180 likes | 472 Views
Akuntansi PPN&Ppn-BM. Prosedur Pembukuan Pajak Pertambahan Nilai untuk Transaksi sbb: Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan Penjualan dan PPN yang terutang PPN yang masih harus dibayar / lebih, dll. Pembelian barang yang PPN-nya dapat
E N D
Akuntansi PPN&Ppn-BM Prosedur Pembukuan Pajak Pertambahan Nilai untuk Transaksi sbb: Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan Penjualan dan PPN yang terutang PPN yang masih harus dibayar / lebih, dll
Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan masih dapat dikelompokkan kedalam 2 jenis: • Pembelian barang untuk diolah (persediaan) • Pembelian barang modal yang ada hubungannya dengan proses produksi
Sesuai dengan pasal 9 ayat(8) UU PPN 1984 dan keputusan Menteri Keuangan No.1441-b/KMK.04/1989 yang diperbarui dengan UU No. 18 th 2000 ada beberapa alasan yang menyebabkan PPN tidak dapat dikreditkan: • Pembelian barang atau jasa sebelum pengusaha dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak • Pembelian dan pengeluaran biaya lain yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses menghasilkan barang kena pajak atau jasa kena pajak
Pembelian dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagin, van dan kombi, kecuali untuk barang dagangan atau digunakan secara langsung sesuai dengan bidang usahanya • Pembelian yang sifatnya untuk kepentingan pribadi pemilik /pemegang saham, direktur, komisaris, dan karyawan • Penyerahan yang pajak keluarannya di tanggung pemerintah kecuali ditetapkan lain oleh Mentri Keuangan
Perolehan BKP/JKP yang PPN-nya ditanggung oleh pemerintah • Faktur pajaknya fiktif • Pajak masukan yang menggunakan faktur pajak sederhana Contoh 1: Pembelian barang/persediaan yang PPN-nya dapat dikreditkan PT. Citra membeli barang untuk persediaan dalam bulan Agustus 2006 seharga Rp 10.000.000,00 dengan kredit dari PT. Mentari
Contoh 3 : Pembelian barang/persediaan yang PPN-nya tidak dapat dikreditkan.PT.Citra membeli tunai alat-alat tulis Seharga Rp.5.000.000,00 ditambah PPN 10 %. Karena alat-alat ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan proses produksi, pajak masukannya tidak boleh dikreditkan. Sesuai dengan ketentuan dalam UU PPH 2000 PPN yang tidak dapat dikreditkan dapat dibebankan sebagai biaya operasi. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb : Alat tulis menulis Rp.5000.000,00 Biaya PPN Rp. 500.000,00 Kas Rp.5.500.000,00
Contoh 4 : Pembelian barang modal yang PPN-nya tidak dapat dikreditkan.PT.Citra membeli kendaraan sedan untuk keperluan kantor seharga Rp.120.000.000,00 tunai. Pajak masukan pembelian kendaraan sedan tidak dapat dikreditkan. Namun pajak tersebut dapat dibebankan sebagai biaya perolehan kendaraan . Jadi tidak dapat dibebankan sekaligus ditahun perolehannya, melainkan disusut sesuai dengan tarif penyusutannya. Transaksi ini dapat dicatat sbb : Kendaraan sedan Rp.132.000.000,00 Kas Rp.132.000.000,00
Contoh 5 : Pembelian dengan potongan. PT.Citra membeli barang seharga Rp. 12.000.000,00 dengan potongan pembelian Rp.2.000.000,00 jika pembayaran dilakukan dalam periode yang ditentukan, tarif PPN 10%. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb : Pembelian Rp.12.000.000,00 Cad potongan pembelian (Rp. 2.000.000,00) PPN masukan Rp. 1.000.000,00 Utang Rp.11.000.000,00
Apabila perusahaan tidak dapat membayar utang dalam waktu yang ditentukan maka pembeli tidak berhak atas potongan. pembayaran utang pembelian ini dicatat dengan ayat jurnal : Utang Rp.11.000.000,00 PPN masukan Rp. 200.000,00 Rugi krn pot tdk diambil Rp. 2.000.000,00 Kas Rp.13.200.000,00
Karena potongan tidak diambil oleh pembeli maka PPN Masukan atas potongan yang belum dihitung pada saat pembelian harus dibebankan. Demikian pula penjual harus memperhitungkan PPN terutang dengan jumlah yang sama.
Contoh 6 : Pengembalian pembelian Karena tidak sesuai dengan spesifikasi barang, pembelian sebanyak Rp.1.000.000,00 ditambah PPN 10% dikembalikan kepada penjual. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb : Utang Rp.1.100.000,00 Pembelian Rp.1.000.000,00 PPN masukan Rp. 100.000,00 Pengembalian ini akan mengurangi PPN masukan, demikian pula penjual akan mengurangkan PPN terutang.
Contoh 7 : Penjualan barang PT.Citra menjual barang secara tunai Rp.10.000.000,00 dengan PPN 10%. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sbb : Kas Rp.11.000.000,00 Penjualan Rp.10.000.000,00 PPN keluaran Rp. 1.000.000,00
Contoh 8 : Pengembalian penjualan Barang yang dijual dalam contoh 7 dikembalikan sebanyak Rp.2.000.000,00. pengembalian ini dicatat dengan ayat jurnal sbb : Retur penjualan Rp.2.000.000,00 PPN keluaran Rp. 200.000,00 Kas Rp.2.200.000,00
Contoh 9 : Penjualan dengan uang muka Pada tanggal 12 April 2006 pengusaha kena pajak “CDK” atas pembelian barang kena pajak kertas yaitu sebesar Rp 10.000.000,00 ditambah PPN 10%. Pada tanggal 12 Mei 2006 yaitu pada saat penyerahan barang, diterima sisa pembayaran Rp 20.000.000,00 dimana dalam pembayaran tersebut belum termasuk PPN. Karena itu, ada 2 transaksi yang harus dicatat yaitu:
Pembayaran Uang Muka Kas Rp 11.000.000,00 Uang Muka pelanggan Rp 10.000.000,00 PPN Keluaran Rp 1.000.000,00 Penyerahan Barang Kas Rp 22.000.000,00 Uang muka pelanggan RP 10.000.000,00 Penjualan Rp 30.000.000,00 PPN Keluaran Rp 2.000.000,00
Contoh 10:Penjualan dengan Angsuran PT.ABC menjual suatu barang dengan angsuran seharga Rp 24.000.000,00. Pembayaran dilakukan dengan 10 kali cicilan. Transaksi penjualan dan angsuran setiap bulan ini dicatat dengan ayat jurnal sbb: Pada saat penyerahaan barang Piutang penjualan angsRp 26.400.000,00 Penjualan Rp24.000.000,00 PPN keluaran Rp 2.400.000,00