610 likes | 1.1k Views
Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Sub Bidang K esehatan dan Gizi Masyarakat. DR. Hadiat, MA Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Ba li, 4 April 201 4. Outline Paparan. Pendahuluan Draft Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Kerangka Pikir Penyusunan RPJMN Kondisi Umum
E N D
Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat • DR. Hadiat, MA • DirekturKesehatandanGiziMasyarakat • Bali, 4 April 2014
Outline Paparan • Pendahuluan • Draft Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 • KerangkaPikirPenyusunan RPJMN • KondisiUmum • IsuStrategis • Sasaran • ArahKebijakandanStrategi • KerangkaPelaksanaan (Pendanaan, Regulasi, Kelembagaan) • Kefarmasian dan Alat Kesehatan
LandasanHukum • UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 • RPJP Nasionalmenjadipedomandalampenyusunan RPJM Nasional yang memuatVisi, Misidan Program Presiden • UU No. 25 Tahun 2004tentang SPPN • RPJM Nasionalmerupakanpenjabarandarivisi, misi, dan program Presiden yang penyusunannyaberpedomanpada RPJP Nasional, memuat • StrategiPembangunanNasional, kebijakanumum, program Kementerian/LembagadanlintasKementerian/Lembaga, kewilayahandanlintaskewilayahan, • KerangkaEkonomiMakroyang mencakupgambaranperekonomiansecaramenyeluruhtermasukarahkebijakanfiskaldalamrencanakerja yang berupakerangkaregulasidankerangkapendanaanyang bersifatindikatif
Landasan... • PenyusunanRPJM Nasional/Daerah dilakukanmelaluiurutankegiatan: • Backgroundstudy; • Kerangkaregulasiuntukmendorongperanmasyarakat /swasta (termasukkebijakanketenagakerjaan,perijinan, dsb) • Kerangkapendanaanuntukmengoptimalkanperanpemerintahn(a.lreformasibirokarasi, pendidikan, infrastruktur, pelaksananSJSN, ketahanan pangan, ketahananenergi, dan hankam • RancanganTeknokratik • Awal 2014 s/d menjelangterbentuknyaKabinetbaru • Rancangan dan Finalisasi RPJMN • Da • Dalam waktu 3 bulan setelah Presiden dan Wapres dilantik ( diperkirakan Oktober 2014 s/d Januari 2015)
BAGAN ALUR PENYUSUNAN RPJMN Aspirasi Masyarakat 4 Musrenbang Jangka Menengah Nasional RPJPN 2005-2025 Platform Presiden SIDANG KABINET Background Study Rancangan Teknokratik RPJMN 6 5 RANCANGAN RPJMN Hasil Evaluasi RPJMN RPJMN 2015-2019 1 RANCANGAN AKHIR RPJMN 3 RANCANGAN RPJMN RANCANGAN AWAL RPJMN Pedoman Penyesuaian Bilateral Meeting Penyesuaian Renstra K/L SIDANG KABINET TRILATERAL MEETING Pedoman Penyusunan Rancangan Renstra K/L RENSTRA K/L Rancangan Teknokratik Renstra K/L Penelaahan 2 Pembagian Tugas Bahan penyusunan dan Perbaikan Koordinasi Hasil Evaluasi Renstra PEMERINTAH DAERAH Bilateral Meeting Penyesuaian RPJMD RPJMD
TAHAPAN DAN JADWAL PENYUSUNAN RANCANGAN PERSIAPAN AWAL • Kajian Pendahuluan(Background study) • Pelaksanaan Evaluasi RPJMN berjalan PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK PENETAPAN RPJMN PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMN PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMN 2 bulan setelah Presiden dilantik 3 bulan setelah Presiden dilantik Tahun terakhir pelaksanaan RPJMN berjalan
Pentahapan PembangunanRPJPN 2005-2025 Visi Pembangunan 2005-2025: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur RPJM 4 (2020– 2025) RPJM 3 (2015– 2019) RPJM 2 (2010– 2014) RPJM 1 (2005 – 2009)
LANDASAN PIKIR: SISTEM KESEHATAN NASIONAL(Perpres No 72/2012) Manajemen Kesehatan SDM K • Derajat Kesehatan • Perlindungan finansial • Responsivenes yankes Farmasi, Alkes dan makanan Upaya Kesehatan Litbang Pemberdayaan Masyarakat Pembiayaan Kesehatan Dimensi Pendukung DimensiUpaya
Kinerja Pembangunan Kesehatan • Capaian pembangunan kesehatan bervariasi: • kesehatan anak dan jaminan kesehatan membaik • kesehatan ibu dan gizi cenderung memburuk • Kematian dan kecacatan akibat penyakit tidak menular meningkat, penyakit menular menurun • perlindungan terhadap resiko finansial meningkat (terutama melalui JKN)
STATUS CAPAIAN INDIKATOR UTAMA KESEHATAN 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2
1. Kesehatan Ibu, balita, remaja dan lansia • Keberlangsungan pelayanan (continuum of care) kurang terjaga • Cakupan pelayanan (kunjangan KI, K4, persalinan oleh tenaga kesehatan) meningkat, tetapi masih jauh dari sasaran • Population at risk cukup tinggi • Fertilitas (TFR) tetap tinggi antara lain karena CPR rendah dan unmet need kontrasepsi tinggi • Remaja putri dan ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) cukup tinggi, meningkatkan resiko bayi dengan berat lahir rendah • Fasilitas dan tenaga : • Hambatan jarak dan biaya: 36,8% kelahiran tidak di fasilitas kesehatan • Sebagian besar kab/kota belum memenuhi standar jumlah Puskesmas PONED • Hanya 7,6% RS PONEK memenuhi semua standar • Kurang tenaga dokter di Puskesmas dan spesialis di Rumah Sakit • AKI cenderung meningkat • Penurunan AKB lambat terutama kematian neonatal • Disparitas yang tinggi antara kelompok sosial ekonomi, daerah dan kota-desa
2. Status Gizi Masyarakat • Permasalahan gizi terjadi seluruh kelompok umur • Lebih dari 1/3 balita mengalami stunting (pendek); 1/5 kurang gizi (kurus) dan 1/10 kegemukan • Sepertiga remaja & ibu hamil kekurangan energi protein • Seperempat penduduk dewasa mengalami obesitas • Double burden of malnutrition: Kekurangan dan kelebihan gizi secara bersamaan Gizi mikro: • Anemia pada ibu hami tidak mengalami perubahan yaitu 36,4% kota dan 37,8 % di desa (2013) • Riskesdas 2007, rata-rata anak dengan serum retinol kurang dari 20 ug • Sebagian penduduk mengalami kekurangan yodium, sedangkan sebagian kelebihan yodium (diukur dengan ekskresi iodium dalam urin (EIU) kaddar normal antara 200-230 μg/L. Sedangkan indikasi TGR (Total Gitre rate) hanya 14,9%
3. Beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan Beban ganda : • penyakit tidak menular (PTM) meningkat, penyakit menular (PM) masih tinggi Akses pada air minum dan sanitasi • Penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum layak 33,2% dan sanitasi layak 40,2% PTM: • Penyebab 69% kematian, dan terus meningkat • Meningkatnya faktor resiko (hipertensi, glukosa darah, kegemukan) • Pengaruh pola makan, kurang aktifitas fisik dan merokok dan peningkatan penduduk usia dewasa dan lansia PM: • Kematian akibat PM cenderung menurun • Prevalensi DBD, diare, malaria, TB dan AIDS menurun • Tetapi TB dan diare masuk dalam 10 besar penyebab kematian. • Muncul resiko multi-drug resistante TB, infeksi baru HIV yang masih tinggi • Tingginya prevalensi malaria, DBD, di daerah-daerah endemis. • Penyakit lama: Kusta (no.3 terbesar di dunia) dan frambusia (di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia dan Timor Leste)
Perubahan beban akibat penyakit menular dan tidak menular • Beban akibat penyakit tidak menular semakin meningkat, • dengan peningkatan terbesar adalah stroke, kecelakaan lalu lintas • Jantug iskemik, diabetes, low back pain dan depresi • Perubahan rangking beban akibat penyakit* di Indonesia 1990-2010 Sumber: Global Burden of Disease, 2010. *) Beban akibat penyakit (burden of disease) dihitung sebagai DALYs (Disability adjusted life years), yaitu tahun yang hilang akibat kematian dan kecacatan akibat penyakit
4. Farmasi, Alat Kesehatan, Obat dan Makanan Ketersediaan vaksin dan obat cukup baik, tetapi pelayanan kefarmasian belum sesuai standar Penggunaan obat secara rasional rendah Penggunaan obat generik di fasyankes baru mencapai 83% Pengetahuan penduduk tentang obat generik sangat rendah Mutu produk obat dan makanan beredar masih rendah Harga obat relatif mahal (rantai distribusi, bahan baku impor) Pemahaman masyarakat yang kurang benar tentang vaksin
5. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat • Banyaknya kebijakan publik yang tidak berwawasan kesehatan • Lingkungan yang belum mendukung upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat • Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat termasuk upaya kesehatan berbasis masyarakat • Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama konsumsi sayur dan buah, ASI ekslusif, cuci tangan, dan aktivitas fisik. • Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mendorong promosi kesehatan • Meningkatkan promosi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan • Meningkatkan dukungan terhadap penyediaan lingkungan yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat • Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar lembaga • Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan partispiasi UKBM • Mendorong peningkatan promosi kesehatan dalam setiap pelayanan kesehatan
6. Jaminan Kesehatan Nasional • Kepesertaan • Th 2012 secara teori: 64,6% penduduk memiliki asuransi kesehatan; Susenas: 41% • Sebagain penduduk belum tahu jika mereka memperoleh asuransi • Skema asuransi lain (Jamkesda, TNI/Polri, Jamsostek) belum terintegrasi • Kepesertaan kelompok non-penerima upah masih rendah • Pelayanan kesehatan: • Hambatan biaya tidak langsung & geografis masih tinggi • Fasilitas belum memenuhi standar sarana, tenaga, dan kualitas • Sebagian kecil fasilitas kesehatan primer mandiri yang bekerjasama • Sistem rujukan belum optimal • Pembiayaan dan Pembayaran Provider • Belum adanya skema pengembangan kapasitas fiskal untuk pembayaran PBI, penyediaan fasilitas dan ketenagaan • Belum dimanfaatkannya JKN sebagai instrumen mendorong prioritas nasional kesehatan • Kerangka pelaksanaan • Regulasi belum lengkap, sosialisasi dan advokasi masih lemah • Sistem pemantauan dan evaluasi belum terbentuk
7. SumberDayaManusiaKesehatan • Jumlah masih kurang, dari 9.500 Puskesmas: • 380 puskesmas tanpa dokter • 2.194 puskesmas tanpa tenaga gizi • 5.895 puskesmas tanpa tenaga promkes • Distribusi tidak merata, daerah-daerah tertentu akan tetap sulit memenuhi kebutuhan nakes • Mutu belum memadai
8. Akses terhadap pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier yang berkualitas • Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama untuk penduduk di daerah DTPK • Kualitas pelayanan yang belum optimal karena ketiadaan standar standar guideline pelayanan kesehatan (clinical guideline), dan sistem informasi (seperti medical record dan informasi kepada pasien) • Sistem akreditasi pelayanan kesehatan puskesmas, klinik mandiri dan rumah sakit belum berjalan • Peran pelayanan kesehatan dalam upaya promotif dan preventif yang masih rendah • Sistem rujukan belum optimal • Keterbatasan pelayanan kesehatan pada saat terjadinya bencana
9. Manajemen dan Pembiayaan Kesehatan • Ketersediaan data untuk mendukung evidence-based planning cukup baik, tetapi dukungan sistem informasi untuk dari perencanaan, pemantauan dan evaluasi program pembangunan kesehatan masih lemah • Kenaikan pengeluaran kesehatan, tidak mungkin dihindari: • Konsekuensi meningkatnya asuransi kesehatan (JKN) • Transisi epidemiologi: biaya penanganan penyakit tidak menular mahal • Peningkatan teknologi kesehatan • Allocative efficiency masih kurang, misalnya sebagian besar dana mengarah pada upaya kuratif • Technical efficiency, alokasikegiatandalammasing-masing program-program • Belum dimanfaatkannya instrumen sistem pembayaran kepada provider JKN sebagai Strategic Purchasing untuk mendorong kebijakan nasional
Isu yang belum terselesaikan • Penurunan kematian ibu dan kematian bayi, kekurangan gizi dan penurunan TFR (fertilitas) • Penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular • Peningkatan upaya promotif dan preventif • Ketersediaan farmasi, alat, obat dan makanan • Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi • Keterbatasan jumlah, distribusi dan kualitas tenaga kesehatan, • Disparitas akses dan kualitas pelayanan kesehatan antar daerah dan antar kelompok sosial ekononi masyarakat. • Kerangka pelaksanaan: • hambatan pendanaan, kelembagaan dan regulasi • pembangunan kesehatan di pusat dan daerah yang belum harmoni
Isu Strategis Baru • Pengembangan JKN menuju universal health coverage tahun 2019: • Kepesertaan • Pembiayaan, pembayaran dan paker manfaat • Kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan • Pengaturan peran kesehatan publik. • Perubahan struktur penduduk yang diikuti dengan transisi epidemiologi: • Mendorong peningkatan pervalensi dan kematian akibat penyakit tidak menular • Peningkatan kesehatan lansia dan pengendalian penyakit mental • Permasalahan penyakit menular dapat diperburuk oleh perubahan iklim. • Beban ganda gizi: • Mengurangi kekurangan gizi dan stunting • Mencegah meningkatnya kegemukan
Isu Strategis RPJMN 2015-2019 Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia Perbaikan status gizi masyarakat Pengendalian beban ganda penyakit dan penyehatan lingkungan Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan obat dan makanan Peningkatanpromosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas Peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan Penguatanmanajemen dan sistem informasi Peningkatan efektifitas pembiayaan kesehatan
Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja dan lansia Meningkatakan akes terhadap pelayanan gizi masyarakat Meningkatkan pengendalianpenyakit dan penyehatan lingkungan Meningkatkan ketersediaan, keterjangakauan, pemerataan dan kualitas farmasi, alat kesehatan Meningkatkan pengawasan obat dan makanan Meningkatkan Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan kualitas sumber daya manusia kesehatan Menguatkan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas Menguatkan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas Menguatkan manajemen dan sistem informasi kesehatan Meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan
Kerangka pikir RPJMN 2015-2019 Manajemen& Sistem Informasi Peningakatan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, lansia Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Peningkatan ketersediaan farmasi, alkes, dan pengawasan obat dan makanan Status Kesehatan & Gizi Perlindungan Finansial Resposiveness sistem kes. Pengutanan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar berkualitas Pengutanan Akses Pelayanan kesehatan rujukan berkualitas Perbaikan gizi masyarakat Pengendalian penyakit & penyehatan lingkungan Promosi & Pemberdayaan Masyarakat Jaminan Kesehatan Nasional Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
SASARAN UMUM • Meningkatnya status kesehatanmasyarakat, ditandai dengan:
SASARAN UMUM 2. Meningkatnya status gizimasyarakat, ditandai dengan: 3. Meningkatnya perlindungan finansial, yang ditandai dengan meningkatnya penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan dari 64,7% (2013) menjadi xxx (2019) 4. Meningkatnya ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan, yang ditandai dengan menurunnya disparitas status kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan
ArahKebijakan 1Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia
ArahKebijakan 2 Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan dan Gizi
ArahKebijakan 3 Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
ArahKebijakan 4 Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi Dan Alat Kesehatan
ArahKebijakan 6Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Arah Kebijakan7: Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Arah Kebijakan 7: (lanjutan)Mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
ArahKebijakan 8Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan
ArahKebijakan 9Meningkatkan AksesPelayanan Kesehatan Dasar yang berkualitas
ArahKebijakan 10Meningkatkan AksesPelayanan Kesehatan Rujukan yang berkualitas
ArahKebijakan 11 Meningkatkan Manajemen dan Sistem Informasi
ArahKebijakan 11 Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
Kerangka Regulasi • Revisi SPM bidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundangan terkait • Peningkatan efisiensi biaya dengan regulasi yang mendorong produksi obat dan alat kesehatan dalam negeri • Penguatan peraturan fortifikasi mikronutient • Pengaturanmekanisme PPP bidangkesehatan • RegulasiPenguatanimplementasi NSPK di daerah • Penyusunanregulasitenaga kesehatan: mandatory deployment lulusan nakes, pendidikannakes baru: promosi kesehatan spesialis kesehatan primer • Penuntasan PP terkait UU 36/2011 tentangkesehatandanpenguatan Perpres SKN menjadi UU