250 likes | 451 Views
KEGUNAAN MEMAHAMI FILSAFAT BAGI GURU. PERTEMUAN 4. Mengapa Guru Perlu Memiliki Wawasan Filsafat ?. Guru yang memiliki wawasan filsafat dapat dikategorikan guru professional.
E N D
KEGUNAAN MEMAHAMI FILSAFAT BAGI GURU PERTEMUAN 4
Mengapa Guru PerluMemilikiWawasanFilsafat? • Guru yang memilikiwawasanfilsafatdapatdikategorikan guru professional. • Di dalamsubstansifilsafat (baca: fisafatpendidikan) terdiriatasapa yang diyakini guru mengenaipendidikan, • merupakankumpulanprinsip yang membimbingtindakanprofesionalseseorang, • berkaitandenganpenetapanhakekatdaritujuan, • alatpendidikandanmemandumenerjemahkanprinsip-prinsipinikedalamkebijakan-kebijakanuntukmengimplementasikannya. • Sehinggasetiap guru yang memahamifilsafatpendidikaniamemilikiseperangkatkeyakinanmengenaibagaimanamanusiabelajardantumbuhsertaapa yang manusiapelajari agar dapattinggaldalamkehidupan yang baik.
Jadi, pemahamanfilsafatoleh guru sangatlahperlu, karenawawasanfilosofisdalamduniapendidikanberintikaninteraksiantaramanusia, terutamaantarapendidikdanterdidikuntukmencapaitujuanpendidikan. • Didalaminteraksitersebutterlibatisi yang diinteraksikansertaprosesbagaimanainteraksitersebutberlangsung.
Apakah yang menjaditujuanpendidikan? • Siapapendidikdan yang terdidik? • Apa isipendidikandanbagaimanaprosespendidikantersebut? • Hal di atasmerupakanpertanyaan-pertanyaan yang membutuhkanjawaban yang mendasar, yang esensialyaitujawabanfilosofis. • Karenasecaraharafiahfilosofis (filsafat) berarti “cintaakankebijakan” sehinggaorangbelajarberfilsafat agar iamenjadiorang yang mengertidanberbuatsecarabijak. • Untukdapatmengertikebijakandanberbuatsecarabijakiaharustahuatauberpengetahuan.
Pengetahuantersebutdiperolehmelaluiprosesberpikir, yaituberpikirsecarasistimatis, logisdanmendalam, • pemikirandalamfilsafatseringdisebutsebagaipemikiranRadikal (berpikirsampaikeakar-akarnya) sehinggaseorang guru haruspahammengenaihaltersebut • karenasecaraakademikfilsafatberatiupayauntukmenggambarkandanmenyatakansuatupandangan yang sistimatisdankomprehensiftentangalamsemestadankedudukanmanusiadidalamnya. • Dan jugaberfilsafatberartimenangkapsinopsisperitiwa-peristiwa yang simpangsiurdalampengalamanmanusia.
SegiFilsafat yang PerluMenjadiWawasanGuru • Aliranfilsafat yang mempengaruhifilsafatpendidikan, yaituidealisme, realisme, neo thomisme, pragmatismedaneksistensialisme. • Secaragarisbesarsubstansi yang berpengaruhsebagaiberikut:
(a) Idealisme • sumber moral dan spiritual/jiwa. • Kebenarannilaibersifat universal danmutlak. • Pengetahuanadadalamjiwa, kita, tinggalmembawanyaketingkatkesadaran, sehinggamengetahuimengungkapkembalipikiran.
(b) Realisme • Realitasduniabersifatalami. • Realitasduniabersifatapaadanya.
(c) Neo Thomisme • Dunia/manusiamerupakanciptaantuhan, sehinggamemahaminyadiperlukankeimanan. • Tuhansumberkebenaranmutlak.
(d) Pragmatisme • Realitasbersifattidaktetap (berubah), sehinggadalammemahaminyadibutuhkanpengalaman. • Yang dapatdiamatidan yang dialamiadalah yang benar-benarnyata/ kenyataanhakiki.
(e) Eksistensialisme • Masalahpokokmanusiaialahkemampuanmenanggulangieksistensinya. • Manusiaharusmampubertanggungjawabatasapa yang dipilihnya.
MenurutArbi, S.Z, (1988), filsafatpendidikandapatdianggapsebagaisejenissepupudariilmupendidikan. • Selanjutnyabahwapentingnyafilsafatpendidikanbagi guru adalahmemperluas: • wawasan guru dalamrangkameningkatkanprofesionalismenya, • bahanberpikirdanbertindakdalamrangkapelaksanaantugas guru sehari-hari, • analisisfilosofisberkenaandenganisidanpraktek (praksis) pendidikan.
Fungsiwawasanfilosofisbagi guru • Disadariatautidaksetiaporangmemilikifilsafathidupsendiriyaitusuatukeyakinannyamengenaijalanhidupdan yang dicita-citakannya. • Demikian pula bilamenjadiseorangpendidikatau guru pastiakanmemilikifilsafathidupdanfilsafatpendidikan. • Filsafathidup yang dipercayai guru memilikidampak yang positipterhadappenetapanfilsafatpendidikan yang dianutnya.
Menurut Ellis (1981): • "Guru setiapharidihadapkanpadapersoalanpendidikan yang memerlukananalisissecarafilasafat". • Pengalamanseseorangdalamsepanjanghidupnyadapatmembentuksikaphidupdanhalitueratkaitannyadenganfilsafatpendidikan yang dipilihnya. • Filsafathidupdanfilsafatpendidikanmendasarisegalahal yang berhubungandengan: • produksikapdanpemikirannya, bahkansubstansipengarahannyakepadaorang lain (siswa), • perilakukehidupansehari-hari, • segalahal yang dilakukan guru dikelas.
Keduafilsafatyaitufilsafathidupdanfilsafatpendidikanbanyak, berhubungandengan media lain. • Pengalamanseseorangpadalingkungankeluarga, dansekolah, guru memperolehnyadarilingkungansosio-kultural yang memberikanpenghargaankepadanya. • Pengalamantersebutdiorganisasikanmenjadisuatukeyakinandiridanwawasan. • Profesisebagai guru terlihatdariwawasanpengalamannya yang dijadikandasarpengembanganpengajarandisekolah.
MenurutArbi, S.Z. (1988): “Baikfilsafatpendidikanmaupunpedagogikdapatsecaralangsungmenyumbangkepadaunsurkewibawaan”. • Unsur-unsurkewibawaan guru meliputiwawasan, komitmendantanggungjawabprofesionalnya. • Guru yang wawasannyaluas, komitmennyatinggidansangatbertanggungjawab, biasanyawibawanyasangatbesar. • Yang paling dominanmenopangprofesi guru ialahsepertikodeetik, organisasi, disiplinilmu, dan lain-lain. • Penopangpertamayaitukewibawaandan yang keduaialahkompetensi. • Filsafatsecaratidaklangsungmenyumbangkepadapeningkatankompetensi guru, yaitudengankompetensi guru memilikikepercayaandiri (Arbi, S.Z. 1988).
Sumbangan/Kontribusi filsafat ilmu terhadap profesi guru • Filsafat pendidikan berhubungan dengan pengembangan aspek pengajaran. • Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para guru dapat menemukan pemecahan permasalahan pendidikan.
Filsafat pendidikan dapat memberi kontribusi pada pemecahan aspek: • Filsafat pendidikan terikat dengan peletakan suatu perencanaan, apa yang dianggap sebagai pendidikan terbaik secara mutlak. • Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk pada macam pendidikan yang terbaik dalam suatu konteks politik, sosial, dan ekonomi. • Filsafat pendidikan dipenuhi dengan koreksi pelanggaran-pelanggaran prinsip dan kebijakan pendidikan. • Fisafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam kebijakan dan praktik pendidikan yang mensyaratkan solusi, baik dengan peneltiian empiris ataupun pemeriksaan ulang rasional. • Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inquiri dalam keseluruhan urusan pendidikan dengan suatu pandangan terhadap penilaian, pembenaran dan pembaharuan sekumpulan pengalaman yang penting untuk pembelajaran yang tinggi (Power, 1982, 15 – 16).
Nilaitambah yang diperolehsetelahbelajarfilsafatadalah: • mengetahuiluasdankedalamandariilmu yang pelajari, • punyaarahdantujuanfilosofis yang jelasdalamproses PBM, • dasarfilosofisuntukbersikapdanberpendiriansertasenantiasadipanduolehnormadanaturan, • menghargaidantoleranterhadapperbedaanpendapat, • terdoronguntukmempelajarisuatuilmusecaratuntassampaikeakar-akarnya, • bijakdalammenggunakanilmudanteknologi, • peduliterhadapalam, • memilikidasarfilosofisdalammembuatberbagaimacamkeputusan.
Dengankata lain, bahwafilsafatilmumemilikikontribusiterhadapprofesi guru terutamadalamhal: • wawasan guru menjadi professional, • guru benar-benarmenjalankantugasnyasertatindakandanpikirannya, • praktekpendidikanbenar –benardijalankansesuaidenganaturandankaidah yang ada, • inpirasidanekspresi model pendidikanbenar-benardijalankan, • preskripsiataupetunjukpraktekpendidikandijalankandenganbaik.
Manfaat lain yang diperolehdaribelajarfilsafatilmu1. BagiIlmuPengetahuan • Tatkalafilsafatlahirdanmulaitumbuh, ilmupengetahuanmasihmerupakanbagian yang takterpisahkandarifilsafat. • Filsufmasaitubanyaksebagaiahlimatematika, astronomi, ilmubumi, danberbagaiilmupengetahuanlainnya. • Cara berpikirfilsafatitelahmendongkrakpintusertatembok‑temboktradisidankebiasaan, bahkantelahmenguakmitosdan mite sertameninggalkancaraberpikirmistis. • Saatituberkembang pula caraberpikirrasional (luasdanmendalam, teraturdanterang, integral dankoheren, metodisdansistematis, logis, kritis, dananalitis) sehinggailmupengetahuan pun semakinbertumbuhsubur, terusberkembang, danmenjadidewasa. • Ilmu yang telahmencapaitingkatkedewasaansatudemisatumeninggalkanfilsafat. • Karenaitu, filsafatdisebutsebagaimater scientiarumatauindukpengetahuan. Filsafatmenampakkankegunaannyamelaluimelahirkan, merawat, danmendewasakanberbagaiilmupengetahuan yang begitubejasabagikehidupanmanusia.
Kemajuanilmupengetahuan yang amatmempesonakanitutelahmembuatsinisterhadapfilsafatdanmulaimeragukankegunaanfilsafat. • Menganggapfilsafatsudahmampu "melahirkan" suatuilmupengetahuanbaru. Filsafattidakbisamenghasilkansesuatuapa pun juga. Benarkahilmupengetahuantelahsanggupmerengkuhlangitdanmenguasaialamsemesta? Ternyataituhanyamerupakansuatuimpian yang harussegeradilepaskantatkalamenghadapikenyataansesungguhnya. • Faktamenunjukkanbahwahasil‑hasil yang dapatdiraiholehilmupengetahuanbersifatsementara, makasenantiasamembutuhkanperbaikandanpenyempurnaan. Senantiasaadabatas yang membatasiilmupengetahuan. Ilmupengetahuansenantiasadibatasiolehbidangpenelitian yang sesuaidengankekhususannya. Membuatilmupengetahuanhanyasanggupmenelitibagian‑bagiankecil (sesuaidenganbidangnya) dariseluruhrealitas.
Ilmupengetahuantidakmempersoalkanasasdanhakikatrealitas. Padaumumnyailmupengetahuan, teristimewa yang diketengahkanolehpositivisme, cenderunglebihbersifatkuantitatifKarenaitu, tentusajapengetahuanitutaksanggupmengujikebenaranprinsip‑prinsip yang menjadilandasanilmupengetahuanitusendiri. Ilmupengetahuanmembutuhkanbantuandarisesuatu yang bersifattakterbatas yang sanggupmengujikebenaranprinsip‑prinsip yang melandasiilmupengetahuan. Hal ituhanyadapatdilakukanolehfilsafat, sang induksegalailmupengetahuan.
Filsafatadalahilmusenantiasamengajukanpertanyaantentangseluruhkenyataan yang ada. Filsafatilmuselalumempersoalkanhakikat, prinsip, danasasmengenaiseluruhrealitas yang ada, bahkanapasaja yang dapatdipertanyakan. Filsafatbukanhanyabergunaselakupenghubungantardisiplinilmupengetahuan. Akantetapi, sanggupmemeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, danlebihmenyempurnakanprinsip‑prisipdanasas‑asas yang melandasiilmupengetahuan.
2. DalamKehidupanPraktis • Filsafatmemangabstrak, namuntidakberartifilsafatsamasekalitidakbersangkutpautdengankehidupansehari‑hari yang konkret. Keabstrakanfilsafatbukantakmemilikihubunganapa pun jugadengankehidupannyatasetiaphari. Meskipuntidakmemberipetunjukpraktistentangbagaimanabangunan yang artistikdanelok, filsafatsanggupmembantumanusiadenganmemberikriteriatentangapaituartistikdanelokdalamkearsitekturansehingganilaikeindahan yang diperolehdarikriteriaakanmenjadipatokanutarnabagipekerjaanpembangunan.