160 likes | 494 Views
Pertemuan 10 Wewenang & Delegasi. KEKUASAAN ( POWER ). WEWENANG ( AUTHORITY ). TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY). PENGARUH ( INFLUENCE ).
E N D
KEKUASAAN (POWER) WEWENANG (AUTHORITY) TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY) PENGARUH (INFLUENCE)
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. • Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. • Pengaruh (Influencee) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruh. Pengaruh timbul karena status jabatan, kekuasaan mengawasi dan hukum, pemilikan informasi lebih lengkap ataupun penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik.
Delegasi wewenang Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya
Empat kegiatan terjadi akibat pendelegasian • Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas bawahan • Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan / tugas • Penerima delegasi baik implisit atau eksplisit menimbulkan kewajiban / tanggung jawab. • Pendelegasi menerima pertanggung jawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dipercaya.
Wewenang Lini, Staf dan Fungsional • Wewenang Lini, (line authority) adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung • Wewenang staf (staff authority) adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi, kepada personalia lini • Wewenang staf fungsional (functional staff authority) adalah hubungan terkuat yang dimiliki staf dengan satuan-satuan lini.
Alasan perlu membedakan antara kegiatan lini dan staf • Kegiatan ini mencerminkan pekerjaan pokok organisasi • Manajemen puncak harus memperhatikan kebutuhan integrasi dan pengaruh departemen-departemen tersebut. • Pengetatan yang dibuat organisasi dalam waktu krisis sangat ditentukan oleh pilihan.
Faktor timbulnya konflik, diantaranya : • Perbedaan umur dan pendidikan, orang-orang lini biasanya lebih muda dan lebih berpendidikan dari pada orang staf sehingga menimbulkan “generation gap” • Perbedaan tugas, dimana orang lini lebih teknis dan generalasi. Sedangkan staf spesialis, hal ini menimbulkan kejadian-kejadian : • Karena staf sangat spesialis, menggunakan istilah dan bahasa yang tidak dipahami orang Lini. • Orang Lini merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti masalah-masalah Lini dan menganggap saran mereka tidak dapat diterapkan atau dikerjakan.
Perbedaan sikap, tercermin pada : Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan perintah kepada orang lini untuk membuktikan eksistensinya. • Orang staf cenderung merasa paling berjasa untuk gagasan yang diimplementasikan oleh lini sebaliknya orang lini tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan masalahnya. • Orang staf merasa di bawah perintah orang lini, dilain pihak orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya. • Perbedaan posisi, Manajemen puncak tidak mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dengan hubungannya dengan lini
Pendelegasian dalam Organisasi • Manajer dapat mencapai lebih • Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien • Memusatkan tenaganya tugas prioritas yang penting • Sebagai alat untuk belajar dari keselamatan • Memfungsikan bawahan untuk tumbuh dan berkembang. • Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.
Faktor kegagalan pendelegasian, antara lain: • Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan. • Manajer tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya dengan salah atau gagal. • Manajer tidak kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahannya • Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas. • Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga posisinya sendiri terancam. • Manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya.
Alasan Bawahan Tidak Menerima Delegasi • Delegasi berarti bawahan menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas • Selalu ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya dengan salah dan menerima kritik. • Banyak bawahan yang kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar. Teknik melakukan delegasi dengan efektif • Tetapkan Tujuan • Tegaskan tanggungjawab dan wewenang • Berikan motivasi kepada bawahan • Meminta penyelesaian tugas • Berikan latihan • Adakan pengawasan yang memadai
Prinsip-prinsip Delegasi: • Limit of Control (batas pengawasan) delegasi hanya berlangsung sampai pada batas pegawasan dan penelitian • Complete of Authority (kewenangan yang seimbang) wewenang didelegasikan seimbang dengan tanggung jawab • Complete Accountability (pertanggungjawaban sepenuhnya) atasan tetap harus bertanggung jawab atas tindakan bawahannya • Single Reporting (melapor secara tunggal) tiap orang hanya melapor pada seorang atasan saja, terutama untuk tanggung jawab dan wewenang yang diberikan