E N D
1. REVOLUSI HIJAU
(Green Revolution)
2. Penduduk dunia terus bertambah, terutama di negara-negara berkembang. Keadaan tersebut harus diiringi/didukung oleh peningkatan kebutuhan akan pangan. Menurut apa yang dinyatakan Thomas Robert Malthus, bahwa perkembangan manusia akan selalu lebih cepat dibandingkan dengen kecepatan produksi bahan makanan. Oleh karena itu, kata Maltus, pada suatu waktu akan tiba saatnya, manusia kekurangan bahan makanan, jika tidak diimbangi oleh kemampuan mengatasinya. Kemampuan sumber daya alam sebagai penghasil pangan adalah sangat terbatas. Untuk itu perlu diupayakan pengembangan sumber daya alam yang pada akhirnya ditujukan bagi pengembangan produksi pangan
3. Peningkatan kualitas hidup dan kebutuhan manusia juga menuntut infra struktur yang memerlukan lahan, yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan Di sisi lain luas lahan pertanian tidak bertambah bahkan mengalami penurunan, akibatnya lahan tersedia (tersisa) dimaksimalkan pemanfaatannya
4. SEJARAH
DIPERKENALKAN DI MEXICO TAHUN 1943 KERJASAMA PEMERINTAH (Avila Camacho), DENGAN ROCFELLER FOUNDATION DI MEXICO, mengubah sistem pertaniannya secara MENYELURUH (1945).? melalui riset, penyuluhan, pembangunan infrastruktur dan adopsi benih varietas baru (unggul) scr luas yang didanai Ford Foundation, Rockefeller Foundation, dan beberapa lembaga besar lainnya. Alasannya adalah karena berbanding terbaliknya pertambahan jumlah penduduk dengan kapasitas produksi gandum. Penduduk terus bertambah sementara produksi gandum terus berkurang
5. Sejarah
Hasil ? Negara pengimpor gandum menjadi ? swasembada (1941) ? mengekspor gandum Bourlaug ; menerima hadiah nobel untuk perdamian Pusat penelitian jagung dan gandum ini berubah menjadi pusat penelitian jagung dan gandum internasional ? CIMMYT (1963) “Center for International Maize and Wheat Yield Improvment Technolgy” Setelah berhasil pada tanaman jagung dan gandum ? PADI
6. Sejarah
Hasil ? Negara pengimpor gandum menjadi ? swasembada (1941) ? mengekspor gandum Pusat penelitian jagung dan gandum ini berubah menjadi pusat penelitian jagung dan gandum internasional ? CIMMYT (1963) “Center for International Maize and Wheat Yield Improvment Technolgy” Setelah berhasil pada tanaman jagung dan gandum ? PADI
7. Sejarah
INDIA PEMBANGUNAN IRIGASI PENGGUNAAN PESTISIDA KIMIA PENINGKATAN PRODUKSI BERAS SEBESAR 30% (TAHUN 1970 –AN)
8. Sejarah
FILIPINA ? Pendirian pusat penelitian padi yg dikenal dg IRRI “The International Rice Research Institute” yang mengembangkan varietas HVY ( High Yielding Varietes) (IRxx) INDONESIA PAKISTAN SRILANGKA
9. Sejarah
Perhatian dunia selanjutnya tidak hanya serealia (bahan makanan pokok), tetapi juga peningkatan produksi kacang-kacangan dan sayur-sayuran. IRRI dan CIMMYT menjadi bagian dari, CGIAR (“Consultative Group for International Agriculture Research”) yang didirikan tahun 1971 membantu berbagai pusat penelitian pertanian Internasional. Hal ini menunjukan perhatian dunia yang besar terhadap usaha peningkatan produksi pertanian Konsep Revolusi Hijau di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial
10. PENGERTIAN
USAHA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PANGAN DARI PERTANIAN TRADISIONAL MENJADI PERTANIAN YG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LEBIH MAJU TERMINOLOGI YG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN TRANSFORMASI PERTANIAN DI NEGARA BERKEMBANG YG SECARA SIGNIFIKAN MAMPU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN (1940-1960-AN)
11. Pengertian
Secara harfiah Revolusi Hijau (Green Revolution) berarti adalah perubahan secara cepat dalam memproduksi bahan makanan. Asumsinya berangkat dari hipotesa Produksi bahan makanan tidak akan mencukupi yang dibutuhkan manusia jika hanya mengandalkan cara berproduksi tradisional
12. Pengertian
Revolusi hijau merupakan usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Peningkatan tersebut dengan cara mengubah dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern, yakni pertanian dengan memanfaatkan atau menggunakan teknologi lebih maju dari waktu sebelumnya.
13. Pengertian
Revolusi hijau dikenal juga sebagai Revolusi Agraria. Dengan Revolusi ini para petani ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena meningkatnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerapan Teknologi meliputi : 1. Penggunaan pestisida sitetis 2. Irigasi 3. Penggunaan pupuk sintetis 4. Benih unggul (varietas HYV) Revolusi hijau menekankan pada pada tanaman SEREALIA: padi, jagung, gandum, sorghum dan lain-lain Yaitu jenis bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia
14. Pengertian
Revolusi hijau istilah yang sering digunakan untuk untuk meningkatkan hasil fitosintesis yang mempunyai nilai ekonomi dan keberhasilan dalam memperoleh jenis-jenis unggul. Hal ini dapat di capai dengan memperkenalkan tanaman-tanaman yang seluruhnya baru di suatu daerah atau dengan memeperbaiki hasil-hasil melalui penggunaan pupuk, peningkataan irigasi, perlindungan yang baik terhadap hama pernyakit tanaman atau dengan pengenalan varietas tanaman dengan jenis unggul ? PANCA USAHA TANI
15. Pengertian
VARIETAS UNGGUL DIRAKIT ADALAH VARIETAS UNGGUL YANG MEMPUNYAI ADAPTASI GEOGRAFIS YANG LUAS, RESPONSIF PENGAIRAN DAN PEMUPUKAN, RESISTEN TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT. PADA SEREALIA, PRODUK YANG DIMANFAATKAN ADALAH BIJI. BIJI MENGANDUNG KARBOHIDRAT YANG BERASAL DARI PROSES FOTOSINTESIS. DENGAN DEMIKIAN UNTUK MENINGKATKAN KARBOHIDRAT PERLU DITINGKATKAN AKTIVITAS FOTOSINTESIS YANG SANGAT DIPENGARUHI OLEH CAHAYA MATAHARI. KARENA ITU,DAUN PADA VARIETAS UNGGUL SEBAGAI PELAKSANA FOTOSINTESIS HARUS MEMILIKI PERSYARATAN.
16. DAMPAK REVOLUSI HIJAU
DAMPAK THDP PRODUKSI PERTANIAN DAMPAK THDP KETAHANAN PANGAN DAMPAK EKOLOGI DAMPAK SOSIAL
17. DAMPAK TERHADAP PRODUKSI PERTANIAN
PENINGKATAN PENGGUNAAN HYV, TH (1970), 20% AREAL GANDUM DAN 30% AREAL PADI DI NEGARA BERKEMBANG ? 70% PD TAHUN 1990 PRODUKSI GANDUM DAN PADI MENINGKAT ? 2X LIPAT TAHUN 1970-1995 PRODUKSI SEREALIA MENINGKAT 2X DI ASIA
18. DAMPAK TERHADAP KETAHANAN PANGAN
TIDAK CUKUP SIGNIFIKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN TIDAK SAMA DENGAN PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
19. DAMPAK EKOLOGI
TERJADI DEGRADASI LINGKUNGAN RUSAKNYA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN AKIBAT PENGGUNAAN PUPUK BUATAN DAN TERCEMARNYA LINGKUNGAN AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA YANG BERLEBIHAN DAPAT MENYEBABKAN KEPUNAHAN BERBAGAI ORGANISME PENGGUNAAN PUPUK BUATAN DAN PESTISIDA AKAN MENYEBABKAN HILANGNYA KEMAMPUAN MIKROORGANISME TANAH YANG MEMBANTU MENYUBURKAN TANAH. AKIBATNYA DALAM WAKTU 20 – 30 TAHUN MENDATANG AKAN TERJADI TITIK BALIK PENURUNAN PRODUTIVITAS TANAMAN.
20. TERBENTUKNYA PENYERDEHANAAN KOMUNITAS, KARENA UMUMNYA PETANI HANYA MENANAM SEREALIA ATAU BAHAN POKOK DAN TIDAK MENANAM LEGUMINOSEA (KACANG-KACANGAN) PEMBUATAN LAHAN PERTANIAN (SAWAH, LADANG) BARU DARI HUTAN-HUTAN AKAN MENURUNKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KEANERAGAMAN GENETIKA. HAL INI DAPAT MENYEBABKAN HILANGNYA SALAH SATU SPECIES TUMBUHAN ATAU HEWAN YANG MUNGKIN MENGANDUNG GEN YANG SANGAT DIBUTUHKAN BERKURANGNYA KEANEKARAGAMAN GENETIK JENIS TANAMAN TERTENTU AKAN SANGAT MEMBAHAYAKAN , SEBAB BISA MENURUNKAN PLASMA NUTFAH ATAU SUMBER GEN.
DAMPAK LINGKUNGAN UTAMA DARI PRODUKSI PANGAN22. REVOLUSI HIJAU MENGGUNAKAN PESTISIDA YG TINGGI PENGGUNAAN PESTISIDA DG BAHAN KANDUNGAN ORGANOKLORIN (DDT DAN DIELDRIN) YG MEMPUNYAI SIFAT TIDAK MUDAH TERURAI DALAM KEDAAN NORMAL DI LINGKUNGAN SECARA LUAS MENYEBABKAN BAHAN TERSEBUT DAPAT TERAKUMULASI PADA BAHAN PANAGAN DAN DAPAT TERSEBAR PADA EKOSISTEM ? BIOMAGNIFIKASI
23. Keracunan petani Matinya musuh alami hama atau patogen Serangan hama sekunder Kematian serangga berguna Timbulnya kekebalan/resistensi Pencemaran tanah & air
24. Benih Unggul
Berkembang pesat terutama tanaman pangan Varietas dengan respon tinggi terutama terhadap pupuk buatan Jika lingkungan tak mendukung, hasilnya jauh menurun Menimbulkan hilangnya varietas lokal (biodiversitas tanaman) Meningkatkan biaya usahatani karena harga mahal
UNDEGRADABLE MATERIAL IN ENVIRONMENT (ORGANOKLORIN) BIOMAGNIFIKASI WHO & UNEP : ??1,5 juta petani keracunan ??20.000 orang meninggal/tahun ??5.000–10.000 orang dampak fatal28. Uji petik Dinkes Kab. Magelang 99,8 % petani keracunan pestisida 18,2% keracunan berat 72,73% keracunan sedang 8,9% keracunan ringan 0,2% tidak keracunan
29. PUPUK BUATAN
TANI/INVESTASIEFEKTIVITAS PENGGUNAAN PUPUK BUATAN SANGAT RENDAH, TERUTAMA NITROGEN * LAHAN KERING : 50-60% * PADI SAWAH : 30-40% MENGGANGGU KEHIDUPAN & KESEIMBANGAN BIOLOGI, DEGRADASI DAN KERUSAKAN SIFAT TANAH, PENCEMARAN LINGKUNGAN TANAH & AIR PENCEMARAN ATMOSFER (NITROGEN OKSIDA) PENINGKATAN BIAYA USAHA
30. Nitrat merupakan unsur yang mudah sekaliterbawa air dan masuk ke saluran air, sungai, air tanah dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Nitrat yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi nitrit. Selanjutnya nitrit akan masuk ke dalam darah dan bereaksi dengan haemoglobin sehingga menghasilkan methemoglobin yang dapat merusak sistim transportasi oksigen di dalam darah. Organ tubuh yang paling peka terhadap percemaran NOx adalah paru-paru. Apabila terkontaminasi gas NOx, paru-paru membengkak penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematian. Kadar gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistim saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut dapat menyebabkan kelumpuhan
31. Nitrat yang telah berubah menjadi nitrit dapat juga bereaksi dengan amina sekunder sehingga menghasilkan nitrosamina. Senyawa ini dapat menimbulkan kanker, mutasi dan abnormalitas. Dalam dosis tertentu, nitrosamina bahkan mampu menembus plasenta sehingga menyebabkan tumor pada janin., Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa negara telah menetapkan standar kualitas air yang boleh dikonsumsi oleh manusia. Standar tertinggi kandungan nitratnya adalah 10 ppm nitrat (10 mg per liter air). Kecurigaan terhadap efek negatif yang ditimbulkan oleh nitrat memang cukup menjadi bukti
32. Mekanisasi Pertanian
Dapat meningkatkan produktivitas Perlu investasi besar Banyak menggunakan bahan bakar fosil
33. Belum tentu sesuai untuk semua kondisi Keterbatasan peralatan, bbf, modal, ketrampilan, suku cadang dsb Dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
34. DAMPAK SOSIAL
MENDORONG PERLUASAN UKURAN LAHAN PENURUNAN PENDUDUK MISKIN; DI INDIA PERSENTASE PENDUDUK PEDESAAN YG HIDUP MISKIN MENGALAMI ANTARA 50-65% SBLM PERTENGAHAN 1960 AN ? 1993 MENJADI SEPERTIGANYA PERBAIKIN NUTRISI, MEMUNGKINKAN MASYARAKAT UNTUK MENGKONSUMSI KALORI LEBIH TINGGI MENINGKATNYA DAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR (JALAN DAN SALURAN IRIGASI)
35. MENINGKATNYA RASA PERCAYA DIRI DI KALANGAN PETANI, PENYULUH, PARA AHLI DAN PIMPINAN MASYARAKAT NAIKNYA DERAJAT PETANI (TUAN TANAH DAN PPL) MENDORONG PEMBANGUNAN PEDESAAN DALAM ARTI LUAS
36. DAMPAK SOSIAL EKONOMI : - KETIDAKMERATAAN DISTRIBUSI - PERTUMBUHAN LEMBAGA KREDIT - HILANGNYA KEPEMILIKAN LAHAN - KESENJANGAN EKONOMI ANTAR WILAYAH SEMAKIN BESAR - MENDORONG INDUSTRIALISASI - HILANGNYA BUDAYA PERTANIAN (MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI?BERORIENTASI PADA JUAL BELI, PETANI YANG SEMULA MENANAM PADI SEBAGAI SELINGAN DENGAN KOMODITAS LAIN KINI HARUS MENGUTAMAKAN PADI)
37. KENDALA REVOLUSI HIJAU
Varietas unggul umumnya hanya akan menghasilkan panen yang baik bila diberi pupuk dan pengairan yang tepat Adanya lahan-lahan yang potensial untuk pertanian namun letak geografisnya kurang menguntungkan, seperti jauh dari penduduk atau tidak/ belum mempunyai sistem irigasi sehingga lahan tersebut sulit untuk dimanfaatkan Banyak lahan yang secara geografis menguntungkan namum keadaan tanahnya kritis dan kurang subur Adanya serangga berbagai hama, misal serangga atau hewan yang dilindungi
38. REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA
Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras. Intensifikasi pertanian merupakan bentuk mekanisme revolusi hijau di Indonesia yang biasa dikenal dengan sebutan panca usaha tani, yaitu 5 (lima) usaha untuk meningkatkan hasil pertanian yang meliputi : - pengolahan tanah yang baik - penggunaan bibit unggul - pemupukan dengan tepat - pengaturan irigasi - pemberantasan hama dengan pestisida
39. Demo Massal kemudian berubah jadi Bimbingan Massal (Bimas) pada 1964. Bimas dimulai setelah pemerintah mengadakan pilot project pada lahan 100 hektar di Karawang setahun sebelumnya
40. PRODUKSI PADI DI INDONESIA MENINGKAT INDONESIA MENCAPAI SWASEMBADA BERAS PADA 1984. TAHUN 1972 PRODUKSI PADI SEBESAR 20 JUTA TON DENGAN PRODUKTIVITAS 3,21 TON PER HEKTAR, MAKA PADA TAHUN 1984 JADI 38,14 JUTA TON DENGAN PRODUKTIVITAS 3,91 TON PER HEKTAR. (DARI YANG SEMULA MENGIMPOR BERAS SEBANYAK 2,5 JUTA TON PER TAHUN, PADA TAHUN 1984, INDONESIA BISA MENCUKUPI KEBUTUHANNYA SENDIRI.)
41. Setelah itu, produksi padi menurun terus. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pertambahan produksi padi nasional era 1974-1980 sebesar 4,8 persen per tahun sedangkan pada 1981-1990 sebesar 4,35 persen. Namun pada 1991-2000 turun jadi 1,32 persen. Pada 2005, produksi padi juga menurun 1,75 persen dari 54,06 ton pada tahun 2004 jadi 53,12 juta ton.
42. Bagi petani yang memiliki lahan luas program Inmas dan Bimas memang dapat meningkatkan kesejahteraaN. Bagi petani gurem dan ini yang menjadi mayoritas petani di INDONESIA, program-program tersebut justru telah menjerat mereka ke dalam ketergantungan yang semakin dalam yang pada akhirnya memperpanjang proses pemiskinan mereka. Dengan paket yang ada dalam Bimas maupun Inmas, petani harus mengikuti pola produksi yang telah ditetapkan. Pupuk kimia, pola tanam yang seragam, penggunaan bibit yang terkadang dengan merk tertentu, dan biasanya dibuat oleh pabrik tertentu, serta pestisida atau obat-obat pertanian lainnya yang juga telah distandarkan. Semua itu membuat petani tergantung pada industri bibit, pupuk dan pestisida kepada produsen tertentu.
43. Keragaman bibit lokal yang dimiliki petani secara turun temurun, kini telah beralih tangan. Sebelum Revolusi Hijau, kita memiliki hampir 10.000 macam jenis bibit padi lokal. Semuanya tersimpan dalam IRRI (International Rice Research Institute) di Filipina dan menjadi milik AS. Kini hanya tinggal sekitar 25 jenis bibit padi lokal yang masih tersisa di Indonesia.
44. Kerusakan lingkungan memang yang paling terasa. Petani di banyak tempat mengaku kalau tanah mereka semakin keras, unsur haranya hilang, hewan kecil di sawah makin punah, produksi semakin turun dan seterusnya. Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah. Namun berakibat:Berbagai organisme penyubur tanah musnahKesuburan tanah merosot / tandus KERASTanah mengandung residu (endapan pestisida)Hasil pertanian mengandung residu pestisidaKeseimbangan ekosistem rusakTerjadi peledakan serangan dan jumlah hama.
45. KERACUNAN PETANI OLEH PENGGUNAAN PESTISIDA : - Kasus keracunan yang pernah terjadi pada 1985-1986 seperti di di Brebes 85,7 persen, Klaten 54,8 persen, Karo Sumatera Utara 38 persen, dan termasuk Bali. - Tahun 2006 di Magelang, Jawa Tengah. Berdasarkan pemeriksaan darah pada 550 petani sayur di tujuh kecamatan, diperoleh fakta bahwa 99 persen petani sudah tercemar darahnya. Penyebabnya adalah penggunaan zat kimia pembasmi hama - Penelitiantahun 2007 dengan responden 612 petani DI BREBES DIKETAHUI petani perempuan pengguna pestisida berisiko mengalami keguguran sebesar 79 persen lebih tinggi dibanding perempuan yang bekerja di ladang pertanian lain.
46. SECARA EKONOMI PELAKSANAAN REVOLUSI HIJAU TELAH MENAIKAN BIAYA USAHA TANI. PENGGUNAAN HYV MENUNTUT TAMBAHAN PUPUK, IRIGASI YG TERJAMIN DAN PESTISIDA UNTUK PERLINDUNGAN TANAMAN JIKA KONDISI TIDAK TERPENUHI MAKA PETANI MENGHADAPI KERUGIAN YG LEBIH BESAR DIBANDINGKAN JIKA SEBELUM MELAKSANAKAN PROGRAM INTENSIFIKASI KERUGIAN SEMAKIN BERAT JIKA TERJADI GAGAL PANEN KARENA BENCANA ALAM