360 likes | 601 Views
SERAT SASTRA MIRUDA Ugering Padhalangan ingkang sampun mupakat kangge abdidalem Dhalang ing Kraton Surakarta Hadiningrat. Oleh : Made Panji Wilimantara. SERAT SASTRAMIRUDA. Judul Buku : Serat Sastra Miruda Alih Bahasa : Kamajaya Alih Aksara : Sudibjo Z. Hadisutjipto
E N D
SERAT SASTRA MIRUDAUgeringPadhalanganingkangsampunmupakatkanggeabdidalemDhalangingKraton Surakarta Hadiningrat Oleh : Made PanjiWilimantara
SERAT SASTRAMIRUDA • JudulBuku : SeratSastraMiruda • AlihBahasa : Kamajaya • AlihAksara : Sudibjo Z. Hadisutjipto • Dicetakoleh : DepartemenPendidikandanKebudayaan • DalamRangka : ProyekPenerbitanBukuSastra Indonesia dan Daerah. • Tahuncetak : 1981
SeratSastramirudaadalahsebuahkaryasastraJawadalambentukwawancaraantara guru ahliPedalanganWayangPurwadanmuridnya. Sang guru ialahKanjengPangeranArya (KPA) Kusumadilaga, danmuridnya, MasSastramiruda. Namamuridinidiambilmenjadijudulbukunya.
Tidakadaangkatahunpenulisankitabini, namunterdapaturaianbahwakitabinimulaiditulispadahariAhad/minggumalamtanggal 1 bulanBesar, wukuLangkir, mangasaKe-enam, tahun Be, 1808. Dapatdiketahui, bahwa K.P.A. KusumadilagahidupdijamanSri SusuhunanPakuBuwana IX yang bertahtadiKraton Surakarta daritahun 1863 hingga 1893 M.
Di Bagianmukaterdapatketerangan: “Semuacara-caramenjalankantugasmendalangdijelaskandenganlengkap. CeritaitukemudiandisampaikankepadaRadenMasPanjiKusumawardaya, kerabatkeratondiNegeri Surakarta”.
KitabinimemuatPenjelasanmengenai: • AsalMulaadanyagambarWayangPurwadanpermuulanya , hinggaperkembangannya. • penjelaskanketikaparaJawata (Dewa) menciptakanbunyi-bunyian yang dinamakanLokanata yang selanjutnyadigubahmenjadigambelanSalendro. • adanyatariBadaya, Sarimpi, WirengLawung, Dadapdansebagainya. • mengenaialat-alat yang digunakanuntukdalangmewayang (mendalang), danjenis-jenisgending, dengansulukGereget-Saut (Gaya-siaganya). • Diuraikanpula tentangcaramemilihniyaga (pemukul gamelan) hinggacaranyamendaalang. • pedomanmendalangdalambentukpakem, yaitulakon “PalasaraKawin” ataudisebut pula “LahirnyaAbiyasa”.
MasSastraMirudamenanyakanberbagaimacamPertanyaankepada K.P.A. Kusumadilagamengenaiprihalpetunjukdanasal-usulPewayanganJawa. MasSastraMirudamemohon K.P.A. Kusumadilagaberkenanmenerangkansiapakah yang menciptakanWayangPurwadanApakahPedomannya, BahwaWayang, baiklaki-lakimaupunperempuandiberilubangpadakeduadauntelinganya.
K.P.A. KusumadilagamenceritakankepadaMasSastramirudaasalmulaadanyagambarWayangPurwadanpermuula\nnyamenjadiwayangBeber, Gedog, Krucil, Golek, Kllithik, WayangOrang, danTopeng, denganurutanparapenciptanyadijamankunasampaikeadaanWayangkulitdiKraton Surakarta.
PerkembanganWayangKulitdi Tanah Jawasampaizamankerajan Surakarta
PerkembanganWayangKulitdi Tanah Jawasampaizamankerajan Surakarta • PrabuJayabayabertahtadiMamenang. MembuatWayangdiataslontar. • EmpuAjisaka (PrabuWidayaka) dinegeriPurwacarita • PrabuSuryamisesa yang bertahtadiKratonJenggala • RadenKudalaleyanbertahtadiKerajaanJenggala • RadenJasusuruh, bergelarPrabuBratana. IstananyadiNegeriMajapahit • PrabuBrawijaya yang bertahtadiMajapahit • HancurnyakratondanNegeriMajapahit, Sultan SyahAlam Akbar (Raja DemakPertama/RadenPatah) bertahta. • RadenTrengganamenjadi raja • Sri RatudiTunggulGiri (SunanGiri) membuatwayangGedong • SunanBonangmengubahKitabDamarwulan • RadenJakadiTingkirdudukdiataskerajaanPajangdengangelar Sri Sultan Adiwijaya • Sri SunandiKalijagaberkenanmenciptatopeng.
KanjengPenembahanSenapatiingNgalagamemperbaharuibentukWayangPurwa.KanjengPenembahanSenapatiingNgalagamemperbaharuibentukWayangPurwa. • Sri SunanPrabuSudaAnyakrawati, • Sri Sultan AgungPrabuAnyakrakusuma • Sri SunanMangkuratMataram • Sri SusuhunanMangkuratmemperbaikibentukWayangGedog • KanjengSinuhunAmangkuratbertahta • K.P.A. PugerdiKartasura (kemudianbertahtamenjadiSinuhunPakuBuwana I) • Sri SusuhunanPakuBuwana ke-2 • Waktu Sri Susuhunan (PB II) membangunbentukWayangGedong • K.P. AdipatiAnom ke-2 di Surakarta • K.G.P.A. AnommembuatwayanglagimenurutpolaKyaiPramukanya • Sri SusuhunanPakuBuwana ke-4 di Surakarta • Sri Sunan (P.B. IV) membuatWayangKulitlagidenganmenggunakanpolawayangKyaiKanyut,
AdaseorangnyonyabangsaEropa, karenasangattertarikkepadakebudayaanbangsaJawamembuatwayangorangdenganmelakukanceritaPurwa • K.P.G.A. Anom ke-3 di Surakarta membuatWayang Rama KemudianSastraMirudamenanyakan, BagaimanakahorangdapatmengetahuiperbedaanwayangpahatanCremapangrawitdenganpahatanKyaiGanda. K.P.A. Kusumadilagamenjawab, PahatanCremapangrawitlebihhalus, sedangkanpahatanKyaiGandaseperti yang dikatakan “anyangkarukpadang” (jelasbersihkeindahannya)
WALI SONGO • Sunan Gresik atauMaulanaMalik Ibrahim • SunanAmpelatauRadenRahmat • SunanBonangatauRadenMakhdum Ibrahim • SunanDrajatatauRadenQasim • Sunan Kudus atauJaffarShadiq • SunanGiriatauRadenPakuatauAinulYaqin • SunanKalijagaatauRaden Said • SunanMuriaatauRadenUmar Said • SunanGunungJatiatauSyarifHidayatullah
HaditsBukharidan Muslim (muttafaqalaih): إن أشد الناس عذابا يوم القيامة المصورونArtinya: Yang paling parahsiksanyadiharikiamatadalahmushawwir (tukangmembuatpatung/tukanggambar) . • HaditsBukhariنهى عن ثمن الدم وثمن الكلب وكسب البغي ولعن آكل الربا وموكله والواشمة والمستوشمة والمصور Artinya: .... Allah melaknatpemakanriba ... dantukangmembuatpatung/tukanggambar. • HaditsBukhari Muslim (muttafaqalaih): من صور صورة في الدنيا كلف أن ينفخ فيها الروح وليس بنافخArtinya: Barangsiapamenggambardiduniamakai` akandipaksauntukmeniupkannyawapadapatung/gambaritu. Padahaldiabukanlahorang yang dapatmemberinyawa. • HaditsBukhari Muslim (muttafaqalaih): إن الملائكة لا تدخل بيتا فيه تماثيل أو تصاويرArtinya: Malaikattidakmasukkedalamrumah yang adapatungataugambar.Intidarisemuahadits-haditssahihdiatasadalahlaranganmembuatbentukmakhlukbernyawa (manusiadanhewan/binatang) dalam format gambarataufisiktigadimensi (mujassimah) sepertipatung.
WalaupunkebanyakanmasyarakatJawasudahterintegrasikedalam Agama Islam, Namuntradisi-tradisi Hindu warisannenekmoyangterdahulutetapdilaksanakan.
TeknisPertunjukanWayangdalamSeratSastramiruda Dalampermainanwayang, layardibagitiga. Diukurdaritengah-tengahdimanaterdapatblencong; kesampingkirisepanjangsatuhasta (lengan) lebihsejengkaldankesampingkanansehastasaja. Itulahtempat “paseban”. Di kanankiri “paseban” itulah yang disebutpanggungan. Jadi, yang disebutpanggunnganituialahwayang yang terpasang (ditancapkan) dipanggungan. Mengaturwayang yang demikianitudisebutnyumping. Karenacaranyamemasangwayangpadasumpingkiridankanantidakbolehberselisih, harusteraturberurutan, sepertisumping yang letaknyatepatpadatempattertentu.
WayangDugangan: Segalamacamwayangtermasukwadyapunggawa, keradanraksasa yang tidakdipancangkan Wayangricikan: Yakniwayangpelengkapsepertikayon (gunungan), kuda, gajah, keretadanalatsenjata WayangDagelan : berwujudraksasakeciltanpaperlengkapan, yang jugaolehkebanyakanorangdisebutwayangsetanan
Wayangkantep : ialahsemuabentukwayang yang berkakipanjangtidakseimbangdenganbentukbadannya. WayangMurgan(istimewa): Wayang yang dibuattidakdenganmenggunakanpoladasar, misalnyamembuatArjuna yang tua,berwajahtidakmenurutJimat-Mangu-Kanyut
DalampergelaranWayangPurwa, biarpundenganbanyolan (lelucon) yang dibawakanolehlucunyakidalang yang mewayang, tetapidalammementaskan “lakonjejer” (baku), tentuadabanyolan yang tetap, ialahbanyolanataulelucon yang sudahditentukansepertipedomanlakon, bahwaharusadaadeganbanyolantari. Karenaitujikaandadapatmendalang, seyogyanyamelaksanakan “lakonjejer” yang ucapan-ucapanbanyolandangayairamapercakapannyasudahdimuatdidalambukupedoman.
Adapunperbedaanantaraucap-ucapandalangdanpocapanitu, ialah : pocapanituuntukpercakapan (dialog) wayangdanucapan-ucapanialahceritadalangtentangadeganlakonwayang.
Teknis Gamelan PengiringDalamPertunjukanWayang K.P.A. Kusumadilagamenjelaskanbahwapemain gamelan untukpementasanwayangharusdipilih. Syukurlahjikamerekaitusudahbiasamengiringipertunjukanwayang, biarpuniamahirdalamgending, namunbilamanabelumpandaimenyesuaikandiriuntukpertunjukanwayang, niscayatakakandapatsertabermainmengiringipertunjukanwayang, sebabkendorataukencangnyairama gamelan untukiringanwayang, tidakmenentu.
Andaikataparapemain gamelan tidaksemuanyabiasamengiringipertunjukanwayang, makapertunjukanakanberjalanbaik, asalkanbeberapapemainsudahbiasamengiringipewayangan, yaitu: • Pemain gender, • Pemainrebab, • Pemainkendangdan • Pemain gong.
Amardawagung, artinya : Dalangharuspahamakangendingatautembangkawi yang dipakaiuntukSulukWayang. • Amardibasa, artinya : Dalangharusdapatmengetahuibahasadalampewayangan, misalnya: bahasakeratondanucapan-ucapanDewa, manusia, raksasa, wadya, pendetadanbeda-bedanyasesuatuwayang, jangansampaiadasuara yang sama. Itunamanya “antawacana” (pengaturanbercakap-cakap= dialog) • Awicarita, artinya : Dalangharusmempunyaibanyakceritaataupahamsekalitentangcerita (lakon-lakon ) wayang. • Pramakawi, artinya : DalangharusmengetahuibahasaKawi yang dipakai, dalamceritadanharusdiberikanartinyadalamkata-kata lain (dasanamaJw. sinonim) • Pramasastra,artinya : Dalangharusmemahamipengetahuantentangbuku-bukuataupahamaksara agar mengetahuiurutan-urutanlakon.
Dalangkalaumewayang, jangansampaimerobahrangkalakonwayang, ataujangansampaikekuranganwaktumenyelesaikansesuatulakondalamsatumalam (kebogelanJw.) danjangansampai pula belumselesaipadawaktumatahariterbit (karainanJw. rina = siang). • Dalangjikamewayangjangansampaiberceritahal-haldiluarkelir (lakonnya) danjanganlahmelucu (membanyol, mendagel) yang rusuh (porno) danjangan pula sampaimembosankanpenonton • Ranggepartinya : jangansampaiturunsemangatdalammelaksanakanpementasan (antiklimaks) danjangansampaiamatmenyukaiataumembencisesuatuwayang • Sabet,artinya : Dalangjikamemegangwayang, jangancanggung (kaku) dandalammementaskanperang, haruslahtampakjelas; tangannyajanganmemegangkulitwayang (uangdipegangtangkaiwayang = cempurit).
Cara danmengatur (menancapkan) wayang Sesudahkerangkakelirdipasangdanbatangpohonpisangdisanggaolehkayupenyangga ,yang disebut“tapakdara”, makasebatangpohonpisangditempatkanlebihtinggidari yang lainnya. Yang rendahituuntuk“paseban” (tempatpatih, punggawadansebagainyamenghadap raja). Ukurantingginyabatangpohonpisang yang diatas, disesuaikandengantingginyaketiakdari yang akanmendalang (mengangkatwayang). Tepilayarkiridankanandiberikainpinggiranberwarnamerahatauhitammenurutkesukaannya, ditepibatasberukuranselebartangansebagailangit-langitnyadandibagianbawahselebartangankainhitamataumerahsebagailandasanwayangberpijakpadagligentancapanberjajar-jajar, Inidisebut“palemahan” (tanah, bumi). Kelir yang sebelahkiridankanandibuatlobangsepertikantonguntukmemasukkankayu yang disebut “gligen”.
Ukuranjauhdekatnyaapibelencongdarikelir, kira-kirasatujengkallebihselebartangan, agar supayabiladalangmenggerakkanwayangtidakakanmenyentuhapibalencong. Jaraknyadaribelencongkekanansatuhasta (sepanjanglenganbawahdarisikusampaikeujungjaritengah), sedangdisebelahkiridenganjaraksatuhastaditambahsatujengkaltangan.
BahwawayangkayonciptaanparaWali, diambildariperkataanbahasaArab: Khayan= hidup, salahsatudariduapuluhsifattuhan. Dan “kayun” dalambahasaKawi yang artinyakemauan. Ituberarti pula, bahwa “paseban” ituperumpamaan; dunia yang terbentang. Olehkarenaitujikaadaceritadalangtidakdenganmengeluarkanwayangnya, disebutcerita“pagedongan” (dibelakanglayar), artinya: yang dibawakankidalanghanyalahceritanyasaja, tetapiwayangnyatidakmaksudkidalangakanmempergelarkanwayangharusmenancapkankayonditengah-tengahlayarpaseban, yaitusebagaiisyaratkepadaniyaga.dipertunjukkansebabperistiwanyasudahlampau. Bilamanahendakmenceritakan “gara-gara”.
DibagianakhirSeratSastramiruda, K.P.A. KusumadilagamemaparkansebuahcontohlakonWayangPurwadalamadeganjejerdan yang dilakukanolehhambakeratonDalangKasepuhan. K.P.A. KusumadilagamenguraikantentangLakon“Palasara” yang dikutipdari “PedomanPedalanganKraton”.