300 likes | 750 Views
MSDM – Handout No 11 Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia. Disusun oleh : Hamzah Denny Subagyo , S.E., M.M. untuk perkuliahan Seminar Manajemen SDM di FE Universitas Narotama. STRESS and. Stres dan Konflik.
E N D
MSDM – Handout No 11Seminar ManajemenSumberDayaManusia Disusunoleh: Hamzah Denny Subagyo, S.E., M.M. untukperkuliahan Seminar Manajemen SDM di FE UniversitasNarotama
STRESS and
Stres dan Konflik • Pada sessi ini mahasiswa mengetahui berbagai definisi tentang stres dan konflik. • Mahasiswa mengenal sumber-sumber stres. • Mengenal model-model stres. • Mengenal konflik Destruktif dan konstruktif. • Mengenal unsur-unsur konflik. • Mengenal gaya dan pengelolaan konflik. • Menemukan hubungan Konflik dengan Stres
Pengertian Stres • Bahasa Latin “stingere” artinya Stricus = Keras. • Stingere Straise Strest Stresce Stress • Stres merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang memengaruhi dirinya. • Stres merupakan respons dari diri seseorang terhadap tantangan fisik maupun mental yang datang dari dalam atau luar dirinya (Endin Nasrudin, PSIKOLOGI MANAJEMEN, 2010: 183)
Stres menurut Pakar • Mc. Nerney dalam Grenberg (1984), Stres sebagai reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang. • Hardjana (1994), Stres sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi seseorang yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres, membuat orang ybs melihat ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi dan sistem sumberdaya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya.
lanjutan • Dadang Hawari, istilah Stres dan Depresi sering tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa diri seseorang (stressor psikososial) dapat mengakibatkan gangguan fungsi/faal organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) ini dinamakan Stres. Dan manakala fungsi organ-organ tubuh itu terganggu terjadilah DISTRES. • Moh. Surya, Stres baik fisik maupun mental akan memberikan dampak terhadap dinamika perilaku seseorang, bergantung pada cara ia menghadapi kondisi yang menimbulkan stres. Stres tidak selalu berdampak negatif. Pada kondisi tertentu menghasilkan dinamika perilaku positif dan produktif. Stres positif disebut EUSTRES, yang negatif DISTRES.
Tahapan perkembangan Stres • Tahapan tanda-tanda awal, terjadi reaksi-reaksi tertentu dalam diri individu (fisik maupun mental). Misal, jantung berdebar, keluarnya kelenjar tertentu, perubahan nafas, air muka, dsb. • Tahapan resistansi, individu memberikan perlawanan terhadap datangnya pengaruh yang menimbulkan stres. Dalam situasi ini, timbul bermacam-macam resistansi, baik terkendali maupun yang tidak. Bila terkendali EUTRES dan bila tidak DISTRES.
lanjutan • Tahapan keletihan, yaitu keadaan fisik dan mental tidak mampu lagi menghadapi tantangan yang datang. Keadaan ini dapat menimbulkan berbagai akibat, misalnya terganggu atau sakit. PSIKOSOMATIK, keadaan gangguan atau sakit fisik yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat mental.
Dampak psikologis dari stres • Gampang marah, frustrasi, kecemasan, agresi (menyerang), gugup dan panik. • Keadaan lebih lanjut, timbulnya kebosanan, apatis, depresi, tidak bergairah, dan kehilangan kepercayaan diri.
Dampak lainnya Stres • Aspek jasmaniah, perubahan hormonal, hipertensi, meningkatnya denyut jantung, kesulitan pernafasan, gangguan saraf pencernaan. • Aspek perilaku, berupa kelainan perilaku seperti; kurang mampu membuat keputusan, mudah lupa, terlalu peka, pasif, kurang tanggung jawab. • Aspek lingkungan, orang stres dapat mempengaruhi lingkungan, misalnya rumah tangga, kantor dll. Menjadi kurang harmonis, lingkungan kerja kurang produktif, tidak adanya ketentraman lingkungan.
Sumber-sumber stres • Lingkungan kerja • Kondisi-kondisi di luar kerja • Diri pribadi
Faktor lingkungan kerja • Kondisi fisik lingkungan kerja spt : • Penataan ruang kerja • Rancangan, peralatan, dan prosedur kerja • Sistem penerangan • Sistem ventilasi • Tingkat keleluasaan pribadi (privasi)
lanjutan • Kondisi psikis di lingkungan kerja spt : • Beban kerja berlebihan • Desakan waktu • Pengawasan yg kurang baik • Iklim yg kurang menjamin keamanan • Kurangnya feedback dari hasil kerja • Kurang jelasnya pemberian wewenang • Ketidakjelasan peran • frustrasi, • Perbedaan nilai-nilai • Perubahan dalam pekerjaan • Interpersonal conflict/Perselisihan antarpribadi dan kelompok
Penyebab perselisihan • Persaingan • Ketergantungan pada tugas • Ketidakjelasan wewenang • Masalah status • Hambatan komunikasi • Sifat-sifat individu • Miskomunikasi • Ketidakadilan/diskriminasi
Faktor Lingkungan Umum • Pengaruh yg berasal dari lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan keluarga, lingkungan budaya, lingkungan spiritual dll.
Faktor diri pribadi • Setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap tantangan yang datang pada dirinya. • Perbedaan reaksi bergantung pada kondisi karakteristik pribadi masing-masing individu. • Terdapat korelasi positif antara pengelolaan stres dengan tingkat kemandirian pribadi. • Kemandirian memiliki ciri 5K, yaitu; Konsisten, Komitmen, Kendali, kompetensi, dan kreativitas, • Pengelolaan stres yg baik adalah kemampuan meminimalisir dampak negatif, memaksimalkan dampak positifnya.
Model Stres berdasarkan Stimulus • Model stimulus berdasarkan pada analogi sederhana dengan Hukum elastisitas. Beban dapat menimbulkan kerusakan. Strain/ketegangan yang dihasilkan stres yang diberikan berada pada batas elastisitas akan kembali ke kondisi semula. Bila melampaui batas akan terjadi kerusakan. • Stresor eksternal akan menimbulkan reaksi stres atau strain dalam diri individu. • Pendekatan ini menempatkan stres sebagai sesuatu yang dipelajari dan menekankan pada stimulus yang merupakan diagnosis stres.
Model stres berdasarkan respons • Model ini mengidentifikasi stres sebagai respons individu terhadap stresor yang diterima. • Stres sebagai respons non-spesifik yang timbul terhadap tuntutan lingkungan. • Respons umum, disebut General Adaptation Syndrome meliputi tiga phase; fase sinyal, fase perlawanan, dan fase keletihan. • Reaksi alarm sebagai respons siaga (fight or flight) dimana terjadi peningkatan Cortial hormone, emosi dan ketegangan. • Fase perlawanan/resistance terjadi bila respons adaptif tidak mengurangi persepsi thd ancaman.
Macam-macam Stresor • Stresor yang bersumber dari Pribadi (Kepribadian dan persepsi) • Stresor Pekerjaan (Profesi tertentu) • Stresor Lingkungan (Bising, berantakan, panas, penuh sesak, kotor, pengap) • Stresor dalam Persfektif Agama (seperti yang tertulis di dalam kitab suci tentang adanya ujian dari Sang Pencipta) • Stresor psikososial; perkawinan, problem orangtua, hubungan interpersonal (KONFLIK), pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik atau cedera, faktor keluarga
Konflik • Adalah hal yang abnormal karena hal yang normal adalah keselarasan. Artinya konflik adalah gangguan stabilitas yang harus cepat-cepat diselesaikan. • Adalah perbedaan atau salah paham. Dengan kata lain, konflik adalah kegagalan berkomunikasi dengan baik, sehingga timbul salah paham. • Adalah gangguan yang hanya terjadi karena kelakuan orang-orang yang “tidak beres”. (Anti sosial, paranoia, ngawur, atau senang berkelahi).
Penyebab Konflik • Sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang secara potensial dan praktis/operasional dapat saling menghambat. • Bila ada suatu sasaran yang sama-sama dikejar oleh kedua belah pihak, tetapi hanya salah satu pihak yang mungkin akan mencapainya.
Sifat Konflik • Konflik negatif, konflik yang membuat para pihak yang konflik merasa merugi. Di dalam konflik negatif dikenal adanya spiral konflik yaitu searah, meningkat dan maju. Contoh : Konflik yang tidak terselesaikan. • Konflik positif, berguna bagi suatu masyarakat atau kelompok yang memungkinkan ekspresi konflik yang terbuka dan memungkinkan pergeseran keseimbangan kekuasaan. Konflik akan memberikan transisi untuk suatu hubungan baru yang terus mengalami perbaikan/penyempurnaan.
Contoh Manfaat positif Konflik • Konflik menyadarkan adanya persoalan yg harus diselesaikan, Konflik menyadarkan kita harus melakukan perubahan/penyesuaian. • Konflik menjadikan kehidupan lebih menarik, menjadi sumber hiburan, dan dapat mempererat serta memperkaya hubungan. Ketegangan kecil yang dialami dalam hubungan dengan orang lain dapat dihilangkan. • Konflik dapat menjadikan kita menjadi mampu melakukan instrospeksi diri, siapa dan macam apa kita ini sesungguhnya. • Perbedaan pendapat dapat membimbing ke arah tercapainya keputusan-keputusan bersama yang lebih matang dan bermutu.
Elemen-elemen Konflik • Cara konflik diekspresikan • Persepsi tentang kebutuhan dan tujuan • Persepsi tentang kemungkinan pemenuhannya • Tingkat persepsi bahwa kedua belah pihak sebenarnya saling terkait. • Jenis kerjasama dan oposisi.
Ciri-ciri Konflik positif • Adanya transformasi dari elemen-elemen konflik. • Adanya kesediaan para pihak untuk bekerja sama. • Adanya kesediaan untuk mengatasi konflik dengan lebih terbuka di masa depan. Para pihak makin terampil mengatasi secara konstrutif konflik-konflik baru yang terjadi di antara mereka. • Adanya kepuasan. Kedua belah pihak sama-sama merasa puas dengan akibat yang timbul pasca konflik. • Muncul perasaan saling menyukai dan saling mempercayai.
Anatomi Unsur Konflik • Adanya ketegangan yang diekspresikan, melalui tindakan, ucapan/lisan, isyarat, dsb. Konflik bathin yang hanya diketahui oleh ybs tidak termasuk dlm pengertian konflik di sini. • Adanya sasaran/tujuan atau pemenuhan kebutuhan yang dilihat berbeda, yang dirasa berbeda, atau sesungguhnya bertentangan. • Kecil kemungkinan untuk pemenuhan kebutuhan yang dirasakan. • Adanya kemungkinan masing-masing pihak dapat menghalangi/menghambat pihak lain dalam mencapai tujuan. • Adanya saling ketergantungan.
Strategi mengatasi Konflik. • Konsentrasikan pemikiran terarah kepada bagaimana mengatasi konflik yang negatif, dan bagaimana memelihara konflik yang positif. • Pertimbangkan tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan pribadi kita. Mana yang penting untuk dipertahankan, dan mana yang tidak penting sehingga dapat kita korbankan. • Pertimbangkan hubungan baik dengan pihak lain. Mana yang dirasakan sangat penting dan mana yang sama sekali tidak penting.
Lima Gaya Mengelola Konflik • KURA-KURA, cenderung menghindar dari pokok persoalan. Memilih lebih baik menarik diri (spt kepala kura-kura) dari pada harus berhadapan dengan konflik. • IKAN HIU, memecahkan persoalan dengan memenangkan diri sendiri saja. Mementingkan tercapai tujuan pribadinya saja seperti ikan hiu yang senang menyerang dan memaksakan kehendak. • KANCIL, mengutamakan menjaga hubungan dan kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia ingin disukai dan diterima oleh yang lain. Memiliki keyakinan bahwa demi kerukunan konflik harus dihindari.
lanjutan • RUBAH, senang mencari kompromi. Baginya, tercapainya tujuan-tujuan pribadi dan hubungan baik dengan pihak lain sama-sama cukup penting. Ia mau mengorbankan sedikit tujuannya dan hbungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama. • BURUNG HANTU, sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus hubungan dengan pihak lain. Baginya konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya. Solusi harus sejalan dengan tujuan pribadinya dan tujuan lawannya. Baginya konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi di antara dua pihak.
Peran Komunikasi mengatasi konflik • Komunikasi merupakan penjernih masalah di dalam hubungan yang tidak baik. • Komunikasi sebagai tempat mewujudkan konflik. • Komunikasi sebagai sesuatu yang netral. Tindakan seseorang di dalam berkomunikasi sering mengakibatkan timbulnya konflik. Namun di sisi lain, tindakan komunikasi merupakan pantulan dari adanya konflik serta usaha penangannya.