320 likes | 2.02k Views
Keluarga Berencana Dalam Pandangan Islam. Perspektif Fiqih. Pertanyaan Penting. Permasalahan KB ( Keluarga Berencana ) bagi umat Islam, bukan sekadar persoalan medis , kesehatan atau sosial-kependudukan . Lebih dari itu , mereka juga mempertanyakan keabsahan teologisnya .
E N D
KeluargaBerencanaDalamPandangan Islam PerspektifFiqih
PertanyaanPenting • Permasalahan KB (KeluargaBerencana) bagiumat Islam, bukansekadarpersoalanmedis, kesehatanatausosial-kependudukan. • Lebihdariitu, merekajugamempertanyakankeabsahanteologisnya. • Ataulebihtepatnyamereka pun bertanya: “apakahkeluargaberencanamerupakansesuatu yang benar-benarhalâldanthayyibdalampandangan Islam?”
KB: “Family Planning” • Birth Planning: ”Pelaksanaanmetodeinimenitikberatkanpadatanggungjawabkeduaorangtuauntukmembentukkehidupanrumahtangga yang aman, tenteram, damai, sejahteradanbahagia, walaupunbukandenganjalanmembatasijumlahanggotakeluarga. Hal ini, lebihmendekatiistilahbahasaarabTanzhîm al-Nasl(PengaturanKeturunan)” • Birth Control: “Penerapanmetodeinimenekankanjumlahanakataumenjarangkankelahiran, sesuaidengansituasidankondisisuami-isteri. Hal ini, lebihmiripdenganbahasaarabTahdîd al-Nasl(PembatasanKeturunan). Tetapidalampraktiknyadi Negara Barat, carainijugamembolehkanpenggugurankandungan (abortus); pemandulan (sterilization; al-ta'qîm) danpembujangan (celibacy, at-tabattul)”
DuaPemahamanMasyarakat • KeluargaBerencanaialahsuatuusaha yang mengaturbanyaknyajumlahkelahiransedemikianrupa, sehingga, bagiibumaupunbayinya, danbagi ayah sertakeluarganyaataumasyarakat yang bersangkutan, tidakmenimbulkankerugiansebagaiakibatlangsungdarikelahirantersebut. • KeluargaBerencanadalamkehidupansehari-hariberkisarpadapencegahankonsepsiataupencegahanterjadinyapembuahanataupencegahanpertemuanantaraselmanidarilaki-lakidanseltelurdariperempuansebagaiakibatdaripersetubuhan.
SimpulanAwal • Dari pengertiandiatas, dapatdikatakanbahwakeluargaberencanaadalahistilah yang resmidigunakandi Indonesia terhadapusaha-usahauntukmencapaikesejahteraandankebahagiaankeluarga, denganmenerimadanmempraktikkangagasankeluargakecil yang potensialdanbahagia
PerspektifFiqih • Pelaksanaan KB dengan pertimbangan kemashlahatan, dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan (misalnya) ekonomi, kesehatan dan pendidikan. • Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya untuk menjadi akseptor KB. • Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya.
Pendapat Para UlamaMengenaiPenggunaanAlat Kontrasepsi • Padadasarnyasemuanyabolehdigunakan, berdasarkancarayang telahdipraktikkanolehparasahabatpadamasaNabis.a.w., yang disebut: al-’azl. • Al-’Azl, dalamistilah KB disebutdenganSanggamaTerputus.
Alat Kontrasepsi Yang Dilarang UntukDigunakan: • Untukwanita; seperti: a. Menstrual Regulation (MRataupenggugurankandungan yang masihmuda); b. Abortusataupenggugurankandungan yang sudahbernyawa; c. tubektomi (sterilisasi). • Untukpria; sepertivasektomi (mengikatataumemutuskansaluranspermadaribuahzakar), dancarainijugadisebutsterilisasi.
DasarKebolehan KB • Dasardiperkenankannya KB dalam Islam, menurutdalilaqli (pertimbanganrasional), adalahkarenapertimbangankesejahteraanpenduduk yang diidam-idamkanolehbangsadannegara. • Sebabkalaupemerintahtidakmelaksanakannyamakakeadaanrakyatdimasadatang, diprediksiakanmenderita. Inilah yang dalamnalarfiqih Islam disebutdengan ‘Sadd al-Dzarî’ah’.
Kesimpulan • Padadasarnya Islam tidakmengharamkanKB. Tetapiperludicatatbahwatindakan KB seharusnyadiorientasikanuntukTanzhîm al-Nasl(PengaturanKeturunan), atau yang dalamistilahkesehatan modern disebutdengansebutanBirth Planning. • Tindakan KB yang lebihberorientasipadaTahdîd al-Nasl(PembatasanKeturunan), yang dalamistilahkesehatan modern disebutdenganBirth Controlberpotensidisalahgunakansebagaitindakan yang berpotensidiharamkan. • Pelaksanaan KB dibolehkandalampandangan Islam, denganpertimbangan: untukmencegahterjadinyakerusakan/kemadharatanataudalamrangkamemerolehkebaikan/kemashlahatan, dengansyarattidakmelanggarprinsip-prinsipsyari’at Islam.