590 likes | 2k Views
TEKNIK PERSILANGAN DALAM PEMULIAAN TERNAK. T eknik utama persilangan. Persilangan antar individu yang berkerabat ( Inbreeding) Persilangan antar individu yang tidak berkerabat (Out Breed ing ). B erkerabat. Biak Silang (Cross Breeding) Biak Silang luar (Out Crossing )
E N D
Teknik utama persilangan Persilangan antar individu yang berkerabat (Inbreeding) Persilangan antar individu yang tidak berkerabat (Out Breeding) Berkerabat • Biak Silang (Cross Breeding) • Biak Silang luar (Out Crossing) • Biak Tingkat (Grading Up) Tidakberkerabat Inbreeding (Silang Dalam) Biak dalam (Inbreeding) adalah perkawinan antara individu yang mempunyai hubungan kekerabatan 2
Pejantan A Betina B Betina F1 Betina F2 BetinaF3 Dan seterusnya Keuntungan Inbreeding Membuat populasi seragam Melestarikansifat-sifat yang diinginkan Mendeteksigena-gena yang tidakdiinginkan Mempertahankankeunggulanindividuternakdengan line breeding Berapa % kemiripanantara F3-A?? 3
Jika terjadi perkawinan antara saudara tiri maka keturunannya akan mempunyai koefisien inbreeding sebesar 12,5%. Hal ini akan mempengaruhi produksi susu karena akan mengalami penurunan sebesar : Kerugian Inbreeding
Menghindari Inbreeding • Menghindari perkawinan antara individu yang mempunyai hubungan kerabat • Mempertahankan populasi sebanyak mungkin (dinukleussulitdilaksanakan)
Cara untuk menghindari Inbreeding pada ternak besar • Ketika mengimport pejantan (atau betina) untuk tujuan crossbreeding, sangat penting diketahui bahwa ternak-ternak tersebut tidak berhubungan dengan ternak-ternak yang telah didatangkan sebelumnya. • Jangan gunakan pejantan yang samadidalam suatu populasi jika anak-anaknya yang betina mencapai umurkawin. • Jangan ganti pejantan didalam suatu populasi dengan anak-anaknya • Jika Inbreeding telah terjadi, usahakan untuk mengawinkan ternak-ternak tersebut dengan ternak lain yang tidakberhubungan
Teori Hubungan Kekerabatan dan Inbreeding adalahHubungan Aditif (Additive relationship) atau kemungkinan dua individu atau lebih mempunyai gena yang sama dari tetuanya. Derajat kekuatanya diukur dengan Koefisien Inbreeding yang mempunyai arti kemungkinan suatu individu menerima gena-gena yang identik dari tetuanya. Individu hasil inbreeding disebut inbred. Langsung, tidaklangsung
½ A ½ B ½ C D Hubungan Kekerabatan Langsung Hubungan aditif A–B ; A-C ; A-D ?
½ A ½ B E ½ C F D ½ Hubungan Kolateral ½
(A1,A2) A B C X Koefisien Inbreeding dapat diartikan kemungkinan suatu individu menerima gena-gena yang identik dari tetuanya Besarnya peluang individu X bergenotip A1A1 atau A2 A2 disebut Koefisien Inbreeding X (Fx)
Koefisien Inbreeding Untuk Pedigree Kompleks ♂ I ♀ ♂ J K Tetua bersama D adalah individu ‘inbred’ karena mereka (F dan G) adalah saudara tiri, Demikian juga individu D dan E adalah saudara tiri sehingga menghasilkan individu ‘inbred’ B (salah satu tetua dari individu X) ♀ ♂ ♀ F G H ♀ C ♂ ♀ D E ♂ ♀ A B X * 0,125 x (1 + 0,125) = 0,1406
Koefisien Silang Dalam (Inbreeding) Keterangan : FX = koefisiensilangdalam (koefisien inbreeding) n1dan n2 = jumlahgenerasidaribapakatauindukkemoyangbersama Fa = koefisiensilangdalammoyangbersama
Tahapan yang perluditempuhuntukmenghitungkoefisiensilang : • Membuatanalisisjalurdariinformasisilsilahnya • Mencarimoyangbersama, dengancaramenelusuriinduknya. • Mencarikoefisiensilangdalamdarimasing-masingmoyangbersama (Fa). • Mencarijalurketurunanmelaluisetiapmoyangbersamanya. • Menghitungkomponensilangdalammelaluisetiapjalurmoyangbersamanya. • Menjumlahseluruhkomponensilangdalam yang diperolehnya.
Moyangbersama : A, B, C, dan D • Koefisiensilangdalammoyangbersama (Fa) : A, B, dan D tidaktersilangdalamsehingga FA, FB, dan FD = 0. C adalahhasilperkawinananak-bapak, jadi FC = 0.25 • Jalur-jalurketurunannyaadalah : * Lewat A : I – D – B – A – C – P (6 generasi) I – C – A – B – D – P (6 generasi) * Lewat B : I – D – B – C – P (5 generasi) I – C – B – D – P (5 generasi) * Lewat C : I – C – P (3 generasi) * Lewat D : I – D – P (3 generasi)
Out Breeding dapat dibedakan menjadi: (1) Biak Silang (Cross Breeding) (2) Biak Silang luar (Out Crossing) (3) Biak Tingkat (Grading Up). Biak silang (Cross-breeding): Persilanganantarternak yang tidaksebangsa. Kegunaannya : • Saling substitusi sifat yang diinginkan. • Memanfaatkan keunggulan ternak dalam keadaan hetrozygot (Hybrid Vigor) daging susu
braford simmental limousin Santa Gertrudis Brahman + Shorthorn Belmont red Beef Master BANGSA SAPI POTONG brangus 3/8 Brahman 5/8 Angus 25% Hereford, 25% Shorthorn, 50% Brahman hereford shorthorn Charbray 3/16 Brahman, 13/16 Charolais brahman anggus
KelompokPejantanBangsa A (Ongole) Kelompok BetinaBangsa B Betina F1 Betina F2 Betina F3 Dan seterusnya (PO) Out crossing: Persilangan antara ternak dalam yang satu bangsa tetapi tidak mempunyai hubungankekerabatan. Tujuan utama : menjaga kemurnian bangsa ternak tertentu tanpa silang dalam. Grading up: Persilangan balik yang terus menerus yang diarahkan terhadap suatu bangsa ternak tertentu. Tujuanutama: memperbaiki ternak yang produktivitasnya dianggap rendah Kerugiannya : menyebabkan kepunahan
Efek Heterosis (Hybrid Vigor) Efek Heterosis atau Hybrid Vigor dapat diartikan sebagai keunggulan performan hasil persilangan dibandingkan dengan rataan performan tetuanya Efek Heterosis cenderungtinggiuntuksifat-sifat yang mempunyainilaiheritabilitasrendah(sifatreproduksi), dancenderungrendahuntuksifat-sifat yang mempunyainilaiheritabilitastinggi(pertumbuhan, produksikarkas) Contoh heterosis pada domba
Berat Sapih Breed A = 228 kg Berat Sapih Breed B = 222 kg Rata-rata purebred = (228 + 222)/2 = 225 kg Rata-rata crossbred = 235 kg Artinya ?
contoh Diketahui ADG sapihereford (H) = 0.8 kg/hari, sedangkan ADG PO = 0.2 kg/hari. Berapakahkoefisienheterosissilangannyajikadiketahuipertambahanberatbadanhariansapisilangan (H x PO) = 0.65 kg/hari? Penyelesaian ADG sapi Hereford = 0.8 kg/hari ADG sapi PO = 0.2 kg/hari • Jadi rata-rata ADG = ( 0.8 + 0.2 ) : 2 = 0.5 kg/hari
Besarnyaheterosisuntuksuatusifatbergantungpada rata-rata derajatdominasidarisemuapasangan gen yang mempengaruhinya Padaperkawinan inter se (F1 X F1), (F2 X F2) koefisienheterosisnyaakanturunsebesar 50% Jika HF2 tidaksebesar ½ HF1 berartiadapengaruhepistasis DasarGenetikapadaHeterosismerupakankebalikandari inbreeding. Pada Inbreeding diharapkan homozygote, padaheterosisdiharapkan heterozygote
P1 X P2 P1 F1 X P2 Istilah-istilah Teknik Perkawinan pada Ternak Backcross: Perkawinanantaraanak (F) hasildarisuatupersilangandengansalahsatutetuanya atau
P1 X P2 Jantan P1 Betina F1 X Betina F2 X Jantan P2 Dan seterusnya Crisscrossing : Program crossbreeding berkelanjutan
P1 X P2 Jantan P3 Betina F1 X Dan seterusnya 3-breed Rotational Cross : crossbreeding berkelanjutanantaratigabangsaternak x ? x ?
Crossbreeding : persilanganantarternak yang tidaksebangsa Genus Cross : perkawinanantara genus yang berbeda Grading up : persilanganbalik yang terusmenerus yang diarahkanterhadapsuatubangsaternaktertentu Inbreeding: perkawinanantaraindividu yang mempunyai hubungankekerabatan Inbred : Individuhasil inbreeding Incrossing : perkawinanantara inbred dari line yang berbeda Line breeding : inbreeding yang diarahkanpadasalahsatutetua unggul Outbreeding : perkawinanantaraternak yang tidakmempunyai hubungankekerabatan Outcrossing :persilanganantaraternakdalamsatubangsa tetapitidakmempunyaihubungankekerabatan Species Cross :perkawinanantaraindividu yang berbeda species Topcrossing :perkawinanantaraindividudaribangsa yang sama tapifamiliberbeda