210 likes | 625 Views
Studi Kelayakan Bisnis. PEMILIHAN KEGIATAN USAHA/PROYEK DENGAN ANALISIS KRITERIA INVESTASI Ati Harmoni Universitas Gunadarma 2007. Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi. TUJUAN
E N D
Studi Kelayakan Bisnis PEMILIHAN KEGIATAN USAHA/PROYEK DENGAN ANALISIS KRITERIA INVESTASI Ati Harmoni Universitas Gunadarma 2007
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara memilih proyek berdasarkan hasil kriteria investasi.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Pendahuluan Pemilihan proyek perlu dilakukan karena terbatasnya dana, waktu, dan tenaga dalam mengerjakan suatu proyek. Pemilihan dilakukan agar proyek yang dipilih benar-benar memberikan manfaat maksimum dari peluang yang tersedia dalam batas-batas kemampuan investasi. Analisis kriteria investasi dapat dilakukan dengan: • Mutually exclusive alternative project • Cross over discount rate analysis.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Mutually exclusive alternative project Mutually exclusive alternative project adalah memilih salah satu alternatif dari beberapa alternatif karena tidak mungkin melakukan beberapa proyek dalam waktu bersamaan karena terbatasnya dana, waktu, maupun tenaga yang diperlukan. Apabila hasil kriteria investasi tidak konsisten di antara kegiatan usaha, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, a.l. jumlah investasi dan jangka waktu pengembalian proyek.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Tabel 1. Cash Out Flows dan Cash In Flows proyek A, B, dan C
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Hasil perhitungan kriteria investasi dari proyek A, B, dan C seperti terlihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2. NPV, IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Proyek A,B, dan C
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Dari NPV, proyek A lebih baik dari proyek B dan C. Dari IRR, proyek C lebih baik dari proyek A dan B. Dari NBCR, proyek B lebih baik dari A dan C. Perlu melihat aspek lainnya: jumlah investasi, umur ekonomis proyek, jangka waktu pengembalian investasi (pay back period), lokasi proyek, lingkungan masyarakat sekitar, adat istiadat setempat, dan prospek pengembangan usaha di masa datang. Misal, jumlah investasi proyek A Rp 1.100 juta, proyek B Rp 595 juta, dan proyek C Rp 450 juta sedangkan dana yang tersedia pada investor Rp 1.100 juta, maka meski dapat membiayai proyek A, investor lebih baik memilih proyek B yang menghasilkan NPV Rp 256,25 juta dan IRR sebesar 30,06%.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Kriteria lain adalah dengan melihat Pay back period, yaitu jangka waktu pengembalian investasi. Semakin cepat proyek tersebut dapat mengembalikan investasi, semakin baik karena investasi yang telah dikembalikan dapat digunakan untuk proyek lain yang dapat menghasilkan benefit baru bagi perusahaan. Pembangunan konstruksi proyek juga harus diperhatikan. Semakin lama pembangunan konstruksi, semakin lama untuk mendapatkan benefit.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Cross Over Discount Rate Analysis (CODR) CODR adalah salah satu peralatan analisis yang digunakan dalam pemilihan proyek apabila social opportunity cost (SOCR) sebagai discount factor sulit untuk diketahui (karena seringnya perubahan tingkat bunga atau karena pengaruh ekonomi secara keseluruhan). Dari NPV dengan berbagai discount rate yang digunakan, ternyata jumlah investasi yang relatif besar tidak selalu memberikan benefit yang besar, tetapi tergantung pada biaya operasi dan pemeliharaan, serta benefit kotor yang diberikan proyek tersebut.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Dengan mengetahui discount rate pada titik CODR dapat dipilih proyek mana yang lebih baik untuk dikerjakan, yi. tergantung pada NPV dari proyek pada SOCC yang digunakan. Contoh: Perhatikan tabel 3 berisi perkiraan total cost, benefit, dan net benefit, dari proyek A dan B. Besarnya net present value dari proyek A dan B berdasarkan pada beberapa discount rate dapat dilihat pada tabel 4.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Tabel 3. Total Cost, Benefit, dan Net Benefit Proyek A dan B
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Dari perhitungan, NPV pada berbagai discount rate pada masing-masing proyek tidak proporsional. Proyek B (NPV Rp 41,08 juta) lebih elastis dibanding proyek A (NPV Rp 43,73 juta). Pada tk discount rate 25%, NPV proyek A lebih kecil dari proyek B. Apabila social opportunity cost of capital (SOCC) yang berlaku di masyarakat lebih besar dari tingkat CODR pilihan terhadap proyek B lebih menguntungkan dari proyek A. Sebaliknya apabila SOCC yang digunakan lebih kecil dari CODR berarti pilihan terhadap proyek A akan lebih menguntungkan.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Tabel 4. Nilai Present Value dari Proyek A dan B pada Berbagai Discount Factor
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Slope dari NPV yang menggunakan bermacam-macam discount rate apabila digambarkan dalam sebuah kurva adalah berbentuk cekung. Proyek A lebih elastis daripada Proyek B, dengan demikian titik perpotongan antara NPV Proyek A dengan NPV Proyek B adalah titik keseimbangan antara nilai NPV proyek A dan Proyek B pada discount rate tertentu.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Nilai NPV pada titik perpotongan:
NPV 191 Proyek A 161 CODR 25,98 Proyek B 18,47% Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan Analisis Kriteria Investasi Berdasarkan pd hasil perhitungan, CODR adalah seperti pada grafik Berikut. SOCC yang berlaku di masy. Berada Di atas CODR (18,47%), berarti Proyek B lebih menguntungkan. Sebaliknya, apabila SOCC lebih kecil dari CODR, pilihan thd Proyek A mem- berikan NPV lebih besar daripada Proyek B.