190 likes | 492 Views
EVALUASI PERBANKAN. MATERI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN . RISIKO-RISIKO USAHA BANK UMUM. Risiko Kredit Risiko kredit/risiko gagal tagih, yaitu risiko karena nasabah tidak mampu membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman 2. Risiko Likuiditas
E N D
EVALUASI PERBANKAN MATERI BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
RISIKO-RISIKO USAHA BANK UMUM • Risiko Kredit Risiko kredit/risiko gagal tagih, yaitu risiko karena nasabah tidak mampu membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman 2. Risiko Likuiditas Yaitu risiko yang terjadi bila bank tidak dapat menyediakan dana tunai untuk kebutuhan transaksi nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo <1 tahun 3. Risiko Tingkat Bunga Yaitu risiko yang dihadapi akibat perubahan tingkat bunga 4. Risiko Operasional Yaitu risiko yang berkaitan dengan kemampuan pengelolaan/ manajemen perusahaan bank umum • Risiko Modal Berkaitan dengan ketidakmampuan bank untuk memenuhi komitmen –komitmen usahakarena tidakmampu menyediakan modal yang mencukupi
RASIO-RASIO FINANSIAL UNTK MENGEVALUASI KESEHATAN BANK UMUM • RISIKO KREDIT Rasio Finansialnya adalah: Non Performance Loan Ratio (NPL) atau Kredit Bermasalah NPL = Non Performing Loan Total Loans NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit Makin kecil rasio NPL maka dikatakan bank umum makin sehat
2. RISIKO LIKUIDITAS Rasio Finansialnya adalah: 1. Current Ratio (CL) atau Rasio Lancar CL = Current Assets (Aktiva Lancar) Current Liabilities (Kewajiban Lancar) 2. Loan To Deposit Ratio atau Rasio Kredit Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) LDR = Loans (Kredit) Deposit (DPK) • Bila angka CL>1, Bank dikatakan likuid, makin besar CL makin likuid. • Angka standar CL yang disepakati antara 85% - 110%. Lebih rendah dari 85% bank dinilai memiliki dana menganggur yang besar.Lebih besar dari 110% risiko yang akan dihadapi sangat besar
3. RISIKO TINGKAT BUNGA Rasio Finansialnya adalah: Net Interest Margin Ratio (NIM) atau Marjin Bunga Neto NIM = (Interest Income – Interest Expense) Total Assets NIM = (Pendapatan bunga –Biaya Bunga) Total Aktiva • Makin besar angka rasio NIM dianggap makin baik. Tetapi jika angka rasio terlalu besar, bisa jadi bank sangat tidak efisien
4. RISIKO MODAL Rasio Finansialnya adalah: Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal CAR = Equity Total Assets CAR = Ekuitas Total Aktiva • Angka standart yang disepakati adalah Lebih dari atau sama dengan 8% agar sebuah bank umum dikatakan sehat
5. RISIKO OPERASIONAL Rasio Finansialnya adalah: Assets/Employee Ratio (AER) atau Rasio Aktiva Per Karyawan AER = Total Assets Number of Employee AER = Total Aktiva Jumlah Karyawan • Bila rasio AER makin besar maka risiko operasional makin besar karena beban/karyawan makin besar
RASIO-RASIO LAINNYA • Kelima rasio finansial di atas belum memberikan gambaran tentang prospek usaha bank umum yang mendorong investor menanamkan uangnya. • Rasio-rasio yang bisa untuk melihat prospek usaha bank umum ialah: • ROE (Return On Equity) • ROA (Return On Assets) • NIM
1. Return On Assets (ROA) ROA adalah angka yang menunjukkan berapa besar relatif laba bersih (setelah pajak) terhadap total aktiva ROA = Net Income Total Assets ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva Di Indonesia Bank Indonesia menetapkan angka ROA >= 2% agar sebuah bank umum dapat dikatakan dalam kondisi sehat
1. Return On Equity (ROE) ROA adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal) ROE = Net Income Total Equity ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Total Equity Di Indonesia Bank Indonesia menetapkan angka ROE 12% agar sebuah bank umum dapat dikatakan dalam kondisi sehat
3. Net Interest Margin (NIM) NIM = (Interest Income – Interest Expense) Total Assets NIM = (Pendapatan bunga –Biaya Bunga) Total Aktiva Angka NIM makin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas bank umum makin baik, karena selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga semakin besar. Tetapi angka NIM yang terlalu tinggi justru memberi sinyal inefisiensi perbankan, sebab selisih antara tingkat bunga kredit dengan tingkat bunga deposito dan pinjaman semakin besar. Jika perbankan semakin efisien karena skala usaha yang membesar dan peningkatan kualitas manajemen maka selisih antara tingkat bunga kredit dengan tabungan tidak beda jauh
CAMEL • Ukuran Kinerja bank yang lebih comprehensif adalah CAMEL yang mencakup seluruh aspek yang penting dalam evaluasi kesehatan/kinerja bank umum C = Capital Adequacy (Tingkat Kecukupan Modal) A = Asset Quality (Kualitas Aktiva) M = Management (Kualitas Manajemen) E = Earnings (Kemampuan Menghasilkan Pendapatan) L = Liquidity (Tingkat Likuiditas)
Adapun Pembobotan CAMEL di Indonesia sbb: • Permodalan bobot 26% • Kualitas aktiva produktif bobot 30% • Kualitas manajeman bobot 26% • Rentabilitas bobot 10% • Likuiditas bobot 10% Berdasarkan pembobotan di atasakan dihasilkan nilai komposisi (nilai CAMEL ) yang menunjukkan peringkat kesehatan bank umum sebagai berikut: Peringkat Kesehatan Bank Umum Diukur Dengan Nilai CAMEL
Ada beberapa faktor yang dapat menurunkan nilai CAMEL yaitu: • Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian kesehatan bank umum, meliputi pelanggaran terhadap ketentuan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) dan PDN (Posisi Devisa Neto), sedangkan BPR hanya dikenakan ketentuan BMPK. • Faktor-faktor yang dapat menurunkan nilai tingkat kesehatan bank menjadi tidak sehat yaitu perselisihan intern, campur tangan pihak di luar manajeman bank, penghentian keikutsertaan kliring, praktek perbankan lain yang membahayakan kelangsungan bank.