480 likes | 1.25k Views
Analisis angka pengganda ( multiplier ). Koefisien input-output ( i-o coefficient ). Nama lain: koefisien input langsung ( direct input coefficient ). a 32 = 0,3 berarti untuk memproduksi setiap Rp 1 output sektor 2, dibutuhkan input antara dari sektor 3 sebesar 30 sen. Matriks teknologi.
E N D
Koefisien input-output (i-o coefficient) • Nama lain: koefisien input langsung (direct input coefficient) a32 = 0,3 berarti untuk memproduksi setiap Rp 1 output sektor 2, dibutuhkan input antara dari sektor 3 sebesar 30 sen
Matriks teknologi • Jika ada n sektor, maka akan ada nxn banyaknya koefisien input-output aij. • Keseluruhan koefisien tersebut dapat disajikan dalam sebuah matriks A sebagai berikut • Matriks ini disebut pula matriks teknologi • Salah satu konsekuensi dari perhitungan koefisien input-output ialah sebagai berikut:
Dengan beberapa manipulasi aljabar … • Dengan menyatakan bahwa zij = aij . Xj maka sistem persamaan kita yang terdahulu dapat dituliskan ulang dalam bentuk berikut
Sehingga jika kita bertanya: • Bagaimanakah efek suatu perubahan eksogen (yaitu perubahan pada nilai permintaan akhir Y) terhadap output X? Kita ketahui bahwa (I – A)X = Y. Maka,
Angka pengganda • Analisis angka pengganda mencoba melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen, yaitu output sektoral, apabila terjadi perubahan variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir, di perekonomian Perubahan variabel eksogen --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Perubahan variabel endogen --- output/produksi --- Angka pengganda (multiplier)
Tiga macam angka pengganda • Pengganda output (outputmultiplier) • Pengganda pendapatan rumah tangga (incomemultiplier) • Pengganda tenaga kerja (employmentmultiplier)
Angka pengganda output • Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan sektor i), berapa besar tambahan output sektor tersebut? Rp 1 tambahan final demand di sektor i --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Tambahan output di sektor i Angka pengganda output (output multiplier)
Dari contoh kasus hipotetis terdahulu Katakan terdapat tambahan final demand sebesar Rp 1 untuk sektor 1 sementara final demand sektor 2 tidak berubah. Dituliskan, Dengan menggunakan Angka pengganda (multiplier) output sektor 1:
Untuk sektor 2, dan seterusnya … Dengan cara yang sama, jika terdapat tambahan final demand sebesar Rp 1 untuk sektor 2, sementara final demand sektor 1 tidak berubah, maka Dengan menggunakan Angka pengganda (multiplier) output sektor 2: Sehingga secara umum dapat dituliskan
Angka pengganda pendapatan RT • Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan sektor i), berapa besar tambahan pendapatan rumah tangga di sektor tersebut? • Pendapatan rumah tangga berasal dari penerimaan gaji/upah tenaga kerja – yang pada gilirannya merupakan proporsi tertentu dari output yang diproduksi Rp 1 tambahan final demand di sektor i --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Tambahan output di sektor i Tambahan pendapatan rumah tangga di sektor i Angka pengganda output (output multiplier) Angka pengganda pendapatan rumah tangga (household income multiplier)
Pendapatan rumah tangga berasal dari pembayaran upah/gaji oleh sektor produksi Untuk setiap Rp1 output sektor i, berapakah proporsi yang dikeluarkan untuk membayar upah/gaji? Dapat dilihat pada mat-riks input primer. Biasa-nya diletakkan sebagai input primer pertama Hubungan output-pendapatan rumah tangga Sehingga, proporsi upah/gaji dalam struktur produksi Sektor i dapat dilihat pada koefisien an+1,i
Dari contoh kasus hipotetis terdahulu Tambahan pendapatan rumah tangga: Ini adalah SIMPLE HOUSEHOLD INCOME MULTIPLIER, dinotasikan:
Efek awal alternatif Type-I multiplier Di contoh terdahulu, angka multiplier didapatkan dengan menggunakan efek awal (initial effect) dari perubahan sektoral, yaitu sebesar Rp 1. Sehingga: Alternatif lain adalah dengan menggunakan efek awal sebesar proporsi upah/gaji dalam total output, yaitu koefisien an+1,j. Sehingga: Ini disebut dengan TYPE-1 HOUSEHOLD INCOME MULTIPLIER
Angka pengganda tenaga kerja • Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan sektor i), berapa besar tambahan penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut? • Terdapat hubungan yang proporsional antara output yang diproduksi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Jika kita ketahui besar tambahan output yang akan diproduksi, maka dapat dihitung pula jumlah tenaga kerja yang diperlukan Rp 1 tambahan final demand di sektor i --- konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah --- Tambahan output di sektor i Tambahan serapan tenaga kerja di sektor i Angka pengganda output (output multiplier) Angka pengganda tenaga kerja (employment multiplier)
Dari contoh kasus hipotetis terdahulu Kita membutuhkan data jumlahpekerja Di setiapsektor. Katakan data yang ada: Sektor 1 = 4 orangpekerja Sektor 2 = 10 orangpekerja Selanjutnyadapatdihitung rata-rata pekerjauntuktiapsatuan output: Tambahan jumlah pekerja: wj = Lj / Xj Ini adalah SIMPLE EMPLOYMENT MULTIPLIER, dinotasikan: Berarti:
Efek awal alternatif Type-I multiplier Alternatif lain adalahdenganmenggunakanefekawalsebesarproporsipekerjadalam total output, yaitukoefisienwj. Sehingga: Di contoh terdahulu, angka multiplier didapatkan dengan menggunakan efek awal (initial effect) dari perubahan sektoral, yaitu sebesar Rp 1. Sehingga: Ini disebut dengan TYPE-1 EMPLOYMENT MULTIPLIER
Data input-output Indonesia 1990 Kode tabel 1 Pertanian 2 Pertambangan & penggalian 3 Industri 4 Listrik, gas & air minum 5 Konstruksi 6 Jasa non-publik 7 Jasa publik & jasa lainnya 8 Kegiatan yg tdk jelas batasannya
Efek langsung dan tidak langsung • Jikaterjaditambahanpermintaanakhirtentunyatambahantersebutharuslahdiproduksi, danotomatismenjaditambahan output. Di contohkasuskitadiatas, terjaditambahanpermintaanakhiruntuksektor 1 sebesar 200. Otomatis output sektor 1 harusnaiksetidaknyasebesar 200 tersebut. Inilah yang disebutdengan EFEK LANGSUNG • Memproduksitambahan output akibatefeklangsungtadimemerlukan input danbahanbakudarisektor 2. Bagisektor 2 iniadalahtambahanpermintaan. Namundalamprosesproduksinya, sektor 2 membutuhkan input pula darisektor 1 → sehingga output sektor 1 lagi-laginaik. Kenaikankarenaketerkaitanantarsektorinidisebutdengan EFEK TIDAK LANGSUNG
Jika dilakukan terus menerus … • Bagaimana membuktikan bahwa jika tahap-tahapan tersebut dilakukan terus menerus hingga tambahan output yang diperlukan oleh setiap sektor adalah nol, maka nilai total output yang diperlukan tersebut akan dapat dinyatakan dalam X = (I – A)-1 Y
Konsekuensi efek langsung • Koefisien aii nilainya harus lebih besar dari 1. Membuktikannya?
Presentasi grafis sistem solusi Dalam model 2-sektor, sistem persamaannya adalah sbb.: Secara grafis, harus didapatkan sedemikian hingga solusinya ada di kuadran I (yaitu, jumlah input yang digunakan haruslah positif Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk X2 = f ( X1) dan agar solusinya berada di kuadran I maka kemiringan dua garis tersebut haruslah memenuhi syarat tertentu
Maka harus dipenuhi kendala bahwa: Dua komponen ini harus positif Hawkin-Simons Condition Ini tidak lain adalah determinan matriks A, sehingga | I – A | > 0 Syarat solusi yang relevan: Dua persamaan garis
Efek tidak langsung – IO Indonesia 1990 Kode tabel 1 Pertanian 2 Pertambangan & penggalian 3 Industri 4 Listrik, gas & air minum 5 Konstruksi 6 Jasa non-publik 7 Jasa publik & jasa lainnya 8 Kegiatan yg tdk jelas batasannya