220 likes | 879 Views
PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN GABAH UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI BERAS 2 JUTA TON. DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2007. Latar Belakang.
E N D
PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN GABAH UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI BERAS 2 JUTA TON DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2007
Latar Belakang • Tingkat kehilangan hasil (susut) gabah/beras masih cukup tinggi yakni 20,51% (BPS, 1996). Susut tertinggi terjadi pada kegiatan panen 10,12%, susut perontokan 4,81%, susut pengeringan 2,17% dan susut penggilingan 2,04% • Kelembagaan petani (Gapoktan) dan SDM dibidang penanganan pasca panen padi belum mantap. • Penerapan sarana dan teknologi pasca panen padi beras masih terbatas dan belum optimal.
Tujuan dan Sasaran • Mendukung peningkatan produksi beras sebesar 2 juta ton setara dengan 3,2 juta ton GKG pada tahun 2007 dan 5% pada tahun – tahun berikutnya. • Peningkatan efisiensi produksi, penurunan kehilangan hasil, peningkatan rendemen beras Peningkatan pendapatan Kesejahteraan petani • Perbaikan penanganan pasca pasca panen dan peningkatan mutu hasil pertanian. • Pengamanan harga gabah di tingkat petani sesusi atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP)
INDIKATOR KEBERHASILAN • Tersalurnya dana tugas pembantuan kegiatan penanganan pasca panen dan pemasaran gabah kepada Gapoktan • Terlaksananya fasilitasi pengadaan alat mesin pasca panen padi untuk menurunkan kehilangan hasil 1,5% dan revitalisasi penggilingan padi untuk meningkatkan rendemen 3% • Amannya harga gabah ditingkat petani sesuai atau di atas harga pembelian pemerintah (HPP) • Tumbuhkembangnya Gapoktan di daerah kabupaten/kota.
Pengadaan Alat Mesin Pasca Panen Padi : Lokasi : 31 Propinsi ,139 Kabupaten, Total = Rp. 45,673 M (± 70% Dana TP untuk pengadaan alsin pasca panen) • Fokus Penanganan Pasca Panen: • Kegiatan Penyelamatan • Pengadaan Sabit Begerigi 0,5% • Terpalisasi 3% • Pedal Thresher 2,5% • Power Thresher 3% • Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK) 3% • Output ( Keluaran ) : • Tersedianya Alsin Pasca Panen Padi di 139 kabupaten • Terlatihnya Gapoktan dalam penanganan pasca panen padi • Outcome ( Hasil ): • Beroperasinya alat mesin pasca panen secara optimal • Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan petani/ pengelola UPJA dalam penanganan pasca panen
KRITERIA GAPOKTAN PENERIMA ALAT MESIN PASCA PANEN PADI • Gapoktan yang disahkan oleh SK Bupati/ Walikota. • Gapoktan mempunyai AD/ART yang disepakati oleh anggota • Mempunyai dana operasional yang cukup. • Mempunyai manajemen usaha yang baik dan adanya pencatatan usaha secara teratur. • Mempunyai sumber daya manusia (pengelola/ manajer dan operator) yang memadai. • Diusulkan oleh Dinas Pertanian Propinsi/ Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Bupati. • Sanggup dikawal oleh Perguruan Tinggi yang ditentukan. • Sanggup dibina/dibimbing oleh dinas lingkup pertanian
Seleksi Gapoktan Yang Akan Memperoleh Bantuan Alsin Pasca Panen
PROSES PENGAJUAN DAN PENCAIRAN DANA SISTEM PMUK • Melakukan CP/CL Gapoktan • SK Penetapan Gapoktan Terpilih • Penyusunan Proposal (Analisa Usaha Alsin Pasca Panen) dengan Persetujuan dari Pendamping • Gapoktan membuka rekening di Bank setempat • Proses Administrasi Keuangan dari KPA ke KPPN setempat • Penandatanganan Perjanjian pendayagunaan lasin pasca panen yang diketahui Dinas Pertanian Propinsi • Gapoktan melampirkan faktur pembelian alat mesin pasca panen • Transfer Dana ke rekening Gapoktan sesuai faktur pembelian alat mesin pasca panen • Pengadaan Alsin Pasca Panen oleh Gapoktan
PROSES PENCAIRAN DANA SISTEM UANG MUKA (DP) • Melakukan CP/CL • SK Penetapan Gapoktan Terpilih • Penyusunan Proposal (Analisa Usaha Alsin Pasca Panen) dengan Persetujuan dari Pendamping • Melengkapi dokumen perjanjian kredit sesuai persyaratan bank pelaksana SP3 • Proses Administrasi Keuangan dari KPA ke KPPN setempat • Gapoktan membuka rekening ke bank pelaksana SP3 • Bank pelaksana SP3 berwenang mengkonversi DP dalam sistem pembayaran atau melengkapi penjaminan SP3 • Gapoktan secara teknis sudah menjadi nasabah bank pelaksana SP3
PROSEDUR REHABILITASI ALSIN PASCA PANEN • Inventarisasi peralatan pasca panen yang rusak pada Gapoktan terpilih • Penetapan alat mesin pasca panen yang akan direhabilitasi berdasarkan hasil inventarisasi • SK penetapan Gapoktan yang merehabilitasi alat mesin pasca panen • Penyusunan proposal rencana rehabilitasi alat mesin pasca panen • Proses administrasi keuangan dari KPA ke KPPN setempat • Gapoktan membuka rekening di bank setempat • Membuat perjanjian kerjasama rehabilitasi antara Gapoktan dengan bengkel yang diketahui oleh Dinas Pertanian Propinsi • Tranfer dana ke rekening Gapoktan • Rehabilitasi alsin pasca panen oleh bengkel alat mesin pasca panen
Kondisi Awal : • Kelembagaan lemah • Kehilangan hasil tinggi • Mutu hasil rendah • Harga Fluktuatif dan cenderung jatuh DEPTAN dan DINAS PERTANIAN • Kondisi Akhir : • Kelembagaan kuat • Kehilangan hasil yang menurun • Mutu hasil tinggi • Harga lebih terjamin Kelompok Kerja Lokal Rancangan Pendampingan dan Monitoring Oleh Perguruan Tinggi Pendampingan dan Pengawalan Perguruan Tingi PENDAMPING KABUPATEN • Pelatihan GHP • Pemanfaatan Sarana • Pemetaan Produksi & Pasar • Pengamanan Harga • Pengembangan Opini Publik Sarana & Teknologi Kebijakan (Lama) Sarana & Teknologi Kebijakan (Baru) Monitoring Pembelian Gabah Bulog dan LUEP Evaluasi Pengadaan Bulog dan LUEP GAPOKTAN Ditjen PPHP
LINGKUP PEKERJAAN PERGURUAN TINGGI • Koordinasi dan pembentukan POKJA dengan Dinas Pertanian Kabupaten • Pelatihan petugas pendamping kabupaten • Penyusunan modul pelatihan pasca panen dan pemasaran gabah • Pengawalan dan pendampingan penanganan pasca panen dan pemasaran gabah • Menyusun database pasca panen dan pemasaran gabah • Pemantauan dan pelaporan perkembangan pembelian gabah oleh Bulog dan LUEP • Pemantauan dan Pelaporan harga gabah dan beras dan mediasi masalah yang muncul di lapangan kepada Ditjen PPHP melalui SMS • Publikasi di media masa (lokal dan nasional) • Rekomendasi pengamanan pasca panen/pengolahan dan pengamanan harga gabah • Seminar hasil dan pelaporan
PERSYARATAN DAN MEKANISME REKRUITMEN TENAGA PENDAMPING DI KABUPATEN • Tiap Kabupaten dengan anggaran Rp 45 juta telah menunjuk pendamping selambat-lambatnya akhir Pebruari 2007 untuk 2 orang pendamping • Perguruan Tinggi dapat diajak kerjasama untuk mengadakan (rekruitmen) tenaga pendamping • Masa kerja pendamping adalah 8 bulan (Maret s/d Oktober) yang diikat dengan kontrak kerja. • Pendamping adalah sarjana pertanian atau mahasiswa pertanian tingkat akhir (lingkup bidang studi: teknologi / mekanisasi pertanian, sosial ekonomi, pasca panen) • Pendamping akan dilatih dan disupervisi oleh Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk oleh Ditjen PPHP di pusat
TUGAS PENDAMPING KABUPATEN • Menyusun data base / profil tanaman pangan khususnya padi (meliputi luas panen, alsin pasca panen, losses, kelembagaan, harga gabah dan lain-lain) • Mobilisasi dan pemberdayaan Gapoktan dalam pemanfaatan alsin pasca panen • Perancangan dan pendampingan pengadaan alsin pasca panen • Pendampingan petani dalam transaksi gabah dan realisasi pengadaan gabah oleh BULOG dan LUEP • Monitoring harga gabah dan beras di tingkat petani dan penggilingan padi. • Melaporkan perkembangan kegiatan pendampingan penanganan pasca panen ke dinas pertanian setempat dan perguruan tinggi koordinator
TERIMA KASIH Wassalamualaikum Wr. Wb.