120 likes | 997 Views
Pejantan A. Betina B. Betina F1. Betina F2. Betina F3. Dan seterusnya. B erkerabat. Persilangan antar individu yang berkerabat ( Inbreeding) Persilangan antar individu yang tidak berkerabat (Out Crossing ). Biak Silang (Cross Breeding) Biak Silang luar (Out Breeding)
E N D
Pejantan A Betina B Betina F1 Betina F2 BetinaF3 Dan seterusnya Berkerabat Persilangan antar individu yang berkerabat (Inbreeding) Persilangan antar individu yang tidak berkerabat (Out Crossing) • Biak Silang (Cross Breeding) • Biak Silang luar (Out Breeding) • Biak Tingkat (Grading Up) TEKNIK PERSILANGAN DALAM PEMULIAAN TERNAK Tidakberkerabat Inbreeding (Silang Dalam) Biak dalam (Inbreeding) adalah perkawinan antara individu yang mempunyai hubungan kekerabatan Teknik utama persilangan Keuntungan Inbreeding Berapa % kemiripanantara F3-A?? Membuat populasi seragam Melestarikansifat-sifat yang diinginkan Mendeteksigena-gena yang tidakdiinginkan Mempertahankankeunggulanindividuternakdengan line breeding
Kerugian Inbreeding Jika terjadi perkawinan antara saudara tiri maka keturunannya akan mempunyai koefisien inbreeding sebesar 12,5%. Hal ini akan mempengaruhi produksi susu karena akan mengalami penurunan sebesar : Menghindari Inbreeding • Menghindari perkawinan antara individu yang mempunyai hubungan kerabat • Mempertahankan populasi sebanyak mungkin Beberapa cara untuk menghindari Inbreeding pada ternak besar seperti sapi • Ketika mengimport pejantan (atau betina) untuk tujuan crossbreeding, sangat penting diketahui bahwa ternak- • ternak tersebut tidak berhubungan dengan ternak-ternak yang telah didatangkan sebelumnya. • Jangan gunakan pejantan yang samadidalam suatu populasi jika anak-anaknya yang betina mencapai umur • kawin. • Jangan ganti pejantan didalam suatu populasi dengan anak-anaknya • Jika Inbreeding telah terjadi, usahakan untuk mengawinkan ternak-ternak tersebut • dengan ternak lain yang tidakberhubungan Teori Hubungan Kekerabatan dan Inbreeding adalahHubungan Aditif (Additive relationship) atau kemungkinan dua individu atau lebih mempunyai gena yang sama dari tetuanya. Derajat kekuatanya diukur dengan Koefisien Inbreeding yang mempunyai arti kemungkinan suatu individu menerima gena-gena yang identik dari tetuanya. Individu hasil inbreeding disebut inbred.
(A1,A2) ½ A A ½ B E B C ½ C F D ½ A X ½ B ½ C D Hubungan Kekerabatan Langsung Hubungan Kolateral ½ Hubungan aditif ½ A–B ; A-C ; A-D ? Koefisien Inbreeding dapat diartikan kemungkinan suatu individu menerima gena-gena yang identik dari tetuanya Besarnya peluang individu X bergenotip A1 A1 atau A2 A2 disebut Koefisien Inbreeding X (Fx)
Koefisien Inbreeding Untuk Pedigree Kompleks ♂ I ♀ ♂ J K Tetua bersama D adalah individu ‘inbred’ karena mereka (F dan G) adalah saudara tiri, Demikian juga individu D dan E adalah saudara tiri sehingga menghasilkan individu ‘inbred’ B (salah satu tetua dari individu X) ♀ ♂ ♀ F G H ♀ C ♂ ♀ D E ♂ ♀ A B X * 0,125 x (1 + 0,125) = 0,1406
KelompokPejantanBangsa A Kelompok BetinaBangsa B Betina F1 Betina F2 Betina F3 Dan seterusnya Out Breeding dapat dibedakan menjadi: (1) Biak Silang (Cross Breeding) (2) Biak Silang luar (Out Breeding) (3) Biak Tingkat (Grading Up). Biak silang (Cross-breeding): Persilanganantarternak yang tidaksebangsa. Kegunaannya : • Saling substitusi sifat yang diinginkan. • Memanfaatkan keunggulan ternak dalam keadaan hetrozygot (Hybrid Vigor) • Contoh : Santa Gertrudis, Brangus, Beef Master, Charbray daging susu Out crossing : Persilangan antara ternak dalam yang satu bangsa tetapi tidak mempunyai hubungankekerabatan. Tujuan utama : menjaga kemurnian bangsa ternak tertentu tanpa silang dalam. Grading up: Persilangan balik yang terus menerus yang diarahkan terhadap suatu bangsa ternak tertentu. Tujuanutama : memperbaiki ternak yang produktivitasnya dianggap rendah Kerugiannya : menyebabkan kepunahan
P1 X P2 P1 F1 X P2 Efek Heterosis (Hybrid Vigor) Efek Heterosis atau Hybrid Vigor dapat diartikan sebagai keunggulan performan hasil persilangan dibandingkan dengan rataan performan tetuanya Contoh heterosis pada domba Berat Sapih Breed A = 228 kg Berat Sapih Breed B = 222 kg Rata-rata purebred = (228 + 222)/2 = 225 kg Rata-rata crossbred = 235 kg Artinya ? Istilah-istilah Teknik Perkawinan pada Ternak Backcross : Perkawinanantaraanak (F) hasildari suatupersilangandengansalahsatu tetuanya atau
P1 X P2 Jantan P1 Betina F1 X P1 X P2 Betina F2 X Jantan P2 Jantan P3 Betina F1 X Dan seterusnya Dan seterusnya Crisscrossing : Program crossbreeding berkelanjutan 3-breed Rotational Cross : crossbreeding berkelanjutanantaratigabangsaternak Crossbreeding : persilanganantarternak yang tidaksebangsa Genus Cross : perkawinanantara genus yang berbeda Grading up : persilanganbalik yang terusmenerus yang diarahkanterhadapsuatubangsaternaktertentu Inbreeding: perkawinanantaraindividu yang mempunyaihubungankekerabatan Inbred : Individuhasil inbreeding Incrossing : perkawinanantara inbred dari line yang berbeda Line breeding : inbreeding yang diarahkanpadasalahsatutetuaunggul Outbreeding : perkawinanantaraternak yang tidakmempunyaihubungankekerabatan Outcrossing :persilanganantaraternakdalamsatubangsatetapitidakmempunyaihubungankekerabatan Species Cross :perkawinanantaraindividu yang berbeda species Topcrossing :perkawinanantaraindividudaribangsa yang samatapifamiliberbeda