480 likes | 1.02k Views
DASAR-DASAR EVALUASI RENCANA INVESTASI. Oleh Harry S. Dachlan. PENGANTAR. Suatu keputusan ekonomi yang berhasil pada dasarnya akan ditentukan oleh: (1) Pernyataan yang logis tentag tujuan yang harus dicapai
E N D
DASAR-DASAR EVALUASI RENCANA INVESTASI Oleh Harry S. Dachlan harrysd@brawijaya.ac.id teub
PENGANTAR • Suatu keputusan ekonomi yang berhasil pada dasarnya akan ditentukan oleh: (1) Pernyataan yang logis tentag tujuan yang harus dicapai (2) Relevansi kriteria yang digunakan untuk membandingkan setiap alternatif dalam pencapaian tujuannya. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Pernyataan tujuan sangat bergantung pada motif organisasi itu sendiri. Berdasarkan motifnya, organisasi dapat dikelompokkan menjadi: - organisasi yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan - organisasi yang berorientasi bukan pada keuntungan (non profit oriented). harrysd@brawijaya.ac.id teub
Organisasi yang berorientasi pada keun-tungan pada dasarnya bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. • Dalam pencapaiannya tidak selalu secara langsung pada usaha memaksimumkan keuntungan, melainkan dapat dilakukan melalui: (1) usaha menghasilkan barang dan/atau jasa dengan biaya yang serendah mungkin, (2) usaha menyerap tenaga kerja yang akan dipekerjakan menjadi tenaga ahli dan terampil, . harrysd@brawijaya.ac.id teub
(3) usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan • Organisasi yang berorientasi bukan pada keuntungan (misalnya: pemerintah, pen-didikan, yayasan) mempunyai tujuan yang biasanya bersifat tidak nyata ('intangible') dan subyektif. • Contoh: organisasi pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekono-mi yang seimbang di berbagai sektor dan daerah; organisasi pendidikan bertujuan untuk menghasilkan lulusan melalui kegi-atan pendidikan, penelitian, dan pengabdi-an pada masyarakat dengan kualitas tinggi. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Apabila pernyataan tujuan secara logis danjelas sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah: (i) pencarian alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan tersebut (ii) jika setiap alternatif yang mungkin sudah didapatkan, (iii) maka pembandingan yang sistematik dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilakukan (iv) kondisi yang ada pada saat analisis dilakukan (existing condition) harus tetap merupakan salah satu alternatif yang harus dipertimbangkan harrysd@brawijaya.ac.id teub
METODE PEMBANDINGAN ALTERNATIF RENCANA INVESTASI • Analisis Nilai Sekarang • Analisis Nilai Tahunan • Analisis Laju Pengembalian • Analisis Rasio Manfaat-Biaya • Analisis Periode Pengembalian harrysd@brawijaya.ac.id teub
PENYUSUNAN ALIRAN DANA KEUANGAN (CASH FLOW) • Kemampuan untuk mencapatkan keun-tungan (profitabilitas) suatu kegiatan usaha ditentukan oleh aliran dana (cash flow) yang dapat dihasilkan kegiatan tersebut. • Sedangkan profitabilitas suatu rencana investasi ditentukan oleh perkiraan aliran dananya. • Aliran dana itu menyatakan jumlah serta saat diterimanya pemasukan tunai (cash income) dan jumlah serta saat dikeluar-kannya biaya tunai (cash cost) suatu rencana investasi atau suatu kegiatan usaha. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Biaya tunai adalah semua transaksi baik berupa biaya yang dikeluarkan secara tunai maupun pengeluaran tunai dalam bentuk investasi (meningkatkan aktiva). • Pengertian ini diperlukan untuk membedakan-nya dengan biaya non-cash ('book cost'), yang tidak mempengaruhi nilai tunai dan aktiva perusahaan. • Pemasukan tunai adalah semua pendapatan yang dihasilkan dan dikumpulkan secara tunai atau pendapatan yang meningkatkan rekening tagihan (account receivable). harrysd@brawijaya.ac.id teub
Contoh 1. • Perusahaan XYZ merencanakan membuat suatu produk baru, dan hasil peramalan penjualannya dinyatakan dalam bentuk perkiraan pendapatan seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Peramalan Hasil Penjualan harrysd@brawijaya.ac.id teub
Pada tahun ke 1, diperlukan biaya sebesar Rp. 10 juta untuk penelitian dan percobaan. • Pada tahun ke 2 dikeluarkan uang sebesar Rp. 45 juta yang terdiri dari: biaya pembuatan perkakas sebesar Rp. 4 juta, untuk modal kerja sebesar Rp. 6 juta, dan untuk pembelian mesin sebesar Rp. 35 juta. • Pada akhir masa pemakaian mesin, yaitu setelah 7 tahun, mesin tersebut dapat dijual seharga Rp. 10 juta. Mesin ini didepresiasikan dengan metoda garis lurus (nilai depresiasi = Rp. 35 juta/7 tahun = Rp. 5 juta/tahun). • Pada tahun ke 3, pengeluaran yang terjadi diperkirakan sebesar Rp. 19 juta, yang merupakan pengeluaran untuk buruh, material, dan promosi. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Pengeluaran pada tahun ke 4 sampai dengan tahun ke 8, merupakan pengeluaran untuk buruh, material, dan promosi yang masing-masing sebesar: Rp. 15 juta, Rp. 19 juta, Rp. 19 juta, Rp. 19, dan Rp. 16 juta. • Selain itu pada tahun ke 4 diperlukan lagi modal kerja sebesar Rp. 2 juta, dan • Pada tahun ke 8 dilakukan pengembalian seluruh modal kerja. • Pajak keuntungan yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut sebesar 50%. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Gambaran mengenai Pemasukan Tunai dan Biaya Tunai serta Aliran Dana Tunai diperlihatkan pada Tabel 2. • Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungannya, maka Aliran Dana Tunai pada prakteknya biasa ditampilkan dalam bentuk seperti pada Tabel 3. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Tabel 2. Pemasukan dan Biaya Tunai (Rp. Juta) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Tabel 3. Aliran Dana Tunai (Rp. Juta) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Dari Tabel 3 terlihat bahwa investasi untuk produk baru, ternyata dapat menghasilkan keuntungan bersih mulai pada akhir tahun ke 3 (Rp. 1,5 juta), tetapi dana tunai positif yang dimiliki terjadi mulai pada akhir tahun ke 4 (Rp. 15 juta). harrysd@brawijaya.ac.id teub
KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG • Dalam mempelajari kegiatan investasi perlu diketahui pengertian bunga uang. • Bunga jika dilihat dari sisi perusahaan ataupun individu dapat dipandang sebagai biaya atas sewa uang. • Sebagai contoh, apabila seseorang memiliki se-jumlah uang tertentu dan uang tersebut diguna-kan sebagai modal usaha, maka orang itu akan memiliki keinginan agar usaha tsb. dapat mem-berikan keuntungan baginya. Dengan demikian "penyewaan" uang yang digunakan untuk usaha itu harus dapat memberikan "biaya sewa". harrysd@brawijaya.ac.id teub
Jika seseorang memiliki sejumlah uang sebesar Rp. 1.000,00 dan disimpan di Tabanas dengan bungan 12% setahun, maka setelah 5 tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 1,762,00. • Apabila tingkat bunganya 15% setahun, maka setelah 5 tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 2.488,00. tetapi apabila tingkat bunga adalah 12% setahun dan disimpan selama 7 tahun, maka uang tersebut menjadi Rp. 2.211,00. • Dari contoh ini dapatlah diambil kesimpulan bahwa nilai sejumlah uang akan dipengaruhi oleh tingkat bunga dan periode waktu. • Dengan demikian nilai Rp. 1.000,00 pada saat ini tidak sama dengan nilai Rp. 1.000,00 paa saat yang akan datang. Hal ini yang dikenal sebagai konsep nilai waktu dari uang. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Bunga Sederhana (simple interest) • Jika sejumlah uang dengan nilai Rp. 1.000,00, diusahakan selama 3 tahun dengan tingkat bungan sebesar 5% per tahun, maka setelah 3 tahun nilai uang tersebut akan menjadi Rp. 1.150,00. Nilai ini didapat dari: Bunga per tahun= 5% x Rp. 1.00,00 = Rp. 50,00 Bunga selama 3 tahun= 3 x Rp. 50,00= Rp. 150,00 Pengembalian modal = Rp. 1.000,00 Jumlah = Rp. 1.150,00 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Sehingga untuk perhitungan bunga sederhana, nilai uang pada masa datang adalah: F = P (1 + i n) (1) Dengan: P = nilai uang saat ini (Rp.) i = tingkat bunga per periode waktu n = periode penelaahannya (periode waktu) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Bunga Berbunga (compound interest) • Persoalan bunga berbunga pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam: (1) Bunga diskret (2) Bunga Kontinu • Dalam kesempatan ini hanya akan dibahas bunga diskret yang berarti bahwa nilai bunga diperhitungkan pada setiap akhir periode selama periode penelaahannya. • Dalam persoalan bunga berbunga, nilai bunga yang dihasilkan pada akhir setiap periode ditambahkan kembali pada pokok pinjaman semula. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Contoh 2 Jika sejumlah uang sebesar Rp. 1.000,00 disimpan dengan tingkat bunga sebesar 5% setahun, maka pada akhir tahun ketiga nilai uang tersebut menjadi Rp. 1.157,60, hal ini diperoleh dari perhitungan yang diperlihatkan pada Tabel 4. harrysd@brawijaya.ac.id teub
Tabel 4. Perhitungan Nilai Akhir harrysd@brawijaya.ac.id teub
Rumus Umum F = P (1 + i)ⁿ(2) • F = Nilai uang pada akhir periode penelaahan • P = Nilai awal • i = Tingkat bunga per periode waktu • n = Lamanya periode penelaahan harrysd@brawijaya.ac.id teub
Contoh 3 • Nilai uang yang disimpan paa awal tahun Rp. 1.000,00. Tingkat bunga 5% per tahun. Lamanya penyimpanan 3 tahun. Tentukanlah uang yang akan diterima setelah 3 tahun. • P = Rp. 1.000,00, i = 5%, n = 3 • Nilai uang pada akhir tahun ke 3 adalah: • F = 1000(1+0,05)3 = 1000(1,158) = Rp. 1.158,00 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Nilai Sekarang (Present Value) • Seringkali kita menghadapi persoalan untuk menentukan beberapa penyimpanan yang harus dilakukan saat ini, apabila dengan tingkat bunga dalam waktu tertentu kita menginginkan sejumlah uang tertentu di masa datang. Untuk ini misalnya sejumlah uang dimasa datang itu adalah F, maka nilai P diperoleh dengan cara memanipulasi persamaan (2) sehingga menjadi: P = F(1+i) - ⁿ (3) • Contoh 4. F = Rp. 1.158,00, i = 5%, n = 3 P = 1158(1+0,05) -3 = 1,158(0,8638) = Rp. 1.000,00 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Pembayaran uniform (uniform series payment) • Apabila pada setiap periode dilakukan pembayaran dengan jumlah yang sama untuk setiap periode (A), maka nilai uang pada akhir periode penelaahan dengan tingkat suku bunga i dan dalam waktu n periode adalah: (1+i) ⁿ-¹ F = A (--------------------) (6) i Atau i A = F (--------------------) (7) (1+i) ⁿ-¹ harrysd@brawijaya.ac.id teub
Contoh 5. A = Rp. 1.000,00, i = 4%, n = 4 tahun 4-1 (1+0,04) F = 1000 (--------------------) 004 F = 25.000 Contoh 6. F = Rp. 5.000,00, i = 4%, n = 10 0,04 A = 5000 (--------------------) 10-1 (1+0,04) = 416,46 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Penerimaan Teratur (capital recovery) • Apabila pada saat awal disimpan uang sejumlah P, dengan tingkat suku bunga i dan lamanya n periode, maka penerimaan pada setiap periodenya diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (2) pada persamaan (7), yaitu: n 1(1+i) A = P (--------------------) (8) n-1 (1+i) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Contoh 7. P = Rp. 10.000,00; i = 4%, n = 5 tahun Maka 5 0,04(1+0,04) A = 10.000 (--------------------) =10.000(0,22463) 5-1 (1+0,04) = 2.246,30 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Nilai Sekarang Pembayran Uniform (present value uniform series) • Apabila pada setiap akhir periode, dilakukan pembayaran sebesar A, untuk selama n periode, dengan tingkat bunga sebesar i maka, dengan memperhatikan persamaan (8), nilai sekarang dapat diperoleh dengan persamaan: n - 1 (1+i) P = A (--------------------) (9) n i (1+i) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Contoh 7. A = Rp. 100,00, n = 6 tahun, i = 6% per tahun 6 - 1 (1+0,06) P = 100 (--------------------) 6 0,06(1+0,06) = 100(4,917) = Rp. 491,70 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Gradient Uniform • Seringkali nilai aliran dana tahunan tidak dalam nilai yang besarnya konstan A, tetapi mempunyai nilai yang semakin naik atau turun dengan tingkat perubahan yang konstan, misalnya G, yang disebut sebagai "gradient". • Pada tabel 6 ditunjukkan contoh aliran dana yang memperhatikan adanya gradientG, mulai dari tahun ke 2. • Dengan cara penurunan yang mirip dengan penurunan persamaan (6) atau (7) maka akan dapat diperoleh persamaan harrysd@brawijaya.ac.id teub
n G (1+i) - 1 F = ----- {------------- - n }…..(10) i i • Bila persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (10) tersebut maka n G (1+i) - 1 P = ----- {------------- - n } ….(11) n i (1+i) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Tabel 7 Aliran dana dengan gradient harrysd@brawijaya.ac.id teub
Kemudian bila yang disubstitusikan ke persamaan (10) tersebut adalah persamaan (7) maka akan diperoleh: 1 n A = G {----- - ----------- }.. (12) n i(1+i)-1 harrysd@brawijaya.ac.id teub
HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR BUNGA • Berbagai faktor bunga yang telah dibahas sebelumnya, memiliki berbagai hubungan tertentu yang dapat dibuktikan dan cukup menarik, yaitu: • Faktor bunga (F/P) dan P/F) saling berkebalikan • (F/P, i%, n) = 1/(P/F, i%, n) • Faktor bunga (F/A) dan A/F) saling berkebalikan • (F/A, i%, n) = 1/(A/F, i%, n) harrysd@brawijaya.ac.id teub
Faktor bunga (A/P) dan P/A) saling berkebalikan (A/P, i%, n) = 1/(P/A, i%, n) • Faktor bunga (P/A) sama dengan penjumlahan faktor bunga (P/F) dari periode ke 1 sampai dengan periode ke n. n (P/A, i%, n) = ∑ (P/F, i%, t) t=1 harrysd@brawijaya.ac.id teub
Faktor bunga (F/A) sama dengan satu ditambah penjumlahan faktor bunga (F/P) dari periode ke 1 sampai dengan periode ke n-1. n (F/A, i%, n) = 1.0 + ∑ (F/P, i%, t) t=1 • Faktor bunga (A/P) sama dengan faktor bunga (A/F) ditambah dengan i. (A/P, i%, n) = (A/F, i%, t) + i% harrysd@brawijaya.ac.id teub
Tabel 8. Perumusan Tabel Bunga harrysd@brawijaya.ac.id teub
Tabel Bunga • Untuk memudahkan perhitungan faktor bunga, dapat digunakan tabel bunga. • Tabel Bunga berisi faktor bunga untuk i tertentu dan n tertentu untuk berbagai faktor bunga yang secara lengkap perumusannya ditunjukkan pada tabel 8. • Tabel bunga ini diberikan pada lampiran B buku Manajemen Penerbit ITB. harrysd@brawijaya.ac.id teub
TABEL BUNGA DAPAT DIPEROLEH DI BUKU: • Siregar, A. dan Samadhi, TMAA, 1988, Manajemen, Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung • ATAU DI BUKU-BUKU “EKONOMI TEKNIK” (“ENGINEERING ECONOMY”) harrysd@brawijaya.ac.id teub