310 likes | 704 Views
Kajian Pengembangan Investasi dlm Rangka Percepatan Pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dr. Pantun Bukit Firmansyah. Pendahuluan. Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi.
E N D
Kajian Pengembangan Investasi dlm Rangka Percepatan Pembangunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dr. Pantun Bukit Firmansyah
Pendahuluan • Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi. • Prospek untuk berinvestasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup baik karena ketersediaan sumberdaya alam. • Meskipun demikian, ke depan keunggulan SDA yg dimiliki Kab. Tanjab Barat perlu didukung dgn pelayanan perizinan dan ketersedian infrastruktur untuk meningkatkan daya tarik investasi bagi para investor. • Pada suatu sisi, proses pembangunan ekonomi menuntut adanya kejelasan dan ketepatan pada setiap kebijakan yang dirumuskan. • Secara implikatif, kebijakan tsb akan dituangkan kedlm berbagai program salah satu program adalah program percepatan pembangunan. • Yang diharapkan mampu memberi daya tumbuh lebih cepat dan daya dorong lebih besar terhadap perekonomian daerah Kab. Tanjab Barat.
Pendahuluan • Prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam penyusunan program percepatan pembangunan ekonomi tersebut adalah harus berbasis pada keunggulan yang dimiliki daerah. • Tujuan utamanya adalah agar setiap program percepatan yang disusun memiliki daya tarik ke belakang (backward lingkage) dan daya tumbuh ke depan (forward linkage) terhadap sektor ekonomi yang ada dalam masyarakat. • Melalui program percepatan pembangunan ekonomi yang berbasis pada keunggulan daerah maka proses pembangunan akan berjalan lebih cepat, baik dalam kondisi recovery maupun dalam kondisi ekspansi.
Tujuan • Mengidentifikasi dan menginventarisir potensi internal dan eksternal pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat. • Mengklasifikasi permasalahan pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat. • Menyusun serangkaian strategi dan arah kebijakan pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat. • Menyiapkan fokus prioritas pengembangan investasi dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis pada keunggulan daerah di Kab. Tanjab Barat.
1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan • Kekuatan : SDM yang memadai, sumber dana, sarana dan prasarana yang memadai, peraturan, juknis dan juklak • Kelemahan : kemampuan teknis, disiplin, kinerja PPL, dana • Peluang : potensi lahan, UU 32 dan 33/2004, komitmen Pemda, SIJORI • Ancaman : tingginya harga saprodi, nilai produk rendah, lahan produktif yg beralih fungsi, kurangnya modal petani • Potensi dan peluang : usaha pengolahan hasil padi/beras (pelabelan/packing), usaha budidaya jeruk siam banjar, usaha budidaya sayuran organik • Prioritas :usaha pelabelan/packing, usaha pengolahan hasil jeruk siam banjar • Upaya : pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil, pembinaan terhadap petani kebun jeruk &sayuran organik
Subsektor Tanaman Bahan Makanan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : belum ada kebijakan pelabelan • Aspek Infrastruktur : keterbatasan jalan produksi, irigasi • Aspek Proses Perizinan : tidak ada • Aspek Sumberdaya Energi : kekurangan • Aspek Peraturan Daerah : belum ada perda yg mengarah pengembangan investasi subsektor bahan makanan Strategi : • Peningkatan pengenalan dan penerapan teknologi dalam budidaya maupun pengelolaan pasca panen. • Mengembangkan komoditas hortikultura unggulan dan diversifikasi produk ke high value commodities. • Pengembangan sarana dan prasarana transportasi serta mengembangkan sistem irigasi teknis. • Meningkatkan kualitas SDM pertanian
2. Subsektor Tanaman Perkebunan • Kekuatan : SDM, teknologi budidaya, kebijakan daerah/program perkebunan • Kelemahan : keterbatasan dana, kualitas & kuantitas SDM, sarana produksi dan pengolahan hasil, infrastruktur jalan • Peluang : lahan, bahan baku, sumber dana dari pusat dan propinsi, investor dari luar • Ancaman : mekanisme pasar untuk perkebunan yang belum stabil, hama dan penyakit • Potensi dan peluang : luas lahan dan produksi perkebunan, usaha pengolahan hasil samping usaha perkebunan, pabrik CPO belum dapat menampung secara maksimal • Prioritas : pengembangan komoditas kelapa sawit,kelapa dalam, karet • Upaya : pameran pembangunan pertanian
Subsektor Tanaman Perkebunan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : tidak ada • Aspek Infrastruktur : keterbatasan jalan ke sentra produksi • Aspek Proses Perizinan : tidak ada • Aspek Sumberdaya Energi : Belum terpenuhinya listrik • Aspek Peraturan Daerah : Tidak ada Strategi : • Pengembangan komoditas perkebunan dgn strategi comparative advantange yg lebih berdasarkan kandungan sumberdaya lokal dgn competitive advantange • Meningkatkan pembangunan perkebunan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri (agroindustri) dan mengembangkan agribisnis yang terpadu. • Intensifikasi dan ekstensifikasi sektor perkebunan sesuai dgn potensi wilayah. • Percepatan pengembangan teknologi budidaya, produksi dan pengolahan hasil
3. Subsektor Peternakan • Kekuatan : SDM, SDA, sarana dan prasarana • Kelemahan : kemampuan teknis, kinerja PPL, terbatasnya dana • Peluang :potensi lahan, komitmen Pemkab, SIJORI • Ancaman : tingginya harga saprodi, produk ilegal • Potensi dan peluang :breeding dan fattaning, ayam broiler dan petelur maupun itik, integrasi ternak, pabrik pakan • Prioritas:pengembangan ternak sapi, ayam buras & broiler, kambing • Upaya : promosi potensi bidang peternakan melalui pameran, pembuatan leaflet/brosur profit investasi, kerjasama dengan perusahaan dalam pengembangan ternak sapi yang disebarkan ke masyarakat
Subsektor Peternakan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : belum adanya kebijakan pengembangan investasi bibit ternak dan belum adanya upaya yang serius dan terprogram mendorong investasi peternakan • Aspek Infrastruktur : sarana dan prasarana jalan ke kawasan pengembangan ternak belum baik • Aspek Proses Perizinan : tidak ada masalah • Aspek Sumberdaya Energi : fasilitas listrik belum memadai • Aspek Peraturan Daerah : belum ada PERDA yang dibuat untuk mendorong investasi di bidang peternakan Salah satu langkah strategis pemerintah Kabupaten adalah membangun Balai Pembibitan Ternak (BPT) Sapi Potong.
4. Subsektor Kehutanan • Kekuatan : Dukungan pemerintah pusat (kesatuan pengelolaan hutan), aktivis lingkungan (program karbon trade) • Kelemahan :kekurangan tenaga teknis, konflik lahan, kasus jual beli lahan • Peluang :Pengembangan hutan rakyat (jelutung dilahan gambut), jasa lingkungan (ekowisata, listrik tenaga air) • Ancaman :perambahan liar dan jual beli lahan, penegakan hukum belum optimal • Potensi dan peluang :HTR, pengembangan budidaya tanaman unggulan • Prioritas :HTI (hutan tanaman industri), KPH lahan gambut • Upaya:kerjasama dgn LSM (reintroduksi orang utan), Menkampanyekan penanaman jenis jelutung rawa
Subsektor Kehutanan • Permasalahan : • Aspek Kebijakan : pemberian izin di kawasan hutan terlalu berbelit (program HTR), semua kebijakan kawasan hutan masih ditangani pemerintah pusat • Infrastruktur : sarana utkpengawasan areal di lapangansangat minim • Proses Perizinan : semua proses perizinan dlm kawasan hutan tidak ada yg diserahkan kpd daerah • Sumberdaya Energi : pengembangan sumberdaya energi sering berbenturan dengan kepentingan lingkungan • Peraturan Daerah : untuk mendorong investasi melalui PERDA hanya bisa dilakukan di luar kawasan hutan tetapi lahan diluar kawasan hutan terbatas dan lebih cenderung untuk budidaya sawit
Subsektor Kehutanan Strategi: • Prinsip pengelolaan hutan lestari dijadikan landasan utama dalam setiap unit pengelolaan hutan. • Prinsip pengelolaan hutan lestari harus dipadukan dengan prinsip pembangunan ekonomi berbasis masyarakat yang berkeadilan • Konservasi sumberdaya alam hutan harus dipadukan dengan prinsip pemanfaatan yang lestari • Pengembangan industri kehutanan harus dipadukan prinsip pengelolaan hutan lestari dan beroirentasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. • Pemerintah akan mendorong berkembangnya hutan rakyat dan memfasilitasi pemilihan species, penyediaan bibit dan teknologi penanaman • Pemerintah akan mendorong dan memfasilitasi berkembangnya industri kehutanan berbasis non kayu dan jasa lingkungan.
5. Subsektor Perikanan • Kekuatan : potensi perikanan tangkap 25.856 ton/thn (pemanfaatan 22.246,7 ton/thn), tambak5.000 Ha (pemanfaatan 1.020 Ha), kolam 2.000 Ha (pemanfaatan 75 Ha), keramba 10.000 unit (pemanfaatan 112 unit), otensi perikanan ZEEI laut Cina Selatan 1,02 juta ton/thn • Kelemahan : rendahnya kualitas SDM (kultur) nelayan, Lemah permodalan, penangkapan berlebih, pencemaran, sarana & prasarana belum optimal • Peluang : pelabuhan perikanan pantai (PPP)/TPI, sentra pengolahan hasil perikanan, SPBN, usaha budidaya tambak dan kolam, koperasi, pabrik es • Ancaman : perubahan iklim & kerusakan lingkungan, • Potensi dan peluang : pengembangan kawasan budidaya tambak dan kolam, pengembangan penangkapan ikan ZEEI laut Cina Selatan, pengembangan sentra pengolahan hasil perikanan, pengembangan wisata bahari
Subsektor Perikanan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : tidak ada masalah • Aspek Infrastruktur : jalan & jembatan menuju ke PPP dan BBI belum memadai • Aspek Proses Perizinan : perizinan kapal-kapal penangkapan ikan >30 GT masih melalui proses yang panjang ke Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta • Aspek Sumberdaya Energi : masih terbatasnya daya listrik untuk pengembangan industri perikanan • Aspek Peraturan Daerah : PERDA zonasi PWP dan PERDA BBI sampai saat ini masih dalam proses.
Subsektor Perikanan • Prioritas : invesntasi pengkapan (Armada kapal >30 GT), pengolahan hasil perikanan, usaha budidaya ikan & udang • Upaya : pengembangan IPTEK melalui pelatihan, peningkatan pengawasan dan pengendalian, usaha perbenihan perikanan masyarakat, peningkatan produksi perikanan, konsumsi ikan/kapita & ekspor hasil perikanan Strategi : • Peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi pasca tangkap/panen. • Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha perikanan. • Peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. • Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, penyuluh dan pendamping perikanan.
6. Sektor Pertambangan dan Penggalian • Kekuatan : fasilitas, sarana dan prasarana jalan dan jembatan, kemudahan dalam perizinan, media promosi, • Kelemahan : SDM, Identifikasi dan inventarisasi data • Peluang : potensi wilayah pertambangan, potensi pasar terbuka untuk pertambangan, Iptek • Ancaman : sosek masy. sekitar pertambang, (risk, cost, tech) • Potensi dan peluang :minat pelaku usaha, kebutuhan bahan tambang, peluang pasar, lahan yang mengandung potensi pertambangan • Prioritas: batubara, bahan galian C (batu andesit, tanah, batu, kerikil) • Upaya : melakukan promosi, mempermudah proses perizinan pada investor, sosialisasi perizinan usaha
Sektor Pertambangan dan Penggalian Permasalahan : • Aspek Kebijakan : peruntukan lahan yang masih tumpang tindih, kepemilikan oleh masyarakat • Aspek Infrastruktur : kondisi daerah • Aspek Proses Perizinan : kurangnya kesadaran pengusaha tambang memenuhi syarat perizinan • Aspek Sumberdaya Energi :cadangan pertambangan dan penggalian yang belum terinventarisir dengan baik • Aspek Peraturan Daerah : Belum adanya PERDA yang mengatur di bidang pertambangan dan penggalian. Strategi : • Penganekaragaman pengolahan hasil pertambangan yang efisien dan efektif • Meningkatkan pengelolaan pertambangan diselenggarakan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan terpadu lintas daerah;
7. Sektor Industri Pengolahan • Kekuatan : sumber bahan baku, teknologi, kebijakan yang mendorong berkembangnya sektor industri • Kelemahan : infrastruktur dasar (jalan dan Jembatan, listrik, air), prasarana ekspor (pelabuhan, pergudangan dan pendukungnya), belum memiliki kawasan industri, KADIN tidak berjalan sesuai dengan fungsinya • Peluang : SIJORI • Ancaman : Masih lemahnya penguasaan teknologi proses produksi, Standarisasi produk dan ecolabeling, Persaingan yang ketat di pasar komoditi • Potensi dan peluang : pengembangan industri turunan CPO dan karet, industri Pengolahan kelapa dan turunanya, industri pengolahan hasil laut dan turunanya • Prioritas : industri yang mengolah bahan baku lokal, Industri yang melibatkan pelaku lokal, Industri yang menyerap banyak tenaga kerja, Industri yang ramah lingkungan
Sektor Industri Pengolahan Permasalahan : • Aspek Kebijakan : belum ada stimulus bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi, terutama daya dukung lahan • Aspek Infrastruktur : daya dukung jalan dan jembatan, Pelabuhan expor belum bisa melayani kontainer, Belum siapnya industri penunjang • Aspek Proses Perizinan : Masih adanya pembatasan kewenangan penerbitan izin usaha industri • Aspek Sumberdaya Energi : Keterbatasan pasokan sumber energi (listrik) dimana suatau perusahaan industri membutuhkan supply energi yang besar • Aspek Peraturan Daerah : Belum ada PERDA yang mengatur dan memfasilitasi pelaku usaha industri khususnya pemberian insentif bagi investor Upaya : kajian kompetensi inti industri daerah dengan pendekatan cluster, Promosi potensi bahan baku
8. Subsektor Listrik dan Gas • Kekuatan :dana yang tersedia, kemudahan birokrasi dalam proses pembangunan, SDM dan teknologi • Kelemahan: sarana perhubungan antar daerah misal jalan dan jembatan • Peluang : sumberdaya mineral yang banyak, peluang pasar yang luas • Ancaman : resiko yang tinggi, Kondisi tanah, Lokasi yang sulit untuk dijangkau, sumberdaya energi yang terbatas • Potensi dan peluang : kebutuhan masyarakat akan air membuka peluang usaha untuk membangun sumur bor, Tersedianya sumber daya mineral yang belum dikelola • Upaya-upaya : mengundang pihak investor untuk melakukan investasi pada sektor listrik, memfasilitasi investor yang berminat pada sektor listrik, Melakukan promosi
Subsektor Listrik dan Gas Permasalahan : • Aspek Kebijakan : sentralisasi dalam kebijakan sektor listrik • Aspek Infrastruktur : sarana perhubungan antar daerah yang belum terpenuhi • Aspek Proses Perizinan : Belum ada • Aspek Sumberdaya Energi : Cadangan energi yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui • Aspek Peraturan Daerah : Sebagian peraturan daerah tentang listrik dan gas belum ada Strategi : • Peningkatan partisipasi investasi swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana ketenagalistrikan. • Peningkatan infrastruktur tenaga listrik yang efektif dan efisien
9. Subsektor Air Bersih • Kekuatan : Jumlah pegawai banyak, komitmen untuk memperbaiki kinerja perusahaan, sumberdaya air baku • Kelemahan : fasilitas pendukung seperti kantor dan sarana lainnya, tingginya tingkat kebocoran • Peluang : kemudahaan mengembangkan usaha, Keterlibatan yang lebih besar dalam perumusan kebijakan, dukungan kuat dari stakeholders • Ancaman : banyaknya sumur bor swasta, pencurian water meter • Potensi dan peluang : memperkuat keberadaan cabang • Prioritas : mampu memproduksi air baku menjadi air bersih/air minum sesuai ketentuan berlaku, mampu mengopersionalkan PDAM selama 24 jam perhari, meningkatkan sistem pembuatan rekening air, pegawai
Subsektor Air Bersih Permasalahan: • Aspek Kebijakan : Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen sangat memberatkan dan tidak ada keseimbangan antara sanksi yang dikenakan kepada konsumen • Aspek Infrastruktur : Fasilitas pendukung seperti kantor, laboratorium, bengkel serta sarana lainnya • Aspek Proses Perizinan : Tidak ada masalah • Aspek Sumberdaya Energi : Usia genset sudah tua, listrik kurang daya • Aspek Peraturan Daerah : Prosesnya memerlukan waktu lama Upaya: mengusahakan penyambungan kembali pelanggan yang diputus sementara, pengembangan dengan sambungan baru, pemberdayaan cabang-cabang, Membuat master plan, FS
10. Subsektor Bangunan • Kekuatan :pertumbuhan ekonomi, pertumbuh penduduk, sarana transportasi • Kelemahan : kurangnya sosialisasi instansi terkait, bahan dasar kayu yang semakin berkurang • Peluang : tersedianya bahan material, bangunan rangka baja ringan yang ramah lingkungan • Ancaman : ketersediaan bahan baku kayu semakin berkurang, kondisi alam yang sebagian daerah rawa • Potensi dan peluang : investasi dibidang rangka kuda-kuda baja ringan, investasi rangka steel • Prioritas : infrastruktur harus diperhatikan, Sosialisasi harus diperluas
Subsektor Bangunan Permasalahan: • Aspek Kebijakan : kurangnya transparansi dan sosialisasi ke masyarakat • Aspek Infrastruktur : alat transportasi jambi kuala tungkal kurang baik, Masih mengandalkan alat transportasi air • Aspek Proses Perizinan : sosialisasi ke masyarakat kurang • Aspek Sumberdaya Energi :Kurangnya perhatian dari instansi terkait • Aspek Peraturan Daerah : Kurang sosialisasi ke masyarakat Upaya: memperbaiki, memperbanyak infrastruktur jalan
11. Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran • Kekuatan : letak geografis, pertumbuhan mata dagangan (komoditi) • Kelemahan : topografia daerah (rawa pasang surut), struktur ekonomi yang lemah, kegiatan ekonomi hanya dikuasai oleh beberapa orang, Masih rendahnya entereneurship • Peluang : Kuala tungkal sudah dikenal pelaku bisnis dari luar negeri, pertumbuhah penduduk dan ekonomi yang tinggi, Penggunaan teknologi informasi yang semakin baik • Ancaman : akurasi data dan informasi produk, Sarana dan prasarana distribusi barang dan jasa, Kebijakan dan prosedur ekspor dan impor, Daya saing komoditi impor yang tinggi • Potensi dan peluang : Jasa penyimpanan/pergudangan, Jasa cargo laut, Jasa perbankan dan lintas devisa
Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Permasalahan: • Aspek Kebijakan :Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi belum difasilitasi dengan baik, KADIN tidak berfungsi • Aspek Infrastruktur : daya dukung jalan dan jembatan, status pelabuhan dan perlengkapannya (belum tersedia dermaga kontainer, gudang penyimpanan) • Aspek Proses Perizinan : telah berdiri kantor pelayanan perizinan satu pintu, sehingga lebih murah • Aspek Sumberdaya Energi : masih perlu penambahan kapasitas terpasang listrik • Aspek Peraturan Daerah : perlunya PERDA yang mendorong peran aktif pihak swasta, Insentif dan stimulus bagi pelaku usaha tidak ada • Prioritas :Jasa pergudangan, Jasa cargo laut, Wisata kuliner Upaya : membentuk tim PEPIDA (Peningkatan ekspor dan peningkatan investasi daerah)
12. Subsektor Pengangkutan dan Komunikasi • Kekuatan :PERDA, otonomi di bidang perhubungan, informatika dan komunikasi, SDM yang memiliki kualifikasi, sumber dana yang memadai • Kelemahan : karakteristik daerah umumnya bersifat labil, kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat • Peluang : ketak geografis • Ancaman : kondisi alam yang berubah-ubah terutama pasang surut, pengaruh globalisasi mengingat kota kuala tungkal merupakan outlet di provinsi Jambi • Potensi dan peluang :wisata bahari, kapal pesiar, kapal roro, pengembangan menara, tower untuk menjangkau desa terpencil • Prioritas: pengelolaan pelabuhan di bidang laut, sungai dan penyeberangan
Subsektor Pengangkutan dan Komunikasi Permasalahan: • Aspek Kebijakan : masih belum optimalnya kantor pelayanan terpadu • Aspek Infrastruktur : jalan darat dan sarana pelabuhan belum memadai • Aspek Proses Perizinan : belum optimalnya otonomi dibidang perizinan, sebagian proses perizinan masih dikeluarkan oleh provinsi dan pusat • Aspek Sumberdaya Energi :proses pembangunan PLTG belum menjangkau seluruh wilayah kabupaten • Aspek Peraturan Daerah : perlu penyesuaian retribusi dengan kondisi yang ada, masih ada PERDA yang tidak sinkron dengan peraturan yang lebih tinggi Upaya: meningkatkan pelayanan yang prima bagi para investor, mempermudah sistem birokrasi yang cepat dan efisien, memberikan informasi yang akurat
Terima Kasih Wasalam