1 / 35

Dwi Septyarsih, SST.

____ __. Dwi Septyarsih, SST. Infertilitas ?. Sepasang suami isteri setelah bersenggama secara teratur (2-3x/minggu) tanpa memakai metode pencegahan belum mengalami kehamilan selama 1 tahun. Jenis-jenis. Primer Sekunder. Infertilitas Primer

varden
Download Presentation

Dwi Septyarsih, SST.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ____ __ Dwi Septyarsih, SST.

  2. Infertilitas ? Sepasang suami isteri setelah bersenggama secara teratur (2-3x/minggu) tanpa memakai metode pencegahan belum mengalami kehamilan selama 1 tahun.

  3. Jenis-jenis • Primer • Sekunder

  4. Infertilitas Primer Pasangan suami istri ( Pasutri ) tidak pernah mengalamikonsepsi meskipun sanggama teratur selama > 12 bulantanpa perlindungan. Infertilitas Sekunder Pasutri sebelumnya pernah mengalami konsepsi ttp kmdtdk mampu konsepsi lagi meskipun sanggama teratur >12 bulan tanpa perlindungan. DEFINISI dan PENGERTIAN DASAR

  5. Kehamilan sia-sia ( wastage pregnancy ) Istri mampu hamil ttp tidak mampu melahirkan anak hidup atau tidak mampu hamil sampai genap bulan. Subfertilitas Pasutri mengalami kesulitan dalammewujudkan konsepsisecara bersama karena fertilitas keduanya berkurang. Infertilitas Ketidak mampuan Istri untuk konsepsi – hamil - melahirkan bayi hidup atau suami tidak mampu menghamili istri.

  6. SYARAT FERTILITAS • Suami • Testis minimal 1  menghasilkan • sperma normal. • Saluran Epididimis - vas deferens • patent. • Kemampuan ereksi – penetrasi • Ejakulasi adekuat  sperma masuk • sempurna di vagina. • Istri • Sistem neuroendokrin hipotalamus • – hipofisis – ovarium mampu • menghasilkan ovum. • 2. Tuba Fallopii minimal 1 berfungsi • normal ( patent ). • 3. Uterus mampu menerima dan • membesarkan embrio. • 4. Vagina mampu menerima sperma.

  7. Penyebab Infertilitas pada Wanita • Tuba falopi (36%) • Gangguan ovulasi (32%) • Endometriosis (6%) • Tidak diketahui (40%)

  8. Penyebab Infertilitas pada Pria • Gangguan spermatogenesis (<20jt/ml) • Cairan seminal < 2ml • Obstruksi duktus/ tubulus oleh inflamasi • Ketidakmampuan koitus/ ejakulasi

  9. Faktor Lain • Memakai celana jeans terlalu ketat • Mandi dengan air terlalu panas • Alkoholisme kronik/ merokok

  10. Tahap wawancara identitas, riwayat kesh,perkawinan, infertilitas, hub sex n reproduksi • Pemeriksaan Fisik TB, BB, sebaran rambut, keadaan alat2 reproduksi • Pemeriksaan Lab Pria: analisis sperma Wanita: ovulasi

  11. PEMERIKSAAN SUAMI • Anamnesis • Riwayat penyakit sistemik : DM, TBC, Allergi dll • Pembedahan daerah genitalia, varicocele dll • Infeksi saluran kemih dan genitalia : GO, Sipilis , STD lain. • Trauma sekitar genitalia • Obat yg berpengaruh atau pemakaian obat yg lama. • Risiko pekerjaan : lingkungan panas, kimia, radiasi. • Kebiasaan : pakaian ketat , berendam panas dll • Merokok, alkohol, narkoba. • Kebiasaan seksual / sanggama. • Kemampuan ereksi – penetrasi – ejakulasi.

  12. B. PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum, gemuk, kurus • Vital sign • C. PEMERIKSAAN KHUSUS GENITALIA. • Tanda kelamin sekunder. • Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia, hypospadiakekuatan ereksi. • Scrotum  kelainan kulit, tanda infeksi dll. • Testis  jumlah, ukuran, penurunan testis, varicocele

  13. C. PEMERIKSAAN PENUNJANG • 1. Analisa Semen • diambil dengan masturbasi • abstinensia 3 – 4 hari • tampung pakai botol kaca mulut lebar • langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30 menitpost ejaculasi ditempat lain dng transport yang benar. • Penilaian : • Normospermia • Oligospermia • Asthenospermia • Teratospermia • Gabungan  oligo-terato-asteno-zoospermia. • Azoospermia • Aspermia • 2. Laboratorium secara umum : darah, urine. • 3. Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll

  14. SEMEN ANALYSIS ( Normal values ) : WHO • 1. Volume > 2 cc • 2. Konsentrasi > 20 juta/ ml • 3. Motilitas > 50 %  goodatau > 25 % exellent • 4. Morfologi> 30 % normal • 5. Leukosit < 1 juta / ml • 6. Aglutinasi < 20 % • 7. Sperm Mar test < 10 % aglutinasi • SPERMA ABNORMAL • Oligozoospermia: konsentrasi sperma < 20 juta • Azoospermi: ejakulat ada ( > 0 CC ), konsenstrasi= 0 • Aspermia: ejakulat= 0, sperma = 0 • Astenozoospermia= sperma > 20 jt, motilitas a < 25 % • Teratozoospermia= sperma > 25 jt, motilitas a > 25 %, • morfologi normal < 50 %

  15. PEMERIKSAAN ISTERI • A.Anamnesis • Riwayat fertilitas sebelumnya. • Komplikasi kehamilan sebelumnya • Pemakaian kontrasepsi sebelumnya • Riwayat penyakit yg berpengaruh: DM, TBC, Tiroid • Obat-obatan terutama jangka panjang • Pmbedahan daerah perut, genitalia • Riwayat radang panggul, infeksi genital • Kelainan genitalia,bentuk , keluarnya ASI • Risiko pekerjaan • Riwayat haid dan tanda ovulasi, lendir yg lebih banyak pdpertengahan siklus, PMS. • Cara, waktu sanggama, ggn sanggama

  16. B.PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum : obesitas , BB / TB • Vital sign • Tanda kelamin sekunder, mamae, pinggul, distribusi rambut • Periksa dalam vagina  kelainan anatomis, infeksi dll • C. PEMERIKSAAN PENDUKUNG • Suhu basal badan : monofasik / bifasik • Pemeriksaan lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test • Uji pasca sanggama  interaksi cervix >< sperm • Sampling endometrium  microcurettage  PA • Ultrasonografi  kelainan genitalia interna • Hysterosalpingography  bentuk dan funsi cavum uteri, saluran tuba. • Laparoscopy dan Chromotubasi : diagnostik – terapi • Laboratorium umum • Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen, Progesteron,FSH, LH, Thyroid • 1,2,3,4  bisa dilaksanakan di pelayanan primer ( Puskesmas )

  17. SUHU BADAN BASAL ( BBT ) • diukur setiap pagi segera setelah bangun tidur • dengan termometer yg sama pada sublingual • mulai hari pertama haid s/d haid yaddicatat pada grafik  bifasik / monofasik • Pengganggu : demam karena sakit, kurang tidur

  18. CERVICAL MUCOUS TEST • Dilaksanakan pada masa subur. • Pasang speculum vagina sampai portio – ostium uteri externumterlihat jelas. • Ambil lendir cervix , dinilai • a. kejernihan lendir • b. Spinbarkeit test  pembenangan 6- 10 cm • c. Fern test  preparat basah pd gelas objek  mikroskop • gambaran daun pakis. • 4. Arti : bila baik – Oestrogen + progesteron baik  ada ovulasi. FERN TEST  baik

  19. UJI PASCA SANGGAMA • sangat bermanfaat menilai interaksi cervix dan spermatozoa • dilaksanakan pada perkiraan masa subur. • diperksa 8 – 10 jam pascasanggama. • Pasca sanggama isteri dengan posisi tetap telentang (pantat sedikit diganjal ) – pakai pembalut, tidak boleh dibersihkan, tidak boleh mandi, kencing • spesimen dari 1. Fornix Posterior 2. Ectocervix 3.Endocervixpengambilan pakai spuit steril dan jarumplastik besar, jarumberbeda pada masing tempat ,letakkan pd kaca objek • periksa dng mikroskop • penilaian:

  20. MICROCURETTAGE • dilaksanakan pada hari ke 2 atau 10 menstruasi - prahaid • laksanakan prosedur curettage • pakai microcurettage  ambil sedikit endometrium • jadikan preparat hapus  fiksasi dng alkohol 95 % • kirim PA • antara hari 2 – 7  proliferasi  estroge10 kelenjar mulai berkelokprahaid  kelenjar berkelok + glycogen • pengambilan spesimen setelah hari 10  harus yakin tidak ada kehamilan !!! • Pasca curettage berikan antibiotika.

  21. Askeb • Melakukan pengkajian • Menganalisa • Memberikan penkes tentang pola hidup sehat, hub sex, dll • Rujuk

  22. ASSISTED REPRODUCTION TECHNIQUES ( ART) • Usaha membantu terjadinya fertilisasi dan kehamilan dimana bilatidak dimungkinkan terjadinya fertilisasisecara alami  dengan rekayasa reproduksi. • ART meliputi : • Intra Uterine Insemination ( IUI ) di Indonesia sering disebut • AIH ( Artificial insenination husband ) • 2. InVitro Fertilization ( IVF ) • 3. Cloning

  23. INTRA UTERINE INSEMINATION / AIH • Dengan bantuan alat khusus spermatozoa dimasukkan langsung • kedalam cavum uteri. • Indikasi : • Jumlah spermatozoa kurang dari normal • Secara teknis , suami tidak bisa menyampaikansemen sampaidekat cervix. • d. Pemilihan jenis kelamin anak ( sexing )

  24. Syarat : • Istri dipastikan ada foliculogenesis  ovulasi • Saluran tuba minimal satu patent • Uterus normal • Semen bisa diproses untuk inseminasi. • Cara pelaksanaan : • ISTRI SUAMI • - Induksi ovulasi • - Pantau maturasi folikel • - Folikel mature > 17 mm • suntik hCG 36 jam IUI • - D inseminasi ……………………….. - sperma dng masturbasi • - proses semen dengan • washing  swim up • posisi lithotomi  masukkan spermatozoa dengan • canula khusus  via canalis cervicalis  cav uteri • Washing : sperma dipisahkan dengan diencerkan pakai media t3 • Swim up : centrifuge 2000 RPM  jelek tenggelam  baik • berenang kepermukaan  tangkap dng pipet khusus

  25. Mengapa spermatozoa harus diproses? ( tidak boleh pakai whole sperm ) • - Memisahkan semen dengan spermatozoa  washing • Semen mengandung bermacam partikel dan debries berupa • protein, infeksi, prostaglandin dll. • . Penularan infeksi • . Protein akan dikenali sbg benda asing immunologi • - Prostaglandin  kontraksi uterus  nyeri • Memilih spermatozoa exellence + good ( a + b ) sebanyak mungkin atau separasi sperma laki / perempuan untuk keinginan • sexing( pemilihan kelamin anak )  dengan proses centrifuge – • swim up - separasi • Keberhasilan 15 – 25 % • Bisa diulang sampai 3 X , bila gagal  IVF ?

  26. INVITRO FERTILIZATION = TEST TUBE BABY = BAYI TABUNG * IVF mrpk harapan bagi pasangan infertilitas * Bayi pertama IVF  Louis Brown 1978 Pengertian : Fertilisasi dilaboratorium  menaburkan spermatozoa  pada Oocyt yg diambil dengan aspirasi ( pick up ) dari folikel  Menjadi Embryo  tandur didalam uterus melalui canalis Cervicalis.

  27. Syarat keberhasilan IVF Folikel matang da spermatozoa yang baik Uterus normal  siap untuk kehamilan Laboratorium yang baik Fertilisasi  Embryo baik  Tandur alih baik. Keberhasilan 30 – 35 % Syarat peserta IVF 1. Pengelolaan infertilitas lengkap 2. Umur istri < 38 tahun 3. Punya biaya  mahal 4. Pasangan suami istri yang syah. 5. Oocyte dan sperma dari pasutri syah.

  28. Indikasi • Tuba Fallopii buntu / rusak tidak bisa diperbaiki • Endometriosis yg sulit diobati  perlekatan berat • Spermatozoa jumlah kurang untuk terjadi fertilisasi alami • Infertilitas yang tidak diketahuai sebabnya dengan pemeriksaanpasutri keduanya normal ( idiopatik = unexplained ) • 5. Cervix / lendir cervix tidak normal • 6. Faktor immunologi • 7. Luteizing Unrupturer Follicle ( LUF ). • 8. Gangguan peritoneum

  29. Pelaksanaan • Persiapan / pemeriksaan lengkap infertilitas • Pengobatan penyamarataan folikel ( Down Regulation ) dg GnRH Analog • Pemicuan ovulasi ( super ovulasi ) dng regimen t3 • Pemantauan pematangan folikel  USG , Estriol,LH sampaididapat folikel matang > 17 mm • Panen oocyte ( ovum pickup )  aspirasi trans vaginal USG • Fertilisasi oocyte vs Spermatozoa yg sudah diproses • Embryo Transfers • Kehamilan  persalinan Sectio Caesar.

  30. DAMBAAN SETIAP PASANGAN SUAMI ISTRI Pengelolaan infertilitas harus PASANGAN!!!

  31. Terimakasih

More Related