150 likes | 653 Views
PENGATURAN LETTER OF CREDIT DALAM PERATURAN BANK INDONESIA. Disusun oleh : sakinah (20100730044) Rini Anggraini (2010730096) Dera Ardila (20100730076). PENGERTIAN LETTER OF CREDIT.
E N D
PENGATURAN LETTER OF CREDIT DALAM PERATURAN BANK INDONESIA Disusunoleh: sakinah (20100730044) RiniAnggraini (2010730096) DeraArdila (20100730076)
PENGERTIAN LETTER OF CREDIT • Padaprinsipnya, L/C adalahjanjimembayardari bank penerbit (issuing bank) kepada beneficiary, sepanjang beneficiary memenuhipersyaratan L/C. persyaratan L/C adalahberupakeharusanbagi beneficiary untukmenyerahkankepada bank penerbitsejumlahdokumen yang mewakilibarangataujasa yang diperjualbelikansebagaimanadinyatakandalam L/C. dalampraktiknya, bank penerbitdapat member kuasakepada bank pengonfirmasi (confirming bank) atau bank yang ditunjuk (nominated bank) untukmelakukanpembayaran L/C kepada beneficiary. Pembayaran L/C terdiriataspembayaranatasunjuk (by sight payment), pembayaran yang ditangguhkan (by deferred payment), pembayaranakseptasi (payment by acceptance), danpembayarannegosiasi (payment by negotiation).
DASAR HUKUM • PeraturanPemerintan No.1 Tahun 1982 merupakandasarhukum L/C di Indonesia. KetentuanpelaksanaanPeraturanPemerintah No.1 Tahun 1982 yang secararincimengatur L/C belumada. Sesuaidengankenyataanbahwadalampraktikperbankan Indonesia telahdigunakan UCP sebagaiketentuan L/C sejaktahun 1970-an, maka Bank Indonesia mendukungkeberadaantersebut. Bank Indonesia mendukung UCP dijadikansebagaiketentuan L/C. bank Indonesia melihatbahwa rasa amantercitajika L/C tundukpada UCP.
Lanjutan • Bank Indonesia dalamSuratEdaran No. 26/34/ULN tanggal 17 Desember 1993 mengaturbahwa L/C yang diterbitkan bank devisa (bank umum) bolehtundukatautidakpada UCP. Bank Indonesia secarayuridis formal memberikankebebasankepada bank devisadi Indonesia untukmenentukansikap.
SUBTANSIWadahPengaturan LETTER OF CREDIT • Idealnya, peraturan L/C adalahdalambentukundang-undang, namundisadaripembuatanundang-undangmembutuhkanwaktu yang relative lama danbiaya yang relative besar. Di lain pihak, kebutuhanpraktikakanperaturan L/C relative sudahmendesak, terbuktimisalnyadenganseringnyainstansipenegakhukum, kantorpengacara, perbankan, danperusahaanekspor-impormemohonkepada BI atau bank tertentu agar dapatmenyediakansaksiahli expert dibidang L/C.
CakupanPengaturan LATTER OF CREDIT • PBI hanyaakanmengaturnorma-normapokoktransaksi L/C, sementaramekanismedanprosedur L/C tetapmenggunakanketentuan-ketentuan UCP 500 atau UCP 600. PBI dan UCP yang berlakuakansalingmelengkapisebagaiketentuan L/C yang akandigunakanbaikdidalammaupundiluarpengadilan. Norma-normapokok yang perlumendapatkanpengaturan minimal adalahberkenandenganprinsipindependensi, keterikatanpadadokumen, penipuan, penetapanpengadilan, pilihanhukum, danpilihan forum dalamtransaksi L/C yang berlakudinegara-negara lain, terutamaAmerikadanInggris, danprinsip-prinsip L/C yang terdapatdalam UCP yang berlaku.
MEKANISME PROSEDUR • Menurut data statistic, peranan L/C terhadap total ekspor non-migas Indonesia masihdominan. Hal initerlihatdaripangsaekspordengan L/C terhadap total ekspor non-migasmisalnyapadatahun 1994, 1995 dan 1996 masing-masingsebesar 64,51%, 59,05% dan 53,30% dengannilaiasing-masingsebesar 19,2 miliardolarAmerika, 20,7 miliardolarAmerikadan 19,8 iliardolarAmerikadari total ekspormasing-masingsebesar 29,7 miliardolarAmerika, 35,1 miliardolarAmerikadan 37,1 miliardolarAmerika.
Selaindengan L/C, sesuaidenganPeraturanPemerintah No.1 Tahun 1982, Indonesia mengenaljugacarapembayaran non-L/C, yaitu: • PembayarandiMuka (Advance Payment) • Inkaso (Collecton) dengankondisi: • Documents Againts Payment (D/P) • Documents Againts Acceptance (D/P) • Rekening Terbuka (Open Account) • Konsinyasi (Consignment) • Cara pembayaran lain yang lazimdalamperdaganganluarnegerisesuaikesepakatanantarapenjualdanpembeli.
ProsedurEkspor-ImpordenganMenggunakan L/C • Prosedurekspor-impor, denganmenggunakan L/C dimulaidenganpenandatanganankontrakpenjualanantarapenjualdanpembeli. Berdasarkankontrakpenjualantersebutpembelimemohonkepada bank penerbituntukmenerbitkan L/C kepadapenjual (penerima) sebagaialatpembayaranuntukmembayarbarang yang akandieksporolehpenjualkepadapembeli. Bank penerbitmenerbitkan L/C kepadapenjuallangsungataumelalui bank penerus. Dalamhalditerbitkanmelalui bank penerus bank inimeneruskan L/C kepadapenjual. Penjualmempersiapkanbarangdanpengapalannyasertadokumen-dokumenpengapalan.
ContohKasusKasus PT Bank Central Asia versus NV Perseroan DagangSetia • FaktaKasus PT bank Central Asia menerbitkan L/C untukuntung beneficiary diSingapuraberdasarkanpermohonanpemohon NV Perseroan DagangSetiadi Jakarta. Beneficiary mengajukandokumen-dokumenkepada bank penegosiasidiSingapura. Padadokumen-dokumen yang diajukantidakterdapatpenyimpangan. Bank penegosiasimelakukanpembayarandengancaranegosiasiatasdokumen-dokumendimaksud. Setelahmelakukanpembayaran,bankpenegosiasimeneruskandokumen-dokumen yang samakepada PT Bank Central Asia selaku bank penerbitdanmemintapembayarankembalikepadadari bank penerbitataspembayaranterlebihdahulu yang telah yang telahdilakukan bank penegosiasikepada beneficiary.
Lanjutan • Kemudian, PT bank Central Asia melakukanpembayarankembalidari NV perseroanDagangSetiaselakupemohon. NV Perseroan DagangSetiamenolakmelakukanpembayarankembalikepada PT Bank Central Asia. Alasanpenolakanadalahbahwa NV Perseroan DagangSetiatidakmenerimabarangsesuaidenganuraianbarang yang dinyatakandalam L/C. ataspenolakanini, PT Bank Central Asia menggugat NV Perseroan DagangSetiadiPengadilanNegri Jakarta Pusat.
PemeriksaanolehPengadilan • PengadilanNegri Jakarta Pusatmemeriksasengketadenganmenerapkanprinsippemisahankontrakdanprinsipketerikatanpadadokumenpadadokumen yang dikenaldalamtransaksi L/C. Hakim merujukpadaketentuan UCP 500, Artikel 3 dan 4. Hakim menerapkankeduaprinsipiniberdasarkanmasukandariahli yang didengarketerangannyadalampemeriksaandalampemeriksaansengketadiPengadilanNegri Jakarta Pusat. Berdasarkanpenerapankeduaprinsipdimaksud, hakim memutuskanuntukmemenangkan PT bank Central Asia. NV Perseroan DagangSetiadiperintahkanuntukmelakukanpembayarankembalikepada PT Bank Central Asia sebesarnilainyapembayarankembali yang telahdilakukanoleh bank kepada bank penegosiasidiSingapura.
Lanjutan • Dalampertimbanganhukumnya, Pengadilannegri Jakarta Pusatmenyatakanbahwa PT Bank central Asia hanyaberurusandengandokumen-dokumen, tidakdenganbarang. Mengingatdokumen-dokumen yang diajukanoleh bank penegosiasitelahsesuaidenganpersyaratan L/C, maka PT Bank Sentralberkewajibanmelakukanpenggantianpembayarankepada bank penegosiasitelahsesuaidenganpersyaratan L/C, maka PT Bank Central Asia berkewajibanmelakukanpenggantianpembayarankepada bank penegosiasiterlepasdari actual shipment atasbarang yang dilakukanoleh beneficiary. Konsekuensinya, PT Bank Central Asia jugaberhakuntukmemperolehpenggantianpembayarandari NV Perseroan DagangSetiaselakupemohonatas L/C.
TanggapanatasKasus • Dalamkasusini, PengadilanNegri Jakarta pusattelahmenerapkanprinsippemisahankontrakberdasarkan UCP 500, Artikel 3 atau UCP 600, Artikel 4, danprinsipketerikatanpadadokumenberdasarkan UCP 500, Artikel 4 atau UCP 600, Artikel 5. Penerapankeduaprinsiptersebutjugasejalandenganhukum L/C yang eksistensinyamendahuluieksistensi UCP.
DaftarPustaka • Ginting. Ramlan. 2002. Letter of Credit: TinjauanAspekhukumdanbisnis. Jakarta : penerbitSalembaEmpat. • Bank of Nova Scotia vs. Angelica-Whitewear, 1985: March 11 ; 1987;S.C.R • United Nations Convention on Independen Guarantees and stand-by Letters Of Credit, United Nations 1996 • Manajemenperbankan/Kasmir. Revisi 8 Rajawali, 2008