1 / 60

SOP KOMUNIKASI

SOP KOMUNIKASI. Tujuan Komunikasi Operasi Sistem Sarana Komunikasi Tata Cara Komunikasi. Tujuan.

dima
Download Presentation

SOP KOMUNIKASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SOP KOMUNIKASI • Tujuan • Komunikasi Operasi Sistem • Sarana Komunikasi • Tata Cara Komunikasi

  2. Tujuan • Agar tatacara berkomunikasi dari setiap unsur personil yang terkait didalam operasi sistem tenaga listrik menggunakan buku pedoman yang sama yaitu Buku Pedoman Komunikasi Operasi Sistem Tenaga Listrik.

  3. Komunikasi Operasi Sistem • Batas Wewenang Operasi • Pelaksana Operasi dan Perpiketan • Struktur • Tugas Pokok dan Wewenang • Tatatertib • Serah Terima Dinas • Pertukaran Dinas Piket • Ruang Kerja • Pengaturan Jadwal • Koordinasi Pelaksanaan Operasi • UBOS dengan Pembangkit • UBOS dengan GITET • Region dengan Pembangkit • Region dengan Gardu Induk • Region dengan UPT • UBOS dengan Region • Region dengan Distribusi • Antar Region • Koordinasi Internal • Dispatcher dengan Penyelia Operasi • Dispatcher dengan Penyelia Pemeliharaan • Penyelia Operasi dengan Penyelia Pemeliharaan • Penyelia Operasi dengan Piket Pimpinan • Penyelia Pemeliharaan dengan Piket Pimpinan • Penyelia Pemeliharaan dengan Pelaksana Pemeliharaan

  4. Batas Wewenang Pengendalian Operasi

  5. Pelaksana Operasi dan Perpiketan • Struktur • Tugas Pokok dan Wewenang • Tatatertib • Serah Terima Dinas • Pertukaran Dinas Piket • Ruang Kerja • Pengaturan Jadwal

  6. Struktur Piket di Region (Contoh) Piket Pimpinan Piket Penyelia Operasi Piket Penyelia Gangguan Instalasi Pengendali Operasi Sistem Region Piket UPT Operator Gardu Induk

  7. Tugas Pokok dan Wewenang • Tugas pokok dan wewenang perpiketan dilingkungan PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali ditetapkan dengan surat Keputusan General Manager No.016.K/021/GM.P3B /2003 tanggal 28 April 2003.

  8. Tatatertib • Tata tertib pelaksanaan operasi dan perpiketan meliputi ruang, alat, waktu dan personal. Agar didalam pelaksanaan piket berjalan dengan baik maka diperlukan tata tertib perpiketan, yaitu : • Serah Terima Dinas • Pertukaran Dinas Piket • Ruang Kerja

  9. Serah Terima Dinas • Petugas diwajibkan menyampaikan informasi kondisi sistem dan peralatan selama jam dinasnya kepada petugas penggantinya. • Penyampaian informasi tersebut dilakukan secara lisan dan tertulis (dengan mengisi buku mutasi).

  10. Pertukaran Dinas Piket • Pertukaran dinas piket dapat dilakukan jika petugas yang seharusnya piket sesuai jadwal berhalangan hadir (dengan alasan sakit, cuti, melaksanakan tugas lain, atau keperluan lain) dengan mengisi blangko tukar dinas piket dan disetujui/diketahui oleh pejabat yang berwenang.

  11. Ruang Kerja • Pelaksana Operasi/Petugas Piket diwajibkan memakai pakaian kerja sesuai dengan peraturan kepegawaian dan K3 di lingkungan PLN. • Dokumen operasional harus selalu di tempatnya. • Selain petugas dilarang masuk kecuali ada ijin dari pejabat yang berwenang. • Mentaati peraturan setempat yang berlaku.

  12. Pengaturan Jadwal • Jadwal tugas pelaksana operasi dan perpiketan diatur oleh satuan organisasi masing-masing yang berwenang.

  13. Koordinasi Pelaksanaan Operasi • Didalam mencapai tujuan operasi sistem tenaga listrik memerlukan komunikasi dan koordinasi yang berkesinambungan antara pihak yang terkait. Komunikasi operasi tersebut meliputi : • UBOS dengan Pembangkit • UBOS dengan GITET • Region dengan Pembangkit • Region dengan Gardu Induk • Region dengan UPT • UBOS dengan Region • Region dengan Distribusi • Antar Region • Koordinasi Internal

  14. UBOS dengan Pembangkit • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher dengan operator pembangkit yang tersambung ke subsistem 500 kV adalah : • kesiapan unit pembangkit, • penyampaian informasi sistem dan instalasi, • perintah start dan atau stop unit pembangkit, • perintah pembebanan pembangkit dan konfirmasi pelaksanaannya, • informasi gangguan pembangkitan dan pemulihannya, • serta pelaporan pembebanan dan energi. • Perintah dan konfirmasi operasi dengan pembangkit yang tersambung ke subsistem 150 kV dan 70 kV dilaksanakan melalui Dispatcher Region terkait. • Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan pembangkit juga dilakukan antara pejabat yang ditunjuk/penyelia operasi dengan pejabat yang ditunjuk di Pembangkit.

  15. UBOS dengan GITET • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher dengan operator adalah : • kesiapan instalasi penyaluran 500 kV, • penyampaian informasi sistem dan instalasi, • perintah switching dan konfirmasi pelaksanaannya, • informasi gangguan penyaluran 500 kV dan pemulihannya, • pelaporan pembebanan penyaluran (IBT dan SUTET). • Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan instalasi penyaluran 500 kV juga dilakukan antara pejabat yang ditunjuk/ penyelia operasi dengan pejabat yang ditunjuk di Unit Pelayanan Transmisi (UPT).

  16. Region dengan Pembangkit • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher dengan operator pembangkit yang tersambung ke subsistem 150 kV dan 70 kV (termasuk 30 kV) adalah : • kesiapan unit pembangkit, • penyampaian informasi sistem dan instalasi, • perintah start dan atau stop unit pembangkit, • perintah pembebanan pembangkit dan konfirmasi pelaksanaannya, • informasi gangguan pembangkitan dan pemulihannya, • pelaporan pembebanan dan energi. • Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan pembangkit juga dilakukan antara pejabat yang ditunjuk/penyelia operasi dengan pejabat yang ditunjuk di Pembangkit.

  17. Region dengan Gardu Induk • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher dengan operator adalah : • kesiapan instalasi penyaluran 150 kV dan 70 kV, • informasi sistem dan instalasi, perintah switching, • perintah perubahan tap changer dan konfirmasi pelaksanaannya, • perintah manual load shedding dan konfirmasi pelaksanaannya, • pengoperasian kompensator 150 kV dan 70 kV, • informasi gangguan penyaluran 150 kV, 70 kV termasuk 30 kV dan pemulihannya, • pelaporan pembebanan penyaluran (IBT, SUTT dan Trafo Distribusi). • Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan instalasi penyaluran 150 kV dan 70 kV juga dilakukan antara pejabat yang ditunjuk/penyelia operasi dengan pejabat yang ditunjuk di Unit Pelayanan Transmisi.

  18. Region dengan UPT • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara penyelia pemeliharaan Region dengan piket pelaksana Unit Pelayanan Transmisi adalah : • performance instalasi, • gangguan peralatan yang berakibat harus diperbaiki, dibatasi pembebanannya atau mengalami kerusakan dan konfirmasi tindak lanjutnya.

  19. UBOS dengan Region • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antar dispatcher, adalah : • perintah pembebanan unit pembangkit yang tersambung pada subsistem 150 kV dan 70 kV, • perintah manual load shedding dan korfirmasi pelaksanaannya, • informasi gangguan pembangkit dan penyaluran, • koordinasi switching instalasi penyaluran 500 kV, 150 kV dan 70 kV, • koordinasi rekonfigurasi jaringan 500 kV, 150 kV dan 70 kV, • informasi dan koordinasi pada kondisi sistem normal, siaga atau gangguan, • koordinasi pemulihan dan masalah operasional lainnya. • koordinasi pengaturan operasi harian. • Komunikasi antar penyelia adalah : • koordinasi penyeliaan operasi dan masalah operasional lainnya.

  20. Region dengan Distribusi • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara Dispatcher Region dengan Dispatcher Pengatur Distribusi / Piket Area Pelayanan Jaringan adalah : • informasi kondisi sistem, • koordinasi switching trafo distribusi, • koordinasi pengaturan tegangan, • koordinasi load shedding dan konfirmasi pelaksanaannya serta masalah operasional lainnya. • Komunikasi antar penyelia adalah : • koordinasi penyeliaan operasi dan masalah operasional lainnya.

  21. Antar Region • Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antar Dispatcher adalah : • Koordinasi transfer daya, • Koordinasi pemeliharaan instalasi penyaluran, • informasi dan koordinasi operasional lainnya. • Komunikasi antar Penyelia adalah : • koordinasi penyeliaan operasi dan masalah operasional lainnya.

  22. Koordinasi Internal • Dispatcher dengan Penyelia Operasi • Dispatcher dengan Penyelia Pemeliharaan • Penyelia Operasi dengan Penyelia Pemeliharaan • Penyelia Operasi dengan Piket Pimpinan • Penyelia Pemeliharaan dengan Piket Pimpinan • Penyelia Pemeliharaan dengan Pelaksana Pemeliharaan

  23. Dispatcher dengan Penyelia Operasi • Supervisi yang dilaksanakan dan informasi yang disampaikan adalah : • kondisi sistem dan permasalahannya, • kondisi dan kesiapan operasi instalasi penyaluran.

  24. Dispatcher dengan Penyelia Pemeliharaan • Informasi yang disampaikan adalah : • kondisi dan kesiapan operasi instalasi penyaluran.

  25. Penyelia Operasi dengan Penyelia Pemeliharaan • Informasi yang disampaikan adalah : • kondisi sistem dan permasalahannya, • kondisi dan kesiapan operasi instalasi penyaluran.

  26. Penyelia Operasi dengan Piket Pimpinan • Informasi yang disampaikan adalah : • kondisi sistem dan permasalahannya, • kondisi dan kesiapan operasi instalasi penyaluran.

  27. Penyelia Pemeliharaan dengan Piket Pimpinan • Informasi yang disampaikan adalah : • gangguan pada instalasi penyaluran, dan prakiraan perbaikan instalasi, • koordinasi pemulihan gangguan tersebut.

  28. Penyelia Pemeliharaan dengan Pelaksana Pemeliharaan • Informasi yang disampaikan adalah : • kondisi instalasi penyaluran, • koordinasi perbaikan instalasi yang terganggu termasuk pengaturan mobilisasi SDM dan transportasinya.

  29. Sarana Komunikasi • Jenis Media Telekomunikasi • Serat Optik • Power Line Carier (PLC) • Radio • Sarana Telepon Publik • Facsimile • Telepon Selular • Teknologi Informasi • Perekam Suara

  30. Jenis Media Telekomunikasi • Sarana komunikasi data, suara dan pengaman yang tersedia di PT PLN (Persero) P3B saat ini menggunakan media serat optik, PLC dan radio, sedangkan sarana telepon publik (PT Telkom) hanya dipergunakan sebagai media komunikasi suara. • Di Pusat Pengatur Beban (UBOS) dan Unit Pengatur Beban (Region/ Subregion) untuk komunikasi suara dilengkapi dengan : • Hot Line Telephone System (OTS dan OD) dengan media serat optik dan PLC. • Administrative Telephone System dengan media serat optik.

  31. Serat Optik • Media komunikasi dengan menggunakan serat optik yang terbentang pada saluran transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV baik berupa OPGW (Optical Fibre Ground Wire) maupun SPOF (Self Supporting Optical Fibre). Media komunikasi ini mempunyai kemampuan dan kapasitas yang tinggi. Sarana serat optik sudah meliputi seluruh pusat listrik dan gardu induk di Jawa Bali kecuali sebagian subsistem Jawa Timur. Media komunikasi serat optik ini dipergunakan sebagai sarana komunikasi suara, data dan pengaman.

  32. Power Line Carier (PLC) • Media komunikasi ini menggunakan saluran udara tegangan tinggi/ ekstra tinggi (500 kV, 150 kV, 70 kV dan 30 kV). Keuntungan menggunakan PLC antara lain tidak banyak dipengaruhi oleh propagasi udara, namun mengingat frekuensi kerjanya terlalu rendah sehingga jumlah salurannya sangat terbatas. Media komunikasi PLC dipergunakan sebagai sarana komunikasi suara, data dan pengaman.

  33. Radio • Radio digunakan untuk berkomunikasi suara yang berfungsi sebagai alternatif (cadangan) tidak dimaksudkan sebagai media komunikasi yang tetap. Sarana ini dipergunakan sebagai sarana komunikasi antara Region/Subregion dengan GI/ Pembangkit dan Unit Pengatur Distribusi/ Piket Area Pelayanan Jaringan.

  34. Sarana Telepon Publik • Sarana telepon publik (PT Telkom) digunakan sebagai alternatif dari sarana komunikasi operasional, walaupun setiap Gardu Induk atau Pusat Listrik belum terpasang.

  35. Facsimile • Fasilitas ini merupakan sarana komunikasi dalam bentuk tulisan dan gambar dengan menggunakan media telepon publik dan serat optik.

  36. Telepon Selular • Fasilitas ini merupakan teknologi pesawat telepon yang menggunakan media udara tanpa kabel. • Telepon selular mempunyai fasilitas layanan pesan, yang digunakan untuk mengirimkan pesan kepada piket pimpinan, piket penyelia, regu pemeliharaan dan pejabat yang berhak terhadap informasi tersebut.

  37. Teknologi Informasi • Fasilitas ini merupakan teknologi high-end yang menggunakan media jaringan komputer untuk menyampaikan/ menerima berita beserta data. Teknologi ini sedang dalam pengembangan untuk memaksimalkan penggunaannya dalam sistem operasi sistem tenaga listrik.

  38. Perekam Suara • Semua pembicaraan didalam komunikasi operasional direkam. • Rekaman tersebut disimpan (diarsipkan) untuk dipergunakan bila diperlukan. Penyimpanan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan kapasitas media penyimpan rekaman suara tersebut.

  39. Tata Cara Komunikasi • Tata Tertib dan Etika Berkomunikasi • CALLSIGN • Alur Komunikasi Operasi • Komunikasi Pengendalian Sistem • Kondisi Normal • Kondisi Siaga • Kondisi Gangguan • Dispatcher UBOS • Dispatcher Region/Subregion • Kondisi Pemulihan • Pelaporan Gangguan • Klasifikasi Jenis Gangguan • Isi Informasi Kejadian Gangguan • Sifat Pelaporan • Format Laporan Gangguan • Komunikasi Untuk Keperluan Pekerjaan Pemeliharaan/ Perbaikan Peralatan • Komunikasi Pengoperasian Instalasi Baru

  40. Tata Tertib dan Etika Berkomunikasi • Beberapa hal yang harus dipenuhi agar komunikasi dapat berjalan lancar : • Menggunakan Bahasa IndonesiaKomunikasi operasi menggunakan bahasa Indonesia dan kalimat yang mudah dipahami.Dengan menggunakan bahasa Indonesia maka setiap personal yang terlibat dalam operasi sistem dapat memahami informasi dengan baik dan benar. • Setiap perintah operasional yang disampaikan secara lisan baik melalui radio ataupun telepon harus ditulis dan diulangi pembacaannya. Ketika perintah telah diterima selengkapnya, sipenerima perintah harus membaca ulang seluruh perintah tersebut untuk menjamin bahwa perintah telah diterima dengan benar. • Sarana komunikasi operasional terutama hanya digunakan untuk menyampaikan berita (informasi) operasional sistem Jawa Bali. • Tidak dibenarkan menyampaikan berita-berita (informasi) yang tidak berkaitan dengan pengendalian sistem tenaga listrik Jawa Bali. • Tidak dibenarkan menggunakan sarana komunikasi operasional untuk bergurau, berbincang-bincang (ngobrol) dan berbicara secara tidak sopan. • Perintah dan informasi operasional harus diusahakan untuk disampaikan secara langsung. Bila hal ini tidak memungkinkan (misal karena saluran komunikasi rusak) maka perintah (informasi) operasional dapat disampaikan melalui perantara yang bertanggung jawab. • Semua informasi yang dipertukarkan baik lisan maupun tulisan harus direkam dan atau dicatat. • Setiap menyampaikan atau menerima perintah (informasi) operasional harus menyebutkan atau mencatat : • Callsign, nama pengirim dan penerima perintah (informasi). • Jam menerima atau menyampaikan perintah (informasi).

  41. CALLSIGN

  42. P3B DIRUT/ DIREKSI Pimpinan P3B UBOS Pimpinan UBOS Penyelia Sistem Dispatcher Region Penyelia Op-Har Pimpinan Distribusi Pimpinan Region Dispatcher Operator GITET Pimpinan UPT Operator GITET UPT U P D/A P Operator GI 150, 70 kV Sub Region Bali Penyelia Op-Har Pimpinan SRB Pimpinan Distribusi Bali Dispatcher Operator GI ALUR INFORMASI OPERASIONAL SISTEM JAWA BALI

  43. Alur Komunikasi Operasi Sistem

  44. Komunikasi Pengendalian Sistem • Kondisi Normal • Kondisi Siaga • Kondisi Gangguan • Dispatcher UBOS • Dispatcher Region/Subregion • Kondisi Pemulihan

  45. Kondisi Normal • Selama kondisi sistem normal, dispatcher UBOS mengendalikan sistem dengan mengatur pembebanan unit-unit pembangkit dan melaksanakan switching 500 kV yang diperlukan. Dispatcher region mengendalikan subsistem diwilayah wewenangnya dan menyampaikan perintah pembebanan pembangkit yang tersambung pada subsistem 150 kV dan 70 kV. Informasi dan perintah operasional ke GI 150 kV dan 70 kV dilakukan oleh masing-masing Region yang berwenang.

  46. Kondisi Siaga • Kondisi siaga dinyatakan apabila seluruh konsumen masih dapat dilayani dan kendala operasi terpenuhi tetapi sekuriti tidak terpenuhi. Kondisi siaga pada subsistem 500 kV dan pasokan sistem Jawa Bali dinyatakan oleh UBOS. Kondisi siaga pada subsistem 150 kV dan 70 kV dinyatakan oleh Region. • Bila sistem berada dalam kondisi siaga, selain melakukan tindakan pengamanan sistem, dispatcher juga harus melaporkan kejadian tersebut secepatnya kepada Penyelia Operasi, untuk disampaikan kepada Pejabat operasional yang bertanggung jawab atas kelancaran pengoperasian Sistem Jawa Bali. Disamping itu dispatcher segera menyampaikan kondisi ini kepada pengelola instalasi dan konsumen/distribusi di wilayah kerjanya.

  47. Kondisi Gangguan Bila sistem berada dalam kondisi gangguan (padam totalatau parsial) maka dispatcher UBOS maupun Region/Subregion, segera melaksanakan langkah-langkah berikut : • Dispatcher UBOS • Dispatcher Region/Subregion • Kondisi Pemulihan

  48. Dispatcher UBOS • Menyampaikan informasi ke semua dispatcher Region bahwa sistem dalam kondisi gangguan dan menginstruksikan agar masing-masing Region segera mengamankan subsistem di wilayah kerjanya masing-masing. • Menggunakan sarana komunikasi yang ada untuk mempercepat proses pemulihan sistem. • Melakukan inventarisasi terhadap unit pembangkit dan instalasi penyaluran yang masih bekerja yang masih normal. • Dalam hal gangguan di subsistem 500 kV, menyampaikan informasi gangguan, penyebab dan perkiraan waktu pemulihannya kepada dispatcher region dan penyelia operasi UBOS. • Mengintruksikan kepada GITET dan pembangkit di subsistem 500 kV yang kehilangan tegangan untuk melaksanakan pedoman operasi GITET. • Segera melaksanakan tindakan pemulihan sistem sesuai Pedoman Pemulihan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali dengan menggunakan semua sarana komunikasi yang ada. • Setelah sistem kembali normal, dispatcher membuat laporan kejadian gangguan beserta pemulihannya.

  49. Dispatcher Region/Subregion • Segera menyampaikan informasi gangguan ke GI dan pembangkit yang kehilangan tegangan, untuk melaksanakan tindakan sesuai pedoman operasi yang berlaku dengan menggunakan semua sarana komunikasi yang ada. • Melakukan inventarisasi terhadap unit pembangkit dan instalasi penyaluran yang masih bekerja yang masih normal diwilayah kerjanya masing-masing. • Mengadakan komunikasi langsung ke operator GI/ Pembangkit untuk segera melaksanakan tindakan pemulihan sistem sesuai dengan pedoman pemulihan subsistem di region masing-masing. • Segera menyampaikan informasi ke Pengatur Distribusi bahwa sistem dalam kondisi gangguan serta penyebab dan perkiraan waktu pemulihan. • Setelah sistem kembali normal, melaporkan penyebab gangguan, cara-cara pemulihan serta melaporkan hal-hal lain yang erat kaitannya dengan pedoman pemulihan sistem.

  50. Kondisi Pemulihan • Sesuai dengan wewenang masing-masing Dispatcher melaksanakan pemulihan gangguan mengacu pada pedoman pemulihan yang berlaku.

More Related