800 likes | 1.28k Views
METODE KUALITATIF. dr. Oedojo Soedirham, MPH, MA, PhD Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNAIR 2010. PENGANTAR.
E N D
METODE KUALITATIF dr. Oedojo Soedirham, MPH, MA, PhD Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNAIR 2010 oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PENGANTAR • Lebih dari 3 dekade, sebuah revolusi metodologi diam-2 terjadi dalam ilmu-2 sosial (Denzin & Lincoln, 2003). Pengaburan batasan disiplin-2 telah terjadi. Ilmu-2 sosial dan humanities secara bersama tertarik dg fokus pada suatu pendekatan kualitatif interpretif terhadap riset dan teori. • Meskipun kecenderungan tersebut bukanlah hal baru, tingkat di mana “revolusi kualitatif” menyusul ilmu-2 sosial dan bidang profesional yang berkaitan lainnya begitu mengagumkan. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PENGANTAR (lanjutan) • Riset kualitatif mempunyai sejarah yg panjang, berbeda, dan kadangkala menyakitkan dalam disiplin-2 ilmu manusia (human disciplines). • Misalnya, di dalam sosiologi, karya “Chicago School” (Mazhab Chicago) pada tahun 1920an dan 1930an menegakkan pentingnya penelitian kualitatif untuk studi kehidupan kelompok manusia. • Di dalam antropologi, selama pada waktu yg sama, studi-2 Boas, Mead, Benedict, Bateson, Radcliffe-Brown menggambarkan kerangka (outline) dari metode lapangannya. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PENGANTAR (lanjutan) • Agendanya jelas: si pengamat pergi ke tempat yg asing untuk mempelajari adat (custom) dan kebiasaan (habit) masyarakat dan budaya yg lain. • Dg cepat, riset kualitatif dipakai dalam disiplin-2 sosial dan perilaku, termasuk pendidikan, sejarah, ilmu politik, business, kedokteran, keperawatan, kerja sosial, dan komunikasi. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Isu-isu DEFINISI • Riset Kualitatif adalah sebuah bidang penelitian di dalam hak-haknya sendiri. • Hal tsb melintasi disiplin-2, bidang, dan subyek masalah. • RISET KUALITATIF dikelilingi oleh sebuah kelompok keluarga istilah, konsep, dan asumsi-2 yg saling berkaitan. • Hal tsb mencakup tradisi yg dihubungkan dg fondalisme, positivisme, postfondalisme, postpositivisme, poststrukturalisme, dan/atau metode-2, dihubungkan dg studi-2 kultural dan interpretif. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Isu-isu DEFINISI (lanjutan) • Terdapat literatur-2 yg terpisah dan rinci pada banyak metode dan pendekatan yg termasuk dalam kategori riset kualitatif, misalnya studi kasus, politik dan etika, peneliitian partisipatif, pewawancaraan (interviewing), pengamatan oleh peserta (partisipan), metode visual, dan analiisis interpretif. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Isu-isu DEFINISI (lanjutan) • Di Amerika Utara (AS dan Canada) riset kualitatif berjalan dalam bidang historis yang kompleks yg melintas 7 momen historis yg tumpang tindih dan secara serentak berjalan saat ini: • Tradisional (1900 – 1950) • Modernis / jaman keemasan (1950 – 1970) • Blurred genre (aliran yg kabur) (1970 – 1986) • Crisis of representation (1986 – 1990) • Posmodern, periode eksperimental dan etnografi baru (1990 – 1995) • Penelitian poseksperimental (1995 2000) • Masa depan (2000 - …) oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Isu-isu DEFINISI (lanjutan) • Momen yg ke 7 konsen dg wacana moral, dg pengembangan tekstualitas “suci.” Momen ke 7 meminta ilmu-2 sosial dan humanity menjadi tempat bagi pembicaraan yg kritikal tentang demokrasi, ras, gender, kelas, negara-bangsa (nation-state), globalisasi, freedom, dan masyarakat. • Setiap definisi riset kualitatif harus bekerja di dalam bidang historis yg kompleks ini. Riset kualtitatif berarti segala sesuatu yg berbeda di dalam setiap momen-2 tersebut. Meskipun demikian, definisi awal dan generik dapat ditawarkan: oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Isu-isu DEFINISI (lanjutan) • Risetkualitatifadalahkeadaankegiatanygmenempatkansipengamatdalamdunia. Hal initerdiridarisekumpulanpraktek material yginterpretifygmembuatduniaterlihat. Praktek-2 tsbmengubahdunia. Merekamengolahduniakedalamurutanrepresentasi, termasukcatatanlapangan, wawancara, percakapan, fotograf, rekaman, dan memo-2 pribadi. Padatingkataninirisetkualitatifmelibatkansebuahpendekatanyginterpretifdannaturalistikterhadapdunia. Hal ituberartibahwaparaperisetkualitatifmempelajarisegalasesuatudalamlingkup natural mereka, upayamembuatmasukakaldari, atau, menginterpretasikan, fenomenaberkaitan dg artiygdibawaorangkepadamereka. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt • PenelitiKualitatifdptmelakukancitrakemajemukandan gender: ilmuwan, naturalis, pekerjalapangan, wartawan, kritikussosial, artis, performer, musisi jazz, pembuat film, pembuat quilt, penulis essay. • Banyakpraktekmetodologirisetkualitatifdptdianggapsbg soft science, jurnalisme, etnografi, bricolage, pembuatan quilt, ataumontase. • Si peneliti, selanjutnya, dipandangsebagaibricoleur, sbgpembuat quilt, atausepertidlmpembuatan film, orangygmenyusungambar-gambarkedlmmontase. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt (lanjutan) • Nelson, Treichler, dan Grossberg (1992), Lévi-Strauss (1966), dan Weinstein dan Weinstein (1961) mengklarifikasi arti bricolage dan bricoleur: • Seorang bricoleur adalah orang yg serba tahu atau semacam orang profesional yg do-it-yourself. Banyak macam bricoleur – interpretif, naratif, teoretikal, politikal – yaitu, representasi sekumpulan potongan yg bersama-sama yg cocok dg spesifik situasi yg kompleks. • Bricolage: sekumpulan representasi yang berasal dari potongan-potongan, yg dicocokkan ke dalam hal yg spesifik daripada situasi yg kompleks. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt (lanjutan) • “The solution {bricolage} which is the result of the bricoleur’s method is an {emergent} construction” yg berubah dan mengambil bentuk baru karena alat yg berbeda, metode, dan teknik representasi dan interpretasi ditambahkan ke dalam teka-teki (puzzle). • Nelson et al. (1992) menjelaskan metodologi stdui-2 kultural “as a bricolage. Its choice of practice, that is, is pragmatic, strategic and self-selective.” oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt (lanjutan) • Peneliti Kualitatif sebagai bricoleur atau pembuat quilt memakai estetika dan alat material dari keahliannya, memakai strategi apapun, metode, atau material empiris ditangannya. • Jika alat atau teknik baru harus ditemukan, atau dikumpulkan bersama, kemudian periset akan melakukannya. Pilihan-2 mengenai praktek interpretif mana yg dipakai tidak perlu ditetapkan sebelumnya. • Pilihan praktek riset tergantung pada pertanyaan yg diajukan, dan pertanyaan tgt pada konteks, apa yg tersedia dlm konteks dan apa yg peneliti dapat kerjakan dalam lingkup tersebut. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt (lanjutan) • Praktek-2 interpretifmelibatkan isu-2 estetika, suaturepresentasiestetikaygmelampauipragmatisataupraktikal. Di sinikonsepmontaseberguna. • Montaseadlteknik editing gambar-gambarsinema. (Dalamsejarahsinematografiygterkenal: the Battleship of Potemkin, 1925). Di dalam montage, beberapagambarygberbedadiletakkansatu dg yg lain (superimpose) untukmenciptakansebuahgambar. • Penelitikualitatifygmenggunakanmontasesepertipembuat quilt atau jazz improviser. Pembuat quilt menjahit, mengedit, danmeletakkanpotongan-potomgamrealitasbersama. Prosestsbmenciptakankesatuanpsikologisdanemosionalmenujupengalamaninterpretif. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt (lanjutan) • Bricoleur interpretif memahami bahwa riset adalah proses interaktif dibentuk oleh sejarah pribadinya, biografi, gender, kelas sosial, ras, dan etnisitas, dan oleh mereka orang-orang yg ada di dalam lingkup penelitian. • Produk karya bricoleur interpretif adalah sebuah collage refleksif atau montase, yg kompleks, bricolage seperti quilt, -- sebuah kumpulan gambar dan representasi yg mengalir dan saling berhubungan. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PenelitiKualitatifsebagaiBricoleurdanPembuatQuilt (lanjutan) • Collage: susunan benda-2 dan potongan-2 kertas dsb. yg. ditempelkan pd. bidang datar dan merupakan kesatuan karya seni. • Riset Kualitatif sebagai tempat praktek interpretif majemuk. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
RisetKualitatifsebagaiTempatuntukPraktekInterpretifMajemuk • Riset kualitatif, sebagai sekumpulan kegiatan interpretif, menghormati tidak ada satu praktek metodologi atas yg lain. • Sebagai tempat untuk diskusi, atau wacana, riset kualitatif adalah susah untuk didefinisikan secara jelas. • Riset kualitatif bukan milik salah satu disiplin keilmuan. • Para periset kualitatif menggunakan semiotik, naratif, isi (content), wacana, arsip dan analisis fonemik, bahkan statistik, tabel, gambar dan angka. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Resistensi terhadap Studi-studi Kualitatif • Resistensi akademis dan disiplin thd riset kualitatif menggambarkan politik yg melekat dalam bidang wacana ini. • Tantangan thd riset kualitatif banyak sekali. Peneliti kualitatif disebut sebagai wartawan, atau ilmuwan lunak (soft scientist). Karya mereka disebut sebagai tidak ilmiah (unscientific), atau hanya eksploratori, atau subyektif. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
RisetKualitatifvsKuantitatif • Kata kualitatif secara tak langsung menyatakan suatu penekanan pada kualitas entitas dan pada proses dan arti yang secara eksperimen tidak terkaji atau terukur yg berkaitan dg kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi. • Para periset kualitatif menekankan sifat realitas yg secara sosial dikonstruksikan, hubungan erat anatar periset dg apa yg diteliti, dan hambatan situasional yg membentuk penelitian. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
RisetKualitatifvsKuantitatif • Sebaliknya, studi-2 kualitatif menekankan ukuran dan analisis hubungan sebab-akibat antara variabel, bukan proses. Para pendukung studi-2 ini mengklaim bahwa karya mereka dikerjakan dalam kerangka kerja bebas-nilai (value-free). oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET • Fase 1 Peneliti sbg Subyek Multikultural • Sejarah dan tradisi riset • Konsepsi diri (“self”) dan yang lain (“the other”) • Etika dan politik riset • Fase 2 Paradigma Teoritis dan Perspektif • Positivis, postpositivis • Interpretivism, konstruktivisme, hermeunetik • Feminisme • Wacana rasialis • Teori kritikal dan model Marxist • Model studi kultural • Teori queer oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 3 Strategi Riset • Rancangan studi • Studi kasus • Etnografi, observasi peran serta, etnografi tampilan • Fenomenologi, etnometodologi • Grounded theory • Life history, testimoni • Metode historis • Riset aksi dan terapan • Riset klinis oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 4 Metode Pengumpulan dan Analisis • Interview • Observasi • Artifact, dokumen, dan catatan • Metode visual • Otoetnografi • Metode manajemen data • Analisis dg bantuan komputer • Analisis tekstual • Kelompok terarah • Etnografi terapan oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 5 Seni, Praktek, dan Politik Penafsiran dan Presentasi • Kriteria utk penilaian kecukupan • Praktek dan politik interpretasi • Menulis sbg interpretasi • Analisis kebijakan • Tradisi evaluasi • Riset terapan oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 1: PERISET • Catatan yang adatentangrisetkualitatifmenunjukkankedalamandankompleksitasrisetkualitatiftradisionaldanterapankedalammanapenelitimasukygsecarasosialdisituasikan. • Bidanginitelahditandai dg tetapolehkeragamandankonflik, danhaltsbmerupakantradisiyg paling menetap (enduring). • Jamanpenelitian disiplin-2 manusia yang value-free sudahlewat. • Saatiniparaperisetberjuanguntukmengembangkanetikasituasionaldantranssituasional yang berlakuuntuksemuabentuktindakanrisetdanhubungannyadarimanusiakemanusia. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 2: PARADIGMA INTERPRETIF • Semuaperisetkualitatifadalahadalahahlifilsafatdalamarti “universal sense in which all human beings … are guided by highly abstract principles.” • Prinsip-2 tsbmengkombinasikankeyakinantentangontologi (What kind of being is the human being? What is the nature of reality?), epistemologi (what is the relationship between the inquirer and the known?), danmetodologi (How do we know the world, or gain knowledge of it?). • Keyakinan-2 tsbmembentukbagaimanaperisetkualitatifmelihatduniadanbertindakdidalamnya. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 2: PARADIGMA INTERPRETIF • Periset “bound within a net of epistemological and ontological premises which – regardless of ultimate truth or falacy – become partially self-validating.” • Jaring (net) ygterdiridaripremisepistemologis, ontologis, danmetodologisdariperisetdapatdisebutsebagaiparadigma, atausebuahkerangkakerjainterpretif, “a basic set of beliefs that guides action.” • Semuarisetadalahinterpretif, halitudituntunolehsebuahkumpulan (set) keyakinandanperasaantentangduniadanbagaimanahaltsbseharusnyadifahamidandipelajari. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 2: PARADIGMA INTERPRETIF • Beberapakeyakinandapatdipercayaibegitusaja (taken for granted), takkelihatan, hanyadiasumsikan, sementarayg lain dapatsangatproblematikdankontroverisal. • Tiap-2 paradigmainterpretifmembuattuntutankhususpadaperiset, termasuk pertanyaan-2 yang ditanyakanolehnyadan interpretasi-2 ygdibawaperisetpadamereka. • Padatingkatyg paling umum, ada 4 bentukparadigmainterpretifutamarisetkualitatif: positivisdanpositivis, konstruktivis-struktural, kritikal (Marxist, emansipatori), danfeminis-poststruktural. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 3: STRATEGI-2 PENELITIAN dan PARADIGMA INTERPRETIF • Fase 3 ini mulai dg rancangan riset, yg dipahami secara luas, melibatkan suatu fokus yg jelas pada pertanyaan riset, maksud dari studi, “what information most appropriately will answer specific research questions, and which strategies are most effective for obtaining it.” • Sebuah rancangan riset menjelaskan: a flexible set of guidelines that connect theoretical paradigms first to strategies of inquiry and second to methods for collecting empirical material. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 3: STRATEGI-2 PENELITIAN dan PARADIGMA INTERPRETIF • A research design situates researchers in the empirical world and connects them to specific sites, persons, groups, institutions, and bodies of relevant interpretive material, including documents and archives. • A research design also specifies how the investigators will address the two critical issues of representation and legitimation. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 3: STRATEGI-2 PENELITIAN dan PARADIGMA INTERPRETIF • A strategy of inquiry comprises a bundle of skills, assumptions, and practices that the researcher employs as he or she moves from paradigms to the empirical world. • Strategies of inquiry put paradigms of interpretations into motion. At the same time, strategies of inquiry also connect the researcher to specific methods of collecting and analyzing empirical materials. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 4: METODE PENGUMPULAN dan ANALISIS MATERIAL EMPIRIS • Periset mempunyai beberapa metode untuk mengumpulkan material empiris. • Mereka berkisar dari wawancara sampai observasi langsung, analisis artefak, dokumen, dan catatan kultural, dan penggunaan material visual atau pengalaman pribadi. • Periset dapat juga menggunakan bermacam metode yg berlainan bacaan dan analisis interview atau teks kultural, termasuk isi, narasi, dan strategi semiotik. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 4: METODE PENGUMPULAN dan ANALISIS MATERIAL EMPIRIS • Dihadapkan dg sejumlah besar material kualitatif, si peneliti mencari jalan mengelola dan menginterpretasikan dokumen-2 tsb dan di sini metode pengelolaan data dab model-2 analisis yg dibantu dg komputer mungkin berguna. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 5: SENI dan POLITIK INTERPRETASI dan EVALUASI • Riset kualitatif adalah kreatif dan interpretif yg tiada akhir (endlessly). Si periset tidak hanya meninggalkan lapangan dengan banyak material empiris dan kemudian dengan mudahnya menuliskan temuannya. • Interpretasi kualitatif adalah dikonstruksikan. Pertama, si peneliti menciptakan teks bidang (field text) terdiri dari catatan lapangan dan dokumen dari lapangan, apa yg oleh Roger sanjek (1990) disebutnya “indexing” dan David Plath (1990) menyebutnya “filework.” oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
PROSES RISET (lanjutan) • Fase 5: SENI dan POLITIK INTERPRETASI dan EVALUASI • Si penulis-sebagai-penterjemah pindah dari teks ini menuju sebuah teks riset: catatan dan interpretasi berdasarkan teks lapangan. Teks ini kemudian ditulis ulang (re-created) sebagai dokumen kerja interpretif yg berisi upaya awal penulis membuat masuk akal apa yg sudah dia pelajari. Akhirnya, si penulis menghasilkan teks publik yg datang ke pembaca. • Praktek interpretif membuat masuk akal temuan seseorang adalah merupakan seni sekaligus politik. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • Kejelasan tentang maksud (purpose): tipologi • Purpose merupakan kekuatan pengontrol dalam riset. • Keputusan ttg rancangan, pengukuran, analisis, dan pelaporan semuanya mengalir dari purpose. • langkah pertama dalam sebuah proses riset adalah kejelasan tentang purpose. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • Kejelasan tentang maksud (purpose): tipologi • Sentralitas purpose dalam membuat keputusan metode adalah bukti dari pengkajian alternatif purpose: • 1. basic research to contribute to fundamental knowledge and theory • 2. applied research to illuminate a societal concerns • 3. summative evaluation to determine program effectiveness • 4. formative evaluation to improve a program • 5. action research to solve a specific problem oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • BASIC RESEARCH • Tujuan dari basic research adalah pengetahuan atas nama pengetahuan. • Para peneliti yg terlibat dalam basic research ingin mengerti bagaimana dunia ini berjalan. Mereka tertarik dalam meneliti sebuah fenomena agar supaya mendapatkan sifat-2 realitas yg berkaitan dg fenomena tsb. • Tujuan periset dasar (basic) adalah untuk mengerti dan menjelaskan. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • BASIC RESEARCH • Para periset dasar biasanya bekerja di dalam disiplin khusus, seperti fisika, biologi, psikologi, ekonomi, geografi, dan sosiologi. • Pertanyaan dan masalah yg mereka pelajari muncul dari tradisi-2 di dalam disiplin-2 tsb. • Tiap disiplin oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Fundamental Disciplinary Questions oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • BASIC RESEARCH • Penelitian kualitatif memberikan sumbangan pada basic research melalui ‘grounded theory’ (Glaser and Strauss, 1967), pada dasarnya adalah sebuah strategi induktif untuk menghasilkan dan mengkonfirmasikan teori yg muncul dari keterlibatan yg dekat dan kontak langsung dengan dunia empiris. • Riset ini biasanya meminta kerja lapangan yg lama dan intensif. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • APPLIED RESEARCH • Para periset terapan bekerja pada masalah manusia. • Maksudnya untuk memberikan sumbangan pengetahuan yang akan membantu orang mengerti sifat dari masalah sehingga orang dpt lebih mengontrol lingkungannya secara lebih efektif. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • APPLIED RESEARCH • Sumber pertanyaan ada dalam masalah dan konsen-2 tg dialami oleh orang. • Tujuan penelitian terapan adalah untuk menghasilkan solusi potensial pada masalah manusia dan sosial. • Para periset terapan mengambil temuan, pengertian, dan eksplanasi dri basic research dan mengaplikasikannya pada masalah dan pengalaman dunia nyata. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Applied Research Questions oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • EVALUATION RESEARCH • Sekali solusi thd masalah teridentifikasi, kebijakan dan program dirancang untuk mengintervensi dalam masyarakat dan membawa perubahan. • Harapannya, intervensi dan perubahan akan efektif dlm membantu menyelesaikan masalah. Akan tetapi, keefektivan dari setiap intervensi oleh manusia adalah merupakan persoalan untuk diteliti. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • EVALUATION RESEARCH • Jadi langkah lanjut pada kontinuum riset adalah melakukan riset evaluasi dan kebijakan untuk menguji keefektivan solusi spesifik dan intervensi manusia. • Riset evaluasi mengkaji proses dan outcome yang ditujukan oleh upaya solusi. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • ACTION RESEARCH • Action research bertujuan menyelesaikan masalah spesifik di dalam sebuah program, organisasi, atau masyarakat. • Secara eksplisit dan purposefully menjadi bagian daripada proses perubahan dengan melibatkan orang di dalam program atau organisasi dalam mengkaji masalah mereka sendiri agar supaya menyelesaikan masalah tersebut. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF • ACTION RESEARCH • Sebagai hasilnya, perbedaan antara riset dan action menjadi sangat kabur dan metode riset cenderung untuk kurang sistematis, lebih informal, dan sangat spesifik pada masalah, orang, dan organisasi di mana riset tsb dilakukan. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)
Bagian 2: RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA • PURPOSEFUL SAMPLING • Penelitian kualitatif biasanya berfokus pada kedalaman (in-depth) pada sampel yg secara relatif kecil, bahkan hanya single case (n = 1), dipilih secara purposif. Sebaliknya penelitian kuantitatif tergantung pada sampel yg besar dan dipilih secara acak. • Tidak hanya teknik sampling nya berbeda, tetapi logika setiap pendekatan adalah unik karena tujuan masing-2 strategi berbeda. oedojo soedirham (oedojo@yahoo.com)