210 likes | 576 Views
Tataniaga Pertanian. Perilaku Konsumen & permintaan Pasar. Fungsi Permintaan dan Kurva Permintaan. Fungsi permintaan (Demand Function) Adalah persamaan yang menunjukan hubungan antara jumlah permintaan akan suatu barang dan semua faktor - faktor yang mempengaruhinya
E N D
Tataniaga Pertanian Perilaku Konsumen & permintaan Pasar
Fungsi Permintaan dan Kurva Permintaan • Fungsi permintaan (Demand Function) Adalah persamaan yang menunjukan hubungan antara jumlah permintaan akan suatu barang dan semua faktor - faktor yang mempengaruhinya x = f (P×,PY,Pz, M, S) Dimana : S = selera • Fungsi Permintaan tidak bisa digambarkan pada diagram dua dimensi • Kurva Permintaan (Demand Curve) adalah gambar dari fungsi permintaan yang disederhanakan yaitu dengan menganggap faktor-faktor lain selain harga barang tersebut tidak berubah
Px D’ D D D’ X D1 = f (Px,Py,Pz,M,S) D1 = f (Px,Py,Pz,M’,S’)
Permintaan Pasar • Permintaan pasar untuk suatu barang adalah penjumlahan dari semua kurva permintaan konsumen yang ada dalam pasar tersebut. • Seandainya dalam suatu pasar ada 2 orang konsumen (1&2), maka kurva permintaan pasar bisa diperoleh dengan melakukan penjumlahan horisontal dari kurva-kurva pemintaan konsumen-konsumen tersebut untuk setiap tabel harga. • Gambar permintaan pasar sebagai berikut :
Rp Rp Rp B B C D A A C D 0 x 0 x 0 x Konsumen I Konsumen II Permintaan pasar (konsumen 1 + konsumen 2)
Pendekatan Revealed Preference (pilihan yang diungkapkan) dan karakteristik barang dalam teori konsumen • Revealed Preference (pilihan yang diungkapkan) • Ekonom Paul Samuelson mengatakan bahwa konsep utility yang ordinal itu sendiri tidak memuaskan karena masih terikat dengan konsep utility yang sulit untuk diuji empirisnya. (utility adalah sesuatu yang ada dibenak masing-masing konsumen sehingga sulit diamati atau diuji secara empiris). • Samuelson mengusulkan untuk membuang sama sekali konsep “utility” sebagai landasan teori konsumen & menggantikannya dengan konsep “Revealed Preference” yang bisa diamati. • Teori Revealed Preference pada pokoknya menunjukan bahwa dalil-dalil pokok dalam teori konsumen bisa dijelaskan atas dasar “Pilihan yang diungkapkan” konsumen dalam memilih berbagai macam barang yang dihadapinya. • Asal konsumen konsisten dalam preferensinya akan barang satu dibanding barang lainya, maka dalil-dalil pokok teori konsumen bisa diterangkan tanpa harus menggunakan konsep “utility” yang sulit diamati tersebut • Asumsinya adalah konsumen harus mempunyai sistem Preferensi yang konsisten.
“Karakteristik Barang” • Ekonom Kelvin Laucaster mengatakan bahwa yang menimbulkan kepuasan bukanlah konsumsi barang” dalam artian sehari - hari. • Di dalam setiap “barang” terkandung unsur-unsur yang bersifat lebih fundamental dari barang itu sendiri dan unsur-unsur inilah yang sebenarnya bisa memuaskan konsumen apabila dikonsumsikan. • Unsur-unsur ini disebut “karakteristik” dari barang. • Jadi “barang” yang berupa sepiring nasi mengandung di dalamnya “karakteristik” berupa sekian gram protein, sekian gram karbohidrat, dsb. • Barang yang berupa sebuah pakaian mengandung di dalamnya “karakteristik” berupa sekian unit kehangatan, kebahagiaan dan karakteristik lainnya. • Karakteristik-karakteristik inilah yang memuaskan konsumen-konsumen bukan sepiring nasi atau sebuah pakaian tadi. • Masing-masing konsumen mungkin menilai kandungan karakteristik suatu barang secara berbeda. • Menurut Laucaster sumbu-sumbu untuk menggambar indifference curvese org konsumen haruslah menunjukan jumlah karakteristik yang dikonsumsikan dan bukannya jumlah barang yang dikonsumsikan.
Contoh yang bisa menjelaskan bagaimana teori “karakteristik” ini berbeda dengan teori konsumen atas “barang”. • Agar sederhana anggap bahwa konsumen berminat terhadap dua karakteristik dari barang yang ia konsumsikan, sebut karakteristik 1 (:protein) dan karakteristik 2 (karbohidrat) • Ada dua macam barang yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, sebut barang A&B • Setiap unit barang A (beras) mengandung 2 unit karakteristik 1 (protein) & 1 unit karakteristik II (Karbohidrat). Setiap unit barang B (ketela pohon) mengandung 1 unit karakteristik I & 2 unit karakteristik II. • Hubungan antara konsumsi “barang” dengan konsumsi “karakteristik” ditunjukan oleh gambar berikut ini
Unit Protein A 10 9 a’ 8 B Karakteristik I 7 6 5 b’ 4 3 a 2 1 b Unit Karbohidrat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Karakteristik II
Garis OA menunjukan berbagai kombinasi jumlah, karakteristik I&II yang bisa diperoleh dari berbagai jumlah A yang dikonsumsi. • Jadi apabila jumlah yang dikonsumsikan adalah 1 unit barang A maka posisi konsumen ada di titik A, yang menghasilkan 2 unit protein & 1 unit karbohidrat (titik A) • Apabila konsumsi barang A adalah 4 unit maka akan dihasilkan (dari proses konsumsi ini) 8 unit protein dan 4 unit karbohidrat (titik a) • Garis OB menunjukan hal yang sama bagi barang B, apabila konsumen mengkonsumsi 1 unit barang B, maka konsumen akan menikmati 2 unit karbohidrat & 1 unit protein (titik b). • Kita bisa membaca titik-titik yang lainnya.
Sekarang anggap bahwa konsumen kita hanya mempunyai sejumlah uang tertentu, misal Rp 1.000,- (ini adalah M dalam contoh kita terdahulu) • Harga per unit barang A adalah Rp 250 dan harga per unit barang B adalah Rp 200. • Apabila uang tersebut digunakan seluruhnya untuk membeli barang A, maka ia bisa mencapai posisi a’, apabila digunakan seluruhnya untuk membeli barang B, maka ia bisa mencapai b’. • Konsumen bisa pula menggunakan sebagian untuk membeli barang A & sisanya untuk barang B • Kombinasi berbagai barang A&B yang konsumen bisa beli dengan Rp 1.000 tersebut ditunjukan oleh garis lurus yang menghubungkan a’ & b’.
Garis lurus ini adalah “budget line”nya apabila M = 1.000,- • Kombinasi manakah yang konsumen akan pilih ? • Tentunya konsumen akan memilih kombinasi (posisi) pada garis a’ & b’ yang memberikan kepuasan yang paling tinggi untuk konsumen. • Posisi ini adalah posisi dimana budget line a’b’ bisa dicapai m difference curvese yang paling tinggi, yang tidak lain adalah pada persinggungan dengan I (titik e). • Titik e adalah posisi keseimbangan konsumen tersebut. • Pada posisi e konsumen membeli kombinasi barang A&B sehingga bisa menghasilkan baginya 7 unit protein & 6 unit karbohidrat (konsumsi kombinasi karakteristik inilah yang menghasilkan kepuasan yang maksimal baginya).
Unit Protein 10 a” 9 e’ I B a’ 8 e I 7 Karakteristik I 6 I 5 b 4 3 2 1 Unit Karbohidrat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Karakteristik II
Pengaruh perubahan harga & perubahan income terhadap pola konsumsi dianalisa dengan cara yang sama seperti dalam teori konsumen biasa. • Misalnya apabila harga barang A turun dari Rp 250 per unit menjadi Rp 200 per unit, maka budget line yang baru adalah a”b’ dan posisi keseimbangan konsumen yang baru adalah e’. • Selanjutnya kita bisa jabarkan gerakan dari posisi keseimbangan yang lama (e) ke posisi yang baru (e’) menjadi substitution effect dan income effect, sama persis dalam teori konsumen biasa.
Keunggulan dari teori konsumen yang didasarkan atas karakteristik barang yaitu: • Dengan melihat “karakteristik” barang dan bukan wujud barang, maka kita bisa lebih mudah mengerti mengapa misalnya nasi & roti adalah barang substitusi dekat, sedangkan nasi & sepatu bukan. • Barang-barang beraneka ragam corak & wujudnya sering bisa dipandang sebagai barang yang mempunyai karakteristik-karakteristik yang sama tetapi dengan kadar kandungan yang berbeda (dalam contoh di atas, nasi & roti adalah barang yang mempunyai karakteristik yang sama, yaitu protein & karbohidrat, tetapi dengan kadar kandungan yang berbeda). Ini mempermudah analisa.
Seringkali barang baru yang masuk pasar bukanlah barang baru dari segi macam karakteristik yang dikandung, tetapi hanya proporsi atau kadar dari masing - masing karakteristik berbeda. • Jadi apabila misalnya timbul barang yang ketiga dalam contoh di atas (sebut barang C) yang juga mempunyai dua karakteristik tetapi dengan kadar yang berbeda, maka kita tinggal menarik satu garis lurus lagi OC yang mewakili produk baru ini dan analisa seperti di atas tetap bisa digunakan.
Dengan teori ini kita bisa memandang kegiatan konsumsi itu sendiri mirip sebagai suatu proses produksi (di dalam rumah tangga) dengan output “karakteristik” dan inputnya “barang” • Memandang rumah tangga sebagai suatu “unit produksi” seperti ini adalah lebih realistik, sebab sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan “produksi” yang dilakukan di dalam rumah tangga itu sendiri (memasak, mencuci, berkebun, dsb). • Dengan teori karakteristik ini kegiatan-kegiatan ekonomi di dalam suatu rumah tangga dimungkinkan untuk dianalisa dengan lebih baik. Teori konsumen biasa menganggap bahwa RT adalah semata - mata unit konsumsi.