300 likes | 539 Views
Berikut ini materi kuliah teori pembangunan. Mulai dari indikator, proses dan tahapan, contoh kebijakan, hingga implikasi kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan.
E N D
Indikator Pembangunan: Indikator Ekonomi (Moneter) • Pendapatan perkapita • Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menaikkan angkatan kerja • Laju inflasi terkait dengan kenaikan harga barang dan jasa • Surplus / Defisitnya APBN dari PDB (Product Domestic Bruto) • Pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh sumbangan konsumsi dan sumbangan investasi
Indikkator Non Ekonomi • Bidang Hukum • Meningkatnya peran dan fungsi program legalisasi nasional • Meningkatnya jumlah tenaga perancang perundang-undangan yang berkualitas • Bidang SosBud • Meningkatnya keluarga yang menggunakan jamban yang sehat • Meningkatnya keluarga yang menggunakan air yang bersih
Proses Tahapan Pemnangunan (Rostow) Tahap perekonomian tradisional • Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Produktivitas masih rendah, aplikasi teknologi dan manajemen sangat terbatas. • Ciri2 • Tingkat produktivitas perkapita dan produktivitas pekerja masih sangat rendah, karena ilmu pengetahuan modern dan teknologi belum dikenal • Sebagian besar tenaga kerja berada di sektor pertanian • Struktur sosial bersifat Hierarkis dan feodal • Hubungan keluarga masih sangat erat dan kekuasaan dipegang oleh mereka yang mempunyai tanah luas
Tahap pra-lepas landas • Perekonomian mampu bertumbuh dan berkembang dengan kekuatan mandiri • Indikator: kualitas SDM, akumulasi pemupukan modal, berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi modern • Tahap lepas landas • Indikator: pertumbuhan ekonomi dan investasi sangat tinggi, penerapan teknologi dan manajemen modern makin luas dan intensif, perekonomian makin mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan jangka panjang, struktur ekonomi makin seimbang dan kuat, peranan ekonomi modern makin besar.
Tahap kedewasaan • Dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam. • Tahap konsumsi tingkat tinggi • Adanya jaminan yang lebih baik bagi angkatan kerja • Tersedianya konsumsi bagi rakyat yang semakin memadahi • Negara mencari perluasan kekuatan di mata dunia
Kebijakan yang harusnya diterapkan oleh negara yang sedang berkembang: • Globalisasi butuh kepemimpinan, perencanaan, sumber daya, dan management. • Yang terbaik: Fight back atau merespon untuk mendapat keuntungan dari peluang dan meminimalisir konsekuensi negatif. • Sayangnya, kebanyakan negara berkembang tidak punya kapasitas Resources dan kompetensi yang cukup untuk mengelola globalisasi • Untuk itulah, strateginya yang dapat dilakukan berikut ini: • Ethics: tiada pelanggaran atas HAM • EQUITY: tiada ketimpangan di dalam dan antar negara • INCLUSION: tiada marginalisasi individu, organisasi, komunitas dan bangsa. • Human Security: tiada ancaman atas warga negara dan tenaga kerja secara fisik, mental, dan psikologis. • Sustainability: tiada destruksi lingkungan. • Development: tiada kemiskinan dan deprivasi.
Pengertian dan contoh kegagalan koordinasi Kegagalan koordinasi adalah sebuah kondisi di mana ketidakmampuan berbagai lembaga (agents) untuk mengkoordinasikan perilaku/tindakannya (pilihannya) akan memberikan hasil (ekuilibrium) yang mengakibatkan semua lembaga tersebut berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada situasi alternatifnya yang juga merupakan sebuah ekuilibrium.
Salah satu contoh dalam kegagalan koordinasi pembangunan ialah munculnya bias urban, proses pembangunan yang berlangsung selama ini di Indonesia cenderung bias kota (urban bias). Akibatnya kota mengalami kemajuan yang semakin jauh yang ditopang oleh segala fasilitas dan infrastruktur publik memadai, sementara desa kian tertinggal dan terjebak dalam kemiskinannya. Rustiadi at al (2011) menyatakan bahwa pembangunan yang urban bias seperti itu mendorong masyarakat desa untuk melakukan migrasi dari desa ke kota. Sebenarnya, proses migrasi desa-kota ini dapat dipandang sebagai hal yang positif. Dengan mengacu pada teori Arthur Lewis tentang Theory of labor transfer, maka dapat disimpulkan bahwa migrasi masyarakat desa ke kota adalah fenomena yang positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bermigrasi itu sekaligus untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja oleh pabrik-pabrik yang ada di kota. Namun yang terjadi adalah over migration dimana lapangan pekerjaan yang ada di kota tidak mampu menampung besarnya jumlah migran.
Akibatnya banyak migran yang tidak dapat diserap sebagai tenaga kerja oleh perusahaan. Alasan lain yang menyebabkan banyaknya migran tidak terserap dalam dunia usaha perkotaan adalah karena rendahnya keterampilan dan keahlian. Migran-migran yang tidak terserap atau terakomodasi oleh perusahaan-perusahaan kota inilah yang kemudian menjadi pengangguran kota dan bekerja semrawut (sektor informal perkotaan) seperti menjadi tukang ojek, pengemis, pemulung, preman dan termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL). Selain itu keberadaan migran-migran tidak terampil yang bekerja di sektor informal dengan penghasilan minim ini membuat munculnya pemukiman-pemukiman liar yang kumuh (squatter settlement). Hal-hal semacam ini dapat terjadi karena disebabkan oleh kegagalan koordinasi dalam pembangunan. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang kompelementer antara desa dan kota merupakan penyebab fenomena ini.
Dalam hal ini, yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan kebijakan pemerintahan dan undang-udang. Pemerintah dan segala kebijakannya dapat membentuk sebuah tindakan konsolidasi antara agen-agen yang terlibat atau dalam hal ini antara komunitas desa dan kota, sehingga masalah-masalah yang terjadi di atas bisa di minimalisir.
Pandangan tentang Investasi dan Bantuan luar negeri Mereka berpendapat (Paul Baran, Raul Presbisch, Samir Asin, A. Cardoso dan lain – lain) bahwa modal asing serta bantuan luar negeri hanya menciptakan suatu pola ketergantungan terhadap negara – negara maju. Bantuan luar negeri seperti yang ditunjukkan dalam penelitian empiris telah menghilangkan kesempatan untuk munculnya sumber – sumber dana domestik, dan disamping itu juga akan menimbulkan demonstration effect yang berbahaya bagi kondisi perkonomian, sosial dan politik negara yang bersangkutan.
Asumsi dasar yang diajukan adalah Pertama, semakin banyak suatu negara bergantung pada penanaman modal asing dan bantuan luar negeri maka semakin berkurang pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Kedua, semakin banyak negara bergantung kepada penanaman modal asing dan bantuan luar negeri maka semakin besar perbedaan penghasilan dan pemerataan ekonomi tidak tercapai.
Selain itu, dampak lainnya adalah: • Pertama, akibat penanaman modal asing dan bantuan luar negeri memang memperbesar perbedaan penghasilan sehingga pemerataan kesejahteraan tidak terjadi. • Kedua, penanaman modal asing dan bantuan luar negeri dalam jangka pendek memperbesar pertumbuhan ekonomi. • Ketiga, dalam jangka panjang (5-20 tahun) pertumbuhan ekonomi berkurang. • Keempat, penanaman modal asing dan bantuan luar negeri mempunyai akibat negatif untuk negara kaya dan miskin