410 likes | 2.57k Views
CEDERA KEPALA. Dr. Wiwin Sundawiyani. Lesi yg dapat timbul pada trauma kepala :. Kulit kepala robek atau mengalami perdarahan subkutan. Otot-otot dan tendo pd kepala mengalami kontusio. Perdarahan terjadi dibawah galea aponeurotika. Tulang tengkorak patah Gegar otak.
E N D
CEDERA KEPALA Dr. Wiwin Sundawiyani
Lesi yg dapat timbul pada trauma kepala : • Kulit kepala robek atau mengalami perdarahan subkutan. • Otot-otot dan tendo pd kepala mengalami kontusio. • Perdarahan terjadi dibawah galea aponeurotika. • Tulang tengkorak patah • Gegar otak. • Edema serebri traumatik. • Kontusio serebri. • Perdarahan subarahnoid. • Perdarahan epidural • Perdarahan subdural.
KLASIFIKASI BERDASARKAN PATOFISIOLOGI • Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan fungsi otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca cedera kepala. • Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat lesi neurologik yg jelas. • Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur tl. Tengkorak terbuka. BERDASARKAN GCS: • GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bl ada lucid interval/ riw. kesdran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral + tanda-tanda vital. • GCS 9-12 : Cedera kepala sedang prks dan atasi gangg. Nafas, pernafasan dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera orga lain, CT scan kepala, obsevasi. • GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg GCS ringan /sedang.
Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan kepala, mata, hidung, ekstremitas bila tdpt luka diberikan penanganan, ukuran luka dicatat.. • Pemeriksaan neurologis : GCS, tanda tekanan intrakranial meningkat (pusing/sakit kepala, mntah, kedran menurun, kdg kejang). Pupil, defisit neurologis lain (lateralisasi, paresis saraf kranialis ). • Rontgen kepala, CT scan otak
EPIDURAL HEMATOM • Pengumpulan darah diantara tengkorak dg duramater. Biasanya berasal dari arteri yg pecah oleh karena ada fraktur atau robekan langsung. • Gejala (trias klasik) : • Interval lusid. • Hemiparesis/plegia. • Pupil anisokor. Diagnosis akurat dg CT scan kepala : perdarahan bikonveks atau lentikulerdi daerah epidural.
Hematom Intraserebral • Terkumpulnya darah secara fokal yg diakibatkan oleh regangan atau rotasional thd pemb. Drh intraparenkim otak/ cedera penetrans. • Gamb. Khas lesi pdrh diantara neuron otak yg relatif normal. Tepi bisa tegas/ tidak tergantung apakah ada oedem otak/tidak. • Perdrhan intraserebral bs timbul bbrp hr kmd ssdh trauma monitor dg pem. Tanda vital, pem. Neurologis, bila perlu CT scan ulang.
SUBDURAL HEMATOM • Perdrhan yg mengumpul diantra korteks serebri dan duramater regangan dan robekan vena-vena drainase yg tdpt di rongga subdural ant. Permk. Otak dg sinus duramater. • Gjl klinik biasany tdk terlalu hebat kecuali bila terdapat efek massa. • Berdsrkan kronologis SDH dibagi mjd : • SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma. • SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma. • SDH khronis : > 21 hari. gamb. CT scan kepala tdp lesi hiperdens bbtk bulan sabit yg srg tjd pada daerah yg berseberangan dg trauma (Counter Coup)
Tindakan op. dilakukan bila pdrh > 40 cc. • Bila komplikasi akut : gangg. Parenkim otak, gangg. Pemb. Drh arteri. • Bila tidak ada komplikasi disebabkan : atrofi otak mybbkan perdrhan dan putusnya vena jembatam, gangg. Pembekuan. • Tindakan operasi dilakukan bila : • Perdarahan berulang. • Kapsulisasi. • Lobulat (multilobulat) • Kalsifikasi.
Subarachnoid Hematom • Perdrhan fokal di daerah subarahnoid. CT scan terdpt lesi hiperdens yg mengikuti arah girus-girus serebri daerah yg berdktan dg hematom. • Gjl klinik = kontusio serebri. • Penatalaks : perwatan dg medikamentosa dan tidak dilakukan op.
EDEMA SEREBRI • Tertimbunnya cairan yg berlebihan baik pd ruang inti atau ekstra sel otak. (berbeda dg pembengkaan otak krn tumor, abses) • Pybb scr umum krn meningkatnya kdr air di jar. Otak disbbkan oleh meningkatnya permeabilitas pemb. Drh otak/ kerusakan sawar darah otak. • Pembagian edema serebri : • Edema vasogenik : permeabilitas pemb. Drh ↑. • Edema sitotoksik : disbbkan krn jaringan saraf mengalami hipoksia.
FRAKTUR IMPRESI • Ada 2 macam fraktur impresi : • Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan benda keras yg mengakibatkan tulang kepala melesak kedlm dg membrkan tekanan/tdk thdp parenkim otak tanpa mengakibatkan robeknya kulit kepala dan hub. Dg dunia luar. • Impresi fraktur terbuka : impresi tulang kepala + robekan kulit kepala dan tjd hub. Dg dunia luar, bila impresi hebat dpt tjd ribekan pada duramater. pem. Fisik dilakukan cermat utk menentukan op. segera/ terencana atau konservatif.
PENATALAKSANAAN • Airway, Breathing, Circulation. • Membersihkan hidung dan mulut dari darah dan muntahan • Melonggarkan pakaian yang ketat. • Menghisap lendir dari mulut, tenggorok dan hidung. • Bila ada gigi palsu sebaiknya dikeluarkan. • Bila perlu pasang pipa endotrakhea atau lakukan trakheostomi • O diberikan bila tidak ada hiperventilasi. • Posisi tidur sebaiknya miring kecuali bl ada kecurigaan fraktur servikal. • Pd CKB kepala ditinggikan 20-30º dg kepala dan dada dlm 1 bidang. Jgn fleksi/ laterofleksi. • Cairan : 1500-2000 cc/hr. pd awal dpt dibrkan cairan RL atau KaEn 3B. Bl tdp td edema serebri hati2 dg jmlh cairan Balans cairan !
OPERATIF • tergantung K.U pasien. • Pd trauma tertutup : • Fraktur impresi. • EDH. • SDH akut • ICH • Pd trauma terbuka : • Perlukaan kranioserebral, fraktur multipel, dura yg robek, + laserasi otak. • Liquorhoe (keluar cairan otak) • Pneumocephali (terisi udara). • Corpus alienum (benda asing). • Luka tembak pada kepala