210 likes | 665 Views
PERAN DOKTER GIGI DALAM DISASTER VICTIM IDENTIFICATION ( Studi Pustaka ). Dosen Pembimbing : dr. Erwin Kristanto , SH, SpF drg . Jimmy Maryono Oleh : MELANI VINA MUKUAN 060113034. PENDAHULUAN. Latar Belakang
E N D
PERAN DOKTER GIGI DALAMDISASTER VICTIM IDENTIFICATION(StudiPustaka) DosenPembimbing : dr. Erwin Kristanto, SH, SpF drg. Jimmy Maryono Oleh : MELANI VINA MUKUAN 060113034
PENDAHULUAN LatarBelakang • Wilayah NKRI secarageografisterletakpadawilayah yang rawanterhadapbencanaalamsepertitanahlongsor, gempabumi, letusangunungberapi, tsunami, banjir, anginputingbeliung, gelombangpasang, wabahpenyakit, ledakanbom, kebakaranbangunan, kekeringandankebakaranhutan, sertamasihbanyaklagi. • Indonesia adalahnegaradengantingkatkerentananbencanaterbesarkeduadiduniasetelah Bangladesh.
LatarBelakang • Identifikasidalamkematianpentingdilakukan, karenamenyangkutmasalahkemanusiaandanhukum. • Masalahkemanusianmenyangkuthakbagi yang meninggal, danadanyakepentinganuntukmenentukanpemakamanberdasarkan agama danpermintaankeluarga. • Masalahhukumberupapengurusansuratwasiat, asuransi, masalahpekerjaandanhukum yang perludiselesaikan, sertamasalah status pernikahan. • Gigimerupakansaranaidentifikasi yang dapatdipercaya, bukansajadisebabkankarenaketepatannya yang tinggisehinggahampirmenyamaiketepatantekniksidikjari, akantetapikarenakenyataanbahwagigidantulangadalah material biologis yang paling tahanterhadapperubahanlingkungandanterlindung.
LatarBelakang • Identifikasikorbanmeninggalmassalmelaluigigi-geligimempunyaikontribusi yang tinggidalammenentukanidentitasseseorang. Contoh: • Padakasusbom Bali, korban yang teridentifikasiberdasarkangigi-geligimencapai 60% • KorbankecelakaanlalulintasdiSitubondo, korban yang teridentifikasiberdasarkangigi-geligimencapai 60% • KorbanjatuhnyapesawatgarudadiJogyakarta, korban yang teridentifikasiberdasarkangigi-geligimencapai 95% • Gigibisamengidentifikasikorbantermasuktokohutamaterorismedi Indonesia, DR.Azahari. • Doktergigiberperanpentingdalammelakukanidentifikasikorbanbencanakarenakorban yang hangusterbakardanmengalamipembusukantingkatlanjutsulituntukdikenalidansudahtidakdapatdilakukanidentifikasimelaluipemeriksaan visual.
PENDAHULUAN RumusanMasalah • Bagaimanakahperandoktergigidalamidentifikasikorbanbencanamassal? TujuanPenulisan • UntukmengetahuiperanpentingDokterGigidalamidentifikasikorbanbencana. • Untukmengetahuimanfaatronggamulut, khususnyagigigeligidalamprosesidentifikasikorbanbencana. • Untukmengetahuisejarah, pengertiandanruanglingkupdari Disaster Victim Identification.
ManfaatPenulisan • Menambahpengetahuandoktergigidalammelakukanidentifikasikorbanbencana. • Menambahwawasanbagimahasiswakedokterangigitentangprosesidentifikasipada Disaster Victim Identification. • Bahaninformasibagipihakkepolisianataupraktisihukumdalamkerjasamamenanganikorbanbencanabersamadoktergigi. • Memberiinformasikepadamasyarakatakanpentingnyapemeriksaangigi.
TINJAUAN PUSTAKA • DVI (Disaster Victim Identification) adalahsuatuproseduruntukmengidentifikasikorbanmatiakibatbencanamassaldansecarailmiahdapatdipertanggung-jawabkansertamengacupadastandarbaku Interpol. • Interpol menentukan Primary Indentifiers yang terdiridari Fingerprints, Dental Records dan DNA. Sedangkan Secondary Indentifiersterdiridari Medical, Property dan Photography. • Prinsipdariprosesidentifikasiiniadalahdenganmembandingkan data Ante Mortem dan Post Mortem, semakinbanyak yang cocokmakaakansemakinbaik. • Primary Identifiers mempunyainilai yang sangattinggibiladibandingkandengan Secondary Identifiers.
Beberapakeberhasilan DVI dalamidentifikasikorbanmatidankejadianbencanaantara lain: • KejadianBom : • Bom Bali tahun 2002, dari 202 korbanmatiberhasildiidentifikasi 200 korbanmati (99%) • Bom Bali tahun 2005 berhasildiidentifikasi 23 korbanmati (100%) • Bom JW Mariot Jakarta tahun 2003 berhasildiidentifikasi 12 korbanmati (100%) • KecelakaanTransportasi : • KecelakaanpesawatMandaladi Medan tahun 2005 teridentifikasi 143 korbanmati • TenggelamnyaKapalSenopatidan KM Tri Star tahun 2006 teridentifikasi 642 korbanmati • KecelakaanPesawat Garuda tahun 2007 teridentifikasi 21 korbanmati. • GempaBumi / Tsunami : • Tasikmalayatahun 2009 teridentifikasi 79 korbanmati • Sumatera Barat tahun 2009 teridentifikasi 478 korbanmati
IDENTIFIKASI DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA • Identifikasidalamkematianpentingdilakukankarena status kematiankorbanmemilikidampak yang cukupbesarpadaberbagaiaspek yang ditinggalkan. • Identifikasimerupakanperwujudan HAM danmerupakanpenghormatanterhadaporang yang sudahmeninggal. • Selainitujugadapatmenentukanapakahseseorangtersebutsecarahukumsudahmeninggalataumasihhidup, jugaberkaitandengansantunan, warisan, asuransijiwa, pensiun, menikahlagi, sertawujudpenghormatanpada yang mati : mengenal, merawat, mendoakan, menguburkansesuai agama, adatistiadatdanmenyerahkankepadakeluarganya.
Pemeriksaanidentitasseseorangmemerlukanberbagaimetodedari yang sederhanasampai yang rumit: • Metodesederhana • Cara visual, dapatbermanfaatbilakondisimayatmasihbaik, carainimudahkarenaidentitasdikenalmelaluipenampakanluarbaikberupaprofiltubuhataumuka. Cara initidakdapatditerapkanbilamayattelahbusuk, terbakar, mutilasisertaharusmempertimbangkanfaktorpsikologikeluargakorban (sedangberduka, stress, sedih, dll). • Melaluikepemilikan (property) identititascukupdapatdipercayaterutamabilakepemilikantersebut (pakaian, perhiasan, suratjatidiri) masihmelekatpadatubuhkorban. • Dokumentasi, fotodiri, fotokeluarga, fotosekolah, KTP atau SIM dan lain sebagainya. • Metodeilmiah, antara lain: • Sidikjari • Serologi • Odontologi • Antropologi • Biologi
5 teknikidentifikasikorbanbencana: • Investigasitempatkejadianbencana • Pengumpulan data post-mortem darikorban Data post-mortem yang paling banyakdipakaiadalahodontologiforensik. • Pengumpulan data ante-mortem darikerabatterdekatkorban • Unit Polisipencarianoranghilangdalam DVI Tugas unit iniadalahmengumpulkan data berupanama, alamat, nomortelepon yang dapatdihubungidarikeluargakorban, serta data mediskorban. • Odontologis Odontologisforensikharusmenghubungiseluruhdoktergigi yang pernahmelakukanperawatangigiterhadapkorban. Data tersebutharusaslidanmeliputi: odontogram, radiograf, cetakangigi, danfotograf. • Pencocokan data ante-mortem danpost-mortem • Debriefing seluruhpetugas yang terkaitdalamprosesidentifikasikorbanbencana. Setelahseluruhkegiatandilaksanakan, tim DVI mendiskusikankembalitentangsituasi, prosedur, danhasil yang merekatemukan.
ASPEK HUKUM DALAM IDENTIFIKASI KORBAN MATI MASSAL AKIBAT BENCANA • Pasal 120 (1) KUHAP : Dalamhalpenyidikmenganggapperlu, iadapatmintapendapatseorangahliatauorang yang memilikikeahliankhusus. • Pasal 133 (1) KUHAP : Dalamhalpenyidikuntukkepentinganperadilanmenanganiseorangkorbanbaikluka, keracunanataumati yang didugakarenaperistiwapidana, iaberhakmengajukanpermintaanketeranganahlikepadaahlikedokterankehakimanataudokterdanahlilainnya. • Pasal 179 (1) KUHAP : Setiaporang yang dimintapendapatnyasebagaiahlikedokterankehakimanataudokteratauahlilainnyawajibmemberikanketeranganahlidemikeadilan.
IDENTIFIKASI KORBAN MATI MASSAL MELALUI GIGI GELIGI • Identifikasikorbanmelaluigigigeligitelahdimulaisejakzamanprasejarah, akantetapibarumulaimendapatkanperhatianpadaakhirabad 19 ketikabanyakartikeltentangforensikodontologiditulisdalamjurnalkedokterangigipadasaatitu.
Gigimemenuhisyaratuntukdijadikansebagaisaranapemeriksaanidentifikasikarenamempunyaifaktor-faktorsebagaiberikut:Gigimemenuhisyaratuntukdijadikansebagaisaranapemeriksaanidentifikasikarenamempunyaifaktor-faktorsebagaiberikut: • Derajatindividualitas yang sangattinggi. Kemungkinanmenemukanduaorang yang samagiginyaadalahsatu banding duatriliun. Adanyadua kali pertumbuhangigi (20 gigisusudan 32 gigitetap), sertadenganadanyaperubahankerenarusakatautindakanperawatansepertipencabutan, penambalandenganberbagaibahanpadaberbagaipermukaanmahkotanya, perawatansaluranakar, ditambahciri-cirikhassepertibentuklengkung, kelainanposisigigidansebagainya, menyebabkangigisangatkhaspadaorang yang memilikinya. • Kuatdantahanterhadapberbagaipengaruhkerusakan. Gigimemilikisifat yang sangatkuat, tahanterhadapberbagaipengaruhkerusakanseperti trauma mekanis, termis, kimiawi, dekomposisidansebagainya. Keadaandemikiankarenagigidisampingstrukturnya yang mengandungbahananorganik yang kuat, jugakarenagigimerupakanjaringantubuh yang terdapatdibagianbadan, yaitumulut yang cukupmemberikanperlindunganterhadapberbagaipengaruhkerusakantadi.
REKAM MEDIK DALAM IDENTIFIKASI KORBAN BENCANA • Gigimerupakansuatucaraidentifikasi yang dapatdipercaya, khususnyabilarekamdanfotogigipadawaktumasihhidup yang pernahdibuatmasihtersimpandenganbaik. • Sehinggapentingbagiseorangdoktergigiuntukmembuatrekammedis data gigipasien.
Aspekmedikolegalrekammedis: • UU RI NO 29 TAHUN 2004 Pasal 46: • Setiapdokterataudoktergigidalammenjalankanpraktikkedoktcranwajibmembuatrekammedis. • Rekammedissebagaimanadimaksudpadaayat (1) harussegeradilengkapisetelahpasienselesaimenerimapelayanankesehatan. • Setiapcatatanrekammedisharusdibubuhinama, waktu, dantandatanganpetugas yang memberikanpelayananatautindakan. • UU RI NO 29 TAHUN 2004 Pasal 47: • DokumenrekammedissebagaimanadimaksuddalamPasal 46 merupakanmilikdokter, doktergigi, atausaranapelayanankesehatan, sedangkanisirekammedismerupakanmilikpasien. • Rekammedissebagaimanadimaksudpadaayat (1) harusdisimpandandijagakerahasiaannyaolehdokterataudoktergigidanpimpinansaranapelayanankesehatan. • Ketentuanmengenairekammedissebagaimanadimaksudpadaayat (1) danayat (2) diaturdenganPeraturanMenteri. • PeraturanMenteriKesehatan RI No 1419/Menkes/Per/X/2005 Pasal 16: • Dokterdandoktergigidalampelaksanaanpraktikkedokteranwajibmembuatrekammedis. • Rekammedissebagaimanadimaksudpadaayat (1) dilaksanakansesuaiketentuanperundang-undangan.
DOKTER GIGI DALAM DISASTER VICTIM IDENTIFICATION • Tugasutamadaridoktergigidalamidentifikasiadalahmelakukanidentifikasijasadindividu yang sudahrusak, mengalamidekomposisi, atausudahtidakdalamkeadaanutuh. • Adapuninformasi yang bisamenjadicatatanpadapemeriksaanjasadindividuadalah • perkiraanusia (misalnyadaripanjangakargigipadagigianak), • perkiraanjenisras (daribentukdankarakteristktengkorakdapatditentukanrasKaukasiod, Mongoloid, dan Negroid) • jeniskelamin (daribentuktengkorak, daritidakadanyakromatin Y padapemeriksaanmikroskopik, ataudaripemeriksaan DNA) • Informasitambahanlainnya yang mungkinbisadiambiladalahjenispekerjaan (jejasjepitrambutpadacapster), konsumsimakanan (darierosigigikarenaalkoholataupun stain rokok) ataukebiasaanlainnya ( sepertimenggunakanpiparokok), sertapenyakitgigiataupenyakitsistemiklainnya (misalnyagangguanmakan, stain akibatpemakaianantibiotiktetraskilin). • Apabila data post-mortem tidakmemungkinkansuatuidentifikasi, makadapatdilakukanreproduksiwajahsemasahidupberdasarkanprofiltengkorakdangigi.
Beberapamacamidentifikasi yang bisadilakukandoktergigi • Identifikasiraskorbandarigigigeligidanantropologiragawi. • Identifikasijeniskelaminkorbanmelaluigigigeligidantulangrahang. • Identifikasiumurkorbanmelaluigigisusu, gigicampuranataugigitetap. • Identifikasikorbanmelaluikebiasaan/pekerjaanmenggunakangigi. • Identifikasi DNA korbandarijaringanseldalamronggamulut. • Identifikasikorbandarigigipalsu yang dipakai. • Identifikasiwajahkorbandarirekonstruksitulangrahang.