140 likes | 364 Views
Sistem pakar. By Serdiwansyah N. A. Sistem pakar mengharapkan komputer dapat melakukan kegiatan sebagaimana yang telah dilakukan oleh seorang pakar / ahli .
E N D
Sistempakar By Serdiwansyah N. A.
Sistem pakar mengharapkan komputer dapat melakukan kegiatan sebagaimana yang telah dilakukan oleh seorang pakar / ahli. • Diperlukan suatu program yang melakukan simulasi penalaran-penalaran seorang ahli yang berbekal pada pengetahuan-pengetahuan yang telah tersimpan di dalam basis data.
Sebelum kita merencanakan suatu sistem pakar, kita harus membuat suatu aturan-aturan dasar (rule base) yang berlaku / akan digunakan pada program. • Untuk sistem pakar yang sederhana, kita dapat menggunakan aturan-aturan logika yang ada pada bahasa pemrograman. • Contoh aplikasi sistem pakar : • medical diagnostic • electronics circuit diagnostic • mineral exploration • CAI (Computer Aided Instruction)
Production System • Sistem yang menggunakan aturan-aturan untuk merepresentasikan pengetahuan dinamakan productions system. • Production system, ada 3 bagian : • Rule base / knowledge base, berisi pola sisi kiri yang menentukan pemakaian aturan tertentu, dan sisi kanan yang menggambarkan tindakan yang harus dilakukan jika aturan tertentu tersebut digunakan. • Data base / global database / working memory, berisi informasi tentang pengetahuan khususatauperluasannya. • Rule interpreter / inference system / inference engine, berisimetodologiygdigunakanutkmelakukanpenalaranthdinformasi-informasidlmrule base.
Principles Of Rule Based Expert System • Production rule: if_then_ rule. if A then B A: condition part, Left Hand Side (LHS) B: action part, Right Hand Side (RHS) • Istilah fire digunakan jika condition part dipenuhi yang berarti action part dilaksanakan / terjadi. • Di dalam logika, istilah fire adalah kalimat bernilai benar (true).
Identifying Drinks • Ada 5 jenis minuman : beer, wine, grape juice, mineral water, dan lemonade. • Rule base : R1:if for children then non alcoholic R2:if for drivers then non alcoholic R3:if non alcoholic then thirst quenching R4:if ideal when hot then thirst quenching R5:if thirst quenching and for adults only then beer R6:if made from grapes and for adults only then wine R7:if made from grapes and taste of fruit and non alcoholic then grape juice R8:if thirst quenching and not taste of fruit and bubbling then mineral water R9:if thirst quenching and taste of fruit and bubbling then lemonade
Untuk menyingkat penyajian dapat digunakan notasi, misalnya: For children : A Non alcoholic : B For drivers : C Thirst quenching : D Ideal when hot : E For adults only : G Beer : H Made from grapes : I Wine : J Taste of fruit : K Grape juice : L Bubbling : M Mineral water : N Lemonade : O
Sehingga rule base nya menjadi: R1: A B R2: C B R3: B D R4: E D R5: D & G H R6: I & G J R7: I & K & B L R8: D & not K & M N R9: D & K & M O
Untuk mengetahui cara kerja sistem produksi, kita gunakan tahap-tahap sebagai berikut: • Cari semua aturan yang bagian kondisinya (LHS) nya benar. • Aktifkan aturan-aturan tadi yang akan mengakibatkan bagian aksi (RHS) menghasilkan simbol yang sudah disimpan di database. • Pilih aturan yang membuat fire, jika lebih dari satu, maka pilih yang mempunyai rule rendah. Jika tidak ada keluar dari situ. • Buat semua aturan non aktif dan kembali ke syarat satu untuk melakukan sikel ke-2.
Misalnya : database (A,M,K) • Mulai, sikel I. Pada tahap I • Aturan 1 (R1) digunakan, R1 fire, B terjadi. • Database menjadi (B,A,M,K) • R1 non aktif. • Sikel II: • Aturan 3 (R3) digunakan, R3 fire, D terjadi. • Database menjadi (B,A,M,K) • R3 non aktif. • Sikel III: • Aturan 9 (R9) digunakan, R9 fire, O terjadi. • Database menjadi (O,D,B,A,M,K) • R9 non aktif. • Jadi menghasilkan O = lemonade.
Controlling Strategy / Conflict Resolution Strategy • Jika terdapat lebih dari satu aturan (rule) yang cocok dengan fakta, maka diperlukan pemilihan aturan mana yang didahulukan / diterapkan. • Untuk maksud ini digunakan beberapa patokan: • Pada waktu membuat aturan (rule base), supaya disusun menurut aturan prioritas. • Untuk menentukan prioritas tidak ada patokan yang baku, tergantung dari pakar pembuat aturan. Ini disebut dengan rule order. • Simbol/lambang/elemen yang disimpan di basis datanya terurut. • Urutan simbol/lambang/elemen disesuaikan dengan urutan/prioritas dari rule basenya. Sehingga pada saat dilakukan pemindaian (scanning), simbol/lambang/elemen yang menyebabkan aturan dengan prioritas tertinggi yang dipilih (fire). Ini disebut data order. • Jika lebih dari satu yang memenuhi, maka aturan yang lebih spesifik yang diambil. Ini dinamakan generating order (specify). • Dipilih aturan yang mengakibatkan penambahan pada basis datanya
Misalkan pakar membuat rule order sebagai berikut: R1 : A B R2 : B C R3 : E D R4 : E & C K • Maka urutan prioritasnya dari yang tertinggi sampai terendah adalah R1, R2, R3, dan R4. • Dengan demikian, untuk database (B,E,C) langkah yang dilakukan • R1 tidak dipilih, karena LHS salah (tidak ada dalam database) • R2 tidak dipilih, karena tidak mengakibatkan penambahan database. • R3 dipilih (fire), karena terjadi penambahan database. • R4 tidak dipilih, karena prioritasnya lebih rendah dari R3. Sehingga menghasilkan (D,B,E,C).