570 likes | 943 Views
Metode Intervensi. Adhyatman Prabowo, S.Psi. Konseling kelompok Pelatihan Promosi Bimbingan Psikoedukasi. 1. KONSELING KELOMPOK. Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar. CIRI-CIRI KONSELING KELOMPOK.
E N D
Metode Intervensi Adhyatman Prabowo, S.Psi
Konseling kelompok • Pelatihan • Promosi • Bimbingan • Psikoedukasi
1. KONSELING KELOMPOK Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar
CIRI-CIRI KONSELING KELOMPOK • Ada konselor (bisa lebih dari satu) • Bersifat terapiutik, dilaksanakan untuk memberikan dorongan, pemahaman dan membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari • Berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari; klien dalam keadaan normal; yang sedang tidak mengalami gangguan fungsi-fungsi kepribadian • Umumnya untuk jangka pendek atau menengah
JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK • Efektif : 5 – 10 • < dari 5: ada 1 orang yang mendominasi, dinamika kelompok kurang hidup • > 10: terjadi anak kelompok di dalam kelompok; sulit dalam pengelolaan WAKTU PELAKSANAAN • Sesi: tergantung masalah • Frekuensi: 1 – 3 kali seminggu • Durasi: 60 – 90/sesi
TAHAP KONSELING KELOMPOK • Pembentukan kelompok • Orientasi dan eksplorasi • Tahap transisi • Tahap kohesivitas dan produktivitas • Tahap konsolidasi dan terminasi • Tindak lanjut
PEMBENTUKAN KELOMPOK Syarat anggota: • Kesamaan permasalahan • Minat/inisiatif sendiri • Kemauan berpartisipasi dalam proses kelompok • Mampu berpartisipasi dalam proses kelompok
ORIENTASI DAN EKSPLORASI • Perkenalan • Penggalian harapan • Tujuan yang ingin dicapai • Pembentukan aturan kelompok • Peran konselor: membantumenegaskan tujuan & makna kelompok, mengajak anggota bertanggung jawab & berpartisipasi dalam kelompok
TAHAP TRANSISI • Konselor mulai meminta setiap peserta untuk menceritakan problemnya masing-masing • Anggota kelompok mulai terbuka; bisa terjadi kecemasan, resistensi, konflik, ambivalensi, keengganan
TAHAP KOHESIVITAS DAN PRODUKTIVITAS • Pembukaan diri yang lebih besar, (kohesivitas terbentuk) • Konselor mulai mendorong peserta untuk memikirkan alternatif-alternatif pemecahan masalah (produktivitas)
TAHAP KONSOLIDASI DAN TERMINASI • Kesimpulan solusi • Implementasi rencana tindakan
TINDAK LANJUT DAN EVALUASI • Evaluasi setelah beberapa waktu masa pelaksanaan di lapangan
HAMBATAN KONSELING KELOMPOK • Konselor harus mampu memberi perhatian pada setiap anggota • Dapat terhenti bila proses kelompok tidak berjalan • Informasi yang terbatas apakah sso lebih tepat masuk dalam konseling kelompok atau individual • Rasa tidak percaya pada sesama anggota kelompok
KETERBATASAN KONSELING KELOMPOK Tidak cocok bagi individu yang: • Dalam keadaan kritis • Memiliki masalah yang sangat confidential • Memiliki kecemasan berbicara yang sangat besar • Sangat lemah dalam hubungan interpersonal • Insight terbatas • Membutuhkan perhatian yang sangat besar
MANFAAT KONSELING KELOMPOK Masalahnya terpecahkan Berbagi informasi Belajar bersosialisasi Modelling Belajar hubungan interpersonal Kesempatan katarsis Responsibility
2. PELATIHAN • Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang. • Merupakan suatu proses berkelanjutan untuk meniadakan/memperkecil kesenjangan antara kemampuan seseorang, dengan kemampuan yang diharapkan oleh perusahaan didalam suatu jabatan/pekerjaan tertentu.
Tujuan Pelatihan Dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dilatihkan dalam program pelatihan sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan mereka sehari-hari.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan • Pendekatan strategis dalam pelatihan • Terintegrasi • Relevan • Berdasarkan pada masalah • Berorientasi pada tindakan • Terkait dengan kinerja • Berkesinambungan
Langkah – langkah Training • Metode training mrupakan cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan training yang didalamnya memuat sesi-sesi (atau bagian) meliputi: • Bagian pertama/bagian awal • Bagian pengolahan/Isi • Bagian akhir
Bagian Awal • Bagian awal ini biasanya merupakan sesi perkenalan,diharapkan dapat membantu peserta training agar tidak merasa terasing. • Secara psikologis kondisi tersebut akan mendorong seseorang untuk lebih terbuka baik pada dirinya maupun orang lain. • Metode pemanasan, sebagai pengganti jika seluruh peserta suah saing mengenal.
Bagian Tengah/Isi Bagian ini merupakan metode pengolahan kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi materi yang disajikan. Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4 (empat) • Informatif. • Partisipatif. • Partisipatif-eksperiensial. • Eksperiential.
1. METODE INFORMATIF Tujuan: Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta dan pemikiran. Bentuk: • Pengajaran kuliah (lecture) • bacaan terarah (direct reading) • Diskusi panel (panel discussion).
2. METODE PARTISIPATIF Tujuan: Melibatkan peserta dalam pengolahan training Bentuk: • Pernyataan (statement) • Curah pendapat (brainstorming) • Audiovisual (audio-visual) • Diskusi kelompok (group discussion) • Kelompok bincang-bincang (buzz group) • Forum (Forum) • Studi kasus (case study) • Peristwa (incident) • Peragaan (role play).
3. MET. PART-EKSPERIENTIAL • Tujuan: • Melibatkan peserta dengan mengikutsertakan peserta dan memberi kemungkinan pada peserta untuk mengalami apa yang diolah dalam training • Bentuk: • Pertemuan (meeting) • Simulasi (Simulation exercise) • Demontrasi (Demontration).
4. METODE EKSPERIENTIAL • Tujuan: • Melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk belajar “sesuatu” dari pengalamannya. • Bentuk: • Ungkapan kreatif (creative expression) • Penugasan (assigment installment) • Lokakarya (Workshop) • Kerja proyek (work project) • Tinggal di tempat (field placement) • Hidup di tempat (live in) • Permainan manajemen (management game) • Latihan kepekaan(laboratory/sensitivity training).
BAGIAN AKHIR Merupakan metode penyimpulan kegiatan training dan evaluasi Kesimpulan Training: Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training, semua sesi dalam training dan telah diolah bersama sedemikian rupa, kemungkinan-kemungkinan follow up serta harapan-harapan peserta. Evaluasi Merupakan metode pengumpulan data dan bahan yang akan dianalisis dan disimpulkan guna melihat segala sesuatu yang terjadi dalam training dan pengaruhnya bagi peserta
CONTOH PELATIHAN • Memberikan pelatihan melakukan konseling • Pelatihan mengelola stress • Pelatihan asertif • Pelatihan ketrampilan sosial • Pelatihan menangani ABK • Pelatihan menjadi orang tua efektif • Pelatihan menghadapi pensiun
3. PROMOSI • Aktivitas yang di desain untuk meningkatkan kompetensi, koherensi, dan kontrol bagi seseorang, sehingga mereka hidup lebih efektif dan puas dalam kehidupan yang baik pula. Pelmutter (1982) • Upaya meningkatkan, memperkuat, dan mengoptimalisasikan segenap potensi dan kemampuan mental masyarakat (Altrocchi, 1980)
Program promosi • Peningkatan kemampuan dalam ketrampilan sosial; orang tua, remaja dan anak • Meningkatkan hubungan antarpribadi • Membantu individu dalam proses tansisi dalam perkembangannya • Membantu orang menangani situasi yang menimbulkan sterss
4. BIMBINGAN • Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-anak, remaja maupun dewasa; agar yang dibimbing dapat mengembangkan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada berdasarkan norma-norma yang berlaku.
CIRI-CIRI BIMBINGAN KELOMPOK • Anggota kelompok homogen • Masalah yang dialami semua anggota kelompok adalah sama • Memiliki tujuan bersama • Ada pemimpin dan aturan kelompok
MODEL BIMBINGAN KELOMPOK • FGD (Focused Group Discussion) • SHG (Self Help Group) • Kelompok Pengembangan
FGD Diskusi yang tidak ditata ketat dan tidak formal yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan membahas suatu permasalahan yang ada dalam kelompok/masyarakat guna mendapatkan solusi
KARAKTERISTIK FGD • Dipimpin seorang pemandu (fasilitator) • Anggota kelompok: 6 – 10 orang • Dapat dilakukan berulang pada beberapa kelompok peserta yang bermasalah sama • Untuk intervensi biasanya dihadirkan narasumber (seorang ahli/profesional) yang akan membahas proses dan hasil diskusi
CONTOH FGD • Bagaimana menyikapi teman-teman yang mengalami kenakalan remaja ? • Bagaimana strategi menghadapi tugas-tugas kuliah yang semakin banyak ? • Bagaimana sikap terhadap para penderita AIDS ?
LANGKAH-LANGKAH FGD • Menentukan peserta • Menyusun panduan diskusi • Menetapkan pemandu, pencatat, observer dan narasumber • Menyiapkan form untuk pencatatan • Melaksanakan diskusi • Pembahasan oleh narasumber
MENYUSUN PANDUAN DISKUSI • Perkenalan • Membina keakraban • Pendalaman • Penutupan
PERKENALAN • Pemandu menjelaskan maksud diskusi • Menggambarkan apa yang akan dilakukan • Meminta peserta memperkenalkan diri (agar peserta nyaman) • Pemandu lebih banyak yang berbicara • Waktu: 10 menit.
MEMBINA KEAKRABAN • Pemandu mengajukan pertanyaan yang mudah dijawab peserta sehingga mendorong peserta untuk mulai bicara dalam suasana kelompok • Pemandu hanya bicara sedikit, peserta mulai memainkan peran yang lebih aktif • Waktu: 10 menit
PENDALAMAN • Pemandu memusatkan pada materi pokok untuk diskusi • Menghidupkan pembicaraan, menggali perasaan dan tanggapan peserta • Peserta lebih banyak bicara dibanding pemandu • Pemandu membimbing arah diskusi namun tidak bersikap menggiring • Waktu: 60 menit
PENUTUPAN • Pemandu merangkum persamaan dan perbedaan pendapat dari peserta • Peserta diminta untuk mempertegas, memperjelas atau menambah • Membuat kesimpulan • Pemandu lebih banyak bicara • Waktu: 10 menit
PERAN PEMANDU • Mendorong peserta untuk bicara dan mengungkapkan pendapat serta perasaan tentang pokok masalah • Memandu arah diskusi
KARAKTERISTIK PEMANDU • Luwes, fleksibel, mudah beradaptasi dengan peserta • Terampil berkomunikasi • Menimbulkan rasa nyaman dan percaya bagi peserta • Memahami pokok permasalahan • Pendengar yang baik • Tidak terjebak untuk memberikan nasehat, pendapat.
PENCATATAN • Tentukan hal-hal apa saja yang perlu dicatat dan diobservasi • Nama peserta • Persamaan dan perbedaan kelompok • Kesimpulan hasil
TEMPAT DAN PENGATURAN • Pilih tempat yang menimbulkan rasa aman dan nyaman • Saling mendengar satu sama lain • Mudah dicapai peserta • Tempat duduk yang memungkinkan pemandu bisa melihat seluruh peserta • Para peserta bisa saling melihat
SELF HELP GROUP • Kelompok yang berisi orang yang memiliki masalah yang sama yang bertujuan untuk self-improvement dalam rangka mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi • Pertemuan rutin dari orang-orang yang memiliki permasalahan, simtom, kondisi yang sama yang saling berbagi & belajar satu sama lainnya untuk memperoleh perspektif baru mengenai problemnya.
FOKUS SHG • Perubahan pikiran • Perubahan perasaan • Perubahan perilaku • Perubahan proses-proses ketidaksadaran • Mengembangkan ketrampilan baru
CONTOH SHG • Kelompok alkoholik • Kelompok ibu-ibu dengan kelahiran anak pertama • Kelompok orang tua dengan sindrom sarang kosong • Kelompok karyawan dengan stressor kerja tinggi
KARAKTERISTIK SHG • Efektif: 6 – 10 orang dalam kelompok • Lebih bersifat prevensi sekunder & tersier • Berlangsung beberapa sesi • Didampingi profesional bila diperlukan.
LANGKAH-LANGKAH SHG Menetapkan harapan/tujuan kelompok untuk self improvement Sharing pengalaman antar anggota (berat, lama dan frekuensi problem) Analisis problem Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang Membuat treatment plan Menjalankan rencana Mengevaluasi hasilnya