270 likes | 604 Views
Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia. Oleh: Pungky Candra A Tulus Satriadi Ifan Abdulatif Afriani Ade Nopita K Ayu Ni’mah. Pungky. KONFLIK.
E N D
Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia Oleh: Pungky Candra A Tulus Satriadi Ifan Abdulatif Afriani Ade Nopita K Ayu Ni’mah
Pungky KONFLIK Menurut Soerjono Soekanto, konflik sosial adalah suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
Pungky Konflik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketika orang memperebutkan sebuah area, mereka tidak hanya memperebutkan sebidang tanah saja, namun juga sumber daya alam seperti air dan hutan yang terkandung di dalamnya. Upreti (2006), orang berkompetisi untuk memperebutkan sumber daya alam karena empat alasan utama: • sumber daya alam merupakan interconnected space • daya alam memiliki aspek social space • sumber daya alam bisa menjadi langka atau hilang • sumber daya alam pada derajat tertentu menjadi simbol bagi orang atau kelompok tertentu.
Pungky Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan, berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya bisa diselesaikan tanpa kekerasaan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat (Fisher, 2001:4). Dalam teori kebutuhan manusia, Fisher mengatakan bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik), mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihargai.
Pungky Dahrendrof membedakan golongan yang terlibat konflik atas tiga tipe kelompok, yaitu kelompok semu (Quasi Group). Kelompok yang kedua adalah kelompok kepentingan. Kelompok kepentingan terbentuk dari kelompok semu yang lebih luas, mempunyai struktur, organisasi program, tujuan, serta anggota yang jelas. Kelompok kepentingan ini lah yang menjadi sumber nyata timbulnya konflik (Dahrendrof, 1959: 180). Dari berbagai jenis kelompok kepentingan inilah muncul kelompok konflik atau kelompok yang terlibat dalam konflik kelompok aktual.
Tulus Jenis-jenis konflik Soerjono Soekanto membagi konflik social menjadi lima bentuk khusus, yaitu: • Konflik atau pertentangan pribadi • Konfli atau pertentangan rasial • Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial • Konflik atau pertentangan politik • Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional
Faktor Penyebab Konfik Menurut Saiman Pakpahan, penyebab konflik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: • Penyebab identitas yang dapat dilihat berdasarkan perbedaan ideologi, ras, etnik (kultur). • Perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan distribusi sumber daya ekonomi, politik, sosial, dan hukum beserta derivasinya.
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah karena ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan manusia seperti aspek social, ekonomi dan kekuasaan. Contohnya kurang meratanya kemakmuran dan akses yang tidak seimbang terhadap sumber daya yang kemudian akan menimbulkan masalah-masalah dalam masyarakat. Konflik dapat juga terjadi karena adanya mobilisasi social yang memupuk keinginan yang sama. Menurut perspektif sosiologi ( Soekanto, 2002: 98), konflik di dalam masyarakat terjadi karena pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan badaniah, emosi, unsure-unsur kebudayaan pola perilaku dengan pihak lain.
Adapun yang menjadi faktor penyebab konflik, antara lain yaitu: • Adanya perbedan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda-beda • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok • Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Ifan Tahapan Konflik Fisher • Pra-Konflik • Konfrontasi • Krisis • Akibat • Pasca-Konflik
Konflik yang terjadi dapat berupa konflik vertikal, yaitu antar pemerintah , masyarakat dan swasta, antar pemerintah pusat, pemerintah kota dan desa, serta konflik horizontal yaitu konflik antar masyarakat.
Beberapa hal yang menjadi akar permasalahan terjadinya intensitas konflik vertikal, khususnya di Indonesia: • Luapan kekecewaan dan ketidakpuasan terhdap perilaku pemerintah dan aparatur pemerintah. • Pemerintah pusat dengan berdalih pembangunan seringkali semena-mena merampas dan menduduki hak-hak penduduk lokal di suatu daerah. • Menurunya kepercayaan masyarakat daerah pada pemerintah. • Terbukannya ruas sosial • ditunggangi oleh sekelompok elit yang rakus dan haus kekuasaan.
Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik horizontal adalah: • Saling mengklaim dan menguasai sumber daya alam yang mulai terbatas akibat tekanan penduduk dan kerusakan lingkungan. • Kecemburuan sosial yang bersumber dari ketimpangan-ketimpangan ekonomi anatra kaum pendatang dan penduduk lokal. • Dorongan emosional kesukuan karena ikatan-ikatan norma tradisional. • Mudah dibakar dan dihasut oleh para dalang kerusuhan, elit politik dan orang-orang yang haus kekuasaan.
Afri Pola Konflik: • konflik laten • konflik terbuka • konflik di permukaan memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar
Dampak positif dari konflik social adalah sebagai berikut: • Konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas. • Adanya konflik menimbulkan penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. • Konflik dapat meningkatkan solidaritas diantara angota kelompok. • Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok. • Konflik dapat memunculkan kompromi baru.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh konflik sosial adalah sebagai berikut: • Konflik dapat menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok. • Konflik menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa. • Konflik menyebabkan adanya perubahan kepribadian. • Konflik menyebabkan dominasi kelompok pemenang.
Oppi INTEGRASI Integrasi masyarakat dapat diartikan sebagai adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persing mengamati dimensi kenyataan-persenyawaan akibat adanya berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.
Argumen Mendukung Integrasi Adanya suatu integrasi dalam masyarakat akan menyebabkan berbagai hal positif yang perlu terus dikembangkan dalam masyarakat. Pertama, melalui integrasi akan tumbuh suatu rasa solidaritas yang akan semakin memperkuat kelompok. Kedua, dengan adaya integrasi masyarakat akan memperkuat adaya hubungan kerjasama antar anggota masyarakat.
Argumen Menentang Integrasi Integrasi menyebabkan akan menghilangkan suara dari kalangan minoritas. Dengan terdiskriminasinya kalangan minoritas ini menyebabkan potensi yang dimiliki kalangan ini hilang. Padahal, potensi inilah yang dapat membuat mereka berkembang. Dengan tidak adanya integrasi yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat, maka kalangan minoritas mampu mengembangkan potensi yang ada kehidupan mereka sehingga mereka dapat berkembang secara maksimal tanpa adanya campur tangan dari pihak luar. Jika ada campur tangan dari pihak lain kalangan minoritas ini menjadi bergantung kepada kalangan mayoritas.
Ayu MASALAH INTEGRASI NASIONAL Berdasarkankarakteristik yang dikemukakanoleh Van Den Berghe,suatumasyarakatmajemuktidakdapatdisamakandenganmasyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifatsegmenter, akantetapisekaligusjugatidakdapatdisamakan pula denganmasyarakat yang memilikidiferensiasidanspesialisasi yang tinggi. Ada duamacamtingkatankonflik yang mungkinterjadiyakni: • Konflikdidalamtingkatan yang bersifatideologis. • Konflikdidalamtingkatan yang bersifalpolitis.
Golongan abangan menganggap agama Islam sebagai agamanya orang Arab, dan oleh karena itu mereka tidak sepenuh hati menghayatinya. Golongan santri, sebaliknya, menuduh orang-orang abangan sebagai kaum musyrik yang menduakan tuhan. Pengetahuan kebatinan yang oleh orang-orang abangan diyakini sebagai pengetahuan Jawa asli, yang oleh karenanya sering kali disebut juga sebagai ngelmu kejawen, sesungguhnya adalah kepercayaan keagamaan yang berasal dari India yang bercampur dengan kepercayaan animisme.
Konflik ideologis antara lapisan-lapisan sosial seperti lapisan elit yang bisa disebut juga sebagai lapisan priyayi, berpendidikan dan kebanyakan berasal dari atau tinggal di kota, pada umumnya memandang lapisan bawah sebagai lapisan orang-orang yang kurang berpendidikan, bodoh, tradisional, dan tidak bergairah di dalam mengikuti perubahan-perubahan. Konflik-konflik ideologis tersebut di atas mewujudkan diri di dalam bentuk perbedaan-perbedaan konsepsi hukum diantara berbagai golongan di dalam masyarakat.
Padamasapenjajahankonflik yang bersifat horizontal anataragolongan-golongan yang memilikilatarbelakangrasdan agama yang berbeda, sekaligusmerupakankonflik yang bersifatvertikalantaragolonganEropa (kulitputih) sebagailapisanatas yang berkuasadenganTimurAsing (golonganTionghoa) sebagaigolonganmenengah, dangolonganPribumisebagailapisanbawah yang dikuasai. Sehinggadimensirasdan agama yang membedakanberbagaigolongan di dalammasyarakat Indonesia padawaktuitubertemusekaligusdengandimensistratifikasisosial