590 likes | 913 Views
2. Pokok Bahasan: Bahan genetik. Tujuan Instruksional Khusus :. Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan bahan genetik. Sub Pokok Bahasan :. 2.1. DNA, RNA dan kromosom 2.2. Struktur gen. 2.1. DNA, RNA dan kromosom. Sejarah:.
E N D
2 Pokok Bahasan: Bahan genetik Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan bahan genetik
Sub Pokok Bahasan : 2.1. DNA, RNA dan kromosom 2.2. Struktur gen
2.1. DNA, RNA dan kromosom Sejarah: • 1869: DNA teridentifikasi sebagai benang halus pada darah putih yang diberi ethanol dingin • 1935: DNA murni berhasil diisolasi • 1941: diajukan hipotesis satu gen-satu enzim • 1953: struktur molekul DNA terungkap
1966: kode genetik dapat dipecahkan • 1969: pertama kali gen dapat disolasi • 1980: teknik penggandaan DNA secara buatan dapat dilakukan dengan mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) • 1984: Dikembangkan sistem sidik jari DNA (DNA finger printing)
H2 OH O HO P O C AGTC 5 N 1 O 4 H 3 H 2 OH H base phosphate deoxyribose nucleoside nucleotide Bahan Penyusun DNA:
Bahan Penyusun DNA : DNA: Deoxyribo Nucleic Acid, merupakan bahan dasar genetik yang terbentuk dari tiga komponen yaitu: basa, gula dan phosphat
1. Basa, yang merupakan bahan dasar penyandi genetik. Terdiri dari empat jenis yaitu Adenine, Guanine, Thymine, dan Cytosine.
2. Gula, jenis gula yang merupakan penyusun DNA adalah gula dengan 5, dimana 4 C menyusun cincin dan gula kelima menempel pada gula no 4. Oleh karena C no 2 kehilangan O, maka gula tersebut dinamakan deoxyribose. Basa berikatan dengan deoxyribose pada C no 1. gabungan antara basa dengan deoxyribose disebut nucleosida.
Phosphat. Senyawa phospat berguna untuk mengikat gula-dengan-gula, dimana phospat tersebut berikatan dengan gula pada C no 5. ikatan nucleosida dengan phospat disebut • nucleotida
Struktur Kimia Basa • Empat basa penyusun DNA berdasarkan struktur kimianya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: • Kelompok pyrimidine • Kelompok purine
1. Kelompok Pyrimidine. Basa kelompok ini terbentuk dari satu cincin yang terdiri dari 4 C dan 2 N. Kedua basa itu adalah Thymine dan Cytosine
2. Kelompok Purine. Basa kelompok ini terbentuk dari dua cincin yang terdiri dari 5 C dan 4 N. Kedua basa itu adalah Adenine dan Guanine
Ikatan antar Basa. Dalam pembentukan DNA terdapat 2 utas yang saling berikatan, ikatan ini karena antar basa dapat dihubungkan oleh unsur hydrogen, sehingga ikatan antar basa disebut ikatan hydrogen.
Berdasarkan jumlah ikatan dibagi 2, yaitu: • Basa-basa berikatan dua, yaitu Thymine (A) dari Pyrimidine dengan Adenine (A) dari Purine • Basa-basa berikatan tiga, yaitu Cytosine (C) dari Pyrimidine dengan Guanine (G) dari Purine
Dengan pola ikatan hydrogen seperti itu menyebabkan terjadi komplementasi, yaitu antara T-A dan C-G, yang penting bagi proses replikasi dan ekspresi gen.
Demikian juga jumlah basa Pyrimidine akan sama dengan basa Purine, tetapi jumlah basa berikatan 2 tidak selalu sama dengan jumlah basa berikatan 3.
CH3 H H C H O N C C C N N N H C N H C C O C C Hydrogen bond N THYMINE N N Pyrimidine Purine ADENINE H O H H C C H H N N C C C N H C N C N C N H H N C N H O H GUANINE CYTOSINE Basa
Penyusunan Basa : Utas pada DNA dan RNA terbentuk dari ikatan antar deoxyribose dengan deoxyribose bukan oleh ikatan antar basa dalam satu utas. Ikatan tersebut terjadi ketika senyawa Phospat pada C no 5 pada suatu deoxyribose berikatan dengan C no 3 pada deoxyribose yang lain. Ikatan ini disebut ikatan phospho-diester, karena dihubungkan oleh phospat. Ikatan ini menyebabkan utas terbentuk dan basa dapat menempel berurutan secara sequensial, sehingga ikatan antar deoxyribose disebut juga tulang belakang (back bone) DNA
Oleh karena P pada C no 5 berikatan dengan P pada C no 3, maka pergerakan pembentukan utas akan berupa gerakan dari C no 5 ke C no 3, sehingga ujung awal utas DNA/RNA disebut ujung 5’, sedangkan ujung akhirnya disebut ujung 3’.
Pada DNA yang memiliki utas ganda arah pergerakan antar utas saling berlawanan, sehingga posisi basa tidak selalu tepat sejajar, hal ini mengakibatkan utas ganda DNA menjadi berpilin
3’ 5’ C G T A T A Backbone G C G C A T 5’ 5’ 3’ CATGGA GTACCT 3’ 5’ 3’ Penyusunan Basa:
Susunan basa pada DNA dapat divisualisasikan melalui mesin yang disebut DNA sequencer. Pada saat ini biasanya basa C disajikan dalam warna biru, basa G dalam warna hitam, basa T dalam warna merah dan basa A dalam warna hijau.
Susunan basa dari dari suatu fragment DNA hasil analisis mesin DNA sequencer
RNA: DNA RNA O O H3C H3C 5 5 4 1 4 1 Gula H H 3 3 H H 2 2 OH OH H OH deoxyribose ribose CH3 H C C Basa H H O O C C C C N N N N H H H H C C O O Thymine Uracil Utas ganda tunggal
Pengandaan DNA : Penggandaan DNA, dilakukan secara semi conservative, yaitu pada setiap fragment DNA baru terbentuk masih terdapat satu utas daru fragment yang sebelumnya. Proses ini dimungkinkan karena adanya sistem komplentasi antara basa T dengan A, dan basa C dengan G.
replika Tetua Tetua
Langkah Penggandaan DNA : 1. Pemecahan (Cleavage) utas Ganda DNA pada suatu tempat (Cleavage Site) yang memisahkan 2 utas sehingga dapat dilakukan penggandaan DNA.
2. Penggandaan utas melalui proses komplementas. Enzim DNA Polymerase melakukan pembentukan utas DNA baru sesuai dengan basa komplemennya.
3. Penutupan Nick. Oleh karena pemanjangan rantai DNA selalu mengikuti pola 5’-3’, maka pada utas yang arah 5’-3’ nya searah dengan arah cleavage, proses komplentasi terhenti menunggu cleavege cukup besar, sehingga menyebabkan ada gap antar rangkaian basa, gap ini disebut nick, yang harus ditutup agar fragment DNA baru sempurna.
Nick tidak terdapat pada utas dengan arah 5’-3’ nya berlawanan dengan arah cleavage, karena proses pemanjangan utas baru searah dengan arah cleavage.
replica 5’ 3’ 3’ 5’ 3’ parent parent 5’ 5’ 3’ Pengandaan DNA:
Kromosom Di dalam sel tanaman, DNA tersebar baik dalam inti sel, maupun dalam sitoplasma. Dalam inti sel DNA tersusun dalam kromosom, sedangkan dalam sitoplasma DNA terdapat dalam plastid, mitochondria, yang jumlahnya lebih dari 1, hal ini karena dalam sel tanaman terdapat tiga genom, yaitu genom inti, genom mitochondria dan genom plastid.
plastid mitokondria inti
Pembentukan kromosom Dari utas ganda DNA yang memiliki ketebalan 2 nm, mengalami beberapa proses sebelum membentuk kromosom dengan ketebalan 700 nm, yaitu: • Utas ganda DNA mengikat histone, sehingga mencapai ketebalan 11 nm. • DNA yang sudah mengikat histone bergabung hingga dua lapis, sehingga mencapai ketebalan 30 nm.
Gabungan diatas memendek membentuk pola gelombang dengan lebar antara puncak dan lembah gelombang sebesar 300 nm. • Pola gelombang tersebut membentuk pola memilin dengan ketebalan 700 nm. Pola pilinan tersebut akhirnya yang nampak sebagai massa kromosom.
2 nm 11 nm 30 nm 300 nm 700 nm
telomere heterochromatin heterochromatin euchromatin Struktur kromosom :
Telomere: Ujung kromosom yang terdiri dari sekuens DNA yang dibutuhkan untuk stabilitas ujung kromosom. Centromere: Bagian kromosom yang berasosiasi dengan benang gelendong, ketika pembelahan mitosis ataupun meiosis.
Heterochromatin: Bagian kromosom yang cenderung padat pilinannya, jelas tampak pada interfase, umumnya berada disekitar centromere and telomere Euchromatin: Merupakan bagian kromosom yang memiliki kepadatan normal dan mengalami siklus kondensasi, cendering kurang memilin pada interfase. Gen-gen aktif umumnya berada pada bagian ini.
2.2. Struktur Gen Gen: merupakan fragment DNA yang dapat ditranskripsikan menjadi RNA dan diterjemahkan menjadi protein, yang selanjutnya mampu mempengaruhi proses fisiologi tanaman maupun penotifnya.
Pada dasarnya Gen tersusun oleh empat komponen : • Regulator • Promoter • Transcribed Region(Bagian yang ditranskripsikan) • Terminator
chromosome part of chromosome Poly A tailing site Transcribed region Start site Termination site promoter regulator INTRON EXON EXON AAUAA TATA ORF UTR UTR AUG UGA,UAA,UAG
Regulator Merupakan bagian dari gen yang berperan dalam pola aktivasi suatu gen, pada rangkaian fisiologis apa, pada kondisi apa, pada fase perkembangan apa, atau pada organ apa. Umumnya berada pada awal sebuah gen mendahului promotor
Regulator terdiri dari responsive element seperti : • 1. HSE (Heat Shock-response Element) • GRE (Glucocorticoid Response Element) • SRE (Serum Response Element)
Promoter Merupakan bagian dari gen yang berperan penentuan utas mana yang akan dikode untuk ditraskripsikan, dan kapan titik awal transkripsi akan dilakukan. Letak promotor berada sebelum titik awal transkripsi, sehingga jarak dari titik inisiasi dinotasikan dengan tanda -, atau disebut arah downstream. Promotor yang paling umum terdapat dalam gen tanaman adalah TATA box.
Jenis-jenis promotor : • TATA box (TATAAA, 10 bp) • CAAT box (GGCCAATCT, 22 bp) • GC box ( GGGCGG, 20bp) • Octamer (ATTTGCAT, 20 bp) • kB (GGGACTTTCC, 10 bp) • ATF (GTGACGT, 20 bp).
Transcribed Region Merupakan bagian dari gen akan ditranskripsikan menjadi RNA. Bagian ini dimulai dari titik awal transkripsi (start site) hingga titik akhir transkripsi (termination site). Notasi mulai start site adalah +, atau up stream. Dalam bagian ini terdapat bagian yang akan dibawa keluar dari inti sel yang disebut exon, dan bagian yang akan tetap ditinggalkan di dalam inti sel, yang disebut intron.