280 likes | 742 Views
KLIMATOLOGI TERAPAN. IKLIM didifinisikan sebagai sintesis dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari ) dalam jangka panjang di suatu wilayah tertentu.
E N D
IKLIM didifinisikan sebagai sintesis dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari ) dalam jangka panjang di suatu wilayah tertentu. • CUACA adalah nilai sesaat dari Atmosfer, serta perubahan dalam jangka penbdek ( kurang dari satu jam s/d 24 jam) di suatu lokasi tertentu.
CUACA melingkupi ruang dan waktu yang lebih sempit dibanding IKLIM dan membutuhkan alat bantu analisis berupa ilmu matematika dan fisika. • IKLIM yang merupakan sintesis cuaca lebih memerlukan alat analisis statistika. Data yang tersaji hasil analisis statistika tersebut berupa data rata-rata, data ekstrim (maksimal dan minimal), peluang kejadian, dan frekwensi kejadian.
DATA Cuaca dan IKLIM dapat bersifat kontinu (terus-menerus/ berkesinambungan), biasanya disajikan dalam bentuk rata-rata, nilai maksimal dan nilai minimal. • Contoh UNSUR IKLIM: Suhu Udara; Kelembaban Udara, Tekanan Udara; Angin.
Data CUACA/IKLIM yang bersifat diskontinu (tdk berkesinambungan) disajikan dalam bentuk data total sehari; sebulan; semusim; setahun. • Contoh UNSUR IKLIM : Radiasi; Lama Penyinaran; Presipitasi dan Penguapan.
Ilmu yang Mengkaji tentang pemanfaatan Potensi Sumberdaya Iklim KLIMATOLOGI TERAPAN • Contoh: • KLIMATOLOGI PERTANIAN; • KLIMATOLOGI KELAUTAN; KLIMATOLOGI RUANG; • KLIMATOILOGI BANGUNAN; • KLIMATOLOGI PEDESAAN; • KLIMATOLOGI PERKOTAAN.
Berdasarkan Ruang Lingkup Kajiannya Klimatologi dibagi menjadi 3 : • Mikroklimatologi : Ilmu iklim yang membahas atmosfer sekitar ± 2 mdari permukaan tanah. Contoh: iklim kota, iklim hutan, iklim sawah. • Mesoklimatologi : Ilmu iklim yang membahas perilaku atmosfer dalam batas wilayah regional. Contoh: iklim Jatim. • Makroklimatologi : Ilmu Iklim yang menekankan pembahasannya pada wilkayah yang luas. Contoh: iklim Indonesia.
IKLIM KOTA • Iklim kota merupakan hasil dari interaksi faktor alami dan antropogenik. polusi udara, material permukaan perkotaan, dan emisi panas. • Iklim suatu kota dikendalikan oleh banyak faktor alam, baik pada skala makro (seperti. garis lintang) maupun pada skala meso (seperti topografi, badan air). Penggunaan lahan, jumlah penduduk, aktivitas industri dan transportasi, serta ukuran dan struktur kota, adalah faktor-faktor yang terus berkembang dan mempengaruhi iklim perkotaan
Setiap material permukaan mempunyai albedo berbeda yang mempengaruhi panas terserap di permukaan. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa albedo kawasan perkotaan hanya sekitar 10-15% (albedo untuk salju adalah lebih besar dari 80%) yang berarti banyak energi matahari yang datang diserap oleh suatu kota.
bahan bangunan yang digunakan untuk konstruksi kota pada umumnya dicirikan oleh kapasitas panas yang tinggi. • kombinasi albedo yang rendah dan kapasitas panas yang tinggi ini menciptakan karakter khusus pada kondisi atmosfer di perkotaan.
Energi yang cukup besar yang disimpan kota sepanjang siang hari, dilepaskan pada malam hari dengan proses yang sangat lambat. • Proses pendingingan di kawasan perkotaan ini jauh lebih lambat bila dibandingkan dengan pendinginan yang terjadi di kawasan non perkotaan yang memiliki jumlah vegetasi cukup banyak.
Pada tahun 2030, diperkirakan 60% penduduk dunia akan tinggal di kawasan perkotaan. • Pertambangan penduduk perkotaan menuntut adanya efisiensi dalam sistem ekonomi, termasuk efisiensi dalam intensitas penggunaan ruang
Penggunaan bahan-bahan kedap air dengan kapasitas panas yang tinggi merupakan faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap pemanasan di perkotaan. • Respon yang sering muncul terhadap gejala pemanasan ini adalah adanya peningkatan penggunaan energi untuk pendingin ruangan, yang memberikan respon balik dan memperkuat gejala pemanasan di perkotaan.
Respon dalam sistem perencanaan dan perancangan kawasan perkotaan dapat dilakukan salah satunya melalui desain perkotaan yang mempertimbangkan iklim. • Perencanaan penggunaan ruang kota menuntut konsistensi pembuatan keputusan-keputusan yang didasarkan pada pengetahuan mengenai keterhubungan unsur-unsur iklim dan elemen kota serta berbagai konsekuensi terhadap berbagai perubahan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan ruang : • Preservasi dan akuisisi ruang hijau • Pengamanan pertukaran udara lokal, yang menyangkut :a. Produksi udara dinginb. Suplay udara segarc. Pengembangan koridor hijaud. Pengembangan bentuk-bentuk bangunan yang menguntungkan
3. Menentukan tindakan untuk kontrol polusia. Terhadap kawasan industri dan komersialb. Terhadap home heatingc. Terhadap lalulintas
Peranan Ruang Hijau dalam Penentuan Iklim Mikro Perkotaan • 1. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara2. Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal3. Penyerap dan Penjerap Debu Semen4. Peredam Kebisingan5. Mengurangi Bahaya Hujan Asam6. Penyerap Karbon-monoksida7. Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen8. Penahan Angin9. Penyerap dan Penapis Bau 10. Mengatasi Penggenangan11. Ameliorasi Iklim12. Penapis Cahaya Silau
AGROKLIMAT • Curah hujan merupakan salah satu sumber daya alam yang didapatkan secara cuma-cuma, dan manfaatnya sangat besar dalam kehidupan manusia, khususnya perencanaan pola tanam pada sektor pertanian. • curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat dominan memberikan karakteristik dan potensi sumber daya agro-klimat di Indonesia.
AGROKLIMAT OLDEMAN • Untuk bulan basah berurutan ( agro-klimat utama ) A : daerah dng bulan basah > 9 bl berurutan.B : daerah dng bulan basah 7 – 9 bl berurutan.C : daerah dng bulan basah 5 – 6 bl berurutan.D : daerah dng bulan basah 3 – 4 bl berurutan.E : daerah dng bulan basah < 3 bl berurutan.
Untuk bulan kering berturutan ( stratifikasi kedua ) 1. daerah dng bulan kering < 2 bl berurutan.2. daerah dng bulan kering 2 – 4 bl berurutan.3. daerah dng bulan kering 5 – 6 bl berurutan.4. daerah dng bulan kering > 6 bl berurutan. • bulan basah = > 200 mm • bulan kering = < 100 mm,
A : Sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksinya kurang karena pada umumnya intensitas radiasi matahari rendah sepanjang tahun. • B1: Sesuai untuk padi terus menerus, perlu direncanakan mulai tanamnya. Produksi tanaman akan tinggi bila panen jatuh pada musim kering. • C1 :satu kali tanam padi dan dua kali tanaman palawija/tahun. • C2 : satu kali padi, palawija yang kedua jangan jatuh pada bulan kering. • D1 : satu kali padi dengan varietas genjah, produksi tinggi karena intensitas radiasi matahari tinggi, waktu untuk menanam palawija cukup. • D2 : hanya satu kali ditanam padi dan satu kali tanam palawija, tergantung pada adanya persediaan air irigasi. • E : pada umumnya selalu kering, hanya dapat satu kali tanam palawija dan tergantung adanya hujan.