840 likes | 2.11k Views
BALAI PENGELOLAAN DAS SERAYU OPAK PROGO. PENANGANAN KONSERVASI ( rhl ) DI WS. PROGO, OPAK DAN SERANG. Disajikan pada Acara. SIDANG KE iii TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR WILAYAH SUNGAI PROGO OPAK SERANG. Oleh : Narjan , SE, MSi Kasie Program BPDAS Serayu Opak Progo.
E N D
BALAI PENGELOLAAN DAS SERAYU OPAK PROGO PENANGANAN KONSERVASI (rhl) DI WS. PROGO, OPAK DAN SERANG DisajikanpadaAcara SIDANG KE iii TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR WILAYAH SUNGAI PROGO OPAK SERANG Oleh : Narjan, SE, MSi Kasie Program BPDAS SerayuOpakProgo
(DAERAH ALIRAN SUNGAI) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalahsuatuwilayahdaratan yang merupakankesatuanekosistemdengansungaidananak-anaksungainya yang berfungsimenampung, menyimpan, danmengalirkan air yang berasaldaricurahhujankedanauataulautsecaraalami, yang batas di daratmerupakanpemisahtopografisdanbatas di lautsampaidengandaerahpengairan yang masihterpengaruhaktivitasdaratan. (UU No 7/2004 Ps 1)
DAS Progo DAS Progo11 Kab/Kota PETA ADMINISTRASIDAS PROGO Yogyakarta Oktober 2013
Wilayah DAS Serang DAS SERANG = 6 SUB DAS = 2 KAB Sumber : Analisa data GIS
INDIKATOR DAN PARAMETER RHL • INDIKATOR • Tertutupnya lahan-lahan terbuka/kosong di DAS • Pemanfaatan/penggunaansesuaidenganfungsinya • Berkurangnyalahankritispada DAS • PARAMETER • IndekPenutupanLahan(IPL) • Luaslahanbervegetasi/Luas DASX 100 % • . IPL > 75 % = BAIK • . IPL 30 % - 75 % = SEDANG • . IPL<30 % = KURANG NilaiIndekPenutupanLahan (IPL) DAS ProgoOpakSerang
KesesuaianPenutupanLahan (KPL) • PadaKawasanbudidaya pad umumnyapenggunaanlahansesuaidenganfungsinya, tetapipadakawasanlindungmasihbelummencapai 90 % sesuaidenganfungsinya
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DAS PROGO DALAM KAWASAN HUTAN
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DAS PROGO KAWASAN BUDIDAYA DAN KAWASAN LINDUNG
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DAS OPAK DALAM KAWASAN HUTAN
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DAS OPAK LUAR KAWASAN HUTAN
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DAS SERANG DALAM KAWASAN HUTAN
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DAS SERANG LUAR KAWASAN HUTAN
REKOMENDASI PENANGANAN PADA LINDUNG LANJUTAN
APA ITU KONSERVASI TANAH ? SEGALA UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENJAGA SUMBERDAYA ALAM AGAR DAPAT BERFUNGSI SECARA LESTARI KENAPA DIPERLUKAN ? KARENA BUMI YANG KITA PIJAK INI ADALAH BUKAN MILIK KITA SEHINGGA HARUS DIKEMBALIKAN DALAM KONDISI BAIK
METODE DAN TEKNIK KONSERVASI SDA METODE VEGETATIF • (1) Penghijauan, • (2) Reboisasi, • (3) Wanatani, • (4) Budidaya Tanaman Lorong, • Strip Rumput (grass barrier), • danlain-lain
PENGHIJAUAN PENANAMAN KEMBALI LAHAN-LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN DENGAN TANAMAN KERAS (Penghasil kayu maupun non kayu) HUTAN RAKYAT PENGHASIL KAYU
REBOISASI PENANAMAN KEMBALI LAHAN-LAHAN KRITIS DI DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN TANAMAN KERAS (Penghasil kayu maupun non kayu) TANAMAN JATI DALAM KAWASAN HUTAN
WANATANI Wanatani adalah penggunaan lahan yang merupakan perpaduan perhutanan dengan menggunakan tanaman tahunan, pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain yang diusahakan secara bersama-sama atau bergiliran ke arah keterpaduan sehingga tercapai diversifikasi penggunaan lahan. JAGUNG DENGAN PAKAN TERNAK
Usaha Wanatani adalah proses budidaya tanaman yang berbasis hutan secara produktif dan berkelanjutan dengan memadukan unsur-unsur produksi yang berorientasibisnis sehinggadiperoleh hasil yang optimal
TANAMAN LORONG Budidaya Tanaman lorong adalah salah satu teknik RHL metode vegetatif dengan penanaman tanaman pokok (tanaman pangan atau tanaman semusim lainnya) yang di tanam pada lorong-lorong diantara larikan tanaman pagar (semak atau legum) dan memotong lereng. Tujuan dari teknik ini adalah menekan laju erosi dan aliran permukaan sambil menghasilkan produk tertentu, misalnya hijauan makanan ternak, pupuk hijau atau mulsa dan meningkatkan produktivitas lahan serta mempertahankan kesuburan tanah. Sasaran lokasi yang cocok untuk pembuatan budidaya tanaman lorong adalah lahan-lahan dengan kemiringan antara 15 % - 40 %
STRIP RUMPUT Pengertian Strip rumput (grass barrier) adalah pola usaha tani dengan cara menanam tanaman pokok berupa MPTS (500 pohon/ha) diantara strip rumput secara berselang seling pada bidang lahan yang memotong lereng. Tujuan Memperlambat aliran permukaan guna mengurangi laju erosi, memperbesar resapan air/infiltrasi menyediakan pakan ternak serta memacu terbentuknya teras alami karena tanah yang terhanyut ditahan oleh strip rumput dibawahnya. Sasaran Lahan kering dibagian hulu DAS dan diluar kawasan hutan dengan kemiringan (15 – 40) % dan kondisi tanah miskin hara. Sasaran lahan tersebut haruslah merupakan lahan usaha yang secara intensif diusahakan oleh masyarakat
METODE SIPIL TEKNIK (1) Dam Pengendali (Dpi), (2) Dam Penahan (DPn), (3) Pengendalian Jurang (gully plug), (4) Sumur Resapan Air, (5) Teras (gulud, bangku, kebun, dan individu
1. DAM PENGENDALI Pengertian Dam pengendali adalah bendungan kecil yang dapat menampung air (tidak lolos air) dengan konstruksi urugan tanah dengan lapisan kedap air atau konstruksi beton (tipe busur) untuk pengendalian erosi dan banjir dan dibuat pada alur sungai kecil dengan tinggi maksimum 8 meter Tujuan Mengendalikan endapan/aliran air. Menaikkan permukaan air tanah. Tempat persediaan air bagi masyarakat Sasaran Daerah kritis dengan kemiringan lereng (15 - 35) %, bukan daerah longsor/bergerak atau patahan dengan luas daerah tangkapan (catchment area) sekitar 250 ha. Luas genangan : luas daerah tangkapan air adalah 1 : 50 sampai 1 : 100. Mudah mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan
2. DAM PENAHAN Pengertian Dam Penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk bambu/kayu yang dibuat pada alur sungai kecil dengan tinggi maksimum 4 meter Tujuan Mengendalikan endapan dan aliran air permukaan dari daerah tangkapan air dibagian hulu Meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilirnya. Sasaran Daerah kritis dengan kemiringan lereng (15 - 35) %. Daerah yang sudah diupayakan RLKT tetapi hasilnya belum efektif. Daerah tangkapan airnya sekitar 30 ha. Lokasi terletak pada tempat yang stabil
3. PENGENDALI JURANG Pengertian Bangunan pengendali jurang adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu, kayu atau bambu. Tujuan Memperbaiki lahan yang rusak berupa jurang/parit akibat gerusan air guna mencegah terjadinya jurang/parit yang semakin besar, sehingga erosi dan sedimen terkendali. Sasaran Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30% Daerah tangkapan air maksimum 10 ha Lebar dan kedalaman alur/parit/jurang maksimum 3x3 m Panjang alur/parit/jurang sampai sekitar 250 m Kemiringan alur maksimum 5 %
4. SUMUR RESAPAN Pengertian Sumur resapan air merupakan salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. Tujuan Konservasi air untuk mengembalikan dan mengoptimalkan fungsi/kerja setiap komponen sistem tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) sesuai dengan kapasitasnya. Sasaran Sasaran lokasi yaitu daerah peresapan air di kawasan budidaya, pemukiman, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya
5. TERAS Pengertian Teras adalah bangunan konservasi tanah yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bidang olah, guludan dan saluran air yang dilengkapi dengan bangunan terjunan Tujuan Mengendalikan aliran permukaan dan erosi, meningkatkan peresapan air serta menampung dan mengalirkan ke daerah yang lebih rendah secara aman Sasaran Sasaran fisik pembuatan teras adalah lahan yang dimanfaatkan secara intensif/terus-menerus untuk penanaman tanaman semusim dan/atau tanaman tahunan berupa tanaman MPTS (500 pohon/ha), dengan kemiringan lahan bervariasi menurut sifat fisika tanah dan kondisi iklim setempat.
5a. TERAS GULUD Bangunan berupa guludan tanah dan saluran air, dimana dibagian atas guludan besar terdapat satu atau beberapa guludan kecil yang dibuat sejajar kontur, dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan bangunan terjunan air pada lokasi dengan kemiringan (10-15) %.
5b. TERAS BANGKU Teras dengan bidang olah miring ke belakang dan dilengkapi bangunan teras lainnya seperti saluran air, SPA dan bangunan terjunan.
5c. TERAS KEBUN Teras yang dibuat hanya sepanjang kontur/larikan yang akan ditanami tanaman saja, sedangkan bagian lainnya dibiarkan seperti semula dan ditanami tanaman penutup tanah
5d. TERAS INDIVIDU Teras yang dibuat hanya pada tempat-tempat yang akan ditanami tanaman pokok dan dibuat sejajar kontur. Bagian lainnya tetap seperti keadaan semula yang umumnya ditanami vegetasi penutup tanah. Teras ini dibuat pada lahan dengan kemiringan (10-50) % dengan curah hujan rendah. Cocok direncanakan untuk tanaman tahunan/perkebunan.
EMBUNG-EMBUNG MERUPAKAN BANGUNAN KONSERVASI AIR BERBENTUK KOLAM UNTUK MENAMPUNG AIR HUJAN DAN AIR LIMPASAN ATAU AIR REMBESAN DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN YANG BERDRAINASE BAIK TUJUAN SEBAGAI TEMPAT PERSEDIAAN AIR DI MUSIM KEMARAU DAN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN (PERTANIAN, PETERNAKAN DAN RUMAH TANGGA)