E N D
1. UU PERPUSTAKAAN,dan PROFESI PUSTAKAWAN OlehDrs H. Zulfikar Zen, MA
Sekretaris Jenderal PP-IPI
Dosen Universitas Indonesia
CONSAL Executive Board
HP 0818945958
2. Selamat Idul FitriMinal Aidin wal Faizin
3. Makalah pada Temu Ilmiah Pustakawan Diselenggarakan oleh :
PD IPI KOTA BANJAR BARU
Bekerjasama dengan
PERPUSTAKAAN UMUM
KOTA BANJAR BARU
Banjar Baru, 10 Oktober 2008
4. HAM DAN INFORMASI UUD 1945, pasal 28 F
Deklarasi PBB, 1948, tentang Hak Azasi Manusia, pasal 19
UU No. 39/1999 tentang Hak Azasi Manusia, pasal 14
UUNo. 43/ 2007 tentang Perpustakaan, pasal 5
UU No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, pasal 4:
5. UUD 1945 Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia.
6. Deklarasi PBB 1948 Setiap orang berhak:
untuk bebas berpendapat dan berekspresi; termasuk bebas memiliki pendapat tanpa campur tangan dan
untuk mencari, menerima dan menyebarkan informasi dan gagasan melalu media apapun tanpa batas
7. United Nations Universal Declaration of Human Rights Everyone have the right
to freedom of opinion and expression; this right includes freedom of hold opinions without interference and
to seek, receive and impart information and ideas through any media and regardless of frontiers
8. UU No. 39 TH 1999 (1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.(2) Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia.
9. UU No. 43 Tahun 2007 Masyarakat mempunyai hak yang sama untk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan perpustakaan
Masyarakat di daerah terpencil, terisolasi atau terbelakang sebagai akibat faktor geogtafis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus.
Masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosiaonal berhak memperoleh layanan peroustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.
10. UU No 14 Tahun 2008 (1) (1) Setiap orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan undang undang ini.
(2) Setiap orang berhak:
a. melihat dan mengetahui Informasi Publik ;
b. menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh Informasi Publik
c. mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan sesuai dengan undang-undang ini;
d. menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
11. UU No 14 Tahun 2008 (2) (3) Setiap pemohon informasi publik berhak mengajukan permintaan
Informasi Publik disertai alasan permintaan tersebut.
(4) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan apabila dalam memperoleh Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
12. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan/atau diterima oleh Badan Publik yang berkenaan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/ atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang seduai dengan Undang Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
13. PERPUSTAKAAN dlm UU 43/2007 Institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka
14. Perpustakaan harus Merupakan suatu institusi
Memiliki koleksi dalam berbagai media
Dikelola secara profesional
Menggunakan sistem baku (standar)
Memenuhi kebutuhan informasi pemustaka
15. JENIS PERPUSTAKAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL
PERPUSTAKAAN UMUM
PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH
PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
PERPUSTAKAAN KHUSUS
16. KEPEMILIKAN PERPUSTAKAAN PEMERINTAH
PERPUSTAKAAN PROVINSI
PERPUSTAKAAN KABUPATEN/KOTA
PERPUSTAKAAN KECAMATAN
PERPUSTAKAAN DESA -? NAGARI
PERPUSTAKAAN MASYARAKAT
PERPUSTAKAAN KELUARGA
PERPUSTAKAAN PRIBADI
17. ASAS PERP. Demokrasi
Keadilan,
Keprofesionalan
Keterbukaan
Keterukuran
Kemitraan
18. FUNGSI PERP. Pendidikan
Penelitian
Pelestarian,
Informasi
Rekreasi
19. TUJUAN PERP. Memberikan layanan kepada pemustaka
Meningkatkan kegemaran membaca
Memperluas wawasan dan pengetahuan
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
20. HAK dan KEWAJIBAN MASYARAKAT
PEMERINTAH
21. HAK MASYARAKAT (1) Memperoleh layanan, memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas Perpustakaan
Daerah terpencil, terisolasi, terkebelakang mendapat layanan khusus
Masyarakat cacat, kelainan fisik dan mendapat layanan yg sesuai dg kemampuan dan keterbatasan
22. KEWAJIBANMASYARAKAT (2) Menjaga & memelihara kelestarian koleksi perpustakaan
Menyimpan, merawat dan melestarikan naskah kuno dan mendaftarkannya ke Perpustakaan Nasional
Menjaga dan melestarikan sumberdaya perpustakaan di lingkungannya
Mendukung upaya penyediaan fasilitas layanan di lingkungannya
Mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan perpustakaan
Menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamaman lingkungan perpustakaan
23. KEWAJIBAN PEMERINTAH (Pusat) Mengembangankan Sistem Nasional Perpustakaan.
Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan Perpustakaan.
Menjamin ketersediaan perp secara merata
Menjamin ketersediaan keragaman koleksi
Menggalakkan promosi perp.
Mingkatkan kuantitas dan kualitas koleksi
Membina dan pengembangkan kompetensi profesionalisme pustakawan dan tenaga teknis
Mengembangkan Perpustakaan Nasional
Memberikan penghargaan kepada setiap orang yg menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno
24. KEWAJIBAN PEMERINTAH (Daerah) Menjamin penyelenggaraan dan pengembangan Perpustakaan di daerah
Menjamin ketersediaan layanan perp secara merata di wilayah masing-masing
Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sbg pusat sumber belajar masyarakat
Menggalakkan promosi gemar membaca dg memanfaatkan perpustakaan
Menfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah
Menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah berdasarkan kekhasan daerah
25. KEWENANGAN PEMERINTAH (Daerah) Menetapkan kebijakan daerah dalam pembinaan, dan pengembangan perpustakaan di wilayah masing2
Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan perp. di wilayah masing2
Mengalih mediakan naskah kuno yg dimiliki masyarakat di wilayah masing2 untuk dilestarikan dan didayagunakan
26. KEWENANGAN PEMERINTAH (Pusat) Menetapkan kebijakan nasional dalam pembinaan, dan pengembangan semua jenis perpustakaan
Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan perp.
Mengalih mediakan naskah kuno yg dimiliki masyarakat untuk dilestarikan dan didayagunakan
27. TENAGA PERPUSTAKAAN
PUSTAKAWAN TENAGA TEKNIS
PERP.
28. PUSTAKAWAN Seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan
(UU No 43 Tahun 2007)
29. TENAGA TEKNIS PERPUSTAKAAN Tenaga nonpustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalna tenaga teknis komputer, audiovisual, ketatausahaan
30. HAK TENAGA PERPUSTAKAN Penghasilan di atas kebutuhhan hidup minimum dan jaminan kesejahhteraan sosial
Pembinaan karir sesuai dg tuntutan pengembangan kualitas
Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas perpustakaan untuk kelancaran tugas
31. KEWAJIBAN TENAGA PERPUSTAKAAN Memberikan layanan prima terhadap pemustaka
Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif
Memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukan sesuai dg tugas dan tanggungjawabnya.
32. Pustakawan Profesi ? Profesi memiliki:
Pendidikan (Teori & Praktek)
Organisasi Profesi
Kode Etik
Jasa kepada masyarakat
33. ORGANISASI PROFESIDalam UU 43/2007 Pustakawan membentuk Organisasi Profesi
Berfungsi memajukan dan memberikan perlindungan profesi kepada pustakawan
Setiap pustakawan menjadi anggota profesi
Organisasi Profesi dibina, dikembangkan, difasilitasi oleh Pemerintah, Pemda dan/atau masyarakat.
34. WEWENANG ORGANISASI PROFESI Menetapkan dan melaksanakan AD/ART
Menetapkan dan menegakkan kode etik
Memberi perlindungan hukum
Menjalin kerjasama dg asosiasi Pustakawan di tingkat daerah nasional dan internasional
35. PERANAN ORG PROFESI (1) Menjadi wadah masyarakat profesi
Mengembangkan ilmu pengetahuan bidang profesi
Menyusun kode etik dan standar profesi, serta menjamin kompetensi profesi
Mewakili profesional di masyarakat.
Memberikan lisensi dan akreditasi
36. PERANAN ORG PROFESI (2) Menjamin Kompetensi Profesional; bertanggungjawab meningkatkan mutu profesi dengan menentukan persyaratan, standar, dan norma minimal anggota
Mengawasi kegiatan dan prilaku dengan menyusun kode etik, tata tertib, lengkap dengan sanksi-sanksinya.
Meningkatkan mutu dan status profesi melalui berbagai kegiatan dan aktifitas
37. IPI DAN SEJARAHNYA Lahir 7 Juli 1973, di Ciawi Bogor
Zaman Penjajahan
Zaman Merdeka :
Era PraIPI (1950an – 1960an)
Era IPI (1970an, 1980an, 1990an)
Zaman Reformasi
Era IPI dan Era Reformasi
38. ZAMAN PENJAJAHAN 1916 – 1920 ? Org. Pustakawan
Vereeniginng tot Bevordering van het Bibliotheweze
Prakarsa : Dr H,J, van Lummel (Ketua)
Tujuan: Memajukan Perpustakaan di Hindia Belanda
39. ZAMAN PRA IPI 4 Juli 1953 ? API (Asosiasi Perpustakaan Indonesia)
27 JUli 1954 ? PAPSI (Asosiassi Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia)
6 April 1956 ? PAPADI (Perhimpunan Ahli Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Indonesia)
15 Juli 1962 ? APADI (Asosiasi Arsip dan Dokumentasi Indonesia)
5 Desember 1969 ? HPCI (Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia
40. ERA IPI (‘70,’80,’90an) Lahir 7 Juli 1973 di Ciawi Bogor
PB IPI = Tingkat Pusat
PD IPI = Tingkat Provinsi
PC IPI = Tingkat Kabupaten / Kota
Sejak Kongres IX Batu Malang ? PB IPI menjadi PP IPI, dan PD /PC –menjadi PD IPI Provinsi dan PD IPI Kota
41. ERA REFORMASI (>2000an) Di samping IPI muncul: Forum-Forum
12 Agustus 2000 ? FPPTI (Forum Perp. Perg. Tinggi Indonesia)
18 November 2000 ? FPKI (Forum Perp. Khusus Indonesia)
4 Juni 2002 ? FPUI (Forum Perp. Umum Indonesia)
8 Agustus 2002 ? FPSI (Forum Sekolah Indonesia)
13 November 2006 ? ISIPII (Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia)
42. ORGANISASI LAINNYA KPI (Klub Perpustakaan Indonesia)
BPPMI ( Badan Pembina Perp. Masjid Indonesia)
GPMB (Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca)
KPBA (Klub Pecinta Bacaan Anak)
MPPS (Masyarakat Pengelola Perp. Sekolah)
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
SKB (Sanggar Kegiatan Belajar)
APII (Asosiasi Pekerja Informasi Indonesia)
IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia)
PTBI (Persatuan Toko Buku Indonesia)
43. BEDA IPI & ORG PERP. LAIN Keanggotaan IPI adalah individu dan lembaga, sedangkan Forum keanggotaannya institusi/lembaga
IPI mengikat semua pustakawan, tanpa membedakan tempat bekerja dan latar belakang pendidikan
Diakui secara nasional, regional dan Internasional.
IPI (nasional ? CONSAL (regional)-? IFLA (internasional)
44. TUJUAN IPI Meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia
Mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi
Mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian untuk bangsa dan negara RI
(Pasal 8 AD-IPI)
45. 11 PERAN IPI dalam UU 43/2007 (1) 1. Menyusun standar nasional tenaga perpustakaan (kualitas, akademik, kompetensi, sertifikasi)
2. Memajukan profesi pustakawan (peningkatan kompetensi. Karir, wawasan kepustakawan
3. Memberikan perlindungan profesi dan perlindungan hukum bagi pustakawan
4. Menyusun kurikulum dan penyelenggaraan pendidikan untuk pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
46. 11 PERAN IPI dalam UU 43/2007(2) 5. Memberikan pertimbangan, nasihat dan saran bagi perumusan kebijakan dalam bidang perpustakaan
6. Menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap penyelenggaraan perpustakaan
7. Melakukan pengawasan dan penjaminan mutu layanan perpustakaan
8. Pembudayaan gemar membaca masyarakat
47. 11 PERAN IPI dalam UU 43/2007 (3) 9. IPI berperan sebagai pemberi sertifikasi seperti halnya PII (Persatuan Insinyur Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
10. Mitra kerja IPI, adalah Perpustakaan Nasional, lembaga pendidikan, asosiasi dan instansi terkait lainnya.
11. Sertifikasi diberikan setelah pustakawan lulus uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi yang dibetuk IPI dan mitranya.
48. KODE ETIK Berupa norma atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap pustakawan untuk menjaga kehormatan, martabat, citra dan profesionalisme
49. KODE ETIK : SIKAP PUSTAKAWAN (1) Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat.
Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi mungkin dan berkewajiban mengikuti perkembangan
Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi
50. KODE ETIK : SIKAP PUSTAKAWAN (2) Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya, berdasarkan pertimbangan profesional
Tidak menyalah-gunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecuali atas jasa profesi
Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik dalam ucapan maupun perbuatan
(Bab III pasal 3 Kode Etik Pustakawan Indonesia)
51. IPI dan MINAT BACA Pustakawan (IPI) adalah lembaga JASA yang memberikana Informasi
Pembaca merupakan merupakan “pelanggan” IPI
Pembaca dan IPI merupakan MITRA
IPI adalah sbg pembina minat baca.
52. PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA (PKM) Dilakakukan melalui
Keluarga,
Satuan Pendidikan
Masyarakat
53. PKM melalui … KELUARGA ? fasilitasi buku murah dan berkualitas (atau pinjam)
Satuan PENDIDIKAN ? mengembangkan perpustakaan dan memanfaatkannya dlm pembelajaran
MASYARAKAT -? penyediaan perpustakaan di tempat umum yg mudah dijangkau, murah dan bermutu.
54. PUSTAKAWAN DAN MINAT BACA PEMBINA
PEMBACA BACAAN
55. PUSTAKAWAN SBG PEMBINA PUSTAKAWAN adalah pembina utama, karena tugas utamanya memberikana layanan informasi.
PEMBINA lain, Keluarga, Pemerintah dan Masyarakat
56. PUSTAKAWAN MEMBINA dg .. Memberikan jasa secara ikhlas, profesional dan bermutu
Menyediakan koleksi yg cukup : kualitas dan kuantitas.
Menampilkan perpustakaan yg kondusif dan menyenangkan
MEMASYARAKATKAN PERPUSTAKAAN
57. MASYARAKAT SBG PEMBINA Memanfaatkan perpustakaan
Mendorong dan mengajak orang lain, Orang Tua, Guru, Dosen, Pemimpin formal dan informal.
Mendukungan kegiatan perpustakaan.
MEMPERPUSTAKAKAN MASYARAKAT
58. PEMBACA
POTENSIAL AKTUAL
SASARAN NON-SASARAN AKTIF PASIF
PEMBACA --? PELANGGAN (CUSTOMERS)
59. PEMAKAI PEMAKAI POTENSIAL : yg seharusnya menggunakan perpustakaan, misalnya mhs dan dosen, guru dan murid, atau masyarakat secara keseluruhan, baik sasaran, maupun bukan sasaran
PEMAKAI AKTUAL: yg sudah menggunakan perpustakaan, baik pasif maupun aktif
60. TUGAS PEMBINA : Jadikan PEMAKAI POTENSIAL
PEMAKAI PASIF
PEMAKAI AKTIF
61. JANGAN (Nauzubillah) PEMAKAI AKTIF
PEMAKAI PASIF
TAK LAGI MENJADI PEMAKAI
62. BACAAN ISI : Non-fiksi (Ilmiah) - Fiksi
WADAH : Tercetak – Terekam - Terpasang
JENIS : Buku (monograf) – Serial
(majalah, koran) - Brosur,
Multimedia
63. BACAAN Bermutu, sesuai dg kebutuhan pemakai dan mutaakhir.
Cukup, jumlah memadai bagi pengguna
Mudah diakses, baik bahasa maupun pemanfaatannya.
Diperoleh melalui beli, hadiah, titipan, tukar menukar, kerjasama, dsb
64. BUKU & PEMBACA ? GULA & SEMUT Antarkan buku ke depan Pembaca,
JIka Pembaca tak datang ke perpustakaan, maka perpustakaan yang datang ke pembaca
Minat Baca seperti Iman, kadang naik, kadang turun
65. MANAT BACA RENDAH. BENARKAH ? ”setiap anak terlahir jenius, tetapi kita memupusnya dalam enam bulan pertama”
“Setiap anak yg lahir ibarat kertas putih”
“ Setiap anak terlahir suci…”
66. RASA INGIN TAHU MANUSIA ADALAH MODAL DASAR MINAT BACA
Tetapi perlu :
DIPUPUK
DIFASILITASI
DILINDUNGI
DITELADANKAN
67. DIPUPUK Minat Baca harus dibina dan ditumbuh kembangkan sejak usia dini.
Bibit yang baik tak mungkin tumbuh subur tanpa dipupuk sejak kecil
68. DIFASILITASI Menyediakan bahan bacaan sesuai dengan pertumbuhannya.
Tidak mungkin minat baca tumbuh kalau tidak ada yang akan dibaca,
Dirikan atau sedia Perpustakaan
69. DILINDUNGI Musuh bebuyutan Minat Baca ? media yang mengutamakan “MELIHAT dan MENDENGAR”
TV, CD, VCD, RADIO, dsbnya merupakan ANCAMAN
Minat Baca harus dilindungi
70. DITELADANKAN Lingkungan harus ikut menggalakkan MINAT BACA dengan memberikan CONTOH DAN TELADAN
Guru-Murid membaca, Dosen-Mahasiswa Org tua-anak membaca, Kakak-adik membaca, Pemimpin-masyarakat membaca, semua membaca …
71. MINAT BACA ? BUKAN RENDAH DAN TINGGI
TETAPI
ADA ATAU TIDAK ADA
ADA dan dibawa sejak LAHIR
(HANYA MANUSIA)
72. DAHSYATNYA BUKU Agama Samawi, ZABUR, TAURAT, INJIL & ALQUR’AN
Tokoh Nasional, Soekarno, Muhammad Hatta, Agus Salim, Hamka, Adam Malik
Tokoh Dunia dan buku: Chales Darwin, Einsten, Adam Smit
73. Opening a book is like flying to the blue sky, reaching the bright star for lighting our mind.
It is like diving into deep blue ocean,
exploring the hidden treasure for enriching our soul
74. MEMBACA Bak terbang ke langit biru, meraih bintang yang bersinar, mencerahkan pikiran kita
Bak menyelam ke laut dalam, memperoleh harta karun yg tersebunyi, memperkaya jiwa kita.
75. BUKU Adalah teman yg tidak suka memujimu dan menyeretmu pd kejahatan, Ia sahabat yg tidak membuatmu bosan, ia tetangga yg tidak mengamcam keselamatanmu, Ia sahabat yg tidak berniat memeras kebaikan dirimu dg rayuan, dan ia tidak akan menipumu dg kepalsuan dan dusta
(Aljahizh dalam Don’t be Sad, 2005 p. 159)
76. BUKUKUGURUKU-
77. Bacaan (1) Bayles, M. D. Proffesional ethics.– Belmont, California: Wardswoth Publ. Co, 1981
Bowden, Russel. “Proffesional reponsibilities of librarians and information workers” IFLA Journal, 20 (2) : 1994
Harahap, Basyral Hamidy dan JNB Tairas. Kiprah Pustakawan Indonesia: seperempat abad IPI 1973 – 1998.– Jakarta : PB-IPI, 1998
Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. Etika kepustakawanan: Suatu pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia.– Jakarta: Sagung Seto, 2006
78. Bacaan (2) Ikatan Pustakawan Indonesia. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia.– Jakarta : PP IPI, 2006
Raitt, David (Editor). Libraries for the New Millennium : implications for managers.—London : LA Publ., 1997
Sularsih, Sri. “Undang-Undang perpustakaan landasan hukum pengembangan perpustakaan”. Makalah pada Rekerpus XIV dan Seminar Ilmiah IPI, Solo, 13-15 November 2007
Undang-Undang Dasar RI 1945 (yg diamandemen)
United Nations: Universal Decleration of Human Rights, 1948
UU No, 4 Th 1990 ttg Wajib Simpan Karya Rekam & Karya Cetak
UU No. 39 Th 1999 ttg Hak Azasi Manusia
UU No. 43 Th 2007 ttg Perpustakaan
UU No. 14 Th 2008 ttg Keterbukaan Informasi Publik