590 likes | 1.16k Views
PENELITIAN BERWAWASAN GENDER. OLEH: WAHYU WIDODO. HAMBATAN. SDM INFRASTRUKTUR (SARANA, KEUANGAN) KEBIJAKAN KONDISI LAPANGAN (OBJEK, DATA). KIAT MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN BERWAWASAN GENDER YANG BAIK. Apakah proposal?.
E N D
PENELITIAN BERWAWASAN GENDER OLEH: WAHYU WIDODO
HAMBATAN SDM INFRASTRUKTUR (SARANA, KEUANGAN) KEBIJAKAN KONDISI LAPANGAN (OBJEK, DATA)
KIAT MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN BERWAWASAN GENDER YANG BAIK
Apakah proposal? • Alat komunikasi, yang menyambung hubungan antara pengusul (peneliti) dengan pimpinan lembaga yang terkait • Rencana kegiatan, yang menjelaskan latar belakang, manfaat, langkah-langkah apa yang akan dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan serta sarana pendukungnya • Kontrak kerja, yang merupakan janji yang akan ditepati oleh pengusul
Penyusunan proposal penelitian sebaiknya: • Desain yang berseni • Kreatif dalam penggunaan metode dan teknik • Refleksifitas • Penampilan yang elegan • Berlatih Imaginatif
Proposal sebaiknya • Menyampaikan bakat peneliti untuk mengkonsep, berimajinasi dan menulis • Mengkomunasikan pengetahuan peneliti di lapangan • Literatur, teori • Menyampaikan sifat yang muncul pada desain penelitian • Gunakan kata-kata seperti “tentatif,” “antisipasi,” “project, ” “rencana” • Menerangkan alasan untuk setiap pilihan desain
Kiat menyusun proposal • Memahami faktor penentu diterima/ditolaknya suatu usulan • Melakukan persiapan yang baik • Memperhatikan penampilan suatu usulan • Hal-hal penting yang perlu ditonjolkan dalam usulan • Mengacu pada penilaian suatu usulan penelitian • Strategi menulis usulan penelitian
Memahami faktor penentu diterima/ditolaknya suatu usulan • Dampak/output dari hasil penelitian a. Pembangunan institusi (termasuk SDM) b. Pengembangan Ipteks (dasar, general, komersial) c. Pembangunan perekonomian dan sosbud • Peluang keberhasilan penelitian tersebut a. Merumuskan masalah b. Metodologi c. Sumberdaya dan sarana yang digunakan • Ketersediaan dana a. Internasional b. Nasional c. Sektoral d. Proyek
Melakukan persiapan yang baik • Pilih topik yang tepat a. Belum diteliti orang, trendi atau futuristik b. Sesuai kriteria pendanaan, dampak yang akan ditimbulkan dan peluang keberhasilan • Kumpulkan informasi ilmiah sebanyak mungkin sebelum menulis usulan a. Luangkan waktu yang cukup untuk mengumpulkan dan membaca pustaka b. Gunakan pustaka yang mutakhir dan tepat (teksbook bukan pustaka yang tepat) • Baca penuntun penulisan usulan dengan cermat
Memperhatikan penampilan suatu usulan • Buat penampilan menarik a. Gunakan format penulisan ilmiah sesuai dengan petunjuk yang diberikan lembaga yang terkait b. Cetak usulan dengan huruf yang jelas • Permudah penelaah (reviewer) menggali informasi. Usulan harus memberikan informasi yang lengkap, mengenai: a. Status penelitian (awal, lanjutan) b. Kemampuan pengusul, dan ketersediaan saranapenunjang pelaksanaan penelitian c. Metodologi (tepat, ruintut dan komprehensif)
Hal-hal penting yang perlu ditonjolkan dalam usulan • Penelitian mempunyai dampak/output yang baik untuk pembangunan (SDM, IPTEKS, Eksosbud) a. Latar belakang b. Perumusan masalah c. Tujuan • Tunjukkan bahwa pengusul mempunyai kemampuan untuk melaksanakan penelitian a. Metodologi b. Curriculum vitae • Metode yang dipilih dan sarana yang tersedia menjamin keberhasilan penelitian (penunjang: personalia, sarana-prasarana, dll).
Mengacu pada penilaian suatu usulan penelitian • Penilaian administratif a. Gunakan format baku b. Batas akhir pengajuan proposal c. Pengesahan kelembagaan • Penilaian Isi a. Perumusan masalah b. Tinjauan pustaka c. Metode mencapai tujuan penelitian d. Kelayakan personalia, waktu dan dana • Penilaian dana a. Usahakan rasional b. Komposisi dana mayoritas untuk pelaksanaan penelitian
Strategi menulis usulan penelitian • Tema • Judul • Latar belakang • Perumusan hipotesis • Tujuan dan manfaat penelitian • Tinjauan pustaka • Desain dan metode penelitian • Kebahasaan Efektif, lancar, jernih dan komunikatif
Anggaran • Realistis • Konsisten dengan aktivitas • Transparan • Sesuai dengan buku panduan
Tim penelitian • Masing-masing mempunyai tugas yang jelas • Saling mendukung • Kompak • Bagi rata
Style tulisan • Gunakan kalimat dan paragraf singkat • Gunakan bahasa yang baik dan sederhana • Menyusun poin-poin kalimat • Kesankan pembaca dengan berfikir dan alasan yang jelas • Hindari akronim
Tip untuk sukses • Menuruti panduan • Bersemangat • Mempengaruhi orang lain • Menegakkan kredibilitas • Membangun rasa percaya diri • Berbeda dari yang lain
Hindari perangkap ……. • Rumusan masalah/Rasionalisasi lemah • Tulisan tidak jelas • Keluaran/manfaat tidak pasti • Tidak mempunyai pengalaman yang relevan • Proposal sangat besar atau ambisius atau sangat terbatas • Tidak merepresentasikan nilai pendanaan
Ketidaksetaraan Gender Budaya Patriarki 1 Kontruksi sosial 2 Mitos/pemahaman Yang keliru 3
TEMA • Gambaran global penelitian yang akan dilakukan • Pilih tema yang sedang menjadi pusat perhatian • Pilih tema yang futuristik
Tema penelitian kualitatif digunakan apabila: • Sensitif • Rumit • Tidak terukur • Prihatin dengan interaksi dan atau proses.
JUDUL • Judul hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas memberi gambaran penelitian yang akan dilakukan • Simpel, lugas, provokatif dan sugestif • Cukup cerdas mempresentasikan substansi persoalan yang menjadi kajian utama, kapan, bagaimana dilakukan dan apa hasil yang didapat
JUDUL • Ciptakan kesan pertama yang abadi • Jelas dan tidak ambigu • Judul sebaiknya bukan rangkuman penelitian • Tangkap fokus penelitian • Kata-kata yang sangat penting sebaiknya dicantumkan
MENCARI JUDUL YANG BAIK • Konteks yang jelas Studi Analisis Kebijakan pendidikan berwawasan Gender pada Pendidikan Dasar di Propinsi Jawa Timur • Adanya luaran penelitian Pengembangan model pembelajaran “demokratis berperspektif gender” sebagai upaya penghapusan kesenjangan gender dalam pendidikan dasar • Menunjukkan tempat yang menarik Peran Gender dalam agroindustri Tiwul Instan di lahan kering Malang Selatan • Konteks yang tidak jelas Studi Analisis Kebijakan pada Pendidikan Dasar di Propinsi Jawa Timur • Tidak adanya luaran penelitian Pengembangan model pembelajaran “demokratis berperspektif gender” dalam pendidikan dasar • Tidak menunjukkan tempat yang menarik Peran Gender dalam agroindustri Tiwul Instan di Malang Selatan
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN • Penelitian dilakukan untuk menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan • Perlu dikemukakan hal-hal yang mendorong argumentasi pentingnya dilakukan penelitian • Deskripsikan secara cerdas dan radikal berbagai kondisi mengapa masalah tersebut dianggap penting untuk dipecahkan melalui penelitian • Uraikan proses dalam mengidentifikasikan masalah penelitian • Dukung dengan data empiris maupun wacana teoritis
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN • Mulai dengan sesuatu yang akan menarik perhatian pembaca, misal dengan data atau sebuah kutipan dari pustaka • Ajukan pertanyaan-pertanaan yang muncul dari fikiran kita, yang menunjukkan adanya keingintahuan kita, mengapa kita tertarik dan ingin mengetahui/memahami topik tersebut • Jelaskan alasan-alasan mengapa perlu/harus dilakukan penelitian, untuk itu perlu dikemukakan literatur/tulisan yang menyebut perlunya dilakukan penelitian dengan topik ini, kurangnya perhatian pada topik ini, dan kemukakan pula manfaat dari studi yang akan dilakukan
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN • Jelaskan bagaimana kita akan melakukan penelitian • Jelaskan siapa yang akan memperoleh benefit dari hasil penelitian kita • Jelaskan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini • Akihiri bagian pengantara dengan suatu overview dari rancangan yang akan kita buat
Latar belakang yang baik • Menggoda/menangkap perhatian pembaca • Dapat mengatur tahapan penelitian • Didalamnya harus terdapat: • Apa problemnya? • Gunakan data angka untuk menajamkan dokumen • Harus signifikan
Teknik Analisis Penelitian Berperspektif Gender
Gender Framework Analysis • Profil Aktivitas : didasarkan pada pembagian kerja gender (siapa mengerjakan apa, didalam rumah tangga dan masyarakat), yang memuat daftar tugas laki-laki dan perempuan (laki-laki melakukan apa?, perempuan melakukan apa?) sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengelompokan menurut etnis, umur, kelas sosial tertentu, dimana dan kapan tugas-tugas tersebut dilakukan. Aktivitas dikelompokkan menjadi tiga yaitu, produktif, reproduktif, sosial kemasyarakatan. • Profil Akses : siapa yang mempunyai akses terhadap sumberdaya produktif, yang memuat daftar pertanyaan perempuan mempunyai/bisa memperoleh sumberdaya apa? Laki-laki mempunyai/bisa memperoleh sumberdaya apa? Perempuan menikmati apa? Laki-laki menikmati apa? • Profil kontrol : siapa yang mempunyai kontrol atas sumberdaya produktif, yang memuat daftar pertanyaan perempuan mengambil keputusan atau mengontrol penggunaan sumberdaya apa? Laki-laki penentu sumberdaya apa? • Interelasi antara ketiga aktivitas : faktor-faktor yang berpengaruh, menyangkut hal-hal yang mengakibatkan adanya pembagian kerja dari profil aktivitas, profil akses dan profil kontrol dalam suatu masyarakat. Lampiran 1.
Kerangka Analisis Moser • Hal yang mendasar konsepsi Moser adalah perlunya memperhatikan kebutuhan spesifik gender yang meliputi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis. Kebutuhan praktis bersifat jangka pendek, meringankan beban kerja perempuan, dan lebih mudah dipenuhi. Kebutuhan strategis lebih berjangka panjang, mengacu pada peran ideal perempuan, mengubah hubungan gender, dan memerlukan strategi tertentu dalam proses pemenuhan. Aplikasi dalam setiap tahap dapat dikemukakan pertanyaan sebagai berikut. • Apakah kebutuhan laki-laki dan perempuan dipenuhi secara seimbang ? • Bagaimana pengaruh program/proyek terhadap laki-laki dan perempuan ? • Bagaimana pengaruhnya terhadap akses atas sumberdaya bagi perempuan? • Apakah program/proyek meningkatkan aktivitas dan partisipasi laki-laki dan perempuan ? • Sejauh mana memperlihatkan kendala-kendala dan permasalahan yang dihadapi perempuan ? • Bagaimana mekanisme kontrol ? • Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi serta sudahkah sensitif gender ?
Usaha untuk menghilangkan faktor hambatan ini, maka teknik analisis ini diarahkan pada : • Sejauh mana perempuan terlibat dalam program-program pembangunan ? • Bagaimana kualitas perempuan ? • Hambatan-hambatan dan kendala apa yang dihadapi ? • Upaya yang perlu untuk meningkatkan kualitas dan partisipasi perempuan ? • Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hubungan gender ? • Pemecahan terhadap masalah utama yang dihadapi perempuan ?
Kerangka Analisis Munro • Munro dikembangkan sebagai teknik analisis yang menggunakan dasar partisipasi atau pelibatan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam berbagai jenis kegiatan atau proyek pembangunan yang dimulai sejak kegiatan penelitian, perencanaan proyek, implementasi proyek, monitoring dan evaluasi proyek atau pengendalian serta dalam pengambilan keputusan. • Untuk penggunaan partisipasi ini, perlu dikaji berbagai hal yang menunjukkan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat, misalnya : • Apakah masyarakat ingin berpartisipasi ? Bantuan apa yang dapat diberikan oleh masyarakat ? • Apakah masyarakat mengambil inisiatif dan tanggung jawab ? • Apakah masyarakat peduli untuk membuat komitmen ? • Dalam bentuk apa komitmen tersebut diberikan ? • Apakah sebenarnya yang mereka inginkan ? • Bagaimana menemukan apa yang diinginkan masyarakat ? • Bagaimana mengakui kebijakan yang diambil masyarakat ?
Kerangka Analisis Longwe • Dimensi kesejahteraan secara sederhana dapat diukur dengan sejauh mana laki-laki dan perempuan dapat terpenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, kesehatan, perumahan, dsb • Dimensi akses atas sumberdaya, terlihat dari apakah laki-laki dan perempuan mempunyai akses atas sumberdaya ,seperti : kredit, informasi, tenaga kerja dan ketrampilan. Adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam sumberdaya mengakibatkan produktivitas laki-laki dan perempuan berbeda. • Dimensi kontrol, kesenjangan dapat dilihat pada alokasi kekuasaan antara laki-laki dan perempuan di segala bidang. Siapa menguasai alat-alat kerja, tenaga kerja, pembentukan modal, dll. Pemberdayaan diarahkan pada alokasi kekuasaan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. • Dimensi partisipasi peran setara antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan baik di tingkat keluarga , komunitas, masyarakat, maupun negara. • Pada dimensi penyadaran atau kesadaran kritis diperlukan upaya penyadaran bahwa kesenjangan gender terjadi karena faktor sosial budaya yang sifatnya dapat diubah. Kesenjangan terjadi karena adanya anggapan bahwa posisi sosial ekonomi perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Lampiran 3.
GENDER ANALYSIS PATHWAY Analisa Kebijakan Gender Formulasi Kebijakan Gender Tujuan Kebijakan saat ini Rencana Tindak Kebijakan Gender Tujuan Kebijakan Gender Data Pembuka Wawasan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Faktor GAP Indikator gender Sasaran Isu-isu Gender
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN “GAP” 1 Analisis Kebijakan Responsif Gender 5 2 Monitoring dan Evaluasi Reformulasi Kebijakan yg Responsif Gender 3 Rencana Aksi yg Responsif Gender 4 Pelaksanaan Program
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS KEBIJAKAN 1 Tujuan/sasaran kebijakan Program/Kegiatan Faktor penyebab Kesenjangan Gender Data pembuka Wawasan 2 3 Isu Gender 4 NEXT
1 ANALISIS KEBIJAKAN Tujuan/sasaran kebijakan Program/proyek/kegiatan Rumusan kebijakan yang ada di dalam program PROPENAS, rens- tra, program/proyek. Ditelaah apakah formulasinya telah menggambarkan kesetaraan dan keadilan Gender (responsif gender) Diisi dengan data kuantitatif dan Kualitatif (terpilah menurut seks yg Relevan dengan kolom 1 Yang menunjukkan apakah ada Kesenjangan laki-laki dan perempuan 2 Data/Informasi Pembuka Wawasan
Akses:Akses pada Sumber Daya Kontrol:mampu dalam penguasaan pengambilan keputusan Peran/Partisipasi:Universalitas dan cara yang sama dalam kegiatan program dan proses Manfaat:apakah seimbang laki-laki dan perempuan Faktor penyebab kesenjangan dilihat dari aspek Faktor penyebab Kesenjangan Gender • Apa yang dijelaskan oleh faktor kesenjangan • Dimana letak kesenjangan di kebijakan, di • program/di komunitas (Internal maupun • eksternal lembaga) • Mengapa terjadi kesenjangan • Bagaimana kesenjangan terjadi • Apa akar permasalahannya • Apakah ada kontribusi kebijakan dalam • kejadian ketidaksetaraan gender Isu Gender Secara Rinci Isu kesenjangan Gender
Langkah KeduaReformulasi Kebijakan Perumusan Kembali Kebijakan Program/Proyek/ Kegiatan yg Responsif Gender Indikator Gender (Alat Ukur Keberhasilan)
Reformulasi Kebijakan Diisi dng Perumusan Kembali Kebijakan Program/Proyek/ Kegiatan yg Responsif Gender utkMemper- kecil/ Menghilangkan Kesenjangan Gender (Bagi Kebijakan yg Blm Responsif Gender) Perumusan Kembali Kebijakan Program/ Proyek/ Kegiatan yg Responsif Gender
Rencana Aksi Sasaran Langkah KetigaRencana Aksi yg Responsif Gender Diisi dengan rincian kegiatan dari kebijakan yang baru dirumuskan Diisi dengan sasaran setiap kegiatan dalam rencana aksi Secara Kwantitatif atau Kwalitatif (yang membantu mengurangi kesenjangan Gender)
Matriks Analisis (GAP/POP) 1 Tujuan Kebijakan 2 Data Pembuka Wawasan 3 Faktor Kesenjangan 4 Isu Gender 5 Reformulasi kebijakan 6 Indikator Gender 7 Rencana Aksi 8 Sasaran
Adanya Pengakuan dari Kedua Belah Pihak Bahwa Masing-masing berhak atas perwujudan Pribadi
INDIKATOR ISU GENDER BIDANG PENDIDIKAN • Akses dan pemerataan pendidikan • Mutu dan relevasi pendidikan • Manajemen pendidikan
Akses dan pemerataan pendidikan • Jumlah siswa berdasar jenis kelamin • Proporsi siswa pada sekolah kejuruan menurut jenjang pendidikan • Siswa penerima beasiswa • Pendidikan tertinggi yang ditamatkan • Angka melek huruf • Angka buta huruf • Angka Partisipasi Sekolah (APS) • Angka Partisipasi Kasar (APK) • Angka Partisipasi Murni (APM)
Perhitungan Angka Partisipasi Sekolah Jumlah anak usia 7-12 yang sedang sekolah di SD + MI + SLTP + MTs APS7-12 = Jumlah Penduduk 7 - 12 tahun Jumlah anak usia 13-15 yang sedang sekolah di SD + MI + SLTP + MTs + SLTA + MA APS13-15 = Jumlah Penduduk 13 - 15 tahun Jumlah anak usia 16-18 yang sedang sekolah di SLTP + MTs + SLTA + MA + PT APS16-18 = Jumlah Penduduk 16 - 18 tahun
Jumlah siswa SLTP + MTs APKSLTP/MTS = Jumlah Penduduk 13 - 15 tahun Jumlah siswa SLTA (SMU + SMK + MA) APKSLTA (SMU+SMK+MA) = Jumlah Penduduk 16 - 18 tahun Perhitungan Angka Partisipasi Kasar Jumlah siswa SD + MI APKSD/MI = Jumlah Penduduk 7 - 12 tahun
Perhitungan Angka Partisipasi Murni Jumlah siswa SD + MI yang berusia 7 -12 APMSD/MI = Jumlah Penduduk 7 - 12 tahun Jumlah siswa SLTP + MTs yang berusia 13 – 15 tahun APMSLTP/MTS = Jumlah Penduduk 13 - 15 tahun Jumlah siswa SLTA (SMU + SMK + MA) yang berusia 16-18 tahun APMSLTA (SMU+SMK+MA) = Jumlah Penduduk 16 - 18 tahun