580 likes | 1.37k Views
PENYUSUNAN SURAT DAKWAAN DAN SURAT TUNTUTAN TINDAK PIDANA KORUPSI Dr. SETYO UTOMO, SH., M.Hum. SURAT DAKWAAN TINDAK PIDANA KORUPSI. Pendahuluan. Indonesia negara hukum (Psl. 1(3) UUD’ 45)
E N D
PENYUSUNAN SURAT DAKWAAN DAN SURAT TUNTUTAN TINDAK PIDANA KORUPSI Dr. SETYO UTOMO, SH., M.Hum
Pendahuluan • Indonesia negara hukum (Psl. 1(3) UUD’ 45) • Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan, dst. (Psl. 1(1) UU 16 Th.2004) • Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim (Psl.1 angka 6 b KUHAP) • Penuntutan, adalah tindakan penuntut umum utk melimpahkan perkara ke PN dg permintaan spy diperiksa & diputus oleh hakim di sidang pengadilan.(Psl. 1 angka 7 KUHAP)
FungsiSuratDakwaan • Bagi Hakim : sbg dasar dan sekaligus membatasi ruling pemeriksaan, dasar pertimbangan dlm memutuskan; • Bagi PU : sbg dasar pembuktian/analisis yuridis, tuntutan pidana dan upaya hukum • Bagi Terdakwa / Penasehat Hukum : dasar utk mempersiapkan pembelaan
DasarhukumPembuatanSuratDakwaan • Pasal 14 d KUHAP : wewenang membuat surat dakwaan ; • Pasal 137 KUHAP : wewenang melakukan penuntutan; • 140 (1) KUHAP : Surat Dakwaan di buat apabila PU berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan. Catatan : Surat dakwaan merupakan:Penataan konstruksi yuridis atas fakta-fakta hasil penyidikan dg cara merangkaikan perpaduan antara fakta perbuatan dg unsur-unsur tindak pidana dlm UU
DASAR HUKUM SURAT DAKWAAN : 1. Pasal 250 ayat (4) R.I.B Memuatsyaratsurattuduhan, yang padadasarnyasamadenganketentuanPasal 143 ayat (2) KUHAP 2. Pasal 12 UU No. 15 tahun 1961: Ayat (1) : Jaksamembuatsurattuduhan Ayat (3) : Surattuduhanharusterangdandapatdimengertiolehterdakwa
3 Pasal 15 UU No. 3 Tahun 1971 : Surattuduhandibuatdenganperumusansecarasingkatterangperbuatan yang dituduhkandenganmenguraikanwaktudantempatperbuatanitudilakukan. 4. Pasal 143 ayat (2) KUHAP : a. Syaratpembuatanakta / suratresmi : - diberitanggaldanditandatangani b. Uraianlengkapidentitasterdakwa c. Uraiansecaracermat, jelasdanlengkapmengenaitindakpidanayang didakwakan d. Denganmenyebutkanwaktudantempattindakpidanaitudilakukan
Sebelum Menyusun Surat Dakwaan : • Surat Dakwaan dirumuskan dari hasil penyidikan • Yang berwenang melakukan penyidikan • Pasal tindak pidana yang didakwakan • Fakta perbuatan / kejadian mendukung semua unsur delik • Bukti-bukti yang mendukung fakta / unsur • Bukti-bukti diperoleh dari alat bukti yang sah
Pada Saat Membuat Surat Dakwaan : • Syarat sah surat dakwaan • Bentuk surat dakwaan • Matrik surat dakwaan • Bahasa Indonesia yang benar • Tidak membuktikan fakta
Setelah Surat Dakwaan Selesai : • - Teliti kembali apakah : • Syarat telah terpenuhi • Pasal sangkaan sudah tepat • Bentuk dakwaan telah benar • Semua unsur telah didukung • dengan fakta
PENGERTIAN SURAT DAKWAAN 1. MerupakanAkta 2. DibuatolehPenuntutUmum 3. Memuatperumusansecarasingkattetapijelasmengenaitindakpidana yang didakwakan 4. Rumusanbersumberdanditarikdarihasilpemeriksaanpenyidikan (bukan resume penyidik) 5. Sebagaidasarpemeriksaandisidangpengadilan 6. SebagaidasarPenuntutUmummengajukantuntutanpidanadan Hakim mengambilkeputusan
URAIAN SUSUNAN SURAT DAKWAAN 1. KejaksaanNegeri yang berwenangmenuntut. Pasal 4 ayat (3), UU No.16 tahun 2004, Pasal 15 danPasal 137 KUHAP 2. KepalaSuratDakwaan : Pasal 8 ayat (3) UU No. 16 tahun 2004 : “ DemiKeadilandanKebenaranberdasarkanKetuhanan Yang MahaEsa “ 3. IdentitasTerdakwa (ada 8 item) 4. Uraiansingkattapijelasmengenaitindakpidana yang didakwakan 5. Pasaltindakpidana yang didakwakan 6. DiberitanggaldanditandatanganiPenuntutUmum Catatan : • Suratdakwaandiberinomor • Masapenangkapandanpemahamantidakwajibdicantumkan, kecualidalamsurattuntutan (Pasal 22 ayat (4) KUHAP)
URAIAN TINDAK PIDANA YANG DIDAKWAKAN 1. Tidak harus merumuskan unsur delik yang didakwakan kemudian baru diikuti dengan rumusan perbuatan, kejadian atau fakta yang mendukung unsur delik. 2. Kalau tetap memasukkan maka tidak semua unsur delik alternatif dimasukkan, akan tetapi cukup yang didukung oleh fakta 3. Kalau tetap memasukkan unsur delik, maka uraian fakta, perbuatan dan kejadian setelah kata : “ yaitu dengan cara-cara sebagai berikut” , tetap harus diuraikan secara sempurna sehingga tidak ada unsur delik yang tertinggal. 4. Lebih baik unsur delik tidak diuraikan akan tetapi fakta yang mendukung setiap bagian inti delik telah diuraikan singkat jelas tapi sempurna. 5. Uraian fakta perbuatan tidak sekaligus dibuktikan dengan bukti-bukti surat atau bukti keterangan ahli dalam dakwaan.
URAIAN PASAL TINDAK KORUPSI YANG DIDAKWAKAN 1. Meskipun pasal tindak pidana yang didakwakan bukan merupakan syarat sah surat dakwaan namun tetap harus dicantumkan dalam bagian akhir dakwaan 2. Penyebutan pasal yang didakwakan harus memenuhi rumusan tindak pidana yang didakwakan 3. Pasal yang dijunctokan (jo) dengan pasal tindak pidana yang didakwakan, contoh : - Pasal ……….., jo Pasal 53 KUHP - Pasal ……….., jo Pasal 55 ayat (1) ke 2 KUHP - Pasal ……….., jo Pasal 56 ayat (2) KUHP - Pasal ……….., jo Pasal 64 KUHP 4. Pasal yang tidak harus dijunctokan, contoh : - Pasal ……….., jo Pasal 65 ayat (1) KUHP dalam hal dakwaan disusun dalam bentuk kumulasi, kecuali disusun dalam bentuk tunggal - Pasal ……….., jo Pasal 34 c UU No. 3 Tahun 1971 - Pasal ……….., jo Pasal 18 ayat (1) b UU No. 31 tahun 1999 Pasal-pasal tersebut bukan tindak pidana dan tidak dirumuskan, dalam surat dakwaan
BENTUK DAKWAAN 1. DalamhalPenuntutUmumraguapakahPasal 2 ayat (1) ataukahPasal 3 UU No. 31 tahun 1999 makauntukkepentinganpembuktianseyogyanyadisusundalambentukalternatif, lagi pula keduapasalinisalingmengecualikan 2. Akantetapikalaudisusunsecarasubsidiairjugatidaksalah, hanyaharusmembuktikanlebihdahuludakwaanprimair 3. Dalamhalterdakwanyaorangswasta, lebihtepatdidakwakanPasal 2, sedangpegawainegerinyaatauPenyelenggara Negara didakwakanPasal 3 4. DalamhalPenuntutUmumraguapakahPasal 12.a atauPasal 11 UU No. 20 tahun 2001, makasuratdakwaandisusundalambentuksubsidiair. 5. TindakpidanaPasal 5 ayat (2) danPasal 6 ayat (2) UU No. 20 tahun 2001 tidakbolehdidakwakan; melainkan yang didakwakanadalahPasal 12. a,bdanPasal 12. c,d UU No. 20 tahun 2001.
PersiapanPembuatanSuratDakwaan • Penelitian Berkas perkara • Menelaah Ketentuan Hukum Pidana • Pemilihan Bentuk Surat Dakwaan • Matrik Surat Dakwaan • Diskusi Surat Dakwaan • Konsep Surat Dakwaan
PenelitianBerkasPerkara • Focus terpenuhinya kelengkapan formil dan materiil utk mengetahui apakah fakta-fakta memenuhi rumusan surat dakwaan • Identifikasi / inventarisasi : • alat-alat bukti memiliki keabsahan dan kekuatan pembuktian • kelemahan utk siapkan fakta-fakta yg mantap dan akurat guna antisipasi kendala yg timbul dlm pembuktian
MenelaahKetentuan-KetentuanPidana • Telaahketentuanpidanaterkaitgunamenetapkanketentuanpidanayg paling mantapdantepatutkditerapkandlmdakwaan, setelah : • Diperolehkepastiantentang : • Pelakutindakpidana • Kualifikasidanketentuanpidanaygakandidakwakan • Akibatdaritindakpidana • Motif terdakwamelakukantindakpidana
PemilihanBentukSuratDakwaan • Setelah diidentifikasi : • Jenis • Sifat • Ketentuan yang dilanggar • Pilih bentuk Surat Dakwaan yg paling tepat utk tindak pidana yg dilakukan terdakwa.
MatrikSuratDakwaan • Sebelum merumuskan Surat Dakwaan • Buat matrik yang menggambarkan : • Kualifikasi delik • Pasal yg dilanggar • Unsur tindak pidana • Fakta-fakta perbuatan • Alat bukti yg mendukung (+ barang bukti)
Syarat-SyaratSuratDakwaan • Syarat Formal (Pasal 143 (2) a KUHAP) • Tanggal • Ditandatangani • Identitas Terdakwa • Syarat Materiil (Psl,143(2) b KUHAP) • Uraian cermat, jelas, lengkap (CERJELENG) tindak pidana • Waktu dan tempat
CERMAT : • Didasarkan ketentuan pidana • Tanpa ada kekurangan • Tanpa kekeliruan
J E L A S : • Uraian bulat dan utuh • Mampu menggambarkan unsur-unsur tindak pidana • Uraian waktu dan tempat • Cara penguraian : • Unsur-unsur lengkap disusul uraian fakta perbuatan • Masing-masing unsur sekaligus diuraikan fakta perbuatan
Cerjelengwaktubergunauntuk : • Berlakunya hukum pidana • Residive • Alibi • Batas usia • Kedaluwarsa • Hal-hal yang memberatkan • Dapat/tidaknya dipidana (perang) • Kualitas terdakwa (PNS, Ibu)
Cerjelengtempat, bergunauntuk : • Kompetensi relatif pengadilan (Psl. 84, 137, 148 KUHAP ) • Ruang lingkup berlakunya UU Pidana ( Psl. 2 s/d 9 KUHP) • Unsur tindak pidana ( dimuka umum : Psl. 154, 156, 156a, 160 KUHP )
BENTUK DAKWAAN • Tunggal • Subsidiair • Alternatif • Kumulatif • Kombinasi SEBAGIAN PIHAK MEMANDANG PASAL 2 AYAT (1) DAN PASAL 3 TIDAK SEJENIS SEHINGGA FORMULASI DAKWAAN BERBENTUK ALTERNATIF FORMULASI DAKWAAN PASAL 2 AYAT (1) DAN PASAL 3 UU NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UU NOMOR 20 TAHUN 2001 Primair : Ps. 2 ayat (1)Subsidiair : Ps.3 DALAM BENTUK SUBSIDIARITAS ALASAN • Pasal 2 (1) danPasal 3 adalahdelik yang sejenishanyasajacakupan “UnsurMelawanHukum” dalamPasal 2 (ayat (1) lebihluasdariunsur “MenyalahgunakanwewenangdalaPasal 3. • SecarahistorisPasal 2 Ayat (1) normanyaberasalPasal 1 (1) huruf a UU No. 3 Tahun 1971 danPasal 3 bersaldariPasal 1 ayat (1) huruf b, formulasidakwaannyatidakpernahalternatif. Surat JAM Pidsus Nomor : B-209/F/Ft.1/1/2009 tanggal 30 Januari 2009
Bentuksuratdakwaan • Tunggal • Alternatif • Subsidair • Kumulatif • Kombinasi
Dakwaan Tunggal • Hanya satu dakwaan • Tidak ada dakwaan lain sebagai alternatif maupun pengganti
DakwaanAlternatif • Disusun berlapis • Lapisan yang satu meniadakan yang lain dg menggunakan kata “atau” • Digunakan krn belum diperoleh kepastian ttg tindak pidana mana yang dapat dibuktikan • Apabila satu terbukti yg lain tidak perlu dibuktikan
DakwaanSubsidair • Digunakan apabila satu tindak pidana menyentuh beberapa ketentuan pidana • Belum dapat diyakini kepastian ttg kualifikasi dan ketentuan pidana yg tepat dibuktikan • Disusun dari yang berat >> ringan • Dalam kelompok jenis tipid yg sama
PerbandingandakwaanalternatifdengandakwaanSubsidair • Persamaan : Hanya satu dakwaan yang dibuktikan • Perbedaan : • Dakwaan subsider lapisan penyusunan dan pembuktiannya secara berurutan dari primair ke lapisan berikutnya • Dakwaan alternatif bebas untuk dipilih mana yang dapat dibuktikan
DakwaanKumulatif • Digunakan bila ada concursus realis • Harus dibuktikan satu demi satu • Dakwaan yg tidak terbukti dituntut bebas
DakwaanKombinasi/Gabungan • Merupakan perkembangan baru • Terdiri dari dakwaan kumulatif dan Subsidair
Hal-hal yang perludiperhatikandalampembuatansuratdakwaan • Pengertian perbuatan (feit) • Penggunaan istilah lapisan dakwaan • Uraian dalam masing-masing dakwaan • Penggabungan dakwaan tindak pidana khusus dan tindak pidana umum
Pengertianperbuatan (feit) • Perbuatan dari sudut “materiele feiten” • “Menselijke handeling” • Perbuatan ditinjau dari unsur-unsurnya • Unsur obyektif : berkenaan dg bentuk, jenis, sifat tindak pidana • Unsur subyektif : menyangkut diri pelaku – menyangkut pertanggungjawaban pidana
Uraiandalammasing-masinglapisandakwaan • Jangan sampai terjadi : • Uraian bertentangan satu dengan yang lain • Bentuk tidak sesuai dengan hasil penyidikan • Hanya menunjuk uraian terdahulu • Menggabungkan uraian tindak pidana yang berbeda • Menggabungkan APC dengan APB • Ketidak jelasan kualitas/peranan terdakwa
PenggabungandakwaanPidsusdanPidum • Dapat dibenarkan • Berpegang azas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan • Penyidikan oleh kejaksaan, dakwaan tidak disusun kumulatif tetapi disusun alternatif
PerubahanSuratDakwaan • Untuk sempurnakan dakwaan agar memenuhi syarat formil + materiil • Tidak dibatasi sepanjang dari hasil penyidikan • Waktu : • Setelah perkara dilimpahkan • Sebelum penetapan hari sidang • Atau 7 hari sebelum sidang dimulai • Distribusi : PN, Penasehat Hukum/Terdakwa
SURAT TUNTUTAN TINDAK PIDANA KORUPSI
TUNTUTAN PIDANA • Dasar hukum Pasal 182 ayat (1) KUHAP • Tuntutan pidana harus disusun dari hasil pemeriksaan di sidang pengadilan • Fakta sidang harus diperoleh dari alat bukti yang sah • Nilai kebenaran masing-masing alat bukti • Fakta hukum diperoleh dari persesuaian alat bukti yang satu dengan alat bukti yang lain • Pembuktian unsur delik didasarkan atas fakta hukum yang diperoleh di sidang pengadilan
FungsiSuratTuntutan • Pertanggungjawaban PU kepada negara, Pemerintah (Pimpinan), masyarakat terhadap perkara yang ditanganinya • Sebagai bahan yang penting bagi hakim dalam pertimbangan putusannya • Bagi terdakwa merupakan hal yang menentukan bagi nasibnya • Bagi PU sebagai landasantuntutannya dan tolok ukur upaya hukum
TUNTUTAN PIDANA DASAR HUKUM : Pasal 182 ayat ( 1 ) a KUHAP; setelah pemeriksaan selesai Penuntut Umum mengajukan tuntutan pidana. Syarat : Pasal 182 ayat ( 1 ) c; diajukan secara tertulis
SISTEMATIKA SURAT TUNTUTAN : I. KEPALA TUNTUTAN II. PENDAHULUAN III. FAKTA SIDANG IV. ANALISIS FAKTA V. ANALISIS YURIDIS VI. TUNTUTAN ( MENUNTUT ) VII. PENUTUP
Faktor-faktor yang harusdiperhatikandalamperkaratipikor • Perbuatan terdakwa : • Kepentingan negara • Menarik perhatian masy • Merusak generasi muda • Keadaan diri Pelaku: Pendidikan, status, motiv, peranan • Dampak perbuatan terdakwa: kerugian negara, stabilitas pembangunan
P E N U T U P • PENUNTUTAN merupakan tugas utama Penuntut Umum • Tuntutan pidana merupakan puncak proses pemeriksaan perkara pidana • Diperlukan sosok Jaksa yang profesional, sikap tingkah laku yang terpuji dan disiplin.