260 likes | 507 Views
KEPUASAN DALAM BEKERJA (Yoh. 5:10 - 18). Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono. Substansi yang mendasar dalam memahami makna pekerjaan? Hakikat pekerjaan?. Pola pikir yang umum: Hidup untuk makan bekerja sekeras-kerasnya agar kita dapat memperoleh makanan.
E N D
KEPUASAN DALAM BEKERJA(Yoh. 5:10 - 18) Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono
Substansi yang mendasar dalam memahami makna pekerjaan? • Hakikat pekerjaan?
Pola pikir yang umum: • Hidup untuk makan bekerja sekeras-kerasnya agar kita dapat memperoleh makanan. • Makan untuk hidup bekerja untuk produktif sehingga kita dapat memperoleh makanan, yaitu agar kita dapat melanjutkan hidup.
Bagaimana pandangan iman Kristen terhadap makna pekerjaan? • Makna pekerjaan ditempatkan dalam pemahaman tentang Allah orang Kristen: Yahweh yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus.
Yoh. 5:17, “BapaKubekerjasampaisekarang, makaAkupunbekerjajuga”. • God who acts Artinama “Yahweh” (hadirdanberbuat) • Diabukan Allah yang “apatheia” (bandingkan: ilah-ilahorangYunani)
Setelah penciptaan, Allah tetap bekerja providentia Dei (pemeliharaan Allah). • Di dalam diri Yesus, Allah melangsungkan pekerjaanNya karya keselamatan • Di dalam Roh Kudus, Allah bekerja karya pengudusan dan penghiburan.
Dalam iman Kristen: makna pekerjaan ditempatkan dalam “order of creation” (tata penciptaan) bekerja sebagai bagian dari hakikat manusia.
Timbulpertanyaan: “apakahmanusiapertamabekerjasetelahiajatuhdalamdosa, ataukahmanusiapertamatelahbekerjasebelumiajatuhdalamdosa?”
“TUHAN Allah mengambilmanusiaitudanmenempatkannyadalamtaman Eden untukmengusahakandanmemeliharatamanitu” (Kej. 2:15). • Sebelumdosaterjadi, manusiatelahdiperintahkan Allah untukbekerja
Setelah kejatuhan manusia dalam dosa, justru bekerja dipahami sebagai suatu beban/penderitaan. • Dosa yang menyebabkan pekerjaan bukanlah sesuatu yang indah dan menyenangkan.
Dari sikappandangan Allah, walaumanusiatelahjatuhdalamdosa bekerjatetapditempatkansebagaisesuatu “yang suci”. • Lihat I Tes. 4:11-12
“Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka” (I Tes. 4:11-12).
Pengertian: “mengusahakan tanah” (Kej. 3:23) dipakai istilah “abudah” (Ibr.). • Kata “abudah” ibadah. • Bekerja itu adalah suatu ibadah
Itu sebabnya dalam Dasa Titah IV yaitu: “Ingat dan kuduskanlah hari Sabat … Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu…..” (Ul. 5;12-13). • Makna bekerja selama 6 hari!
Alkitabberbicaramengenai “pekerjaan” bukansebagai: tindakan yang dilakukansekedaruntukmemperolehmakanan. • Pekerjaan etos: sistemnilai yang diberlakukansecarafungsionaldidalampraktekhidup.
Etoskerja mengubahkehidupan, peradabandansejarahmasyarakatataubangsa. • Penelitiansosiolog Max Weber dalambukunya: EtikaProtestanismedanRohKapitalisme
Weber: mengapa peradaban di dunia Timur yang dahulu amat tinggi dapat menjadi melemah; sedangkan peradaban di dunia Barat yang dahulu amat terbelakang menjadi berkembang pesat dan dapat menguasai dunia?
Perubahan dalam peradaban di dunia Barat : karena terjadi perubahan ETOS HIDUP dalam menyikapi waktu dan materi
Mengapa muncul etos kerja yang transformatif terhadap waktu dan materi? • Jawab Weber: pengaruh kekristenan khususnya setelah Reformasi yaitu kontribusi Protestanisme yang dikembangkan oleh Calvinisme.
Bagaimana sumbangan pemikiran Calvinisme dalam memaknai “pekerjaan”? • Orang percaya asketisme: • Asketisme yang terarah ke luardunia (other worldly asceticism) • Asketisme yang terarah ke dalamdunia (inner-worldly asceticism)
Asketisme yang terarahkeluardunia doadihargailebihtinggidaripadabekerja, danhidupmembiaralebih “suci” (ideal). • Asketisme yang terarahkedalamdunia orientasihidupadalahduniasaatini. Bahkanduniadipahamidandijadikansebagaibiara.
Bekerja dengan tekun, ulet,berprestasi dan rajin meraih sukses setinggi-tingginya. Tetapi: Tetap berjiwa seorang asket: sederhana, bersahaja, rendah-hati dan mengasihi Allah serta sesamanya.
Peran orang percaya dipahami sebagai “Imamat Am” (the Priesthood of All Believers) menghapus hierarkhis: “imam” dan “awam” – “biara” dan “dunia”. • Dalam “Imamat Am” setiap orang percaya wajib bekerja menurut panggilan Tuhan.
Implikasi Pekerjaan sebagai Panggilan Tuhan: • Pekerjaan sebagai etos hidup • Berorientasi pada prestasi dan kualitas • Penghargaan terhadap waktu dan materi • Filosofi hidup: berhemat, tekun dan ulet • Pekerjaan sebagai wujud ibadah
Rahasia kepuasan dalam bekerja: • Melalui bekerja, kita mewujudkan panggilan Allah sebagai gambar dan rupaNya. • Tercipta aktualisasi diri prestasi, self-confident, harga diri yang pantas. • Saluran berkat menolong mereka yang lemah/gagal. • Menghargai berkat-berkat Allah hidup yang mengucap syukur
Kepuasanlebih optimal: • Jikaberanimenghadapitantangan/krisis • Demitujuan yang lebihtinggi, beranimenghadapirisiko yang telahdiperhitungkansecaramasak (rasionaldanrealistik) • Mampumempertahankanprinsipimandanjati-diri (tidak “plin-plan”, mencari rasa aman yang semu, penjilat; tapijugabukanpemberontak, agitator).