580 likes | 1.34k Views
Epidemiologi Poliomyelitis dan Aspek Imunisasi. Pokok Bahasan. Epidemiology poliomyelitis Agent Agent penyebab Cara penularan Host (Faktor Resiko) Imunitas – cara pencegahan Umur Environment (Faktor Resiko) Waktu Tempat Relevansinya untuk dapat dieradikasi. Turunan virus polio
E N D
Pokok Bahasan • Epidemiology poliomyelitis • Agent • Agent penyebab • Cara penularan • Host (Faktor Resiko) • Imunitas – cara pencegahan • Umur • Environment (Faktor Resiko) • Waktu • Tempat • Relevansinya untuk dapat dieradikasi. • Turunan virus polio • Batasan VAPP dan VDPV Resiko terjadi VAPP &VDPV • Terjadinya VAPP dan VDPV Pencegahan VDPV
Cornu anterior POLIOMYELITIS Kerusakan sel motorneuron (cornu anterior) di Medula Spinalis akibat suatu peradangan yang disebabkan oleh virus polio, dengan manifestasi KELUMPUHAN. Medula spinalis Penampang horisontal
X-ray Crystallography Virus RNA, ±7500 nucleotide Diameter 27-30 nm Genus Enterovirus Fam. Picornaviridae Tahan terhadap:asam,sabun,ether, chloroform Inaktivasi dg:pemanasan,formalin, UV, chlorine, pengeringan Virus Polioagent penyebab Poliomyelitis
Lama Virus Polio Bertahan Hidup berdasarkan Suhu Suhu Beku : Beberapa tahun Suhu Lemari Es : Beberapa bulan Suhu Kamar : Beberapa hari Suhu 50 oC atau lebih : Cepat Rusak
Laju Inaktivasi Virus Polio Liar Berdasarkan Musim Laju inaktivasi menurun 90% (10%)
Laju Inaktivasi Virus Polio Liar Berdasarkan Jenis Air Laju inaktivasi menurun 90% 10% 26 Laju inaktivasi melambat bila ada bahan organik.
Virus Polio (Lanjutan) • 3 Jenis enteroviruses • Tipe 1 (Brunhilde), Tipe 2 (Lansig) dan Tipe 3 (Leon) • Sangat menular • Semua tipe menyebabkan kelumpuhan • Tipe 1 : penyebab paling sering, kemudian Tipe 3 dan Tipe 2 • Sekali terinfeksi, penderita akan menularkan ke semua orang yang tidak imun di sekitarnya.
Virus Polio (Lanjutan) • Setelah Imunisasi dengan tOPV • Tipe 2 yang pertama dieradikasi, diikuti Tipe 3, kemudian Tipe 1 • Perbandingan yang lumpuh diantara yang terinfeksi, diperkirakan: • Tipe 1 1:100 • Tipe 3 1:1000
Virus Polioepidemiology • Reservoir: manusia • Penularan: • Fecal – oral: >>> • Masa virus dalam tinja lebih lama, beberapa saat/hari sebelum lumpuh - maks. 100 hr setelah lumpuh. • Kebersihan lingkungan rendah: • Tinja dapat mencemari air dan makanan • Lalat virus dari tinja ke mak-min • Oral – oral: sedikit • Masa virus dalam air ludah pendek, maks. 2 minggu • Kebersihan lingkungan baik.
VIRUS POLIO MASUK KE ANAK LAIN MELALUI MULUT ANAK TERINFEKSI VIRUS POLIO, BAB ANAK SAKIT POLIO MAK-MIN TERKONTAMINASI TIDAK CUCI TANGAN DENGAN BAIK SETELAH BAB PENYEBARAN VIRUS POLIO DI LINGKUNGAN
CARA BERPIKIR EPIDEMIOLOGI INANG KUMAN PENYAKIT LINGKUNGAN
Exkresi virus polio liar melalui tinja 63-96% 35 – 75% <50% Penurunan ekskresi rata-rata 10-15% per minggu
Masa Inkubasi • Inkubasi pendek: 7-14 hr (terpendek 4 hr), range 3-35 hr • Eksresi virusmelalui tinja secara intermiten sampai 6-8 minggu atau melalui air ludah 1-2 setelah lumpuh. • Eksresi virus terbanyak pada: • Beberapa saat sebelum lumpuh – 2 minggu setelah lumpuh • Eksresi virus sangat menurun setelah 4 minggu lumpuh
PATHOGENESIS • Virus masuk melalui mulut (oral) • Replikasi pada lapisan tonsil dan usus, serta kelenjar limfe. • Viremia melalui darah Susunan saraf pusat melalui sel saraf ke medula spinalis • Motor neuron, pada Cornu anterior medula spinalis, rusak karena replikasi virus lumpuh • Berat-ringan kelumpuhan tergantung banyaknya motor neuron yang rusak.
HOST Faktor Resiko • Tidak mempunyai kekebalan terhadap polio • Incident terbesar pada anak < 3 tahun, dan sangat jarang ditemukan pada anak umur 15 th >
IMUNISASI MENCEGAH SAKIT POLIO
KEKEBALAN thd Poliomeylitis • Melalui pemberian imunisasi/infeksi • Kekebalan terhadap satu tipe tidak menyebabkan kekebalan pada tipe lain. • Ada dua jenis kekebalan: intestinal dan humoral • Kekebalan berlangsung seumur hidup • Bayi yg lahir dari ibu yg mempunyai antibodi tinggi akan terlindungi selama beberapa minggu pertama.
Imunisasi dengan OPV (Oral Polio Vaccine) • OPV yang direkomendasikan oleh WHO diproduksi memakai Strain Sabin • Setiap dosis OPV berisi 3 type virus polio dengan titer: tipe 1 : ( 10 5.5 – 10 6.5) tipe 2 : (10 4.5 – 10 5.5) tipe 3 : (10 5.0 – 10 6) • OPV: kekebalan intestinal dan humoral
Pembentukan Kekebalan setelah 3 Dosis OPV Percent John TJ, Devararjan LV, Balasubramanyan A. Immunization in India with trivalent and monovalent oral poliovirus vaccines of enhanced potency. Bull WHO 1976;54:115-7.
MANFAATImunisasi dengan OPV • Membentuk kekebalan • 4 dosis tOPV (3 serotypes) pada bayi sebelum umur 1 tahun. • Memutus transmisi virus polio • Mop-up/Sub PIN/PIN, tanpa melihat status imunisasi sebelumnya. • Mempunyai community effect
Anak tidak pernah divaksinasi Anak Divaksinasi lebih 100 hr yl Anak divaksinasi Kurang dari 100 hr yl Transmisi (+) sakit (+) Transmisi (+) sakit (-) Transmisi (-) sakit (-) =Vaksin = VPL
Memungkinkan dibasmi Waktu pengambilan spesimen OPV jadi vaksin pilihan Perkembangan ke arah eradikasi EPIDEMIOLOGI YANG RELEVAN UNTUK ERADIKASI Virus hanya hidup di manusia Daya hidup di lingkungan singkat Virus diekskresi Kekebalan intestinal Tipe 2 yg pertama punah
POLIOMYELITISFaktor Resiko • Waktu • Tempat • Orang
POLIOMYELITIS (Lanjutan) Faktor Resiko • Waktu - MUSIM • M. hujan, di negara tropis • M. dingin/ awal m. semi di negara 4 musim • Tempat • Di daerah dengan: • Cakupan imunisasi rendah • Sanitasi lingkungan buruk • Perkotaan kumuh (PADAT) • Orang: • Tidak mempunyai kekebalan • Anak < 3 th: resiko tertular paling tinggi • Umur 15 th >: sangat kecil kemungkinan tertular
TEMPAT (2) Kasus Polio di Kab. Sukabumi, Jawa Barat, Maret-April 2005 Cicurug Bj.Genteng • 13 kasus AFP, dg onset lumpuh antara 13-03-2005 s/d25-04-2005: • 1 ks dg Virus Polio Liar (+) • 1 ks dg Virus Polio Liar (-) • 11 kasus, spesimen lab tunggu • 120 spesimen kontak lab tunggu 4 desa imunisasi polio masal balita 24-25 April 2005
TEMPAT (3) Wild Poliovirus Cases Indonesia March 2005 – 6 April 2006 = 1 WPV Case Total infected district s: 47 Total infected provinces : 10 Data as of 6 April 2006
WAKTU (1) WPV 1 monthly onset, with targeted SIAs, NIGERIA 2006 – 2010 * Continuous arrow = National IPDs Broken arrows = Sub-national IPDs * mOPV1 was used only in 4 southern states in October bOPV mOPV1 tOPV
WAKTU (2) Total AFP, Polio*, Non Polio and Pending Cases by Onset of Paralysis, Indonesia 2005 * WPV, Compatible, and VDPV Cases Data as of 29 January 2006
68% < 3 yrs 73% < 3 yrs ORANG (1) Age group of WPV cases 2008/2009, NIGERIA Age’08 (n=782) Age’09 (n=388)
ORANG (2) Characteristics of Wild Polio Cases, Indonesia 2005 OPV Dose* Group of Age *do not include missing data Data as of 29 January 2006
EPIDEMIOLOGI TURUNAN VIRUS POLIO
Secara klinis disebut VAPP Secara klinis disebut Poliomyelitis Kelumpuhan yang disebabkan oleh: • Virus vaksin • VDPV • VPL
VAPP & VDPV - Vaccine Associated Paralytic Polio - Vaccine Derived Polio virus
VAPPVaccine Associated Paralytic Polio • VAPP adalah bentuk KIPI dari OPV. • WHO: suatu kelumpuhan layuh akut yang terjadi pada: • 4-30 hari setelah menerima OPV • 4-75 hari setelah kontak dg penerima OPV • dg kelainan neurologi sampai pada 60 hari/lebih setelah onset • atau meninggal. * Global burden VAPP: 250-500 kasus per tahun Batasan
MENGAPA TERJADI VAPP? • Vaksin mengandung virus HIDUP • Mutasi/Reversi virus vaksin (REVERTANTS) < 1% • Mutasi virus terjadi karena replikasi lama di usus • Merupakan suatu respon IMUN LAMBAT • Resiko meningkat pada IMMUNODEFICIENCY • Pada umumnya PERMANENT
Risiko VAPP menurut WHO (Background rates of AEFI:WHO/V&B/00.36)
VDPV (Vaccine-derived Polio Virus) • Virus vaksin ber-replikasi didalam usus manusia, diekskresi melalui tinja biasanya 2-3 bln • Pada saat replikasi terjadi mutasi/reversionvirus vaksin. • Replikasi dan mutasi yang berulang diantara anak yang TIDAK IMUN dan suatu saat bergabung dengan C enterovirus maka akan terjadi recombinant dalam bentuk VDPV yang bersifat neuro-virulent. • Kesimpulan: VAPP & VDPV adalah konsekuensi dari imunisasi dengan OPV
3 Jenis VDPV • iVDPV = VDPV berasal dari pasien immune-deficiency. • cVDPV = VDPV yang bersirkulasi; • memiliki sifat VPL, yaitu neurovirulen dan transmissable, • semua virus yg menyebabkan wabah terbukti merupakan recombinant dg C – Enterovirus • aVDPV = ambiguos VDPVyaitu: • tak ada bukti sirkulasi, • tak ada hubungan dg pend. imun.def • berasal dari sample lingkungan yg tak ada hubungan dg kasus AFP.
Faktor risiko penyebaran VDPV • Cakupan imunisasi OPV yang rendah dalam waktu lama sehingga terjadi akumulasi orang-orang yang tidak/belum kebal terhadap polio • Tidak adanya sirkulasi virus polio liar ?? • Sanitasi buruk
Pencegahan penyebaran VDPV 1. Imunisasi OPV: Cakupan tinggi dan merata (dipertahankan!!) 2. Deteksi dini adanya VDPV dengan peningkatan kinerja surveilans AFP 3. Screening semua isolat virus polio dengan kombinasi metode antigenik dan molekuler , yaitu: uji ITD (Intratypic Strain Differentiation) dg ELISA & Probe-hybridization.
Sirkulasi VPVD yang Dilaporkan Nigeria 2005-2010 307 cs India 2009-2010 12 cs Hispaniola 2000-1 22 cases Egypt 1988-93 32 cases Ethiopia 2008-2009 4 cs Indonesia On-going 46 cases Congo 2008-2009 16 cs Philippines 2001 3 cases Madagascar 2002/2005 4/3 cases Note: V1 V2
Akibat respon imun yang rendah dari individu Tidak ada kasus lain (tidak menular) Akibat rendahnya imunitas masyarakat Menjadi KLB VAPP VDPV
Studi pada penerima vaksin polio oral • Tipe-3 paling cepat mengalami mutasi/reversi, diikuti tipe-2 dan tipe-1, rekombinasi antara serotipe vaksin sering terjadi • Pendeknya waktu ekskresi dan tingginya kekebalan penduduk membatasi penyebaran virus revertant • Sebagian besar isolat dari penerima OPV maupun kontaknya berhubungan erat dg strain Sabin • Perbedaan sekuens >1 % dibanding Sabin menunjukan replikasi berkepanjangan, disebut VDPV • Perbedaan sekuens VP1 1% berarti replikasi virus vaksin telah terjadi paling sedikit 1 tahun
VDPV di Madura • Dari Madura, ditemukan > 30 kasus AFP dg vi.polio positif oleh Lab. BLK Surabaya • Bf mendapatkan isolat dg hasil ITD yg Discordant yi: Elisa: NSL=Wild, Probe : SL • Sequencing Mumbai: 31 kasus AFP + 2 kontak dg VDPV + , sekuens nukleotida menunjukan perbedaan >1% dibandingkan dg SL.
Weekly AFP and VPD Update for Week 40, 2012Data as of 08 October 2012
= Most recent P1 Wild polio case Districts with cases in 2011 Districts with cases in current week Wild Polio Virus India, 2011 *Dots are randomly placed within blocks (Sub-districts) Data as of 08 Oct 2012
Wild Polio Cases by Type (P1, P3) and Month of OnsetIndia, 2007-2012 Data as of 08 Oct 2012
Monthly Distribution of AFP CasesSEAR, 2011 – 2012 Data as of 08 Oct 2012
Primary culture results from AFP cases 2011 Data as of 08 Oct 2012