - Emosi sensitif
TANDA - TANDA UMUM • Perubahan tingkah laku. • Perubahan cara berpakaian dan penampilan. • Perubahan alam perasaan (mood) • Perubahan dalam perhatian • Suka curang. bohong bahkan mencuri
VI. CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS • Sulit • Manipulatif • Tertutup • Sikap menghindar • Keterangan ortu sangat kurang • Untuk menunjang diperlukan a.Sikap mental petugas b. Tehnik wawancara. c. Pemeriksaan
a. SIKAP MENTAL PETUGAS • BERSIKAP POSITIF • PENUH PERHATIAN, BERSAHABAT • MENERIMA APA ADANYA • EMPATI • JANGAN BERSIKAP MENGHINA, MENGKRITIK, MENGEJEK MENYALAHKAN. b. TEHNIK WAWANCARA • ALLO ANAMNESA SEBELUM AUTO • ALLO ANAMNESE SETELAH AUTO • ALLO DAN AUTO BERSAMAAN
C. PEMERIKSAAN • PEMERIKSAAN FISIK • PSIKIATRIK • LABORATORIUM - Urine --------------skrining tes - Darah -------------konfirmasi ( penentuan ) • Pemeriksaan penunjang lain; Ro, EKG, dll.
VII. PENANGANAN PRINSIP HOLISTIK BIO - PSIKO— SOSIAL = = RELIGI HAMBATAN DALAM TERAPI • KURANG MOTIVASI UNTUK SEMBUH • KEADAAN LINGKUNGAN YANG “ PEKA” UNTUK UNTUK KEMBALI MEMAKAI NARKOTIK • PASIEN TIDAK MEMPUNYAI KREASI DAN TIDAK INISIATIF UNTUK NENGGUNAKAN WAKTU LUANG. • LINGKUNGAN KELUARGA YANG KURANG MENDUKUNG • BERSIKAP TIDAK TERUS TERANG. • MENOLAK • PARANOID ( CURIGA )
FASE – FASE PROGAM TERAPI 1. FASE PENERIMAAN AWAL 2. FASE DETOKSIFIKASI 3. FASE STABILISASI 4. FASE PERSIAPAN KE MASYARAKAT 5. FASE RESOSIALISASI