1 / 32

Ekonomi Pembangunan (EIE21105)

Ekonomi Pembangunan (EIE21105). Kuliah 10 Kultur , fraksionalisasi dan ekonomi 22 November 2012. Outline. Pendahuluan: Bagaimana melihat peran budaya dalam kinerja ekonomi Max Weber, David Landes, Gregory Clark Kritik Konflik dan fraksionalisasasi Huntington ‘Clash of civilization’

ziv
Download Presentation

Ekonomi Pembangunan (EIE21105)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Ekonomi Pembangunan (EIE21105) Kuliah10 Kultur, fraksionalisasidanekonomi 22 November 2012

  2. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Outline • Pendahuluan: • Bagaimana melihat peran budaya dalam kinerja ekonomi • Max Weber, David Landes, Gregory Clark • Kritik • Konflik dan fraksionalisasasi • Huntington ‘Clash of civilization’ • The West vs Muslim on democratic values • Fraksionalisasi dan ekonomi • Kesimpulan

  3. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) PDB per kapitavskultur: adakahkaitan?

  4. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Ataujikadidefinisikansebagai ‘religious culture’?

  5. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Max Weber – Protestant Ethics • Protestantisme, khususnya Calvinist, adalah salah satu di balik spirit kapitalisme modern (Weber 1904; juga lihat Nurcholish Madjid …). • “Calvinist Protestants believed in the doctrine of predestination: one could not gain salvation by faith or deeds, but by hard work, honesty, seriousness the thrifty use of money and time.” (Weber 1904; summarized by Landes (1999). • Menjelaskan kemunduran negara-negara Katolik (Spanyol, Portugis, Italia) dan kebangkitan negara-negara Protestan (Belanda, Inggris, Jerman) di abad 18.

  6. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) David Landes “The Wealth and Poverty of Nations” • Faktor geografi memang memberikan kondisi awal yang berbeda-beda di tiap negara/lokasi. Geografi juga menyebabkan tiap negara memiliki tantangan yang spesifik • Tapi bagaimana negara-negara merespon tantangan geografi ditentukan oleh kultur. Dan pada akhirnya faktor kultur menjadi signifikan dalam menentukan kinerja ekonomi • Contoh: Cina vs Eropa • Mengapa ‘Barat’ maju dan menyusul peradaban lain (Cina, Muslim): • The growing autonomy of intellectual inquiry • The development of scientific method • The routinization of research and invention

  7. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Gregory Clark “A Farewell to Alms: • Revolusi industri adalah titik awal pertumbuhan ekonomi modern, sekaligus awal dari divergensi (ketimpangan) antarnegara • Sebelum revolusi industri, praktis selama seribu tahun perekonomian dunia stagnan • Mengapa revolusi industri terjadi di Inggris abad 18? Tidak sebelumnya atau sesudahnya? Tidak di tempat lain? • Bukan kebetulan; akumulasi dari faktor sosial-ekonomi yang kondusif di Inggris • Abad 20, industri tekstil sudah menyebar ke negara lain, khususnya India • Tapi produktifitas tidak setinggi di Inggris. Menurut Clark, ini karena etos/budaya tenaga kerja yang berbeda

  8. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Kritikuntuk thesis Weber • Tawney (1926): kebangkitan Inggris terjadi setelah peran agama menurun, dan sekularisme makin berperan. • Sen: thesis Weber hanya sejauh deksripsi masa lalu, tapi bukan prediksi. Di awal abad 20, Amerika Latin (Katolik) tengah bangkit. • Apakah kebangkitan Asia Timur (Jepang, Cina, Korea, Taiwan), bisa dijelaskan oleh Protestantisme? Bagaimana dengan India? • Kalau alasannya adalah etos ketimuran (Konfusianisme), apakah itu juga menjelaskan krisis Asia?

  9. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) KritikAcemoglu-Robinson untuk thesis kultur • Penjelasanbudayatidakbisamenjelaskanbanyakkasus • Korea Utara vs Selatan • Israel vsPalestina • Kongo: keenggananuntukmengadopsiteknologibukankarenabudayatapikarenatidakadainsentif • Budaya/etos Asia: bisakahmenjelaskankebangkitan Asia Timur? • Tapiuntukwaktu lama, Cinamengalamiketertinggalan • Bagaimanadengandekade yang hilangdiJepang, krisis Asia? • Ketertinggalannegara-negara Islam – budayaatauinstitusi?

  10. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Kebangkitanpengusaha Barat, kemunduranpengusaha Muslim: budayaatauinstitusi? • TimurKuran (http://econ.duke.edu/people/kuran) • PerekonomiandiTimur Tengah – berbasisperdanganan – cukupmajusaat Barat-Eropamasihtertinggal. • Beberapahalterkait “aturan main” dalamperdagangansudahditemukan, yang menjadidasarekonomi modern • Tapimengalamikemunduransejakabad 16-17, dandiabad 18 praktistertinggaloleh Barat-Eropa • Ikatanbisnistidakbisadiwariskan jikaadamitrabisnismeninggal, ikatanbubardanharusmulaidariawal  disinsentifuntukikatanbesar • “Penyalahgunaan” aturanwaqaf  menjadikanasetpribadiseolah-olahbarangpubliksehinggaterhindardariaturanpajak, tapipadapraktektetapdiperlakukansebagaiasetpribadi • Sistemperadilandiskriminatif, kesaksiansaksi Muslim diberibobotlebih, membuatbanyakpihakengganberurusandenganpengadilan Muslim

  11. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Jadi, apakahfaktorbudayajadipenjelasan? • Ya, sampaibatastertentu • Perbedaanbudayatidakbisamenjelaskandisparitasekonomiantarnegara yang besardanpersisten • Budayamempengaruhiekonomimelaluifaktorantara: institusi

  12. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Trend konflik di dunia

  13. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Huntington’s Clash of Civilization “In this new (post Cold war) world the most pervasive, important and dangerous conflicts will not be between social classes, rich and poor, or other economically defined groups, but between peoples belonging to different cultural entities. Tribal wars and ethnic conflicts will occur within civilizations. And the most dangerous cultural conflicts are those along the fault lines betweencivilizations.” (Huntington 1996:28).

  14. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) More on Huntington • “Cultural identities, based on civilizations, are shaping patterns of cohesion, disintegration and conflict in the post Cold War World.” • “In the post-Cold War world, the most important distinctions among peoples are not ideological, political, or economic. They are cultural.” Huntington 1996 p.21 • Agregasi dari identitas kultural adalah ‘peradaban’ (civilization). • The balance of population is shifting with a decline in the West, Asia is expanding, and Islam is expanding demographically.

  15. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Huntington’s civilization thesis • Societal values are based on civilizational cultures based mainly on religion: Western Christianity, Islamic, Orthodox, Latin American, Sino-confusianism, Japanese, Hindu, Buddhist, Sub-Saharan Africa

  16. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) The clash thesis • The core cultural difference between the West and Islam relate to democratic values. • The separation of church and state, rule of law & social pluralism, institutions of representative government  “these concepts, practices and institutions form part of the essential continuing core of Western civilization.” (pp70-71). • The West is ‘unique’ • Modernisasidankonvergensitidaksamadenganwesternisasi, karenanilai-nilai ‘barat’ tidak di-share secara global • Cultural differences are at the root of much international and domestic conflict in the post Cold War era • Konflik modern: bukanantarakapitalismedansosialismetapiantarabaratdanmuslim

  17. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Kritik • Pendefinisian ‘kultur’ dan ‘peradaban.’ • Apa yang menjadi batas-batas peradaban? • Bagaimana metodologinya? • Identitas: single or multiple (Sen 2006) • Clash ‘within’ civilization • Secara agregat, tidak ada perbedaan signifikan antara populasi ‘Muslim’ dan ‘Barat’ dalam penerimaan atas demokrasi

  18. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) The West vs Muslim: the ‘democratic value’ hypothesis • Benarkah masyarakat ‘Barat’ (Anglo-saxon Protestant) lebih terbuka dan demokratis (dibandingkan Muslim)? • Data Freedom House Index of Political and Civil Liberty: mayoritas negara Muslim termasuk ‘kurang’ atau ‘tidak’ demokratis. • Tapi: data survey (World Values Survey) menunjukkan bahwa penerimaan terhadap demokrasi dan penolakan terhadap pemimpin agama tidak jauh beda antara penduduk negara Muslim dan Barat. • Meskipun: nilai-nilai gender equality lebih rendah di negara-negara Muslim • Catatan: jangan lupakan ‘clash within civilization’…!

  19. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Approve of democratic performance, strong and religious leaders

  20. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Gender values

  21. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Huntington – prognosis • Sebelum 11 September 2001, thesis Huntington diterimasecaraberagam • Setelahitu, makinbanyak yang mengaitkanisuterorisme global dan ‘war on terror’ dengan thesis Huntington • Tergantungbagaimanacaramelihatdanmenganalisis, thesis clash of civilization diterimasecaraberagam • Satuhal yang pasti: makinbanyakkonflik internal, didorongolehetnis/agama – apaartinyaterhadappembangunanekonomi?

  22. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Fraksionalisasi dan ekonomi (1) • Huntington: kultur adalah determinan paling utama dalam konflik • Easterly (2001): negara yang memiliki fraksionalisasi kultur tinggi cenderung memiliki kinerja ekonomi yang buruk: • Perang sipil, genocide, pembunuhan politik • In defense of status quo • High inequality and low redistribution • Low level of human capital • Bad institution: black market premium, financial repression, political oligarchy • “Membunuh angsa yang bertelur emas”

  23. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Fraksionalisasi dan ekonomi (2) • Alesina et al (2002): indeks fraksionalisasi berdasarkan etnis, bahasa dan agama • Bagaimana menentukan ‘cleavage’ (jurang yang memisahkan identitas)? • Fisik: tidak menggambarkan perpecahan di Amerika Latin, Afrika, Belgia, Swiss • Bahasa: tidak menggambarkan disparitas di AS, Inggris • Agama: paling ‘endogen’ • Semakin tinggi tingkat fraksionalisasi: • Semakin kecil laju pertumbuhan PDB per kapita • Semakin tinggi tingkat korupsi • Semakin tinggi tingkat buta huruf • Semakin rendah kualitas infrastruktur fisik

  24. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  25. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  26. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  27. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  28. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  29. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Diskusi • Fraksionalisasi budaya sangat mempengaruhi kinerja ekonomi, melalui beberapa channel. • Karena tingkat fraksionalisasi adalah eksogen, apakah artinya tidak ada yang bisa dilakukan? • Easterly (2001): better institutions can do! • Institusi yang lebih baik mengkompensasi pengaruh dari fraksionalisasi • Untuk negara dengan tingkat fraksionalisasi yang sama, semakin baik institusi: • Semakin tinggi tingkat partisipasi sekolah, • Semakin rendah premi dari pasar gelap • Semakin rendah probabilitas dari genocide dan pembunuhan politis

  30. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  31. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012)

  32. Ekonomi Pembangunan – Kuliah 10 (22/11/2012) Kesimpulan • Culture matters for econ development. And it matters a lot • But there is no solid way to argue that it affects economic performance in a consistent and systematic way. • A better and more solid way is to analyze the channels through which culture affect the economy. • Institutions that promotes scientific progress • Commercial institutions. • Ethnic and religious conflict is now shaping the global trend of conflict, and it has many implications for economic development

More Related