200 likes | 539 Views
Tugas Aplkom Septa Fajar Tanjung 1343100704 Arsitektur A. Bentuk-Bentuk Atap. Atap digunakan sebagai penutup seluruh ruangan yang ada dibawahnya, hingga akan terlindungi dari panas dan hujan, angin, binatang buas dan keamanan.
E N D
Bentuk-Bentuk Atap Atap digunakan sebagai penutup seluruh ruangan yang ada dibawahnya, hingga akan terlindungi dari panas dan hujan, angin, binatang buas dan keamanan. Di beberapa daerah menurut sejarah peradaban berbeda serta letak daerah yang berbeda pula, bentuk dan macam atap berbeda menurut selera dari masing-masing daerah. Oleh perkembangan teknologi yang makin pesat, bentuk-bentuk atap akan berkembang menurut kemajuan serta sesuai dengan segi arsitekturnya.
Macam macam Bentuk Atap Atap Datar Atap Sengkuap Atap Pelana Atap Tenda Atap Perisai Selanjutnya
Macam macam Bentuk Atap Atap Mansard Atap Menara Atap Limas (Piramida) Kembali Atap Minangkabau Atap Joglo Selanjutnya
Macam macam Bentuk Atap Atap Setengah Bola Atap Gergaji Atap Silang Kembali Atap Gabungan (Kombinasi)
Atap Datar • Atap yang paling sederhana adalah atap datar. Bentuk ini banyak digunakan untuk rumah-rumah/bangunan bertingkat. Bahan yang biasa dipergunakan beton dan juga seng yang tebal (BWG 22). Agar air hujan yang diterima pada bidang atap ini segera mengalir, maka bidang atap dibuat miring ke satu arah atau tepi. Kembali
Atap Sengkuap • Pada umumnya atap ini digunakan untuk bangunan tambahan atap emperan. Terdiri dari 1 bidang atap yang satu tepinya menempel pada tembok yang menjulang tinggi. Kembali
Atap Pelana • Atap pelana terdiri dari 2 bidang atap yang bertemu pada 1 garis pertemuan yang disebut bubungan. Bentuk atap ini sangat sederhana, oleh karena itu banyak digunakan untuk rumah-rumah yang sederhana pula. Banyak didapat di Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur, serta dimana-mana. Kembali
Atap Tenda • Terdiri dari 4 bidang atap dengan bentuk, ukuran maupun lereng yang sama, yang bertemu pada satu titik. Ukuran panjang bangunan sama dengan lebarnya. Garis pertemuan dari bidang-bidang atap yang miring disebut hubungan miring atau jurai, karena sudut yang dibentuk berupa sudut keluar dinamakan jurai luar. Atap ini banyak digunakan pada bangunan induk, pendopo, serta bangunan-bangunan kantor dan tempat-tempat tinggal. Kembali
Atap Perisai • Atap ini terdiri dari 4 bidang atap dengan 2 bidang atap bertemu pada satu garis yang membentuk bubungan dan dua bidang lainnya berakhir pada sebuah titik ujung hubungan. Garis pertemuan dari bidang-bidang yang miring membentuk hubungan miring. Denah bangunan yang ditutup atap ini berbentuk empat persegi panjang, seolah-olah bentuk bangunan merupakan perbaikan dari bentuk denah bangunan pada atap pelana yang sangat sederhana. Kembali
Atap Mansard • Oleh karena dulu banyak orang-orang Belanda tinggal di Indonesia, maka bentuk mansard banyak dibuat di Indoensia oleh orang-orang Belanda. Bentuk atap Mansard seolah-olah terdiri dari dua atap yang tersusun. Atap mansard memberi kemungkinan menjadikan ruangan dibawah atap sebagai tempat tidur, gudang dan keperluan lainnya. Kembali
Atap Menara • Bentuk atap menara serupa dengan atap tenda, pada atap ini titik pertemuan bidang-bidang atap jauh lebih tinggi daripada titk pertemuan atap tenda. Banyak digunakan untuk bangunan-bangunan gereja. Kembali
Atap Limas (Piramida) • Terdiri dari pertemuan lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan segi-5, segi-6, segi-8 dan sebagainya. Banyak digunakan untuk rumah-rumah mewah, seperti rumah kediaman, villa di lereng-lereng gunung. Kembali
Atap Minangkabau • Atap minangkabau seolah-olah menyerupai bentuk tanduk pada tepi kanan kiri. Bentuk ini banyak dibuat di daerah Sumatra, terutama daerah Sumatra Barat. Kembali
Atap Joglo • Bentuk atap joglo menyerupai bentuk atap-bubungan-miring-tersusun dengan bagian atas menjulang lebih tinggi. Banyak dibuat oleh rakyat di Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Kembali
Atap Setengah Bola • Bentuk atap melengkung setengah bola atau tembereng. Banyak digunakan pada bagian mesjid dan gereja. Kembali
Atap Gergaji • Atap gergaji terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Biasanya lereng-lereng bidang atap tersebut mempunyai sudut 30° dan 60°. Atap semacam ini banyak dibuat pada pabrik-pabrik, gudang-gudang dan bengkel-bengkel. • Cahaya siang hari sangat diharapkan/dibutuhkan untuk dapat masuk dalam ruangan, oleh karena itu bidang atap dari tiap bubungan, dibuat dari kaca. Pemasangan kaca pada bidang atap tadi harus diperhatikan/difikirkan agar sinar matahari tidak langsung masuk kedalam ruangan. Kembali
Atap Silang • Atap silang dibentuk oleh bidang-bidang atap yang pada ujungnya bebas berbentuk atap-pelana. Oleh karena adanya pertemuan dari bidang atap tersebut maka terbentuklah lembahan yang juga disebut jurai-dalam atau jurai-talang atau tulang-miring. Kembali
Atap Gabungan (Kombinasi) • Atap ini terdiri dari bermacam-macam bidang atap, yang digabungkan menjadi satu dalam satu bangunan. Oleh gabungan ini akan terdapat bubungan miring maupun lembahan. Pada bangunan-bangunan yang besar, atap tidak hanya terdiri dari dua atau tiga bidang atap, tetapi dari banyak bidang atap yang memberi bermacam-macam bentuk. Kembali