1 / 39

Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan

Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan. Bacharuddin Jusuf Habibie. Jakarta, 3 Februari 2010. Kebutuhan Energi Kelistrikan Indonesia di masa depan. Data dan Proyeksi (2000-2050) Penduduk, Konsumsi Energy dan GDP/capita.

yoko-moran
Download Presentation

Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Beberapa Catatan tentang Kebutuhan Energi Indonesia Masa Depan Bacharuddin Jusuf Habibie Jakarta, 3 Februari 2010

  2. Kebutuhan Energi Kelistrikan Indonesia di masa depan

  3. Data dan Proyeksi (2000-2050)Penduduk, Konsumsi Energy dan GDP/capita (*) Sumber: World Resources Institute (2009) (**) Data tahun 2000 & 2005 International Energy Agency (IEA) (2007); Proyeksi 2010 sd 2050 menggunakanasumsipertumbuhan rata-rata sebesar 4.6% per tahundarisumberU.S. Energy Information Administration (2006) (***) Data tahun 2000 & 2005 bersumberdari World Bank (2008); Proyeksi 2010 sd 2050 bersumberdaristudi Next11 olehGoldman Sachs (USA)

  4. Proyeksi Konsumsi Energy (%) • 2010 100 % • 2020 157 % • 2030 246 % • 2040 385 % • 2045 483 % • 2050 604 %

  5. Kajian 1:Rangkuman Hasil Re-evaluasi CADES, (BATAN, 2009)

  6. Proyeksi Kebutuhan Energi (Model MAED) Keterangan: Proyeksi penduduk 2005-2025 (menurut BPS) sedang tahun 2026-2050 diasumsikan lajupertumbuhan penduduk kurang dari 1% (0,9% per tahun)

  7. Proyeksi Penyediaan Energi (Model MESSAGE) • Discount Rate : 10% • Pembangkitlistrikkandidat: • PLTD dan PLTU Oil (Diesel dan FO) (Luar JAMALI) • PLT Gas Turbin • PLTGU (Combined Cycle) • PLTU Batubara • PLTN (1000 MWe) • Sudahmempertimbangkan program percepatanpembangunanpembangkitlistrikbatubara 10 GW • Pembangunan Area : 2 (dua) region JAMALI &Luar JAMALI

  8. Parameter Teknis

  9. Harga Bahan Bakar dan Parameter Ekonomi Lain

  10. TigaSkenario

  11. Hasil Pangsa Produksi Listrik Jamali per Bahan Bakar SKENARIO DASAR Pangsaproduksilistrik per jenisbahanbakarpembangkitdalamjaringanlistrik JAMALI

  12. Proyeksi Kapasitas Pembangkit Listrik Per Jenis Bahan Bakar (JAMALI)

  13. Perbandingan Emisi CO2 oleh Pembangkit Listrik per Skenario

  14. Kesimpulan Hasil Kajian BATAN (2009) • Penggunaan energi nuklir sangat diperlukan untuk • Energi nuklir merupakan bagian dari sistem bauran energi yang optimal dan sinergistik dengan energi fosil dan terbarukan lainnya dlm memenuhi kebutuhan energi nasional • Re-evaluasi studi CADES menunjukkan bahwa introduksi PLTN pada periode 2015-2019 (RPJMN ke 3) kedalam sistem jaringan kelistrikan JAMALI merupakan solusi yang tepat untuk mendukung ketahanan pasokan energi nasional (energy security). • Hasil optimasi dari beberapa skenario menunjukkan bahwa kontribusi nuklir lebih tinggi dari sasaran KEN, hal ini menunjukkan bahwa : • Sasaran KEN adalah merupakan batas minimal yang harus dicapai dalam mewujudkan bauran energi yang optimal untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. • PLTN mempunyai peran sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan energi nasional.

  15. Kesimpulan hasil Studi BATAN (2009)(lanjutan) • Emisi CO2 pada tahun 2025 di JAMALI dari sektor listrik: • Tanpa upaya penurunan emisi = 477,7 Juta Ton • Dengan melakukan upaya bauran energi sesuai Perpres 5/2006 akan mampu menekan emisi CO2 yaitu sebesar ~ 9,1%. Sedangkan hasil optimasi opsi nuklir akan mengurangi emisi CO2 secara signifikan sebesar 36,6% pada tahun 2025 dan 56,6% pada tahun 2050. • Peran PLTN dapat diandalkan untuk mendukung rencana aksi pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim. • Peran energi nuklir pada periode mendatang (setelah tahun 2025) diproyeksikan masih tetap merupakan bagian dari bauran sistem pasokan energi nasional yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi

  16. Kajian 2:PLTN dan Aspek Lingkungan(Sofyan Yatim)

  17. DATA (1/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  18. DATA (2/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  19. DATA (3/4) Data Kadar LogamBeratdalam Batubara, ppm (ug/g) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  20. DATA (4/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  21. Hasil Kajian (1/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  22. Hasil Kajian (2/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  23. Hasil Kajian (3/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  24. Hasil Kajian (4/4) Sumber: Referensi PLTN DAN ASPEK LINGKUNGAN

  25. Kesimpulan Kajian Aspek Lingkungan(Sofyan Yatim, 2009) • PLTU batubara dgn daya 1000 MW akan mengkonsumsi batubara sekitar 3,71 juta ton/tahun. Kegiatan ini mengemisikan CO2 sebesar 6,7 juta ton/tahun dan dilepaskan langsung ke lingkungan tanpa pengolahan. • Dengan adanya rencana peningkatan penggunaan batubara untuk menambah daya listrik nasional di Pulau Jawa maka kebutuhan batubara akan meningkat sekitar 80 juta ton pada tahun 2025. • Rencana penambahan daya dengan menggunakan batubara sebagai energi primer akan menimbulkan dampak lingkungan, ini antara lain: • berupa emisi CO2 (110 juta ton tahun 2020 &145 juta ton tahun 2025). • akan meningkatkan emisi SO2, NO2 dan partikel debu ke lingkungan. (emisi SO2 akan mencapai jumlah 50.000 ton pada tahun 2020 dan 65.000 ton pada tahun 2025. jumlah yang telah melampaui batas kesehatan)

  26. Kesimpulan Kajian Aspek Lingkungan(Sofyan Yatim, 2009) (lanjutan) • Peningkatan penggunaan batubara pada tahun 2020 ataupun 2025 akan menambah pula lepasan berbagai jenis logam berat ke lingkungan, termasuk Hg, As, Cr, Pb dan U., yang amat berbahaya. • Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dgn daya 1000 MW selama 1 tahun memberikan limbah padat aktivitas tinggi sebesar 30 ton, bila diolah akan diperorel limbah padat terolah seberat 8 ton. Limbah aktivitas sedang sekitar 300 ton dan limbah aktivitas rendah sekitar 450 ton (limbah terolah). • PLTN tidak mengemisikan CO2, SO2, NO2 dan debu, yang berarti akan mencegah emisi CO2 (6,6 juta ton), SO2 (3.000 ton), NO2 (8500 ton), debu (5.700 ton), dan logam berat; yang berasal dari PLTU batubara. • Rencana pembangunan PLTN sangat mendukung terbinanya lingkungan yang aman dan bebas dari dampak pemanasan global dan hujan asam.

  27. Kajian 3:Transformasi PengelolaanEnergi dan Kelistrikan(Ali Herman Ibrahim)

  28. Data Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)

  29. SUBSIDI BBM dan BBM/LPG Sumber: PLN

  30. Kendala yang Dihadapi • Belum adanya kebijakan tarif listrik yang tepat dan terkesan kompleks sehingga justru mengakibatkan ketidakpastian. • Belum adanya konsistensi dan ketegasan kebijakan Domestic Market Obligation Batubara dan Gas alam untuk menjamin pasokan energi input bagi ketenaga listrikan • Indikasi pasokan energi primer yang belum sempurna sehingga semakin mahal beayanya yang akhirnya bermuara pada mahalnya beaya operasi penyediaan listrik dan semakin berat mengelola kelistrikan

  31. Kesimpulan Kajian Transformasi Pengelolaan Energi (Ali Herman Ibrahim) • Potensienergiterbarukansangattinggi, antara lain meliputi: • potensipanasbumi (sebesar 27 GW atau 40% potensidunia) • potensi BBN, • tenaga hidro, namunbelumadakemajuan yang berartidalampelaksanaanpengembangannya • Kebutuhanenergi yang selalumeningkatsejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.Harganya yang semakin mahal (bahkantidak terprediksi) harus diantisipasi sejak dini, dan dengan semakinlangkanyaenergi yang tidakterbarukanmendorong keharusan penggunaan energi terbarukan • Usaha suasta berpotensi besar berperan dan berpartisipasidalammengembangkanenergibaru dan terbarukan • Kebijakan harga energi baru dan terbarukan belum terbentuk dengan baik sehingga belum mendukung pengembangannya

  32. Beberapa Masukan Pengembangan Energi Indonesia di Masa Depan

  33. Hydrokinetic Energy

  34. Langkah Strategis ke Depan (1/2) • Mensosialisasikan lahirnya payung hukum undang-undangtentang ketenagalistrikan dan segera menyusun peraturan pelaksanaannya yang kontekstual • Menetapkan alokasi energi primer gas dan batubara untuk pasokan kelistrikan nasional sebagai wujud pengutamaan kebutuhan dalam negeri • Untuk jangka panjang, pemerintah harus menetapkan perencanaan alokasi pasokan energi primer untuk ketenagalistrikan yang harus juga mengakomodasi peran energi baru, terbarukan, nuklir dan ‘energi hijau’ • Pasar harus menentukan harga standar jual beli listrik suasta, yang dibina oleh pemerintah, sehingga dapat menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan investasi suasta di bidang ketenagalistrikan

  35. Langkah Strategis ke Depan (2/2) • Pemerintah perlu melakukan kajian untuk pemanfaatan energi nuklir • Pemerintah harus melakukan upaya terobosan dengan mendorong terjadinya harga listrik yang kompetitif untuk setiap kWH yang dihasilkan, termasuk dukungan fiskal • Mencapai kemandirian dalam bidang ketenagalistrikan, perlu membuat target kandungan dalam negeri 100 % pada lima tahun mendatang • Sinergi antar BUMN dengan BUMN serta BUMN dengan BUMS untuk meningkatkan nilai tambah dalam suply-demand energi dan kelistrikan

  36. Pustaka • „Transformasi pengelolaan Energi dan kelistrikan“, Ali Herman Ibrahim • ‘PLTN dan aspek Lingkungan“, Sofyan Yatim • “The Economics of Nuclear Power“, WNA (May 2009) • „Persimpangan jalan PLTN di Indonesia“, MPEL (28 November 2007) • “PLTN menjamin Ketahanan penyediaan Listrik Nasional“, MPEL, HIMNI, METI, IEN, WIN, Jakarta Februar 2010 • “Ringkasan Eksekutif Re-evaluasi Comprehensive Assessment of Different Energy Sources (CADES) for Electricity Generation in Indonesia (2001)“. • “Indonesia 2045: Super Power Baru? Akumulasi Masalah Sosial?“,BJ Habibie, Leadership Inspiring LectureInstitutTeknologi Bandung (2009)

More Related