290 likes | 1.21k Views
Pengangguran dan Inflasi. Pengangguran. Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi suatu negara tingkat pengangguran Pengangguran (unemployment) , tidak berkaitan dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan.
E N D
Pengangguran Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi suatu negara tingkat pengangguran Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan. Pengangguran: adalah mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya.
Penduduk, angkatan kerja, dan pengangguran dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D., Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.71
Kategori penganggur Berdasar alasan mengapa menganggur. • Penganggur friksional menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi/kota penganggur sukarela (voluntary unemployment). • Penganggur Struktural belum bisa mendapatkan pekerjaan karena ketidakcocokkan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga kerja yang dicari. perlu dokter yang tersedia tenaga kesehatan bukan dokter. • Penganggur musiman karena kondisi ekonomi sedang mengalami resesi atau dalam kondisi menurun.
Pengangguran struktural • Tingkat/Profesi di masyarakat, misalkan : A1; A2; A3……………An • Sedangkan kebutuhan dan lapangan kerja yang tersedia adalah : B1; B2; B3 ………….. Bn. • Dengan asumsi B1 butuh A1, B2 butuh A2 ..dst. Volume A dan B pada masing-masing bidang seharusnya sama, sehingga semua orang bekerja sesuai keahlian dan pengalamannya.
Berdasar seberapa intensif dia menganggur. • Penganggur penuh tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali,(tidak melakukan aktivitas yang menghasilkan) • Setengah Penganggur bekerja kurang dari 35 jam seminggu (tidak sepenuhnya menganggur). • Penganggur terselubung seperti bekerja untuk mendapatkan upah tapi pekerjaan yang dilakukannya tidak produktif.
Edgar O. Edwards menggolongkan pengangguran menjadi lima bentuk. • Penganggur terbuka (open unemployment) • Penganggur sukarela • Penganggur terpaksa • Setengah Penganggur (under employment) bekerja kurang dari 35 jam seminggu (tidak sepenuhnya menganggur), orang yang bekerja malas-malasan, datang terlambat, pulang mendahului • Bekerja secara tidak penuh • Pengangguran tak kentara (disguised unemployment). • Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment). • Pensiun dini • Tenaga kerja lemah (impaired). • Tenaga kerja tidak produktif.
Bekerja (131,5 juta) Angkatan kerja (137,7) Populasi Orang dewasa (205,2 juta) Tidak Bekerja (6,2 jt) Tidak berada dalam angkatan kerja (67,5 juta) Bagaimana pengangguran diukur? Tingkat pengangguran = (jumlah penganggur/angkatan kerja) x 100 = (6,2/137,7) x100 = 4,5 % Tingkat partisipasi angkatan kerja = (angkatan kerja/populasi orang dewasa) x 100 = (137,7/205,2) x100 = 67,1 %
Mengapasetiapnegaraselaluadapengangguran. • Pencariankerja proses yang dilakukanolehpekerjadalamrangkamenemukanpekerjaan yang sesuaidenganselerakeahlianmereka • Peraturanupah minimum • Serikatpekerjadantawarmenawarkolektif tawarmenawarmenyangkutgajidankondisikerja, pemogokan • Teoriupahefisiensi upahdiatastingkatekuilibrium yang dibayarkanolehperusahaandalamrangkamenaikkanproduktivitaspekerja. • Kesehatankerja • Perputaranpekerja • Kerjakeraspekerja • Kualitaspekerja
Upah Kelebihan Tenaga kerja = pengangguran Penawaran Tenaga kerja Peraturan upah minimum Upah minimum WE Permintaan Tenaga kerja 0 LD LE LS Kuantitas tenaga kerja
Penyebab lain timbulnya pengangguran. • Pertumbuhan penduduk yang tinggi • Rendahnya laju investasi produktif • Siklus bisnis yang melemah • Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat • Strategi industri yang labor saving
Negara miskin dan berkembang Transisi ke- pendudukan Negara maju Pertumbuhan Penduduk nol Pola perkembangan kependudukan. kelahiran dan kematian per 1000 angka kelahiran tingkat kematian tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu kenaikan alamiah per 1000 penduduk tahap-I tahap-II tahap-III tahap-IV waktu
Siklus bisnis. GNP riil Siklus bisnis Tren pertumbuhan puncak dasar dasar waktu
Siklus bisnis: kontraksi dan ekpansi tak beraturan pada aktivitas ekonomi puncak Resesi puncak Kondisi bisnis puncak lembah ekspansi kontraksi Resesi Resesi lembah
4 2 Hukum Okun Perubahan dalam tingkat pengangguran 0 -2 -4 -2 0 2 4 6 8 10 Perubahan dalam GDP (%) Untuk setiap penurunan 2 persen GDP yang berhubungan dengan GDP potensial, angka pengangguran meningkat sekitar 1 persen Hukum Okun. Dikutip dari: Samuelson h.365
Inflasi (%) Kurva Phillips A I1 B I2 Kurva phillips 0 U1 U2 Pengangguran (%)
Penanggulangan Pengangguran. • Setiap tahun sekitar 1,3 juta penduduk tamat sekolah dan masuk ke bursa kerja. • Untuk menyerap itu perlu pertumbuhan ekonomi 1 % pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja. • Untuk menyerap angkatan kerja baru setidaknya diperlukan pertumbuhan ekonomi 6,5% per tahun. • Mendorong laju investasi efek penggandaan
Alternatif strategi mengatasi Pengangguran. • Peningkatan investasi kerjasama dengan pihak swasta diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif untuk berusaha. • Peningkatan kualitas SDM, pembenahan sektor pendidikan adanya kesesuaian dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. • Memotivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki prosfek perkembangan. • Mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk
Seberapa jauh Pengangguran perlu ditekan. • Penganggur friksional tidak menjadi prioritas bagi pemerintah • Pada kondisi tingkat pengangguran maksimum 5% dari angkatan kerja, ekonomi sudah dianggap dalam kondisi ekonomi penuh.
Inflasi • Inflasi:didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. • Kecenderungan yang dimaksud bukan terjadi sesaat. (lebaran, natal, tahun baru) • Kenaikan harga secara umum kenaikan harga hanya pada salah atu jenis barang tidak termasuk kategori inflasi • Penghitungan inflasi didasarkan pada sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat. • Di Indonesia, total produk yang disurvei sebanyak 744 komoditas, di 45 kota; Rata-rata tiap kota bervariasi antara 283 s/p 399 komoditas. • Bahan makanan • Makanan jadi, minuman, rokok,dan tembakau • Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar • Sandang • Kesehatan • Pendidikan, rekreasi, dan olah raga • Transpor, komunikasi,dan jasa keuangan.
Inflasi Indonesia dan beberapa negara dikutip dari: Bramantyo Djohanputra, MBA, Ph.D., Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, h.149
Penghitungan Inflasi • Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga: Inflasi = (P1 –P0)/P0 • P1 : harga barang atau jasa di akhir periode • P0 : harga barang dan jasa di awal periode • Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak : Inflasi = ( IHK 1Januari 2008 - IHK 1 Januari 2007 )/ IHK 1 Januari 2007
Jenis Inflasi: • Menurut besarnya: • Inflasi ringan ( dibawah 10%) • Inflasi sedang ( antara 10% s/p 30%) • Inflasi berat ( 30% s/p 100%) • Hiperinflasi ( di atas 100%) Samuelson dan Nordhaus mengkategorikan: • Low inflation (single digit inflation)di bawah 10% • Galloping inflation (double digit bahkan triple digit inflation) 20% -- 200% • Hiperinflation di atas 200%
Berdasarkan sumber inflasi: • Demand pull inflation, inflasi karena tarikan permintaan. • Cost push inflation, inflasi karena dorongan biaya. • Berdasarkan asal inflasi: • Domestic inflation • Foreign atau imported inflation
Teori inflasi: • Inflasi Inersia kecenderungan bahwa setiap tahun (setiap periode) orang percaya akan terjadi inflasi disebut juga inflasi harapan (expected inflation). • Inflasi menurut teori kuantitas dua penyebab: • jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat; • harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa yad memperparah terjadinya inflasi. • Inflasi akibat perang dan ketidakstabilan politik. • Inflasi menurut teori Keynes Inflasi terjadi karena beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup diluar batas kemampuannya”. Kelompok masyarakat: • Pemerintah • Pengusaha swasta • Serikat pekerja
Pertanyaan : • Bagi siapa inflasi menguntungkan? • Bagi siapa inflasi merugikan Pendapatan riil = pendapatan nominal/perubahan harga