380 likes | 1.39k Views
Konsep Kelompok Khusus dan Kelompok Resiko Tinggi di Komunitas. Oleh : Yonrizal Nurdin. Sasaran perawatan komunitas. 1. Tingkat individu 2. Keluarga 3. Kelompok khusus 4. Komunitas. 1. Tingkat individu
E N D
Konsep Kelompok Khusus dan Kelompok Resiko Tinggi di Komunitas Oleh : Yonrizal Nurdin
Sasaran perawatan komunitas 1. Tingkat individu 2. Keluarga 3. Kelompok khusus 4. Komunitas
1. Tingkat individu • Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu mempunyai masalah kes/kep, karena ketidak mampuan merawat diri sendiri oleh suatu sebabdapat mempengaruhi anggota keluarga lain (fisik, mental dan sosial).
2. Keluarga • Keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat, terdiri atas KK, anggota klg, yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adobsi, saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota klg mempunyai masalah kes/kep berpengarus terhadap anggota keluarga lain/keluarga lain.
3. Kelompok khusus • Adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan (jenis kelamin, umur, permasalahan), kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan terhadap masalah kes, termasuk : • Kelompok khusus dengan kebutuhan kes khusus sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan kelompok resti: seperti IH, bayi, balita, pra sekolah, usila, dll.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta askep, seperti : • Penderita penyakit menular (TBC, AIDS, dll). • Penderita yang menderita penyakit tidak menular (DM,PJK, ggn mental, dll). c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit (WTS, penarkoba, dll). d. Lembaga sosial, rehabilitasi (panti wredha, panti asuhan, penitipan balita, dll).
Masalah kes pada klp khusus Bermula dari perilaku individu, keluarga atau kelompok : • Kesling (buang sampah, BAB, SPAL, dll). • Gizi (kurang pengetahuan, pengolahan salah, kebiasaan makan, pantangan, dll). • Personal hygiene kurang
Pengertian sakitsakit bila tak mampu lagi berbuat sesuatu (pilek, pusing, ggn ringan,belum sakit). • Pemanfaatan fasilitas yankes rendah (pemeriksaan kes, kehamilan, imunisasi, dll). • Budaya yang tak sesuai dengan perilaku sehat Ex. Budaya makan, free sex, narkoba, dll
Ruang lingkup yan kep komtas pada klp khusus dan resti 1. Promotif (peningkatan kesehatan ) • Penyuluhan kesehatan • Peningkatan gizi • Pemeliharaan kes individu • Pemeliharaan kesling • Olahraga secara teratur • Rekreasi • Pendidikan seks dan resiko seks bebas
2. Upaya preventif (mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan) melalui : • Imunisasi (BAYI, BALITA, IH ) • Pemeriksaan kes berkala • Skreening • Pemberian vit.A, Yodium • Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Upaya Kuratif (merawat & mengobati) kolaborasi, melalui kegiatan : • Home nursing • Kunjungan ke lokalisasi/ panti rehabilitasi WTS • Perawatan lanjutan dari RS • Perawatan IH,IM,nifas dengan kondisi patologis • Perawatan buah dada • Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya rehabilitatif (pemulihan kes ) melalui kegiatan : • Latihan fisik • Fisioterapi
5. Resosialitatif Upaya mengembalikan ind,klg,klp kedalam pergaulan masyarakat Mis : kelompok yang diasingkan oleh masyarakat (kusta,aids,wts dll)
Contoh: Taman bermain lantera bahtera bagi ODH • Tugas Perawat komunitas: Meyakinkan masyarakat agar dapat menerima kembali dg memberikan pengertian dan batasan yang jelas dan dimengerti
Bentuk kegiatan wat komtas pada kelompok khusus dan resti 1. Askep langsung (dirumah,disekolah,panti asuhan, perusahaan,posyandu, polindes) 2. Pend kes merobah perilaku 3. Konsultasi/pemecahan masalah 4. Bimbingan dan pembinaan 5. Melaksanakan rujukan 6. Penemuan kasus
7. Penghubung antara masyarakat (klp khusus )dengan unit yankes 8. Melaksanakan askep komunitas melalui pengenalan masalah kesmasy, perencanaan kes, pelaksanaan dan penilaian hasil kegiatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan
9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan 10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral 11. Roll model panutan, ketauladanan 12. Penelitian ikut serta mengembangkan keperawatan komunitas sesuai dengan tingkat yan dan pendidikan yang dimiliki