1 / 19

BATU BARA

BATU BARA. DISUSUN OLEH : Akiko Naufal A. Aria Adi P. Hestika Arum W. Thea Rahmanindita Pungkas Hendri J.W.N. PENGERTIAN BATU BARA. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil.

dugan
Download Presentation

BATU BARA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BATU BARA DISUSUN OLEH : Akiko Naufal A. Aria Adi P. Hestika Arum W. Thea Rahmanindita Pungkas Hendri J.W.N

  2. PENGERTIAN BATU BARA Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari : karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

  3. Contoh Batu Bara

  4. Materi Pembentuk Batu Bara Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: ~Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

  5. Proses Terjadinya Batu Bara Ada 2 tahap proses pembatubaraan  yang terjadi, yakni: 1. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan) Dimulai pada saat dimana tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit (gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut. 2.      Tahap Malihan atau Geokimia Meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

  6. Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan sebagai berikut:1.Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.2.Pengendapan, tumbuhan  yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.3.Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.4.Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low gradedapat berubah menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.5.Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.

  7. Gambar untuk Proses Terjadinya Batu Bara

  8. Proses Produksi Batu Bara

  9. Land ClearingTahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai ke pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing. Jadi land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang.Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu :1.Pepohonan yang tumbuh2.Kondisi dan daya dukung tanah3.Topografi4.Hujan dan perubahan cuaca5.Sfesifikasi pekerjaan

  10. Pengupasan Tanah Penutup            Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu  pemindahan suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang mendukung pengupasan lapisan tanah penutup.Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :a.Back filling digging methodPada cara ini tanah penutup di buang ke tempat sudah digali.b.Benching SystemCara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus sambil membuat jenjang.c.Multi Bucket Exavator SystemPada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan menggunakan Bucket Wheel Exavator ( BWE.d.Drag Scraper SystemCara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas  (loose).

  11. Pemboran PeledakanPemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan, antara lain adalah untuk penempatan bahan peledak, pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam eksplorasi), dalam tahap development seperti penirisan dan tes pondasi, serta dalam tahap eksploitasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan. Jika dihubungkan dengan operasi peledakan, penggunaan terbesar adalah pemboran produksi (Nurhakim, 2004).Urutan pekerjan peledakan adalah pemboran, pemuatan bahan peledak, penyambungan rangkaian peledakan dan penembakan. Prinsip pemboran adalah mendapatkan kualitas lubang ledak yang tinggi dengan pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat. Guna mendapatkan hasil peledakan yang baik, yaitu volume bongkaran lapisan batuan yang besar dengan fragmentasi yang sesuai untuk dimanfaatkan serta biaya yang seminimal mungkin (Kartodharmo, 1989).Pada peledakan jenjang posisi dari suatu lubang ledak dapat memberikan keuntungan maupun kerugian dalam memperoleh hasil peledakan yang baik. Dalam upaya menghasilkan fragmentasi batuan yang diinginkan serta mengurangi terjadinya bahaya flyrock yang merupakan akibat sampingan dari proses peledakan, maka terlebih dahulu perlu ditinjau pemakaian arah lubang ledak. Pada perinsipnya terdapat dua cara untuk membuat lubang ledak, yaitu membor dengan lubang miring dan membor dengan lubang tegak.

  12. PeledakanPeledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melepas batuan dari batuan induknya dengan harapan menghasilkan bongkaran batuan yang berukuran lebih kecil sesuai dengan yang diharapkan sehingga memudahkan dalam proses  pendorongan, pemuatan, pengangkutan, dan konsumsi material (Kartodharmo, 1989).Sebelum operasi peledakan dimulai, penentuan letak lubang ledak harus dievaluasi dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang optimum  dari bahan peledak yang dipilih. Lebih dari pada itu, penyediaan lubang ledak yang tepat untuk pembongkaran dengan biaya rendah, karakteristik massa batuan dan kemampuan pembuatan lubang ledak harus diidentifikasi.Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.

  13. Penggalian dan PemuatanSemua satuan operasi yang terlihat dalam penggalian atau pemindah tanah/batuan selama penambangan disebut penangan material (material handling).Pada siklus operasi, dua operasi utama pemuatan dan transportasi dengan kerekan sebagai operasi optimal ketiga, jika transportasi vertikal diperlukan.Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.

  14. Pengangkutan (Hauling)Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan di transport denganhaulage (pemindahan tanah ke arah horisontal) dan hoisting  (pemindahan tanah ke arah vertikal).            Beberapa bagian dari pengangkutan ini meliputi :Pengangkutan batubara dari daerah penambangan ke tempat penumpukan (ROM Stockpile/Temporary Stockpile)Pengangkutan waste/overburden ke lokasi waste dump/dump area (baik berupa tanah pucuk/humus ataupun lapisan penutup).Reklamasi  Revegetasi dan Reklamasi adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki lahan bekas tambang atau lahan terbuka, dan pengelolaannya sesudah selesainya penambangan. Reklamasi dan Revegetasi bertujuan memperbaiki lahan bekas tambang untuk pelestarian lingkungan dan penanggulangan resiko akibat dampak dari pertambangan. Jadi Revegetasi dan Reklamasi adalah bagian integral dari rencana keseluruhan  operasional pertambangan secara terpadu dimulai Perencanaan, exsploetasi sampai penggunaan lahan baru pasca penambangan. Tujuan akhir dari rencana reklamasi adalah untuk menyakinkan bahwa lahan bekas tambang dikembalikan pada penggunaan yang produktif (Kartosudjono, 1994)

  15. PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI BATU BARA Adaro Indonesia, TbkAntang Gunung MeratusArutmin IndonesiaAsmin Bara BronangAsmin Coalindo TuhupBahari Cakrawala SebukuBangun Banua Persada KalimantanBara Sentosa LestariBaturona AdimulyaBerau CoalBharinto EkatamaBorneo IndobaraBukit Asam, PTFirman Ketaun PerkasaGunung Bayan Pratama CoalIndexim CoalindoIndominco MandiriInsani Bara PerkasaJorong Barutma GrestonKadya Caraka MuliaKalimantan Energi LestariKaltim Prima CoalKartika Selabumi Mining Kideco Jaya AgungLanna Harita IndonesiaMahakam Sumber JayaMandiri IntiperkasaMarunda Graha MineralMulti Harapan UtamaNusantara Termal Coal (D/A Nusantara Thai Coal)Pendopo Energi BatubaraPerkasa InakakertaPesona Khatulistiwa NusantaraRiau Bara HarumSantan BatubaraSinglurus PratamaSumber Kurnia BuanaTambang DamaiTanito HarumTanjung Alam JayaTeguh Sinar AbadiTrubaindo Coal MiningWahana Baratama Mining

  16. Cadangan Batu Bara Berdasarkan aplikasi sistem database yang dikembangkan oleh Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan NEDO, terjadi perubahan besarnya sumber daya batubara di Indonesia. Jika sebelumnya jumlah sumber daya batubara sebesar 26 miliar ton kini menjadi 65,4 miliar ton. Sedang cadangan dari 2,6 miliar ton menjadi 12 miliar ton.

  17. LOKASI PERTAMBANGAN BATU BARA di INDONESIA

  18. Referensi :http://logku.blogspot.com/2011/02/proses-pembentukan-batubara.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batu_barahttp://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fptba.co.id%2Fassets%2F36365teori-drift.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fptba.co.id%2Fid%2Flibrary%2Fknowledge_detail%2F2&h=263&w=383&tbnid=IRo6eJY17ZFhxM%3A&zoom=1&q=proses%20terjadi%20batu%20bara&docid=dkThEW6gXtumLM&ei=aEcEVOSLLpHs8AXj7YKABA&tbm=isch&ved=0CB0QMygDMAM&iact=rc&uact=3&dur=659&page=1&start=0&ndsp=15http://kampungminers.blogspot.com/2013/08/tahapan-kegiatan-penambangan-batubara.html/http://www.minerba.esdm.go.id/public/38477/produksi-batubara/.produksi/

More Related