210 likes | 530 Views
paired t test (pre – post) uji beda dua mean data berpasangan satu sampel Oleh: Roni Saputra, M.Si. Kegunaan. Menguji perbedaan kondisi awal / sebelum dan setelah perlakukan. Rumus t. Keterangan : t=Nilai t d=Selisih nilai post dan pre (nilai post – nilai pre)
E N D
paired t test (pre – post) ujibedadua mean data berpasangansatusampelOleh: Roni Saputra, M.Si
Kegunaan • Menguji perbedaan kondisi awal / sebelum dan setelah perlakukan
Rumus t • Keterangan : • t=Nilai t • d=Selisih nilai post dan pre (nilai post – nilai pre) • N=Banyaknya sampel pengukuran
Ketentuan aplikasi • Data berskala interval atau rasio • Data memenuhi asumsi distribusi normal. • Data berpasangan (satu sampel diukur dua kali, yaitu keadaan awal sebelum perlakukan dan setelah perlakuan) • Signifikansi, nilai hasil hitung t dibandingkan dengan nilai tabel t, derajat bebas (N-1). Pada uji dua sisi daerah penerimaan Ho, jika , t0,5 < thitung < t0,5 , sedangkan pada uji satu sisi daerah penerimaan Ho, jika thitung < t
Contoh Aplikasi 1 • Uji coba model penyuluhan dengan metode diskusi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat telah dilaksanakan didapat data di bawah. Sebelum penyuluhan dilakukan pre test dan setelah penyuluhan dilakukan post test dengan soal yang sama. • Selidikilah dengan = 1%, apakah model penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat ?
Penyelesaian : • Hipotesis • Ho : Ppost = Ppre ; tidak ada perbedaan pengetahuan antara sebelum dan setelah disuluh dengan metode diskusi • Ha : Ppost > Ppre ; ada peningkatan pengetahuan setelah disuluh dengan metode diskusi dibanding sebelumnya • Level signifikansi () • = 1%
Df/db/dk • Df = N – 1 = 12 – 1 = 11 • Nilai tabel • Nilai tabel t distribusi student. Uji satu sisi, =1%, df=11, nilai t tabel = 2,718 • Daerah penolakan • 3,27 > 2,718 ; • berarti Ho ditolak, • Ha diterima • Kesimpulan • Ada peningkatan pengetahuan setelah disuluh dibanding sebelumnya, pada = 1%.
Contoh Aplikasi 2 • Uji coba pengaturan suhu ruangan perawatan rumah sakit diharapkan dapat menurunkan suhu penderita panas badan. Sebelum pengaturan suhu ruangan dilakukan pengukuruan suhu badan awal dan setelah pengaturan suhu ruangan dilakukan pengukuran suhu badan kembali, didapatkan data di bawah. • Selidikilah dengan = 10%, apakah model pengaturan suhu ruangan mampu menurunkan suhu penderita panas ?
Kondisi Suhu Badan Penderita Sebelum dan Setelah Pengaturan Suhu Ruangan
Penyelesaian : • Hipotesis • Ho : Ppost = Ppre ; tidak ada perbedaan panas badan sebelum dan setelah pengaturan suhu ruangan. • Ha : Ppost < Ppre ; ada penurunan suhu badan setelah pengaturan suhu ruangan • Level signifikansi () • = 10%
Df/db/dk • Df = N – 1 = 14 – 1 = 13 • Nilai tabel • Nilai tabel t distribusi student. Uji satu sisi, =10%, df=13, nilai t tabel = 1,35 • Daerah penolakan • - 0,588 < 1,35 ; • berarti Ho diterima • Ha ditolak, • Kesimpulan • tidak ada perbedaan suhu badan sebelum dan setelah pengaturan suhu ruangan, pada = 10%.