250 likes | 580 Views
SUPLEMEN MATERI. EJAAN. Mengapa Ejaan masih dipelajari?. adanya perbedaan konsepsi pengertian tanda baca dulu --- tanda baca diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan, misalnya tanda koma (sebagai jeda), tanda tanya menandakan intonasi naik.
E N D
SUPLEMENMATERI EJAAN
Mengapa Ejaan masih dipelajari? • adanya perbedaan konsepsi pengertian tanda baca • dulu --- tanda baca diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan, misalnya tanda koma (sebagai jeda), tanda tanya menandakan intonasi naik. • Sekarang --- antara S dan P terdapat jeda dalam membaca, tetapi tidak digunakan tanda koma jika bukan tanda koma yang mengapit keterangan tambahan/aposisi. Intonasi kalimat tanya tidak semuanya harus naik. Intonasi kalimat tanya naik jika kalimat tanya tidak didahului kata tanya (apa, siapa, bagaimana, mengapa, dan kapan). • Contoh : • Rudi Hartono, yang pernah menjuarai All England delapan kali, menjadi pelatih PBSI. --- keterangan tambahan • Prof. Dr. Emil Salim, mantan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, mengatakan bahwa kita harus menjaga kelestarian alam. --- keterangan aposisi • Dia tidak ikut ujian? • Siapa yang tidak ikut ujian? • dulu tanda baca berhubungan dengan bagaimana melisankan bahasa tulis. • Sekarang tanda baca berhubungan dengan bagaimana memahami tulisan (bagi pembaca) atau bagaimana memperjelas isi pikiran (bagi penulis). Contohnya Mustika, M.Sc atau Mustika MSc
Tanda koma di antara S dan P • Jika nomina S mempunyai keterangan yang panjang, contohnya a. Kesediaan negara itu untuk membeli gas alam cair (LNG) Indonesia sebesar dua juta ton setiap tahun, tentu merupakan suatu penambahan baru yang tidak sedikit artinya dalam penerimaan devisa negara. 2. Tanda koma diantara Ket dan S • Keterngan kalimat yang panjang yang menempati posisi awal sering dipisahkan oleh tanda koma dari S kalimat., contohnya b. Dalam suatu pernyataan singkat di kantornya, pengusaha itu membantah bekerja sama dengan ‘oknum’ petugas pajak. • Kecuali jika penghilangan tanda koma akan menimbulkan ketidakjelasan batas antara ket dan S, contohnya c. Dalam pemecahan masalah kenakalan anak kita memerlukan data dari berbagai pihak, antara lain dari pihak orang tua, sekolah, dan masyarakat tempat tinggalnya. • Kalimat tersebut dapat menimbulkan salah pengertian karena batas ket tidak diketahui secara pasti. c. 1 Dalam pemecahan masalah kenakalan // anak kita . . . . Ket S c.2 Dalam pemecahan masalah kenakalan anak // kita . . . . Ket S c.3 Dalam pemecahan masalah kenakalan anak kita // . . . . Ket S
Tanda koma di antara P dan O • O yang berupa anak kalimat juga sering dipisahkan dengan tanda koma dari P. Pemakaian seperti ini tidak benar, contohnya a. Mereka sedang meneliti, apakah sampah dapat dijadikan komoditas ekspor. b. Kami belum mengetahui, kapan penelitian itu akan membuahkan hasil. • Unsur kalimat yang mengiringi tanda koma itu, yang didahului oleh konjungsi bahwa dan kata tanya apakah, kapan adalah O
Peniadaan Preposisi Contoh : 1. Mahasiswa di kelas ini terdiri 20 pria dan 25 wanita 2. Jumlah itu sesuai keadaan dan fasilitas yang tersedia. 3. Penambahan daya tampung tergantung fasilitas yang tersedia. • a.1 . . . terdiri atas . . . . • a.2 . . . sesuai dengan . . . . • a.3 . . . tergantung pada . . . . • Ada sejumlah preposisi yang dapat ditiadakan dan ada pula sejumlah preposisi yang tidak dapat ditiadakan. • Kesalahan Diksi • Di dalam kenyataan tidak sedikit ditemukan kalimat tidak gramatikal yang disebabkan oleh penggunaan kata secara tidak tepat. Di dalam penyusunan kalimat diperlukan kecermatan dalam memilih kata supaya kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik.
1. Pemakaian kata Tidak Tepat • Kata dari dan daripada Contoh : Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas bidang usaha. Tulisan itu lebih baik daripada tulisan saya. Sebagian dari kekayaan Kalimantan diserahkan kepada negara lain. 2. Penggunaan Kata Berpasangan baik . . . maupun. . . . bukan . . . melainkan. . . . tidak . . . tetapi . . . . antara . . . dan . . . . • Penggunaan kata berpasangan tidak tepat Contoh : Baik mahasiswa ataupun dosen . . . . Bukan harga BBM yang mengalami kenaikan tetapi . . . . Sebagian pedagang tidak menaikkan harga melainkan . . . . Antara kemauan konsumen dengan kemauan pedagang terdapat perbedaan.
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL 1. Pangkat, jabatan, gelar, bila diikuti nama, menjadi kata ganti atau sapaan Para jenderal berkumpul di Jakarta. Tugas itu diberikan kepada Kapten Dani. Siapa namamu, Letnan? Dia telah menjadi Bupati. Surat itu untuk Bupati Bandung. Dia telah meraih gelar dokter. Operasi itu dilakukan oleh Dokter Fariz. Terima kasih, Dokter. 2. Kata ganti yang menyatakan arti hubungan kerabat bila menjadi kata ganti, sapaan, atau diikuti nama.Bapak, ibu, saudara, adik, kakak, dsb. Siapa nama Saudara? Di mana rumah Bapak? Mengapa Bapak Saudara/Anda tidak hadir? … Apakah dia saudara Bapak?
3. Kata ganti Tuhan Kita menyembah hanya kepada Yang Maha Esa. Allah itu mahakuasa. Janganlah mencuri karena ada yang Maha Mengetahui. Bertobatlah kepada-Nya karena Ia Maha Pengampun. 4. Singkatan nama lembaga MPR ITB Hankam Depdiknas UNPAD? 5. Istilah geografi yang diikuti nama diri: gunung, sungai, danau, teluk, pulau, dsb. Kita akan mendaki Gunung Semeru. Di mana gunung itu? 6. Nama jenis seperti jambu bangkok, jeruk garut, pisang ambon, garam inggris tidak ditulis dengan huruf kapital.
Pemakaian Huruf Miring 1. Menuliskan nama buku, majalah, dan koran yang dicantumkan dalam kalimat. Contoh : • Belilah majalah Budaya Jaya dan koran Pikiran Rakyat. 2. Menegaskan/mengkhususkan huruf, kata, atau kelompok kata. contoh : • Kata ngeri dimulai dengan gabungan huruf ng. • Buatlah kalimat dengan kata lepas landas. 3. Menuliskan kata/istilah asing. • Weltanschaung diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'. Huruf miring di atas dapat diganti dengan garis bawah.
Penulisan Kata& Unsur Serapan 1. Kata ulang • Kata ulang dalam bahasa Indonesia ditulis lengkap, tidak boleh ditulis dengan angka dua (2) kecuali untuk tulisan pribadi. Contohnya : anak-anak, berbincang-bincang, buah-buahan, berkejar-kejaran, bolak-balik Anda diwajibkan belajar mati-matian bila ingin maju. Anda diwajibkan belajar mati2an bila ingin maju. 2. Kata majemuk/kompositum • Unsur-unsur kata majemuk harus ditulis secara berdiri sendiri Contoh : lalu lintas, duta besar, persegi panjang, daya guna, bebas tugas, tanggung jawab; Mendayagunakan, dibebastugaskan, pertanggungjawaban, mempertanggungjawabkan.
3. Gabungan kata yang salah satu unsurnya berupa unsur terikat. Contoh : a amoral Nara narasumber adi adikuasa Non nonetnis Anti antikarat Nir nirlogis audio audiovisual Pasca pascasarjana antar antardaerah pramu pramunikmat Bi bikarbonat Pra prajaabatan ekstra ekstramesin purna purnawaktu(fulltime) Infra infrastruktur Sub subsistem ko kosponsor swa swakelola lir lirkaca (fiberglass) Supra supranatural maha mahabijaksana tele telesinema makro makrokosmos Tuna tunasusila Mono monolingual Trans transparansi (beningan) multi multisistem Ultra ultramodern
4. Bentuk di, dan ke Dalam bahasa Indonesia bentuk di- dan ke- ada dua, sebagai a. kata depan b. awalan Bagaimana cara membedakan dan menuliskannya? imbuhan di dan ke ditulis >< menulis dilakukan >< melakukan Dipukul >< memukul diperas >< memeras diindonesiakan >< mengindonesiakan keinggris-inggrisan Kata depan menyatakan ‘tempat’, ‘benda’; menjadi jawaban atas pertanyaan di mana atau kemana di Indonesia ke Inggris di kebun di kelas ke dalam ke atas Di kanan di kiri ke samping ke kelas Di samping di antara ke luar Keluar? keluar >< masuk ke luar >< ke dalam Catatan • Di & ke yang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya jika kata-kata itu dapat dideretkan dengan kata yang didahului kata di & dari ke luar di luar dari luar ke dalam di dalam dari dalam • ke pada kemari walaupun menunjukkan arah harus ditulis serangkai karena tidak dapat dideretkan ke mari di mari (?) dari mari (?)
5. per dan pun • Per ditulis serangkai, bila menyatakan bilangan pecahan/sebagai awalan/bagian dari gabungan imbuhan Contoh : dua pertiga pertama permukiman • Per ditulis tidak serangkai, bila menyatakan makna ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’ Contoh : satu per Satu mengandung arti demi Per bulan mengandung arti tiap Per maret mengandung arti mulai • Pun ditulis serangkai bila sudah merupakan satu kesatuan Walaupun maupun andaipun ataupun bagaimanapun Meskipun sungguhpun kendatipun biarpun kalaupun sekalipun • Pun ditulis terpisah, bila pun berpadanan dengan kata juga/saja Contoh : dia pun berdiri pun itu pun sekali pun
6. Penulisan Angka/ Bilangan • Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka - angka Arab 1,2,3,4,5,6, . . . . - angka romawi I, II, III, IV, V, . . . . • Angka Arab dan Romawi dapat digunakan secara berkombinasi/bergantian dalam pernyataan bilangan tingkat Contoh : bentuk benar bentuk salah abad XXI abad ke XXI abad ke-21 abad ke-XXI lantai II abad 21 lantai ke-2 abad ke 21 lantai kedua lantai ke II
Unsur Serapan dari Bahasa Arab asas, tidak sah, syah = raja, saraf, ahli, rahmat, akhlak, akhirat, Izin azan lezat paham Pikir pasal pihak fakir makhluk, khidmat, khatulistiwa, fitrah, faedah, fatwa, masyarakat syarat, musyawarah, masyhur, doa, Jumat, ijazah, jenazah, jadwal, alhamdulillah, insyaallah, assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh • ass. wr. wb. bukan a.w.w. • Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu • Minggu ? dari Santo Domingo = Minggu yang suci
Dari Bahasa Barat sistem, kualitas, kuantitas, akuarium, kuintal, kuitansi, ekuivalen, konsekuen, frekuensi, aktif, aktivitas, produktif, produktivitas, standar, standardisasi, energi, manajemen, manajer, pasien, toilet, apotek, apoteker, praktik, praktikum, protein, survei, survey surveyor esai, persen, persentase, presentasi provinsi, telepon, Februari, November, hierarki, kuesioner, kromosom, metode analisis, hipotesis, tradisional, struktural, formal, moral, moril, material, materiil, hierarki, otobiografi, sanksi-sangsi, bank-bang, desain, ekstrem
Pemakaian Tanda Baca I. Koma Kalimat Rincian 1. Alat-alat yang dipersiapkan adalah kertas, pensil, dan penggaris. 2. Kami memerlukan kursi, meja, dan lemari. Kami memerlukan kursi, meja, dan sebagainya. --- . . . , . . . , dan/serta . . . . --- . . . , . . . , ataupun . . . .
Kalimat majemuk setara 1. Komputer penting sekali, tetapi harganya mahal. Kata sambung melainkan, sedangkan, padahal, seperti, kecuali, misalnya, antara lain • Kalimat majemuk bertingkat 1. Walaupun cuaca buruk, pesawat itu berangkat juga. Pesawat itu berangkat juga walaupun cuaca buruk. Konjungsi (Kata sambung) penanda anak kalimat meskipun . . . , . . . . biarpun karena sebelum, sesudah, ketika,bahwa, jika, agar, supaya, sebab, sungguhpun, sehingga, apabila, kalau
Ungkapan penghubung antarkalimat Kerusuhan menjadi-jadi. Oleh sebab itu, .... Dengan demikian, ....; namun, jadi, pertama, selanjutnya, kemudian, akan tetapi, walaupun demikian (bukan namun demikian), meskipun demikian, sehubungan dengan itu, lagi pula, meskipun begitu, selain itu, sebaliknya, misalnya, dalam pada itu, sebenarnya, sebagai simpulan *Sehingga . . . . (salah)
Keterangan Tambahan • Megawati Soekarno Putri, presiden pertama wanita Indonesia, bekerja dengan sangat hati-hati. • Dataran rendah, termasuk Jakarta, beriklim panas. -- . . . , aposisi , . . . . . . . -- . . . -- . . . . . . . (. . .) . . . . Rangkaian temuan ini – evolusi teori kenisbian dan pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan pasaran dalam negeri.
Keterangan pada awal kalimat • Atas bantuan Bapak, saya ucapkan terima kasih. • Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, diperlukan sikap yang sungguh-sungguh. -- keterangan, . . . . • Memisahkan nama dan gelar Dr. Fariz Brioputra Ismail, M.Sc.
II. Titik Koma 1. Kami berdiskusi di ruang II; mereka kuliah di ruang I. • Malam makin larut; pekerjaan belum selesai. --- pengganti kata sambung (tetapi, melainkan, dan) III. Titik Dua 1. Kami memerlukan perlengkapan kantor: kursi, meja, dan lemari. Kami memerlukan kursi, meja, dan lemari. 2. ".................." (Gunawan, 1989: 45) 3. ".................." (Al-Baqarah: 65) 4. Faktor-faktor itu sebagai berikut : a. motivasi orang yang bersangkutan; b. situasi lingkungan; c. sarana yang tersedia. IV. Tanda Petik Ganda 1. "Kami tidak setuju." kata mereka. 2. Bacalah sajak "Aku" karangan Khairil Anwar. 3. Mereka harus membaca artikel "Rumah Kaca". 4. Bacalah bab "Penentuan Sampel" dari buku Statistik. 5. Penjahat itu telah "diabadikan".
V. Tanda Hubung 1. berbantah-bantahan 2. ber-evolusi, be-revolusi -- memperjelas istilah 3. tiga puluh empat-perlima, (30 4/5) tiga-puluh-empat perlima (34/5) dua puluh lima-ribuan (20 x 5000) dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25.000) 4. tahun 50-an, ke-50. 5. se-Indonesia 6. di-tackle 7. Mesin potong-tangan/mesin-potong tangan (mesin untuk memotong tangan) VI. Tanda Kurung 1. Bagian Perencanaan telah menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu. 2. Keterangan itu (lihat Tabel XII) menunjukkan perkembangan arus lintas di kota Bandung. 3. Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
VII. Tanda Pisah 1. Bandung -- Jakarta 2. Barang-barang itu -- kursi, lemari, meja, dll. -- diangkut hari itu juga. Contoh pemakaian tanda baca • Daftar pustaka Contoh : Effendi, S (Ed.). 1999. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta : PT Gramedia. Hadiwidjojo, Purbo. M.M. Menyusun Laporan Teknik. Bandung: ITB. 1998. • Catatan Kaki Contoh : W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karng-Mengarang (Yogyakarta : UP Indonesia, 1967), hlm. 4.