30 likes | 291 Views
kontrol. gulud. strip rumput. mono- kultur. multi- strata. 2 thn kopi. 8 thn kopi. 4. Sistem multi strata. Lahan hutan berlereng curam yang baru dibuka dan baru ditanami selain peka terhadap erosi dan longsor, juga cepat menurun produktivitasnya.
E N D
kontrol gulud strip rumput mono-kultur multi- strata 2 thn kopi 8 thn kopi 4. Sistem multi strata Lahan hutan berlereng curam yang baru dibuka dan baru ditanami selain peka terhadap erosi dan longsor, juga cepat menurun produktivitasnya • Sistem ini selain pohon kopi juga ada pohonan lainnya seperti petai, jengkol, alpukat, kemiri, dll. • Hasil yang dapat diambil beraneka sehingga sangat membantu petani jika harga kopi anjlok. • Sistem multistrata yang sudah berkembang akan menyerupai hutan dari segi perlindungannya terhadap tanah dan DAS. Gutter ‘Chino’ meter Gutter dan ‘Chino’ meter untuk mengukur erosi dan aliran permukaan Pada sistem pertanaman kopi monokultur, terutama untuk kebun kopi yang masih muda, banyak petani yang melakukan penyiangan secara intensif (satu kali sebulan). Ini menyebabkan permukaan tanah lebih terbuka sehingga tanah mudah tererosi. PILIHAN TEKNOLOGI AGROFORESTRY/KONSERVASI UNTUK PERTANIAN BERBASIS KOPI DI SUMBERJAYa A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung F. Agus, M. van Noordwijk, B. Verbist Makna gambar: D. Perkiraan Dampak berbagai Perlakuan B. Pilihan Teknologi yang sudah dikenal • Pembuatan lajur rumput atau pembuatan gulud dapat mengurangi erosi sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan pengelolaan tanpa konservasi (kontrol). • Dengan bertambahnya umur kopi, permukaan tanah semakin tertutup oleh tajuk pohon dan lapisan serasah. Selain dari pada itu, kandungan bahan organik tanah juga semakin meningkat sehingga tanah menjadi gembur, resapan air meningkat dan erosi berkurang. • Pada sistem multistrata, penutupan permukaan tanah menjadi lebih sempurna sehingga dapat menekan erosi sampai tingkat yang tidak merugikan. Pembukaan hutan yang berada di kawasan lindung mengancam fungsi daerah aliran sungai (DAS) berupa: 2. Gulud Gulud membantu menahan erosi dan mengurangi hanyutan hara serta meningkatkan infiltrasi (resapan air) ke dalam tanah. Saluran gulud dijadikan sebagai tempat menumpuk sisa tanaman sehingga mempertahankan kandungan bahan organik tanah dan meningkatkan perkembangan jasad renik tanah. Dampak berbagai pengelolaan terhadap besarnya erosi pada kebun kopi dengan kemiringan 60% diramalkan dengan persamaan Griffith University Erosion System Template (GUEST). Sistem kebun kopi yang diramalkan adalah sistem monokultur dan multistrata berumur 2 dan 8 tahun. 1. Rorak (lobang angin) Rorakmerupakan suatu sistem konservasi yang ampuh dalam menahan erosi, meningkatkan infiltrasi dan menahan air aliran permukaan. Petani berpendapat bahwa sistem ini baik untuk menahan hanyutnya serasah dan pupuk serta memperbaiki pertumbuhan akar kopi. • Menurunnya serasah di permukaan tanah akibat tergerus air. • Menurunnya daya DAS menyerap air hujan sehingga meningkatkan aliran permukaan dan hasil air di sungai. • Meningkatnya fluktuasi debit antara musim hujan dan musim kemarau (meningkatnya peluang banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau). • Menurunnya kualitas air sungai karena meningkatnya sedimentasi. E. Penelitian Penelitian ICRAF bertujuan untuk memvalidasi nilai peramalan erosi, memperbaiki pilihan teknologi, dan memfasilitasi adopsi teknologi oleh petani (tahun 2001-2003), antara lain terdiri dari: • Pengukuran erosi dengan berbagai perlakuan konservasi / agroforestri pada petak kecil (plot) dan tampungan mikro • Penelitian partisipasi petani untuk mengadaptasikan teknik konservasi dan agroforestry • Sumbangan sistem multistrata untuk membentuk lapisan serasah dan mengurangi erosi • Aspek agronomi dan ekonomi dari sistem multistrata. 3. Lajur (strip) rumput Strip rumput paling mudah pembuatannya. Cukup dengan membiarkan gulma (semak) tetap tumbuh pada lajur selebar 30 cm memotong lereng. Petani sumberjaya sering membuat lajur pada baris tanaman dengan menumpuk tanah dan rumput hasil siangan membentuk baris. C. Pilihan lain yang masih perlu diteliti Tanaman penutup tanah dan penyiangan melingkar. Sistem seperti ini ditemukan pada perkebunan lada di Kabupaten Lampung Utara. Tanaman kacang-kacangan (Arachis pintoi) yang menjalar dipakai sebagai penutup tanah, bermanfaat karena: (a) menyaring tanah (filter) yang terhanyut karena erosi, (b) menambah pupuk N bagi lada atau kopi, (c) menggemburkan tanah dan meningkatkan resapan air. Penyiangan melingkar di sekeliling pohon perlu dilakukan secara intensif, bila tidak? Bekicot menyerang lada! Karena tanaman kacang-kacangan tersebut bisa menjadi jembatan yang memperlancar perpindahan bekicot dari satu pohon ke pohon lainnya. F. Pilihan Petani Pilihan Petani dipengaruhi oleh: • Kemiringan lahan. Sistem mekanis (rorak, gulud) akan lebih sulit diterapkan pada lahan yang terlalu curam (>40%). • Ketersediaan tenaga kerja. Pembuatan rorak dan gulud memerlukan curahan tenaga kerja yang tinggi. • Ketersediaan biaya. Pengadaan bibit tanaman tertentu (untuk multistrata) memerlukan biaya. • Pengalaman petani. Petani akan mudah mengadopsi teknik yang sudah mereka kenal. tk
PILIHAN TEKNOLOGI AGROFORESTRY/KONSERVASI UNTUK PERTANIAN BERBASIS KOPI DI SUMBERJAYa F. Agus, M. van Noordwijk, B. Verbist 1. Rorak (lobang angin) Rorakmerupakan suatu sistem konservasi yang ampuh dalam menahan erosi, meningkatkan infiltrasi dan menahan air aliran permukaan. Petani berpendapat bahwa sistem ini baik untuk menahan hanyutnya serasah dan pupuk serta memperbaiki pertumbuhan akar kopi. Pembukaan hutan yang berada di kawasan lindung mengancam fungsi daerah aliran sungai (DAS) berupa: 2. Gulud Gulud membantu menahan erosi dan mengurangi hanyutan hara serta meningkatkan infiltrasi (resapan air) ke dalam tanah. Saluran gulud dijadikan sebagai tempat menumpuk sisa tanaman sehingga mempertahankan kadar bahan organik tanah dan meningkatkan perkembangan jasad renik tanah. • Menurunnya serasah di permukaan tanah akibat tergerus air. • Menurunnya daya DAS menyerap air hujan sehingga meningkatkan aliran permukaan dan hasil air di sungai. • Meningkatnya fluktuasi debit antara musim hujan dan musim kemarau (meningkatnya peluang banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau). • Menurunnya kualitas air sungai karena meningkatnya sedimentasi. 3. Strip rumput Strip rumput paling mudah pembuatannya. Cukup dengan membiarkan gulma (semak) tetap tumbuh pada strip selebar 30 cm memotong lereng. Petani sumberjaya sering membuat strip pada baris tanaman dengan menumpuk tanah dan rumput hasil siangan membentuk baris. 4. Sistem multi strata Lahan hutan berlereng curam yang baru dibuka dan baru ditanami selain peka terhadap erosi dan longsor, juga cepat menurun produktivitasnya • Sistem ini terdiri dari berbagai macam tanaman pohon-pohonan (petai, jengkol, alpukat, kemiri, dll) disamping kopi. • Hasil yang dapat diambil beraneka sehingga sangat membantu petani jika harga kopi anjlok. • Sistem multistrata yang sudah berkembang akan menyerupai hutan dari segi perlindungannya terhadap tanah dan DAS. Pada sistem pertanaman kopi monokultur, terutama untuk kebun kopi yang masih muda, banyak petani yang melakukan penyiangan secara intensif (satu kali sebulan). Ini menyebabkan sangat sedikit penutupan terhadap permukaan tanah sehingga tanah mudah tererosi. A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung Makna gambar: D. Perkiraan Dampak Berbagai Perlakuan B. Pilihan Teknologi yang sudah dikenal • Perlakuan strip rumput atau perlakuan mekanis seperti gulud dapat mengurangi erosi sampai tingkat tertentu dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan konservasi. • Dengan bertambahnya umur kopi, makin banyak penutupan permukaan tanah oleh tajuk kopi dan semakin banyak pula sumbangan daun-daunan kopi yang gugur terhadap bahan organik tanah sehingga erosi berkurang. • Pada sistem multistrata, penutupan tajuk terhadap permukaan tanah lebih sempurna dan ini dapat menekan erosi sampai tingkat yang dapat ditoleransi. Perkiraan dampak berbagai perlakuan terhadap tanah tererosi pada kebun kopi berumur 2 dan 8 tahun dengan sistem monokultur dan multistrata pada lahan berkemiringan 60% diprediksi dengan persamaan Griffith University Erosion System Template (GUEST). E. Penelitian Penelitian ICRAF untuk memvalidasi nilai prediksi erosi, memperbaiki pilihan teknologi, dan memfasilitasi adopsi teknologi oleh petani (tahun 2001-2003) terdiri dari: • Pengukuran erosi dengan berbagai perlakuan konservasi/ agroforestri pada petak kecil (plot) dan tampungan mikro • Penelitian partisipasi petani untuk mengadaptasikan teknik konservasi dan agroforestry • Sumbangan sistem multistrata untuk membentuk lapisan serasah dan mengurangi erosi • Aspek agronomi dan ekonomi dari sistem multistrata. Gutter Chin Ong meter Tanaman Penutup tanah dan penyiangan melingkar. Sistem seperti ini ditemukan pada perkebunan lada di Kabupaten Lampung Utara. Tanaman kacang-kacangan (Arachis pintoi) yang digunakan sebagai penutup tanah berperan sebagai penyaring (filter) tanah dari erosi. Selain itu tanaman kacang-kacangan ini secara bersymbiose dengan bakteri mampu menambat nitrogen dari udara dan nitrogen ini selanjutnya dapat digunakan oleh tanaman kopi sesudah Arachis melapuk. Penyiangan secara melingkar di sekeliling batang lada perlu dilakukan secara intensif. Apabila tidak, Arachis bisa menjembatani perpindahan bekicot dari satu batang lada ke batang lain seperti terlihat pada gambar. Bekicot merusak tanaman lada. C. Pilihan lain yang masih perlu diteliti Gutter dan Chin Ong meter untuk mengukur erosi dan aliran permukaan F. Pilihan Petani Pilihan Petani dipengaruhi oleh: • Kemiringan lahan. Sistem mekanis (rorak, gulud) akan lebih sulit diterapkan pada lahan yang terlalu curam (>40%). • Ketersediaan tenaga kerja. Pembuatan rorak dan gulud memerlukan curahan tenaga kerja yang tinggi. • Ketersediaan biaya. Pengadaan bibit tanaman tertentu (untuk multistrata) memerlukan biaya. • Pengalaman petani. Petani akan mudah mengadopsi teknik yang sudah mereka kenal.