1 / 16

NAMA : TRI FURNA ADHI DEWI AGUSTIN ANGGARENI ADINDA RIZKY NUR AINI ANDER TRISDIANTO

NAMA : TRI FURNA ADHI DEWI AGUSTIN ANGGARENI ADINDA RIZKY NUR AINI ANDER TRISDIANTO YANTO DWI PUTRA ROGI ADE MAULANA AMILUDIN ZANKY. BAB.6 AKHLAK SOSIAL ISLAMI. AKHLAK SOSIAL ISLAMI: PENGANTAR & DEFINISI.

diella
Download Presentation

NAMA : TRI FURNA ADHI DEWI AGUSTIN ANGGARENI ADINDA RIZKY NUR AINI ANDER TRISDIANTO

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. NAMA : • TRI FURNA ADHI • DEWI AGUSTIN ANGGARENI • ADINDA RIZKY • NUR AINI • ANDER TRISDIANTO • YANTO DWI PUTRA • ROGI ADE MAULANA • AMILUDIN ZANKY

  2. BAB.6 AKHLAK SOSIAL ISLAMI AKHLAK SOSIAL ISLAMI: PENGANTAR & DEFINISI DELAPAN AKHLAK SOSIAL ISLAMI: KETENTUAN HUKUM DAN IMPLEMENTASI SELESAI...!! Akhlak Saling Menyayangi 2. Beramal Sholeh 3. Saling Menghormati 5. Menjaga Persaudaraan 6. Berani Membela Kebenaran 4. Berlaku Adil 7. Tolong Menolong 8. Musyawarah

  3. Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain, sabda Rosullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a. : “Seorang mu’min yang bergaul dengan masyarakat dan sabar atas rintangan mereka, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat (menyendiri) serta tidak sabar atas rintangan mereka.” Dengan demikian, sebagai manusia kita tak hidup menyendiri. Adalah suatu sunatullah bila akhirnya setiap individu itu hidup berkumpul dengan individu lain dalam sebuah komunitas yang dinamakan masyarakat. Masyarakat bukan hanya kumpulan individu semata yang memiliki aturan. Yang bebas berbuat apa saja semata mereka. Jelas hal ini tidak diajarkan oleh Rosulullah. Ukhuwah yang benar dan baik justru adalah saling memberikan nasihat kebaikan. Terkait dengan hidup sosial bermasyarakat ini, Allah berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal shaleh dan saling menasihati dalam mentaati kebenaran dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3) AKHLAK SOSIAL ISLAMI : PENGANTAR DAN DEFINISI  NEXT..!!!

  4. Akhlak Saling Menyayangi Terhadap akhlak kasih sayang, Rosul bersabda: “Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. Sesungguhnya dia telah mendengarkan Rosulullah SAW bersabda: “Tidaklah kamu sekalian termasuk beriman sebelum kamu saling menyayangi”. Para sahabat berkata: “Ya Rosulullah, kami sudah saling menyayangi”. Beliau menjawab: “yang dimaksud bukanlah berkasih-kasihan hanya dengan salah seorang diantara kawan-kawan saja, tetapi berkasih sayanglah kepada umum”. Apa saja dapat kita pahami dari sabda Rosul tersebut? Bahwa setiap orang yang beriman harus saling menyayangi, tidak hanya sesama teman, tetapi kasih sayang kepada hal-hal yang bersifat umum, seperti sesama manusia, terhadap manusia yang berbeda keyakinan, terhadap keluarga dan bahkan terhadap alam. DELAPAN AKHLAK SOSIAL ISLAMI: KETENTUAN HUKUM DAN IMPLEMENTASI

  5. Berikut ini adalah tauladan kasih sayang yang disampaikan Rosul. • Kasih sayang terhadap sesama muslim Setiap muslim atau umat Islam diharapkan saling menyayangi. Sesama umat harus salaing berbagi dan menerima dengan niat ikhlas, sehingga dapat mencapai kebahagian bersama. Janganlah kita acuh terhadap sesama muslim, sehingga ada muslim lain menderita baik secara lahir maupun batin. Rosul bersabda: “Aku tidak memberikan pembantu untukmu (Fatimah r.a) sedangkan aku memberikan para ahli shuffah mengikat perutnya karena menahan lapar sebab aku tidak mempunyai nafkah untuk mereka. Pleh karena itu aku menjual para tawanan dan membeli nafkah kepada para ahli shuffah itu”

  6. B. Kasih sayang terhadap orang musyrik Toleransi antar umat beragama, pada saat ini masih merupaan hal penting dalam kehidupan bersosial di Indonesia, karena di negara kita banyak perbedaan baik dalam keyakinan, ekonomi, sosial maupun budaya. Terkait dengan hubungan dengan orang non muslim, Rosul memberikan teladan sebagai berikut: Tsumamah bin Atsal yang sudah masuk Islam bersumpah untuk tidak mengirim gandum kepada orang Quraisy tanpa seijin Rosul, karena orang Quraisy pernah memboikot dan mengurum kaum Muslim di Mekah. Orang Quraisy kemudian mengirim surat kepada Rosul, dan Rosul akhirnya mengirim surat kepada Tsumamah untuk mengirim gandum bagi orang Quraisy. Sifat kasih sayang Rosul lebih tinggi daripada segala bentuk sifat permusuhan.

  7. C. Kasih sayang terhadap anak-anak Anak-anak adalah amanah bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya. Tugas orang tua untuk membimbing, dan memberikan pengawasan yang cuku[. Terhadap kewajiban terhadap anak-anak ini, Rosul memberikan teladan sebagai berikut: Al-Aqra bin Haris melihat Rosul mencium Al-Hasan, lalu berkata “Wahai Rosul, aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka”. Rosul bersabda “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai pemimpin apabila Anda telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan disayangi”.

  8. Kasih sayang terhadap Alam Bagaimana sebenarnya akhlak umat Islam terhadap alam? Rosul memberikan teladan yang baik seperti menanam pohon tidak menebang pohon sembarangan, mengolah tanah, menjaga kebersihan, menjaga sumberdaya alam dengan memanfaatkan secukupnya tidak berlebihan. Terkait dengan kasih sayang terhadap alam, Rosul bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melaknat orang yang menyiksa hewan dan memotong anggota badannya”. Apa yang kita pahami dari hadis Rosul? Kita harus memberikan kasih sayang kepada hewan atau alam keseluruhannya dan tidak merusak alam seperti memotong anggota badan hewan, tumbuhan, dan tidak serakah dalam mengambil sumberdaya alam.  NEXT..!!!

  9. 2. Beramal Sholeh Beramal sholeh dapat diartikan berbuat baik/ kebajikan, memberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin. Amal sholeh juga dapat berarti melakukan sesuatu yang baik seperti memberi nasehat, bekerja untuk kepentingan masyarakat, dan mengajarkan suatu ilmu. Terkait dengan anjuran agar kita beramal bagi orang yang tidak mampu, Allah berfirman: “Hai orang-orang beriman, belanjakanlah dijalan Allah sebagian rejeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al-Baqarah: 254)  NEXT..!!!

  10. 3. Saling Menghormati Saling menghormati sebenarnya merupakan syarat minimal terciptanya kerukunan di antara suatu kelompok, disebut minimal karena yang diharapkan dari kita itu lebih dari sekedar menghormati saja, tetapi juga diharapkan saling menolong, rela berkorban, re;a berbagi dengan yang lain. Terkait dengan sikap saling menghormati, Allah berfirman: “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang beralan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. 25:63).  NEXT..!!!

  11. 4. Berlaku Adil Keadilan diartikan sebagai sikap berpihak pada yang benar, tidak memihak slah satunya, dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain yang dimaksud adil disini ialah memberikan hak kepada yang berhak tanpa membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan melakukan tindakan kepada orang yang salah sesuai dengan kejahatannya dan kelalaiannya, tanpa mempersukarnya atau bersikap pilih kasih kepadanya. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita berbuat adil diantaranya adalah: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mendapat pelajaran” (QS An-Nahl: 90) “Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah perkara itu di antara mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS Al-Maidah: 42)  NEXT..!!!

  12. 5. Menjaga Persaudaraan Menjaga persaudaraan dapat diartikan membuat hubungan persahabatan atau pertemanan menjadi sangat karib seperti layaknya saudara (adik dan kakak yang seayah dan seibu). Dan pada dasarnya persaudaraan tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu persaudaraan karena keturunan, karena kepentingan dunia, dan karena se-akidah. Terkait dengan menjaga persaudaraan, Allah berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS An-Nisa: 36)  NEXT..!!!

  13. Berani Membela Kebenaran Berani membela kebenaran berarti keteguhan dalam menghadapi bahaya atau sesuatu yang membahayakan dalam rangka menegakkan kebenaran berdasarkan ketentuan Allah SWT. Berani membela kebenaran juga dapat diartikan merasa takut pada beberapa hal yang memang harus ditakuti yaitu hal-hal yang jahat dan jelek seperti kejahatan, kriminal dan kejelekan seperti aib, dan kemiskinan. Terkait dengan berani membela kebenaran ini, Rosul bersabda: “Barang siapa yang terbunuh karena membela harta bendanya, maka matinya itu syahid, barang siapa yang terbunuh karena membela darahnya (membela diri) maka matinya itu syahid, barang siapa yang terbunuh karena membela agamanya, matinya syahid, dan barang siapa yang terbunuh karena mereka keluarganya, matinya syahid”/ Dari Hadis Nabi tersebut, dapat dipahami bahwa berani membela kebenaran, kalaupun meninggal, maka termasuk mati syahid. Mati syahid ini tidak hanya untuk berani dalam perang untuk membela agama saja, tetapi juga berani dalam membela kebenran terhadap harta benda, membela orang lain yang benar, dan membela keluarga.  NEXT..!!!

  14. 7. Tolong Menolong Tolong menolong dapat diartikan saling bantu membantu, meminta bantuan dan memberikan bantuan. Tolong menolong merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian. Sejak manusia lahir sudah membutuhkan bantuan orang lain, begitu pula saat dewasa dan bekerja, bahkan saat mati, manusia membutuhkan orang lain karena manusia tidak dapat menguburkan dirinya sendiri. Dalam agama Islam, kerjasama dan tolong menolong dalam rangka berbuat kebikan demi kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat sangat dianjurkan oleh Allah, sebagaimana firman-Nya: “Saling tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS Al-Maidah: 2)  NEXT..!!!

  15. 8. Musyawarah Musyawarah dapat diartikan rapat atau berunding untuk memperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik. Di dalam agama Islam sendiri, tidak dapat dipungkiri juga terdapat berbagai kelompok seperti NU, Muhammadiah, Persis dan lain-lain. Terkait dengan akhlak musyawarah, Allah berfirman: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Oleh karena itu maafkanlah mereka, mohon ampunkan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (urusan politik, ekonomi, dan lain-lain). Kemudian apabila kamu telah membuat tekad, bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (QS Ali-Imran: 159)  NEXT..!!!

  16. Alhamdulillah hirobbil allamin. Selesai. !!!

More Related