330 likes | 1.22k Views
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI selayang pandang. OLEH : Raharjo budi kisnanto, sh., mh. Pengertian Korupsi :. Fockema Andrea ( etimologi )
E N D
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI selayangpandang OLEH : Raharjo budi kisnanto, sh., mh
PengertianKorupsi: FockemaAndrea (etimologi) KatakorupsiberasaldariBahasa Latin CorruptioatauCorruptusartinyakebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapatdisuap, tidakbermoral, penyimpangandarikesucian, kata-kataatauucapan yang menghinaataumemfitnah. KamusUmumBahasa Indonesia – WJS Poerwadarminta Korupsiialahperbuatan yang buruksepertipenggelapanuang, penerimaanuangsogok.
SebabterjadinyaKorupsi: Disertasi Prof. Dr. AndiHamzah yang berjudul “PemberantasanKorupsiMelaluiHukumPidanaNasionaldanInternasional ”,Korupsidisebabkanoleh : • KurangnyagajiataupendapatanPegawaiNegeridibandingkandengankebutuhan yang makinharimakinmeningkat. • Latarbelakangkebudayaanataukultur Indonesia yang merupakansumberatausebabmeluasnyakorupsi. • Manajemen yang kurangbaikdankontrol yang kurangefektifdanefisien. • Moderenisasi.
Bentuk-BentukTindakPidanaKorupsi: MenurutUndang-UndangNomor 31 Tahun 1999 danUndang-UndangNomor 20 Tahun 2001 • Memperkayadirisendiriatauorang lain ataukorporasi • Menguntungkandirisendiriatauorang lain atausuatukorporasi. • Menyalahgunakankewenangan, kesempatanatausarana yang adapadanyakarenajabatanataukedudukan. • MemberiataumenjanjikansesuatukepadaPegawaiNegeri / Penyelenggara Negara. • Memberiataumenjanjikansesuatukepada Hakim. • MemberiataumenjanjikansesuatukepadaAdvokat. • Pemborong/ahlibangunan yang berbuatcurang.
Pengawasbangunanmembiarkanperbuatancurang. • Pemborongmenyerahkanbarang TNI / Polrimelakukanperbuatancurang. • Pengawaspenyerahanbarang yang berbuatcurang. • Menerimapenyerahanbarangmembiarakanperbuatancurang. • PegawaiNegerimenjalankanjabatanumummenggelapkanuangatausuratberhargaataumembiarkandigelapkanorang lain. • PegawaiNegerimemalsupembukuan. • PegawaiNegerimenghilangkan, menggelapkan, merusakbarang, akta, surat, daftaruntukpembukuan. • PegawaiNegeri/Penyelenggara Negara menerimahadiah.
Hakim menerimahadiah/janji. • Advokatmenerimahadiah. • PegawaiNegerimenerimadiskon. • PegawaiNegerimenerimauangseolahuntung. • PegawaiNegerimenggunakantanahNegerahakpakai. • PegawaiNegeriikutpekerjaanborongan, rekanantersebut yang bersangkutanpemiliksaham, pengawasataumengawasi. • Menerimagratifikasi. • Memberihadiah/janjikepadaPegawaiNegeri.
MenurutKriminologitimbulnyaKejahatan : K = N + K Keterangan : K = Kejahatan N = Niat K = Kesempatan Demikian pula dalamTindaPidanaKorupsiitutimbulkarenaadaNiatdanKesempatan.
PemberantasanTindakPidanaKorupsidarimasakemasadi Indonesia : • KUHP (antara lain Pasal 209, 210, 418, 419, 420 KUHP). • PeraturanPemberantasanKorupsiPenguasaPerangPusat (angkatanDaratdanLaut) tanggal 16 April 1958 – UU (prp) No.24 Tahun 1960 TentangTindakPidanaKorupsi. • UU No.3 Tahun 1971 TentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi. • UU No. 31 Tahun 1999 TentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi. • UU No.20 Tahun 2001 TentangPerubahanatas UU Nomor 31 Tahun 1999 TentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi.
TeoriStraafbarfeiten yang Monistis: SuatuperbuatandikategorikansebagaiTindakPidana, harusmemenuhisyaratsebagaiberikut: • AdanyaPerbuatanManusia. • MemenuhiRumusanUndang-Undang. • AdanyaKesalahan. • Pemidanaan.
UntukmenentukanadaatautidaknyasuatutindakpidanadisebutsebagaisuatutindakpidanaKorupsiadaduahal, yaitu : • Perbuatanmelawanhukum. • Formil • Materiil 2. Kerugiankeuangan Negara.
Keuangan Negara SeluruhKeuangan Negara dalambentukapapun yang dipisahkanatautidakdipisahkantermasukdidalamnyasegalabagiankekayaan Negara atausegalahakdankewajiban yang timbulkarena : a). Beradadalampenguasaan, pengurusan, danpertanggungjawabanpejabatlembaga Negara, baikditingkatpusatmaupundidaerah;
Beradadalampenguasaan, pengurusan, danpertanggungjawabanBadan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah, yayasan, badanhukum, danperusahaan yang menyertakan modal Negara, atauperusahaan yang menyertakan modal pihakketigaberdasarkanperjanjiandengan Negara. Perekonomian Negara : Adalahkehidupanperekonomian yang disusunsebagaiusahabersamaberdasarkanasaskekeluargaanataupunusahamasyarakatsecaramandiri yang didasarkanpadakebijakanPemerintah, baikditingkatpusatmaupundidaerahsesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan yang berlaku yang bertujuanmemberikanmanfaat, kemakmuran, dankesejahteraankepadaseluruhkehidupanrakyat.
PegawaiNegeri : • PegawaiNegerisebagaimanadimaksudUndang-UndangtentangKepegawaian. • PegawaiNegerisebagaimanadimaksud KUHP. • Orang yang menerimagajiatauupahdariKeuangan Negara atau Daerah. • Orang yang menerimagajiatauupahdarikorporasi yang menerimabantuandarikeuangan Negara atau Daerah. • Orang yang menerimaGajiatauUpahdarikorporasi lain yang mempergunakan modal ataufasilitasdari Negara atauMasyarakat.
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi (Pasal41 UU No.31 Tahun1999) • Masyarakatdapatberperansertamembantuupayapencegahandanpemberantasantindakpidanakorupsi. (2) Peransertamasyarakatsebagaimanadimaksuddalamayat (1) diwujudkandalambentuk : • Hakmencari, memperoleh, danmemberikaninformasiadanyadugaantelahterjaditindakpidanakorupsi. • Hakuntukmemperolehpelayanandalammencari, memperolehdanmemberikaninformasiadanyadugaantelahterjaditindakpidanakorupsikepadapenegakhukum yang menanganiperkaratindakpidanakorupsi.
Hakmenyampaikan saran danpendapatsecarabertanggungjawabkepadapenegakhukum yang menanganiperkaratindakpidanakorupsi. • Hakuntukmemperolehjawabanataspertanyaantentanglaporannya yang diberikankepadapenegakhukumdalamwaktu paling lama 30 (tigapuluh) hari. • Hakuntukmemperolehperlindunganhukumdalamhal: 1). Melaksanakanhaknyasebagaimanadimaksuddalamhuruf a, b, dan c ; 2). Dimitahadirdalamprosespenyelidikan, penyidikandandisidangpengadilansebagaisaksipelapor, saksi, atausaksiahli, sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan yang berlaku ;
(3) Masyarakatsebagaimanadimaksuddalamayat (1) mempunyaihakdantanggungjawabdalamupayapencegahandanpemberantasantindakpidanakorupsi. (4) Hakdantanggungjawabsebagaimandimaksuddalamayat (2) danayat (3) dilaksanakandenganberpegangteguhpadaasas-asasatauketentuan yang diaturdalamperaturanperundang-undangan yang berlakudandenganmenaatinorma agama dannorma social lainnya. (5) KetentuanmengenaitatacarapelaksanaanperansertamasyarakatdalampencegahandanpemberantasantindakpidanakorupsisebagaimanadimaksuddalamPasalini, diaturlebihlanjutdenganPeraturanPemerintah.
GRATIFIKASI Pasal 12 B Undang-UndangNomor 20 Tahun 2001 TentangPerubahanAtasUndang-UndangNomor 31 Tahun 1999 TentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi : • SetiapgratifikasikepadaPegawaiNegeriataupenyelenggaranegaradianggappemberiansuap, apabilaberhubungandenganjabatannyadan yang berlawanandengankewajibanatautugasnya, denganketentuansebagaiberikut : • yang nilainyaRp. 10.000.000,- (sepuluhjuta rupiah) ataulebih, pembuktianbahwagratifikasitersebutbukanmerupakansuapdilakukanolehpenerimagratifikasi ; • yang nilainyakurangdariRp. 10.000.000,- (sepuluhjuta rupiah), pembuktianbahwagratifikasitersebutsuapdilakukanolehPenuntutUmum.
(2) Pidanabagipegawainegeriataupenyelenggaranegarasebagaimanadimaksuddalamayat (1) adalahpidanapenjaraseumurhidupataupidanapenjara paling singkat 4 (empat) tahundan paling lama 20 (duapuluh) tahundanpidanadenda paling sedikitRp. 200.000.000,00 (duaratusjuta rupiah) dan paling banyakRp. 1.000.000.000,00 (satumiliar rupiah).
PengertianGratifikasi : AdalahPemberiandalamartiluasyaknimeliputi : • Rabat ; • Pemberianuang ; • Barang ; • Komisi ; • Pinjamantanpabunga ; • Tiketperjalanan ; • Fasilitaspenginapan ; • Pejalananwisata ; • Pengobatancuma-cumadan • Fasilitaslainnya.
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI • PASAL 30 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 mengatur : Di dalam dan diluar pengadilan Kejaksaan mewakili negara dan pemerintah dengan surat kuasa khusus Diluar pengadilan Kejaksaan dapat : • - Memberikan bantuan hukum • - Pelayanan hukum • - Pertimbangan hukum • - Tindakan hukum lain
Tindak Pidana Korupsi di Bidang Kesehatan • Pengadaan barang dan jasa meliputi : (antara lain) • Tender fiktif • Pengadaan barang fiktif • Pengadaan jasa fiktif • Mark up harga dalam harga penetapan sendiri (HPS) • Duplikasi anggaran • Penyerahan barang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis • Penyerahan barang tidak sesuai dengan kuantitas • Pembayaran kegiatan sudah 100 % tapi fakta kegiatan baru terlaksana 60 %