1 / 13

Sekretariat Perdesaan Sehat Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan

DATA BALITA GIZI BURUK DAN TENAGA KESEHATAN DI 158 DAERAH TERTINGGAL (BERDASARKAN PODES, 2011). Sekretariat Perdesaan Sehat Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya. PERDESAAN SEHAT. PERBANDINGAN RERATA UHH DT, NON DT & NASIONAL. TAHUN. 2014*.

elsie
Download Presentation

Sekretariat Perdesaan Sehat Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DATA BALITA GIZI BURUK DAN TENAGA KESEHATAN DI 158 DAERAH TERTINGGAL (BERDASARKAN PODES, 2011) Sekretariat Perdesaan Sehat Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya

  2. PERDESAAN SEHAT

  3. PERBANDINGAN RERATA UHHDT, NON DT & NASIONAL

  4. TAHUN 2014*  16  19 >= 68.6 < 68.8 2010 2014 2010  7  2 >=72.2 AHH INDIKATOR < 72.2 CAPAIAN IPM DAN AHH DAERAH TERTINGGAL IPM 121 16 27 158 KUADRAN I KUADRAN II KUADRAN III KUADRAN IV Keterangan : * Proyeksi berdasarkan pertumbuhan IPM 2009-2012 KUDRAN I ( >= 72.2 DAN >= 68.8) ADALAH KABUPATEN YANG BERHASIL MENCAPAI POSISI YANG DIHARAPKAN. TERJADI PENINGKATAN JUMLAH KABUPATEN DARI 7 (2010) MENJADI 19 (2014). KUADRAN II ( >= 72.2 DAN < 68.8 ) ADALAH KABUPATEN DENGAN KOMPONEN YANG BERHASIL MENINGKATKAN IPM (KESELURUHAN) NAMUN MASIH HARUS MENINGKATKAN STATUS KUALITAS KESEHATAN MASYARAKATNYA. TERJADI PENINGKATAN KABUPATEN DARI 2 (2010) MENJADI 6 (2014). KUADARAN III ( < 72.2 DAN < 68.8) ADALAH KABUPATEN YANG MASIH BELUM MENCAPAI TARGET 72.2 DAN 68.8. PADA TAHUN 2010 BERJUMLAH 158 KABUPATEN, DAN PADA TAHUN 2014 BERJUMLAH 121 KABUPATEN. TERDAPAT 37 KABUPATEN YANG BERHASIL MENGUBAH POSISINYA MENJADI DAERAH YANG MEMILIKI STATUS KESEHATAN LEBIH BAIK. KUADRAN IV ( < 72.2 DAN >= 68.8) ADALAH KABUPATEN YANG BARU BERHASIL MENINGKAT STATUS KESEHATAN (AHH) PENDUDUKNYA, NAMUN KOMPONEN LAINNYA (SELAIN KESEHATAN) MASIH BELUM BERHASIL.

  5. HASIL ANALISIS & REVIEW Hasil review berdasarkan data SUSENAS 2010 dan RISKESDAS: • Terdapat 9 Kabupaten yang memiliki IPM di atas target PN 10 tahun 72,2 yaitu: 1) Kab. Seruyan , 2) Kab. Malinau, 3) Kab. SITARO, 4) Kab. Aceh Besar, 5) Kab. Kutai Barat, 6) Kab. Nunukan, 7)Kab. Kep. Sangihe, 8) Kab. Kep. Talaud dan 9) Kab. Pidie Jaya; • Berdasarkan analisis kebutuhan kinerja IPM dari 67,7-72,2 dibutuhkan peningkatan IPM setiap tahun 0,9 digit dan atau saat ini (2012) telah terdapat minimal 50% atau sebanyak 92 DT yang IPM nya di atas 72,2 (pertambahan 19 Kabupaten setiap tahun). • Berdasarkan analisis indikator kinerja utama Kementerian/Lembaga sesuai hal ini akibat : • Belum adnya rumusan kebijakan percepatan pembangunan kesehatan yang akan menjadi acuan bersama seluruh pemangku kepentingan melalui koordinasi pelaksanaan kebijakan tersebut. • Jumlah kabupaten yang memiliki rumusan percepatan pembangunan kesehatan, pendidikan dan ekonomi lokal belum sesuai rencana • jumlah kabupaten yang terfasilitasi percepatan pembangunan kesehatan, pendidikan dan ekonomi lokal belum sesuai rencana • Jumlah alokasi program dan kegiatan dari K/L terkait belum menunjukkan keberpihakan di daerah tertinggal

  6. TARGET DAN TREN IPM & AHH DAERAH TERTINGGAL • Target AHH Thn 2025 (RPJP KESEHATAN) adalah 73,7. Trend DT dengan capaian sekarang pada thn 2025 diproyeksikan 70,18. Diperlukan kenaikan 0,56 pertahun untuk mencapai target 2025 (73,7). Selama sepuluh tahun (2005-2014) rata rata kenaikan AHH DT adalah 0,26 pertahun. Diperlukan percepatan dengan fokus dan lokus yang tepat, dengan keterlibatan semua pihak. • Tren IPM dan AHH di daerah tertinggal dibandingkan angka nasional dan non-DT memperlihatkan bahwa terdapat gap yang semakin lebar sehingga diperlukan upaya percepatan dan pemihakan pada peningkatan IPM dan AHH di DT ? RPJM 2010-2014

  7. Hasil SDKI 2012 • Adanya sedikit peningkatan status kesehatan terkait AKB : dari34per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) menjadi 32per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012) • Adanya penurunan status kesehatan terkait AKI : dari 228per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) menjadi 359per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012) AKI & AKB AKB INDONESIA HASIL SDKI 2012 PERBANDINGAN AKI DAN AKB DENGAN NEGARA LAIN (WORLD BANK, 2012)

  8. KASUS GIZI BURUK BERDASARKAN JUMLAH KASUS DAN RATA-RATA RATA-RATA KASUS GIZI BURUK PERKABUPATEN DI DAERAH TERTINGGAL LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN DENGAN RATA-RATA NASIONAL DAN DAERAH TIDAK TERTINGGAL (PODES 2011).

  9. KASUS GIZI BURUK TINGKAT DESA DI 158 KABUPATEN TERTINGGAL (PODES, 2011) SEJUMLAH 24.213 DESA DI 158 KABUPATEN DT MEMILIKI TOTAL 46.927 BALTA GIZI BURUK (PODES, 2011) . SEBAGIAN BESAR DESA (92,6%) MEMILIKI ≤ 5 BALITA GIZI BURUK

  10. JUMLAH TENAGA KESEHATAN (TERMASUK TENAGA GIZI DAN SANITARIAN)DI 183 KABUPATEN TERTINGGAL (PODES, 2011) SEJUMLAH 3200 PUSKESMAS DI 183 KABUPATEN DT MEMILIKI TOTAL 27.714 TENAGA KESEHATAN. RERATA MEMILIKI 9 ORANG TENAGA KESEHATAN (TERMASUK TENAGA GIZI DAN SANITARIAN)

  11. TERIMA KASIH

  12. RINCIAN DATA TERLAMPIR

More Related